Pendahuluan
Cost-effectiveness threshold
Penutup
Pendahuluan
SK pendirian Pusat Kajian
4
Struktur
organisasi
5
Kebijakan Program Jenis Kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan 1. Pelatihan dan workshop bagi stake holder yang
terkait dengan jaminan nasional secara
berkelanjutan.
2. Pengembangan metode pembelajaran
Farmakoekonomi
1. Penelitian dengan fokus pada pengembangan
Penelitian dan
metode Farmakoekonomi Kegiatan
Pengembangan
2. Melakukan Penelitian Analisis Farmakoekonomi pada Pusat Kajian
teknologi kesehatan dengan Cost-effectivenness
analysis, cost-utility analysis, cost-benefit analysis,
dan Budget Impact Analysis.
Total biaya 3.598.148.004 135.916.664 71.878.396 100 Diagnosa awal 21 33.301.245 2.776.703 1.187.013 1,97
Kemoterapi 20 526.287.733 26.914.576 12.999.174 19,11
Diagnosa awal 26 49.900.252 2.638.380 913.230 1,57 Pemeriksaan 21 203.565.794 12.160.090 6.016.817 8,64
penunjang
Kemoterapi 23 525.790.826 28.154.341 9.807.332 16,70
Radiasi 13 391.860.846 29.283.042 8.306.060 17,37 Rawat Inap per 7 106.932.939 15.276.134 9.433.101 10,85
kunjungan
Terapi Lanjutan
Terapi rutin 26 2.050.245.987 78.855.615 32.641.223 46,78 Total biaya 2.223.163.478 140.811.690 65.605.093 100
Pemeriksaan penunjang 26 218.721.676 10.407.596 6.183.200 6,17
Total biaya 3.486.632.635 168.578.439 70.467.501 100 (Ria Etikasari, Tri Murti Andayani, Dwi Endarti, Kartika Widayati)
ANALISIS FARMAKOEKONOMI AROMATASE INHIBITOR GENERASI KETIGA
PADA TERAPI KANKER PAYUDARA ER+ HER2- PASCAMENOPAUSE
Nilai utility berdasarkan health state 5-y DFS dari anastrozole, letrozole &
eksemestan
EQ5D Index Score
Terapi hormon 5-y DFS (bulan)
Health state
95% CI of mean Anastrozol 49,8
Mean SD SE p
Lower Upper Letrozol 58,25
Free metastasis 0.871 0.103 0.837 0.906 0.018 .000
Exemestan 53,12
Locoregional 0.768 0.188 0.716 0.821 0.027
metastasis
Distant metastasis 0.584 0.444 0.451 0.717 0.068
Kesimpulan
• Biaya langsung medis per pasien pada periode DFS adalah Rp136.928.725
± Rp69.335.359 untuk anastrozol, Rp141.899.304 ± Rp70.674.591 untuk
letrozol dan Rp164.791.336 ± Rp75.260.051 untuk eksemestan
• Terapi hormon letrozol memiliki nilai ICER per effectiveness yang lebih kecil
daripada eksemestan yaitu Rp7.058.810 versus Rp100.708.233 per tahun
• Letrozol memiliki value for money dengan nilai ICER per QALYs lebih kecil
daripada eksemestan yaitu Rp4.567.903 versus Rp42.702.881 pada
perspektif provider dan Rp22.354.541 versus Rp57.450.415 pada
perspektif societal
Keterangan: Sembuh
---------------------------
----------- Decision node Pneumonia
---------------------------
----------- Chance node
ANALISIS FARMAKOEKONOMI ---------------------------
----------- Terminal node Meninggal
VAKSINASI PNEUMOCOCCAL
CONJUGATE VACCINE (PCV) 10 DAN Sembuh
13 PADA INVASIVE DISEASES ANAK
Sepsis
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Meninggal
Tidak dilakukan
Health State Nilai Utilitas QALYs vaksinasi
EQ-5D Sembuh
Pneumonia (sembuh) 0,668 3,34
Nilai ICER vaksinasi PCV-10 dibandingkan dengan tanpa vaksinasi menurut perspektif societal
dan perspektif provider
Pilihan Total Cost Total QALYs Incremental Cost Incremental QALYs ICER
1. Vaksin menggunakan Harga Pasar
a. Perspektif Societal
Tidak divaksinasi 303.819 4,965 3.825.593 0,014 278.523.040
Vaksinasi PCV-10 4.129.412 4,979
b. Perspektif Provider
Tidak divaksinasi 197.267 4,965 3.868.068 0,014 281.615.475
Vaksinasi PCV-10 4.065.335 4,979
2. Vaksin menggunakan Harga UNICEF
a. Perspektif Societal
Tidak divaksinasi 303.819 4,965 1.497.408 0,014 109.019.086
Vaksinasi PCV-10 1.801.227 4,979
b. Perspektif Provider
Tidak divaksinasi 197.267 4,965 1.539.883 0,014 112.111.521
Vaksinasi PCV-10 1.737.150 4,979
ANALISIS FARMAKOEKONOMI VAKSINASI PNEUMOCOCCAL CONJUGATE VACCINE (PCV) 10
DAN 13 PADA INVASIVE DISEASES ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Nilai ICER vaksinasi PCV-13 dibandingkan dengan tanpa vaksinasi menurut perspektif societal
dan perspektif provider
Pilihan Total Cost Total QALYs Incremental Cost Incremental QALYs ICER
1. Vaksin menggunakan Harga Pasar
a. Perspektif Societal
Tidak divaksinasi 303.954 4,965 4.980.290 0,013 370.165.254
Vaksinasi PCV-13 5.284.245 4,978
b. Perspektif Provider
Tidak divaksinasi 197.267 4,965 5.032.309 0,013 374.031.584
Vaksinasi PCV-13 5.229.575 4,978
2. Vaksin menggunakan Harga UNICEF
a. Perspektif Societal
Tidak divaksinasi 303.954 4,965 1.490.041 0,013 110.748.883
Vaksinasi PCV-13 1.793.996 4,978
b. Perspektif Provider
Tidak divaksinasi 197.267 4,965 1.542.060 0,013 114.615.212
Vaksinasi PCV-13 1.739.326 4,978
ANALISIS FARMAKOEKONOMI VAKSINASI PNEUMOCOCCAL CONJUGATE VACCINE (PCV) 10
DAN 13 PADA INVASIVE DISEASES ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Kesimpulan
• Biaya vaksinasi PCV 10 dan 13 menurut perspektif societal dan perspektif provider
didominasi oleh harga vaksin apabila menggunakan harga pasar (63,77%).
• Dengan skema harga vaksin alternatif yaitu menggunakan harga UNICEF yang jauh
lebih murah, yaitu hanya 10,84% dari total biaya vaksinasi.
• Berdasarkan perhitungan optimasi harga vaksin yang dapat memenuhi efektivitas
biaya, yaitu apabila nilai ICER sesuai 3 GDP, diperoleh harga vaksin PCV-10 sebesar
Rp277.640 untuk perspektif societal dan Rp267.021 untuk perspektif provider,
sedangkan harga vaksin PCV-13 sebesar Rp270.563 untuk perspektif societal dan
Rp257.559 untuk perspektif provider.
• Vaksinasi PCV 10 dan 13 tidak cost effective diterapkan pada anak di D.I.
Yogyakarta dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan vaksinasi apabila
menggunakan harga vaksin sesuai dengan harga pasar, namun dapat cost effective
apabila menggunakan harga UNICEF.
COST UTILITY ANALYSIS PENGGUNAAN ASAM ZOLEDRONAT PADA PASIEN
PREMENOPAUSAL EARLY BREAST CANCER DENGAN HORMON RESPONSIF
Kesimpulan
• Manfaat penambahan asam zoledronat adalah peningkatan QALYs sebesar 2,45.
• Perhitungan nilai ICER dengan skenario pemberian terapi endokrin tamoksifen
selama 5 tahun dengan berbagai regimen kemoterapi adalah Rp 97.317.090-
97.389.675 per QALY.
• Nilai ICER dengan skenario pemberian tamoksifen selama 10 tahun adalah Rp
97.204.008-97.276.614 per QALY.
• Sedangkan nilai ICER dengan skenario pemberian tamoksifen 5 tahun dilanjutkan
dengan aromatase inhibitor 5 tahun adalah Rp 97.094.288 - 97.166.894 per
QALY.
• Dari semua skenario tersebut nilai ICER yang diperoleh lebih kecil dibandingkan
cost effectiveness threshold sehingga terbukti cost effective
ANALISIS FARMAKOEKONOMI ASAM ZOLEDRONAT DAN ASAM IBANDRONAT
SEBAGAI TERAPI METASTASE TULANG PADA MULTIPLE MYELOMA
Kesimpulan
• Unit biaya dari biaya medis obat asam zoledronat setiap siklus lebih murah dari pada
asam ibandronat (Rp. 1.765.430 ± Rp. 321.754 versus Rp.2.513.438 ± Rp. 344.292).
Biaya diagnosa dan initial terapi pada pasien pada kondisi No SRE lebih murah dari pada
pasien dengan kondisi SRE (Rp. 13.709.949 ± Rp. 10.698.529 versus Rp. 40.160.415
± Rp. 27.008.910). Biaya penanganan ONJ per kasus adalah Rp.38.366.858 ± Rp.
19.852.866 sedangkan biaya penanganan toksisitas renal per kasus adalah
Rp.13.280.273 ± Rp. 7.400.123.
• Nilai ICER per efektivitas dalam mencegah SRE asam zoledronat dibandingkan asam
ibandronat adalah – Rp 108.467.458 per tahun.
• Hasil analisa ICER/QALY adalah – Rp. 17.394.174 pada perspektif provider dan nilai
ICER/QALY pada perspektif societal adalah –Rp. 66.779.394. Nilai ICER/QALY
menunjukan asam zoledronat cost-effective dan cost saving terhadap asam ibandronat.
Pengukuran
utility • Euro_Quality of life-5
• Skala 0 (ekuivalen dimension (EQ-5D)
• Langsung (VAS, SG, TTO)
dgn meninggal) • Short-Form 6 dimension
• Lebih kompleks
sampai 1 (full health) (SF-6D)
• Memerlukan waktu lama
• Health Utility Index (HUI)
• Preference-based instrumen
• Quality of well being
• Sistim klasifikasi status (QWB)
kesehatan sederhana
Utility
• Perhitungan skore utility
menggunakan algoritma yg
Preference-based
sudah tervalidasi instrument
27
Pickard et al. (2005) → perubahan
nilai utility dg SF-6D berkaitan
dengan mental status, sedangkan
pada HUI & EQ-5D berkaitan dg
daily function & disability
28
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK PENGUKURAN KUALITAS HIDUP DALAM
STUDI FARMAKOEKONOMI DAN HTA DI INDONESIA
• Dikembangkan dr SF-36
• Terdiri dari 6 dimensi (fungsi fisik,
keterbatasan peran, fungsi sosial,
nyeri, kesehatan mental, dan vitalitas)
• Terdiri dari 4-6 level
• Menggambarkan 18.000 status
kesehatan dg rentang skore utility dari
0.29 – 1.00
• Algoritma untuk skoring sdh
dikembangkan oleh University of
Sheffield menggunakan metode
standar gamble (SG)
29
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK
PENGUKURAN KUALITAS HIDUP DALAM STUDI
FARMAKOEKONOMI DAN HTA DI INDONESIA
Quality of well-Being (QWB)
• QWB-SA direlease sejak th 1997
• Dikembangkan dari health status index oleh
JW Bush et al di UCSD
• Self-administration
• Terdiri dari 74 item pertanyaan : (Kaplan et
al., 1998; Sarkin et al., 2013; Busija et al., 2011)
• 58 gejala (19 gejala kronik & 25 gejala
akut, 14 gejala mental)
• Self-care (3 item mobility & 3 item usual
activity)
• Aktivitas fisik (8 item)
• Skore → algoritma dikembangkan oleh Kaplan
et al.
• 1 – domain gejala (CPX), self care &
mobility (MOB), aktifitas fisik (PAC), self
care & usual activity (SAC) (Sarkin et al.,
2013; Kaplan et al., 1997)
30
31
Cost-effectiveness threshold
PENGEMBANGAN METODE DALAM STUDI FARMAKOEKONOMI :
ESTIMASI WTP/QALY SEBAGAI COST-EFFECTIVENESS THRESHOLD
DI INDONESIA
35
Kuesioner WTP per QALY
PENGEMBANGAN METODE DALAM STUDI FARMAKOEKONOMI :
ESTIMASI WTP/QALY SEBAGAI COST-EFFECTIVENESS THRESHOLD
DI INDONESIA
Nilai estimasi WTP per QALY populasi umum dengan metode wawancara tatap muka
WTP per QALY (Rp) Penyakit moderate Penyakit terminal Life saving
• Survei:
➢ wawancara tatap muka terhadap populasi umum di 5 Provinsi di Indonesia (Aceh,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, dan Papua Barat): 1500 responden
PENGEMBANGAN METODE DALAM STUDI FARMAKOEKONOMI :
ESTIMASI WTP/QALY SEBAGAI COST-EFFECTIVENESS THRESHOLD
DI INDONESIA
• Kriteria Inklusi
• Orang sehat dengan rentang usia 18 – 65 tahun
• Jumlah Sampel
• Pendekatan aspek representasi → mempertimbangkan keterwakilan skenario hipotesis (5
skenario), skenario penawaran dari intervensi kesehatan (2 skenario), keterwakilan lokasi (10
lokasi), keterwakilan wilayah administratif (2 wilayah), dan sampel minimal untuk dapat dianalisis
(30 sampel);
• Dengan pertimbangan tersebut, besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 3,000
responden
• Metode Sampling
• Pertimbangan→ keterwakilan provinsi, letak geografis (pulau), pembagian regional untuk tarif INA-
CBGs, kapasitas fiskal provinsi, dan Produk Domestik Bruto per kapita tahun 2021;
• Pertimbangan lain yang digunakan untuk memilih individu sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah keterwakilan kelompok usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah pendapatan, dan
jenis asuransi yang digunakan.
KAJIAN PENETAPAN CE-THRESHOLD INDONESIA
DARI SISI DEMAND
Penutup
• Hasil analisis biaya dan cost of illness dapat digunakan
sebagai data pendukung untuk alokasi sumber daya dan
evaluasi pembiayaan pada pelayanan kesehatan.
• Hasil analisis cost-effectiveness dan cost utility analysis dapat
mendukung kebijakan pengobatan, manajemen
formularium,dan keputusan klinik.
TERIMA KASIH