Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMASI KLINIK

“PELAYANAN INFORMASI OBAT ”

Disusun Oleh :

1.    Noneng Kurniasih        NIP. 196906271989032003

PUSKESMAS BOGOR SELATAN


Jl Batutulis No 82

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin,  puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah
SWT, serta shalawat dan salam  sayasampaikan pada nabi Muhammad SAW, sehingga saya
dapat menyelesaikan  makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan saya membuat makalah ini yaitu untuk lebih memahami dalam pemberian
PIO ( Pemberian Informasi Obat ). Semoga makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat dan
berguna, khususnya bagi saya sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
siap menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dibidang farmasi khususnya dan di
bidang kesehatan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


                                                              

          Bogor, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................       i


KATA PENGANTAR ......................................................................................      ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................      1
1.1 Latar Belakang  ..................................................................................      1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................      2
1.3 Tujuan .................................................................................................      3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................      4
2.1   Definisi Pelayanan Informasi Obat ..................................................      4
2.2   Ruang Lingkup Pelayanan Informasi Obat ......................................      5
2.3   Tujuan dan Prioritas Pelayanan Informasi Obat ...............................      7
2.4   Fungsi Pelayanan Informasi Obat ....................................................      8
2.5   Langkah-Langkah Pelayanan Informasi Obat ..................................      8
2.6   Sumber Informasi Obat ....................................................................    10
2.7   Sasaran Pelayanan Informasi Obat ...................................................    12
2.8   Metode Pelayanan Informasi Obat ...................................................    14
2.9   Strategi Pencarian Informasi Secara Sistemik ..................................    14
2.10 Metode Menjawab Pertanyaan Informasi ........................................    16
2.11 Kategori Pelayanan Informasi Obat .................................................     17
2.12 Dokumentasi Pelayanan Informasi Obat ..........................................    17
2.13 Evaluasi Kegiatan .............................................................................    17
2.14 Konseling ..........................................................................................    18
BAB III PENUTUP ..........................................................................................    19
3.1    Kesimpulan ........................................................................................    19
3.2    Saran ..................................................................................................    19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................    20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Obat merupakan komponen esensial dari suatu pelayanankesehatan dan sudah merupakan
kebutuhan pokok masyarakat. Untuk itu masyarakat setelah menerima pelayanankesehatan
beserta obat tentunya perlu mendapatkan informasi tentang penggunaan obatnya agar dapat
dipergunakan dengan benar.
Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, sudah tentu mutlak
diperlukan suatu pelayanan yang bersifat terpadu komprehensiv dan profesional dari para profesi
kesehatan. Puskesmas adalah merupakan salah satu unit/instansi kesehatan yang sangat vital dan
strategis dalam melayani kesehatan masyarakat, dimana aspek pelayanan sangatlah dominan dan
menentukan.
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
tidak terpisahkan, salah satu aspek pelayanan kefarmasian yaitu pelayanan informasi obat yang
diberikan oleh apoteker kepada pasien dan pihak-pihak terkait lainya. Informasi obat adalah
suatu bantuan bagi dokter dalam pengambilan keputusan tentang pilihan terapi obat yang paling
tepat bagi seorang pasien.
Pelayanan informasi obat yang diberikan tersebut tentulah harus lengkap, obyektif,
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang bermutu dan selalu baru up to date mengikuti
perkembangan pelayanan kesehatan. Dengan Pelayanan Informasi Obat yg penyediaan dan
penggunaan obat yang rasional yakni sesuai kebutuhan, efektif, aman, nyaman bagi pasien.
Pada dasarnya Pelayanan Informasi Obat merupakan salah satu bagian, cabang dari
Pelayanan Farmasi Klinis. Pelayanan informasi obat dan pelayanan farmasi klinis menanggapi
keprihatinan terhadap masyarakat akan mortalitas dan morbiditas yang terkait dengan pengunaan
obat, kerasionalan pengunaan obat, semakin meningkatnya biaya perawatan pasien dikarenakan
makin meningkatnya biaya obat dan makin tingginya harapan masyarakat, ledakan medis serta
ilmiah.
Mengingat demikian pentingnya fungsi dari pelayanan informasi obat di Puskesmas, maka
diperlukan suatu acuan atau pedoman. Maka dari itu makalah ini dibuat oleh penyusun dan
dijelaskan berdasarkan sumber yang didapatkan.

1.2  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a.    Apa definisi dari pelayanan informasi obat?
b.    Apa ruang lingkup dari pelayanan informasi obat?
c.    Apa tujuan dan prioritas pelayanan informasi obat?
d.   Apa fungsi-fungsi pelayanan informasi obat?
e.    Apa saja langkah-langkah sistematis pelayanan informasi obat oleh petugas?
f.     Apa saja sumber-sumber informasi obat?
g.    Apa sasaran dari informasi obat?
h.    Apa  metode pelayanan informasi obat?
l.      Apa saja dokumentasi pelayanan informasi obat?
1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Makalh ini dibuat untuk memberikan pelayanan informasi obat di Puskesmas , sehingga
diharapkan kualitas pelayanan kefarmasian di Puskesmas akan lebih meningkat.
a.     Pembaca dapat mengetahui dan memahami definisi dari pelayanan informasi obat.
b.    Pembaca dapat mengetahui dan memahami ruang lingkup dari pelayanan informasi obat.
c.     Pembaca dapat mengetahui dan memahami tujuan dan prioritas pelayanan informasi obat.
d.    Pembaca dapat mengetahui dan memahami fungsi-fungsi pelayanan informasi obat.
e.     Pembaca dapat mengetahui langkah-langkah sistematis pelayanan informasi obat oleh petugas.
f.     Pembaca dapat mengetahui dan memahami sumber-sumber informasi obat.
g.    Pembaca dapat mengetahui sasaran dari informasi obat.
h.    Pembaca dapat mengetahui dan memahami metode pelayanan informasi obat.
i.     Pembaca dapat mengetahui metode menjawab pertanyaan informasi.
j.    Pembaca dapat mengetahui dan memahami kategori pelayanan informasi obat.
k.   Pembaca dapat mengetahui dokumentasi pelayanan informasi obat.
l.  Pembaca dapat mengetahui evaluasi kegiatan pelayanan informasi obat.
m. Pembaca dapat mengetahui definisi dan tujuan konseling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Definisi Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien (Anonim, 2004).
Definisi pelayanan informasi obat adalah pengumpulan, pengkajian, pengevaluasian,
pengindeksan, pengorganisasian, penyimpanan, peringkasan, pendistribusian, penyebaran serta
penyampaian informasi tentang obat dalam berbagai bentuk dan metode kepada pengguna nyata
yang mungkin (Siregar, 2004).
PIO sebagai kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi
secara akurat, terkini baik kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Kegiatan yang dilakukan dalam PIO dapat berupa:
a.  Pemberian informasi kepada konsumemn secara aktif maupun pasif melalui surat, telfon, atau
tatap muka,
b. Pembuatan leaflet, brosur, maupun poster terkait informasi kesehatan,
c.  Memberikan informasi pada panitia farmasi terapi dalam penyusunan formularium Puskesmas
d. Penyuluhan,
e.  Penelitian.
Adapun ciri-ciri pelayanan informasi obat meliputi:
a.    Mandiri (bebas dari segala bentuik keterikatan),
b.    Objektif (sesuai dengan kebutuhan),
c.    Seimbang,
d.   Ilmiah,
e.    Berorientasi kepada pasien dan pro aktif.

2.2    Ruang Lingkup Pelayanan Informasi Obat


Ruang lingkup jenis pelayanan informasi obat di Puskesmas, antara lain:
a.    Pelayanan Informasi Obat untuk Menjawab pertanyaan dari pasien maupun dari tenaga
kesehatan lain dalam bentuk tatap muka, telephon ataupun pesan whatssap

b.    Pelayanan Informasi Obat untuk memberikan dan menyebarkan informasi kepada masyarakat
baik secara aktif dan pasif
c.    Pelayanan Informasi Obat dalam pemberian pelatihan bagi kader, tenaga kesehatan lain dan
siswa -siswi Sekolah Menengah Farmasi yang PKL (Praktek kerja lapangan),Pelayanan
Informasi kepada guru Sekolah
d.   Pelayanan Informasi Obat berupa penyuluhan kepada masyarakat misalnya di Posyandu,
Posbindu, Kelas Balita
e.    Pelayanan Informasi Obat dilakukan didalam gedung Puskesmas
f. Membuat buletin,leaflet,label,poster d
2.3    Tujuan dan Prioritas Pelayanan Informasi Obat
a.      Tujuan Pelayanan Informasi Obat
1.      Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan Puskesmas,
pasien dan Masyarakat
2.. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat
( contoh: Kebijakan permintaan obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas,harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai)
3. Menunjang Penggunaan obat rasional.

b.      Proritas Pelayanan Informasi Obat


Sasaran utama pelayanan informasi obat adalah penyempurnaan pengetahuan pasien/
tenaga kesehatan lainnya tentang obatt yang rasional.Oleh karena itu, prioritas harus diberikan
kepada emua pasien yang berobat tentang obat yang didapatkannya.

2.4    Fungsi Pelayanan Informasi Obat


Fungsi pelayanan informasi obat antara lain:
a.  Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di Wilayah
Puskesmas Bogor Selatan
b.  Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan kebijakan yang berhubungan dengan obat,
terutama bagi Komite Farmasi dan Terapi dalam penyusunan Formularium Puskesmas
c.  Meningkatkan profesionalisme apoteker,
d. Menunjang terapi obat yang rasional,
e.  Meningkatkan keberhasilan pengobatan.

2.5    Langkah-Langkah Pelayanan Informasi Obat


Langkah-langkah sistematis pemberian informasi obat oleh petugas PIO :
a. Pelayanan Informasi Obat di dalam gedung kepada pasien:
Pertama-tama pasien menyerahkan resep, setelah kita lakukan pengkajian administratip,
dispensing sampai obat diserahkan, Pasien dipanggil, kemudian croscek data nama pasien,
tanggal lahir, alamat,setelah selesai petugas memberi penjelasan kepada pasien tentang obat
yang didapat, mulai dari nama obat, sediaan, dosis, cara pakai, penyimpanan, indikasi, kontra
indikasi, stabilitas, efek samping, interaksi obat, setelah selesai lalu pasien ditanya, apakah
pasien paham dengan penjelasan tadi, kalau pasien ada yang belum paham maka diterangkan
lagi informasinya, apabila pasien sudah paham maka pasien diminta untuk menjelaskan kembali
tentang informasi yang disampaikan, setelah pasien paham dan mengerti pasien menandatangani
form informasi obat yg telah disediakan.
b. Pelayanan Informasi Obat kepada sesama petugas kesehatan:
Pelayanan informasi obat disampaikan di lokmin bulanan Puskesmas atau melalui Whatssap,
c. Pelayanan informasi obat kepada masyarakat:
- Pelayanan informasi obat di Posyandu/ Posbindu/ kelas balita disampaikan dengan metode
penyuluhan tentang obat (swamedikasi), atau metode tatap muka ( konseling )
Penyuluhan disampaikan kepada pengunjung Posyandu/ Posbindu/ kelas balita dengan
materi swamedikasi, atau terapi gaya hidup sehat, setelah selesai dilakukan Tanya jawab.
Konseling pasien dilakukan secara tatap muka terutama pasien prolanis, ibu hamil,
pamantau pasien jiwa dll.
- Pelayanan informasi obat dengan mengadakan pelatihan kader Posyandu/ posbindu
Kader Posyandu/ Posbindu di wilayah diundang ke Puskesmas dan diberikan pelatihan
dengan beberapa metode.
- Pelayanan informasi obat kepada guru atau siswa-siswi dan orangtua murid di sekolah
Pelayanan informasi obat kepada guru dilakukan ketika apoteker bersama program UKS
diberi tugas untuk mendistribusikan tablet tambah darah ke Sekolah. Pemberian informasi
obat kepada siswa-siswi disampaikan pada saat orientasi murid baru, guru mengundang tim
dari Puskesmas untuk memberikan penyuluhan/ edukasi
- Pelayanan informasi obat melalui pesan whatssap
Pasien prolanis, pasien jiwa, pasien epilepsi diberi nomor kontak whatssap Apoteker, pasien
tersebut bisa konseling tentang permasalahan obat yang dikonsumsinya.
I

2.6    Sumber Informasi Obat


a.    Sumber daya, meliputi :
1.      Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker, dokter gigi, tenaga kesehatan lain merupakan sumber
informasi obat.
2.      Pustaka
Terdiri dari majalah ilmiah, buku teks, laporan penelitian dan Farmakope.
3.      Sarana
Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, handphone dan perpustakaan.
4.      Prasarana
Industri farmasi, Badan POM, Pusat informasi obat, Pendidikan tinggi farmasi, Organisasi
profesi (dokter, apoteker, dan lain-lain).
5.      Sumber informasi lainnya
Selain sumber informasi yang sudah disebutkan diatas, masih terdapat beberapa sumber
informasi obat lainnya. Diantaranya informasi obat dari media massa, leaflet, brosur, etiket dan
informasi yang berasal dari seorang Medical Representative.
b.    Pustaka sebagai sumber informasi obat
Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), MIMS, Farmakologi dan Terapi,
serta buku-buku lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur
obat yang berisi:
1.         Nama dagang obat jadi
2.         Komposisi
3.         Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
4.         Dosis pemakaian
5.         Cara pemakaian
6.         Khasiat atau kegunaan
7.         Kontra indikasi (bila ada)
8.         Tanggal kadaluarsa
9.         Nomor ijin edar/nomor regristasi
10.     Nomor kode produksi
11.     Nama dan alamat industry
Sumber informasi obat mencakup dokumen, fasilitas, lembaga dan manusia. Dokumen
mencakup pustaka farmasi dan kedokteran, terdiri atas majalah ilmiah, buku teks, laporan
penelitian dan farmakope. Fasilitas mencakup fasilitas ruangan, peralatan computer, internet,
perpustakaan dan lain-lain. Lembaga mencakup industry farmasi, Badan POM, pusat informasi
obat, pendidikan tinggi farmasi, organisasi profesi dokter dan apoteker. Manusia mencakup
dokter, dokter gigi, perawat, apoteker dan professional kesehatan lainnya di rumah sakit.
Apoteker yang ,emgadakan pelayanan informasi obat harus mempelajari juga cara terbaik
menggunakan berbagai sumber tersebut. Pustaka obat digolongkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:

2.7    Sasaran Pelayanan Informasi Obat


Yang dimaksud dengan sasaran informasi obat adalah orang, lembaga, kelompok orang,
kepanitiaan, penerima informasi obat, seperti dibawah ini :
1.    Dokter
2.    Perawat
3.    Pasien dan keluarga pasien
Informasi yang dibutuhkan pasien dan keluarga pasien pada umumnya adalah informasi prak
4.    Apoteker
5.    Kelompok, Tim, Kepanitiaan
Selain kepada perorangan, apoteker juga memberikan informasi obat kepada kelompok
professional kesehatan, misalnya mahasiswa. Kepanitiaan tim penyususun formularium yang
memerlukan informasi obat antara lain : panitia farmasi dan terapi

2.8    Metode Pelayanan Informasi Obat


Metode pelayanan informasi obat:
a.    Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker
b.    Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, maupun diluar jam kerja
(melalui pesan whatssap)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
    Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk
memberi informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat,
profesi kesehatan lainnya dan masyarakat di wilayah Puskesmas

3.2 Saran
Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan kedepannya agar
penyusun dapat menyajikan karya tulis yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan No.Hk.00.Dj.Ii.924
Tentang Pembentukan Tim Penyusun Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.

Anonim. 2006. Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian Di Sarana Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Anonim. 2006, Pedoman Pelayanan Informasi Obat Di Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Depkes RI: Jakarta.

Juliantini, E. dan Widayanti, S. 1996. Pelayanan Informasi Obat Rumah Sakit Umum Daerah Dr
Soetomo. Prosiding Kongres Ilmiah XI ISFI, 3-6 juli 1996: Jawa Tengah.
Siregar, Charles. JP,. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan. I. Jakarta: Penerbit
EGC.

Siregar, Charles. 2006. Farmasi Klinik, Teori dan Penerapan.Jakarta : EGC.

Surya, Moh. 2003. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Anda mungkin juga menyukai