Anda di halaman 1dari 14

Pelayanan Resep

Berbasis Pertimbangan Rasio


Manfaat dan Biaya
(Farmakoekonomi)
Resep dan Pelayanan Resep
RESEP PELAYANAN RESEP
Permintaan tertulis dari dokter, Pelayanan yang dimulai dari
dokter gigi, atau dokter hewan • Penerimaan
kepada Apoteker, baik dalam • Pemeriksaan ketersediaan,
bentuk kertas maupun elektronik • Penyiapan sediaan farmasi,
untuk menyediakan dan alkes, dan BMHP (Bahan Medis
menyerahkan sediaan farmasi Habis Pakai)
dan/atau alat kesehatan bagi • Peracikan obat
pasien. • Pemeriksaan
• Penyerahan disertai pemberian
informasi

Permenkes No. 9/2017 Permenkes No. 72/2016


Pelayanan resep yang dilakukan oleh apoteker harus
berdasarkan pada penggunaan obat yang rasional

• Sesuai kebutuhan klinis pasien


• Dosis sesuai kebutuhan pasien
• Lama terapi sesuai
Obat • Cara penggunaan obat sesuai
Rasional • Disiapkan dan diserahkan dengan benar
oleh pihak yang benar
• Memiliki rasio manfaat-biaya

Rasio manfaat-biaya merupakan salah satu dari


prinsip farmakoekonomi
Perubahan Orientasi Pelayanan Kesehatan

Product oriented Patient oriented

FARMAKOEKONOMI

METODE
Cost-minimization analysis Studi yang mengukur dan
Cost-effectiveness analysis membandingkan antara biaya dan
Cost-Utility analysis hasil/konsekuensi dari suatu
Cost-benefit analysis pengobatan.

Tujuannya memberikan informasi yang dapat membantu para pembuat


kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif
pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih
efisien dan ekonomis
Cost- Cost-
Minimization Effectiveness
Analysis (CMA) Analysis (CEA)

Metode ini cocok jika terapi yang


CMA membandingkan biaya total
dibandingkan memiliki hasil
penggunaan 2 atau lebih obat
terapi (outcome) yang berbeda.
yang khasiat dan efek samping
Metode ini digunakan untuk
obatnya sama (ekuivalen). Karena
membandingkan obat-obat yang
obat-obat yang dibandingkan
pengukuran hasil terapinya dapat
memberikan hasil yang sama,
dibandingkan. Sebagai contoh,
maka CMA memfokuskan pada
membandingkan dua obat yang
penentuan obat mana yang biaya
digunakan untuk indikasi yang
per-harinya paling rendah.
sama tetapi biaya dan
efektifitasnya berbeda.
Cost-Utility Cost-Benefit
analysis (CUA) analysis (CBA)

CBA mengukur dan


Metode ini dianggap sebagai
membandingkan biaya
subkelompok CEA karena CUA
penyelenggaraan 2 program
juga menggunakan ratio
kesehatan dimana outcome dari
biaya:efektifitas, tetapi CUA
kedua program tersebut berbeda
menyesuaikannya dengan skor
(contoh: program penggunaan
kualitas hidup. Biasanya
vaksin dibandingkan dengan
diperlukan wawancara dan
program penggunaan obat
meminta pasien untuk memberi
antihiperlipidemia). Pengukuran
skor tentang kualitas hidup
dapat dilakukan dengan
mereka. Hal ini dilakukan dengan
menghitung jumlah episode
menggunakan kuesioner yang
penyakit yang dapat dicegah,
sudah dibakukan, sebagai contoh
kemudian dibandingkan dengan
digunakan skala penilaian (0=
biaya kalau program kesehatan
kematian; 1= kesehatan
dilakukan. Makin tinggi ratio
sempurna).
benefit:cost, maka program makin
menguntungkan.
Aplikasi Farmakoekonomi
Dalam Pelayanan Kefarmasian

Untuk Pembuat Kebijakan :

1. Menentukan keputusan dalam pemilihan obat formularium atau


nonformularium
2. Memilih atau menentukan prosedur tindakan
3. Evaluasi program yang telah berjalan

Farmakoekonomi tidak hanya penting bagi para pembuat kebijakan di


bidang kesehatan saja, tetapi juga bagi tenaga kesehatan (dokter,
apoteker), industri farmasi, perusahaan asuransi dan pasien.
Aplikasi Farmakoekonomi
Dalam Pelayanan Kefarmasian
Bagi tenaga kesehatan, Bagi Industri farmasi,
farmakoekonomi berperan hasil studi
untuk membantu farmakoekonomi
pengambilan keputusan digunakan untuk berbagai
klinik dalam penggunaan hal, antara lain: penelitian
obat yang rasional, karena dan pengembangan obat,
penggunaan obat yang penetapan harga,
rasional tidak hanya promosi dan strategi
mempertimbangkan pemasaran.
dimensi aman-berkhasiat-
bermutu saja, tetapi juga
harus mempertimbangkan
nilai ekonominya.
Keuntungan Farmakoekonomi
1. Pelayanan farmasi yang optimal dengan biaya
terjangkau

2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian


3. Meningkatkan citra tempat pelayanan kesehatan
Kendala Dalam Penerapan
Farmakoekonomi
1) Untuk mendapatkan manfaat dari farmakoekonomi
secara maksimal diperlukan edukasi yang baik bagi:
- praktisi medik termasuk dokter
- maupun masyarakat.

2) Diperlukan peran pemerintah membuat regulasi obat-


obat generik yang bermutu untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan
Penerapan Farmakoekonomi dalam
Pelayanan Resep
 Apoteker memastikan bahwa obat yang akan diberikan sesuai dengan
kondisi dan situasi pasien.

 Apoteker membandingkan obat A dan obat B yang digunakan untuk


indikasi yang sama lalu menentukan obat mana yang paling efektif
dengan biaya terjangkau. Untuk menentukan pilihan obat, apoteker
dapat melakukannya dengan cara mengaplikasikan data hasil studi
farmakoekonomi dari literatur.

 Apoteker dapat mengganti obat bermerk dengan obat generik dengan


kandungan zat aktif yang sama untuk mendapatkan harga obat yang
terjangkau bagi pasien (dengan persetujuan dokter dan pasien)
Kesimpulan
Penggunaan obat yang rasional pada pelayanan resep tidak
hanya mempertimbangkan dimensi aman-berkhasiat-
bermutu saja, tetapi juga harus mempertimbangkan nilai
ekonominya.
Farmakoekonomi adalah metoda untuk mendapatkan
biaya pengobatan yang lebih murah namun efektif.
Farmakoekonomi dimanfaatkan dalam membantu
membuat keputusan dan menentukan pilihan atas
alternatif-alternatif pengobatan agar pelayanan kesehatan
menjadi lebih efisien dan ekonomis.
Daftar Pustaka
Sumarsono, T. 2017. Farmakoekonomi.
Menkes RI. 2017. Permenkes No 9 tahun 2017. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Menkes RI. 2016. Permenkes No 72 tahun 2016. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai