Anda di halaman 1dari 32

TUGAS FARMAKOEKONOMI

“Cost Utility Analysis 1”

KELOMPOK 8 :
Dosen Pengampu: apt. Elvina Triana Putri, M.Farm

Razy Kurniawan (23340232)

Rindang Nurjanah (23340233)


Enggeriani (23340248)

I Gede Widi Satya P (23340263)


Latar Belakang
Biaya pelayanan kesehatan di Indonesia dirasakan semakin meningkat sehinga
perlu adanya kajian-kajian mengenai peningkatan efisiensi dan efektivitas biaya pelayanan
kesehatan. Kajian-kajian ini berkaitan dengan bidang farmakoekonomi yang memiliki peran
penting dalam mendeskripsikan dan menganalisis biaya terapi pada suatu sistem pelayanan
kesehatan (Khoiriyah & Lestari, 2018).
Farmakoekonomi adalah bidang studi yang menggabungkan ekonomi dan
kesehatan untuk meningkatkan efektivitas perawatan kesehatan dan kualitas hidup.
Pemahaman tentang farmakoekonomi sangat penting bagi industri farmasi, apoteker, dan
pembuat kebijakan karena membantu dalam membandingkan biaya dengan hasil
pengobatan
Cost Utility Analysis (CUA) merupakan suatu metode analisis pada kajian
farmakoekonomi yang dapat membandingkan biaya pengobatan dengan kualitas hidup
yang diperoleh dari suatu pengobatan, sehingga metode ini dapat digunakan untuk
menganalisis biaya pengobatan dan melihat outcome berupa kualitas hidup (Sari dkk,
2023).
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

1. Mengetahui dan
1. Apa yang dimaksud
memahami studi
dengan studi
farmakoekonomi
farmakoekonomi?
2. Mengetahui dan
2. Apa yang dimaksud
memahami metode
dengan metode Cost
Cost Utility Analysis
Utility Analysis (CUA)?
(CUA)
3. Apa manfaat
3. Mengetahui dan
dilakukannya Cost
memahami manfaat
Utility Analysis (CUA)?
Cost Utility Analysis
4. Bagaimana melakukan
(CUA)
studi Cost Utility
4. Mengetahui metode
Analysis (CUA)?
studi Cost Utility
5. Bagaimana penerapan
Analysis (CUA)
hasil studi
5. Mampu melakukan
farmakoekonomi?
penerapan hasil studi
farmakoekonomi
BAB ll TINJAUAN
PUSTAKA
Farmakoekonomi

Devinisi : Tujuan : Penerapan :

Farmakoekonomi adalah Memberikan informasi untuk Dapat diterapkan dalam

studi yang mengukur dan menentukan kelebihan suatu skala mikro untuk memilih

membandingkan antara obat dalam hal cost- terapi bagi seorang pasien

biaya dan hasil/konsekuensi effectiveness, hasil terapi dengan suatu penyakit

dari suatu pengobatan. yang baik dengan biaya yang tertentu, maupun dalam
wajar, serta kemungkinan skala makro untuk
inklusi dalam formularium menentukan obat yang akan
atau daftar obat yang disubsidi atau dimasukkan ke
disubsidi. dalam formularium.
Prinsip Farmakoekonomi

2 3
1
identifikasi alternatif interfensi menentukan antara income dan
menetapkan masalah
outcome

5
4
interpretasi dan pengambilan
menilai biaya dan efektifitas
kesimpulan
Keperluan Farmakoekonomi
1. Terbatasnya sumber daya, terutama dalam institusi
kesehatan dengan dana terbatas seperti rumah sakit
pemerintah.
2. Pengalokasian sumber daya yang efisien.
3. Memenuhi kebutuhan pasien dengan biaya seminimal
mungkin.
4. Memahami perbedaan sudut pandang antara profesi
pelayanan kesehatan dan pasien dalam pengambilan
keputusan terkait biaya dan efektivitas pengobatan.
Metode Analisis Farmakoekonomi

1 2
Cost Effectiveness Analysis (CEA) Cost Minimization Analysis (CMA)

3 4

Cost Benefit Analysis (CBA) Cost Utility Analysis (CUA)


Cost Utility Analysis (CUA)
Devinisi : CUA adalah kategori analisa
Analisis jenis ini mencakup farmakoekonomi yang paling
biaya dan pengukuran kontroversial, dimana
quality of life sebagai merupakan inti dari
outcome pengukuran. penghitungan quality of life (QoL)

Penerapan :
Karena quality of life sulit dinilai, metode ini
digunakan untuk kasus-kasus yang membutuhkan
outcome yang lebih konkrit seperti kanker dan
AIDS stadium lanjut
Tabel. Empat Jenis Metode Analisis Farmakoekonomi
Kajian
Kriteria Kekurangan Kelebihan
Farmakoekonomi

Biaya dinyatakan dalamnilai - Pengobatan atau program


moneter (rupiah). Efek dari salah kesehatan yang

satu pengobatan atau program dibandingkan harus

kesehatan lebih tinggi memiliki hasil yang sama


Efek pengobatan tidah
Cost Effectiveness dibandingkan dengan atau berkaitan
dinyatakan dalam nilai
Analysis (CEA) pengobatan atau program - Pengobatan atau program
moneter
kesehatan lainnya. Efek kesehatan yang
pengobatan dinyatakan dalam dibandingkan dapat diukur
unit ilmiah atau indikator dengan unit kesehatan yang
kesehatan lainnya. sama
Kajian Farmakoekonomi Kriteria Kekurangan Kelebihan

- Jika Outcome yang


diasumsikan sama ternyata
memiliki outcome yang
Biaya dinyatakan dalam nilai
berbeda dapat
moneter (rupiah), efek dari
menyebabkan hasil analisis
Cost Minimization pengobatan atau program Metode farmakoekonomi
yg tidak akurat dan tidak
Analysis (CMA) kesehatan yang paling sederhana
bernilai.
dibandingkan sama atau
- Kenaikan harga obat,
dianggap sama.
penurunan daya beli pasien
dan diskon tidak
diperhitungkan.
Kajian Farmakoekonomi Kriteria Kekurangan Kelebihan

Biaya dinyatakan dalam nilai


moneter (rupiah). Efek dari
salah satu pengobatan atau
Satu-satunya metode
program kesehatan lebih
Tidak adanya standarisasi, farmakoekonomi yang
tinggi dibandingkan
Cost Utility Analysis (CUA) memicu inkonsistensian memperhatikan kualitas
dengan pengobatan atau
pada penyajian data. hidup dalam metode
program kesehatan lainnya.
analisisnya.
Efek pengobatan
dinyatakan dalam quality
adjusted life years (QALY).
Kajian Farmakoekonomi Kriteria Kekurangan Kelebihan

-Sulitnya mengkonversi
Biaya dinyatakan dalam nilai
manfaat dari suatu
moneter (rupiah). Efek dari
pengobatan dalam nilai
salah satu pengobatan atau Dapat digunakan untuk
moneter.
program kesehatan lebih pembandingkan
Cost Benefit Analysis -Sulitnya menguantifikasi
tinggi dibandingkan dengan pengobatan yang tidak
(CBA) nilai kesehatan dan hidup
pengobatan atau program saling berhubungan dan
manusia maka metode ini
kesehatan lainnya. Efek outcome berbeda.
memicu kontroversi
pengobatan dinyatakan
sehingga metode ini jarang
dalam rupiah.
dilakukan.
Menurut Bootman (1996), hasil pengobatan dalam bentuk
kuantitas dan kualitas hidup itu mencerminkan keadaan berikut :

a. Apakah penyakit yang diderita atau pengobatan terhadap


penyakit yang diberikan secara kuantitas akan memperpendek
usia pasien?
b. Apakah kondisi penyakit yang diderita pasien atau pengobatan
terhadap penyakit tersebut tidak seperti yang diinginkan? Kalau
jawabannya “ya”, sebesar apa ?
c. Apakah dampaknya terhadap usia? Berapa banyak berkurangnya
usia (kuantitatif) dan kepuasan (kualitatif) hidup?
CEA hampir selalu digunakan untuk membandingkan alternatif yang
memiliki tujuan (objective) sama, seperti :

a. Membandingkan operasi versus kemoterapi


b. Membandingkan obat kanker baru versus pencegahan (melalui
kampanye skrining)

Beberapa istilah yang lazim digunakan dalam CEA, yaitu :


a. Utilitas (Utility)
b. Kualitas hidup (Quality Of Life, QOL)
c. QALY (Quality-Adjusted Life Years)
Rumus Menghitung Cost Utility Analysis (CUA)
Rumus :
QALY = LY x utilitas
ICUR = (∆ Biaya)/(∆ QALY)
Cost Utility Ratio = Biaya QALY

Keterangan :

• Quality adjusted life years (QALY)


• Life Years (LY)
• Incremental Cost Utility Ratio (ICUR)

Penjelasan :
Pada Rumus CUA terlebih dahulu dicari life years (LY) dan utilitas untuk
mendapatkan nilai quality adjusted life years (QALY). Hasil CUA
digambarkan dalam Cost Utility Ratio dan Incremental Cost Utility Ratio
(ICUR).
Kelebihan dan Kekurangan Cost Utility Analysis (CUA)

Kelebihan :
Kekurangan :
a. Satu-satunya metode farmakoekonomi
a. Tidak adanya standarisasi,
yang memperhatikan kualitas hidup
memicu inkonsistensian pada
dalam metode analisisnya.
penyajian data.
b. Untuk menggambarkan pengaruhnya
b. Bergantung pada penentuan
terhadap kualitas hidup.
angka (QALY) pada status
c. Tipe keluaran kesehatan yang berbeda
tingkat kesehatan pasien
dan penyakit dengan beberapa
c. Kesulitan untuk menentukan
keluaran dapat dibandingkan dengan
utility atau QALY secara tepat.
menggunakan satu unit pengukuran
yaitu QALY.
Quality of Life (QoL)

Devinisi :

Kualitas hidup merupakan suatu pemahaman sistem nilai yang ada


terkait dengan tujuan, harapan standar, dan juga perhatian individu
terhadap kehidupannya di masyarakat

Faktor Yang Mempengaruhi :


1. Umur/usia
2. Jenis Kelamin
3. Status Perkawinan
4. Pendidikan
5. Status Ekonomi
6. Pekerjaan
7. Penyakit
8. Merokok
Strategi Penerapan Hasil Studi Farmakoekonomi

Berikut:
a. Menggunakan langsung data dari Keterangan :
literatur; Masing-masing strategi mempunyai
b. Membuat data model ekonomi kelebihan dan kekurangan, seperti
(economic modeling data); tercantum pada Tabel 2.1. Pemilihan
c. Melakukan penelitian sendiri. strategi yang akan dilakukan sebaiknya
mempertimbangkan juga dampak yang
akan dihasilkan baik terhadap biaya
maupun mutu pelayanan.
BAB III
STUDI KASUS
Judul Jurnal :
Analisis Utilitas Biaya Pasien Dispepsia BPJS dan Non-BPJS Kombinasi
Obat Antasida Ranitidin dengan Antasida Lansoprazol.

Tujuan :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemanfaatan biaya dan


kualitas hidup pasien yang menggunakan asuransi BPJS dan Non BPJS
dengan kombinasi zat aktif antasida ranitidin generik (G1) dengan
antasida ranitidin branded generik (B1) dan antasida lansoprazol
generik (G2) dengan antasida lansoprazol branded generik (B2).
Metode Penelitian
 Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Formulir pengumpulan data, Software Statistik SPSS, dan Kuesioner .
 Variabel penelitian ini terdiri dari Variabel VAS dan Variabel Value Set untuk mengukur Utilitas
dimana kedua variabel tersebut diperoleh dari kuesioner EQ-5D-5L .
 EQ-5D (EuroQol) adalah suatu instrumen generik untuk mengukur kualitas hidup terkait
kesehatan, yang dirancang untuk penyelesaian sendiri oleh responden. EuroQol memiliki empat
komponen penjelasan kesehatan responden dengan bantuan klasifikasi, peringkat kesehatanya
dengan bantuan suatu termometer penetapan nilai suatu kelompok keadaan kesehatan, dan
informasi latar belakang tentang responden. EQ-5D-5L memiliki 5 level yaitu tidak ada masalah,
sedikit masalah, masalah sedang, masalah parah, dan masalah ekstrem.
Hasil Penelitian

• Analisis Deskriptif Utilitas EQ-5D-5L


Kepuasan atau kualitas hidup yang diperoleh dari suatu intervensi
kesehatan di peroleh melalui kuesioner EQ-5D-5L pada responden dari ke empat
kelompok hasilnya terdapat dalam tabel 1. Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel
1 dapat dihitung Nilai utilitas berdasarkan value set dan VAS (Skala Analaog Visual)
pada ke empat kelompok. Tabel 2 merupakan rata – rata nilai utilitas dari segi VAS
dan Value Set yang dihasilkan dari ke empat kelompok. Hasilnya bahwa semua
mempunyai kualitas hidup tergolong cukup baik, baik dan sangat baik, kemudian
dilakukan uji perbedaan Utilitas dan VAS ke empat kelompok. Tabel 3 menunjukkan
uji beda pada setiap kombinasi kelompok pasien.
Tabel 1.
Tabel 3
Tabel 2
•Biaya Pengobatan
Biaya yang dihitung dan dibandingkan pada masing - masing pasien dispepsia
pada penelitian ini adalah biaya langsung yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang diberikan pada pasien rawat jalan terutama pada total biaya obat
pada pasien yang sama dan berkunjung lebih dari satu kali dalam satu bulan ke
klinik tersebut yang telah bersedia mengisi kuesioner atau telah bersedia untuk
diwawancara.
Tabel 4 menunjukan perhitungan unit cost perbulan untuk biaya obat pasien
BPJS dengan kombinasi obat antasida dan ranitidin generik (G1) diketahui Rp
16.240 per orang lebih efisien dibanding pasien Non BPJS yang menggunakan obat
branded generik (B1) yaitu Rp 185.600 per orang sedangkan untuk pasien BPJS
dengan kombinasi obat antasida dan lansoprazol generik (G2) deiketahui Rp 32.164
per orang lebih efisien dibandingkan dengan pasien Non BPJS yang menggunakan
obat branded generik yaitu Rp 285.700 per orang. Secara berurutan biaya yang
terendah atau unit cost terendah sampai tertinggi adalah G1<G2<B1.
Tabel 4
•Analisis Utilitas Biaya
Hubungan kemanfaatan dan biaya penggunaan kombinasi obat dengan zat aktif antasida
dan ranitidin dengan antasida lansoprazol pada pasien BPJS dan Non BPJS dengan keluhan
dispepsia dihitung berdasarkan biaya langsung total biaya obat dengan periode kunjungan
kembali (readmisi) setiap bulannya, pertambahan usia pasien (life expectancy) dan kemafaatan
(utility), Cost-Utility Analysis (CUA) adalah biaya yang digunakan atas manfaat yang diperoleh.
Tabel 5 menunjukkan perhitungan pasien dengan kombinasi obat antasida dan ranitidin
untuk pasien BPJS dan Non BPJS yang menggunakan generik (G1) maupun branded generik
(B1), Analisis Utilisasi Biaya (AUB) yang diperoleh untuk pasien G1 dan B2 yaitu Rp 3.859 per
QALYs dan Rp 38.666 per QALYs
• Rasio Inkremental Utilisasi Biaya (RIUB) yaitu Rp 286.242
• Pertambahan usia kualitas tahun hidup (QALYs) untuk meningkatkan kulitas hidup pasien dalam satu
tahun kehidupan juga cukup besar untuk penggunaan obat branded generik pada pasien dengan
keluhan dispepsia.
• Perhitungan pasien dengan kombinasi obat antasida dan lansoprazol untuk pasien BPJS dan Non
BPJS yang menggunakan generik (G2) maupun branded generik (B2)
• Analisis Utilisasi Biaya (AUB) untuk pasien G2 dan B2 yaitu Rp 8.605 per QALYs dan Rp 68.788 per
QALYs dengan Rasio Inkremental Utilisasi Biaya (RIUB) yaitu selisih perbandingan biaya utilitas
sebesar Rp 610.439
• Pertambahan usia kualitas tahun hidup (QALYs) menunjukan biaya untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dalam satu tahun kehidupan juga cukup besar untuk penggunaan obat branded
generik pada pasien dengan keluhan dispepsia.
Tabel 5
KESIMPULAN
a. Studi farmakoekonomi merupakan studi yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan
hasil/konsekuensi dari suatu pengobatan.
b. Cost Utility Analysis (CUA) atau analisis utilitas biaya (AUB) merupakan suatu metode analisis
dalam farmakoekonomi yang membandingkan biaya pengobatan dengan kualitas hidup yang
didapat dari pengobatan yang diberikan.
c. Manfaat farmakoekonomi dalam skala kecil dapat menentukan terapi terhadap pasien dalam
suatu pengobatan yang dipilih sehingga dengan biaya yang minimal berdampak manfaat yang
maksimal. Dalam skala besar pemerintah dapat menentukan kebijakan dalam hal pemberian
subsidi terhadap obat atau program kesehatan.
d. Studi pada kajian CUA terlebih dahulu dilakukan pencarian life years (LY) dan utilitas untuk
mendapatkan nilai quality adjusted life years (QALY). Hasil CUA digambarkan dalam Cost Utility
Ratio dan Incremental Cost Utility Ratio (ICUR).
e. Kajian studi CUA dapat memberikan informasi mengenai efektivitas biaya pengobatan yang
nantinya dapat dijadikan pertimbangan bagi penyedia pelayanan kesehatan dan juga pemerintah
sebagai pembuat kebijakan dalam menentukan pengobatan yang paling efektif untuk diberikan.
CUA juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah mengenai biaya
pengobatan yang ditanggung oleh negara.
DAFTAR PUSTAKA

Alireza, I.B dan Wahjuni, E.S. (2020). Survei Kualitas Hidup Mahasiswa Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri
Surabaya. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 8(1): 295-299.

Indrayathi, Putu Ayu., Noviyanti, Rini. Bahan Ajar: Cost of Illness (Beban Ekonomi Penyakit Dalam Pembangunan
Kesehatan); 2016.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; 2013.

Khoiriyah, S.D., Lestari, Keri. (2018). Review Artikel: Kajian Farmakoekonomi Yang Mendasari Pemilihann Pengobatan
di Indonesia, 16(3): 134-145.

Saadah, A., Sarnianto, P., Ramadaniati, H.U., Irmin. (2022). Analisis Utilitas Biaya Pasien Dispepsia BPJS dan Non-BPJS
Kombinasi Obat Antasida Ranitidin dengan Antasida Lansoprazol. Jurnal Kesehatan Komunitas, 8(2): 352-361.

Sari, E.D.P., Harsono, S.B, Hanifah, I.R. (2023). Analisis Biaya dan Kualitas Hidup Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 Dengan
Terapi Gliquidone Dibandingkan Glimepiride di RSUD Surakarta Tahun 2021. Jurnal Farmasi Undayana, 11(2):
49-53.

Trisna, Yulia. (2016). Aplikasi Farmakoekonomi. Ikatan Apoteker Indonesia. https://iai.id/news/artikel/aplikasi-


farmakoekonomi. Diakses tanggal 15 Maret 2024.
THANKS

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai