Anda di halaman 1dari 14

Pleno blok 18 modul 3

Pertanyaan 1 : kelompok 1
Salwa : binggung membedakan antara case control &
cohort historical

Jawab:

Kalista : historical cohort it prospektif juga, jadi dua
arah, mengikuti perjalanan penyakit kedepan dan
kebelakang
Kalau case control : hanya melihat kebelakang,
contohnya hanya melihat kadar hb nya dalam1 taun
Cempaka : historical cohort, bisa
menggunakan data sekunder (ex: rekam
medis) , dari situ kita lihat, sekarang ini mana
yang lahir prematur mana yang tidak
Kalau case control it di cek dulu berapa yang
prematur mana yang tidak, baru kita cek
kebelakang mana yang anemia mana yang
tidak
Denny : bedanya, case control,
pengelompokanya berdasarkan penyakit ,
kalau kohort historical dicari yang punya faktor
risiko dulu baru di cari yang sakitnya
Avis : analisis prognosis pasien gagal jantung
dengan komplikasi gagal ginjal

Pertanyaan 2 : Kelompok 3
Elza: misalkan dari satu penelitian mencakup 2 desain
penelitian (cont: case control & cross sectional) ,
bagaimanakah hasil penelitianya ?

Jawab :
Dari mba riffy : lingkaran paling luas adalah cross sectional,
meliputi case control dan cohort, contoh : apakah ada
hubungan ? (cross sectional) , dan jika hubunganya lebih di
detailkan lagi bisa menjadi case control, karena dari
lingkaran itu sendiri sudah menjelaskan hubungan antara 3
sahabat analitik observasional yang tertera ( diagram
lingkaranya ada di slide sebelah)


Liny : bdanya , cross sectional awalnya dicari
yang punya faktor risiko dan yang tidak ada
faktor risikonya
Kalau case control awalnya dicari yang punya
faktor risiko dan yang tidak ada faktor
risikonya dan dicari yang ada penyakitya (case)
dan yang tidak ada penyakitnya (control)

Rita: cari 2 kelompok orang yang homogen, dan cari
yang dengan fa dan yang tanpa fa. Ikuti
perkembanganya

kalau case control dari 1 kelompok , dicari yang
memiliki penyakit dan tidak, dengan faktor risiko
yang sama

Cross sectional: dilihat dari 1 kelompok. terpapar
faktor risiko atau tidak, dan apakah dia punya
penyakit atau tidak
Kohort dan case control, jelas ada 2 kelompok
yang dibedakan, kalau cross sectional tidak
Kelompok 5
Rahayu teteh: di skenario, penelitian cross
sectional, tetapi kenapa menghitung odds ratio ?
Jawab:
Nefy(nambahin masalah) A:odds rasio dan
prevalence ratio itu sama, terus dari si B: bilang
beda, karena rumusnya aja udah bedaa
Diakhiri dengan 2 kesimpulan, karena belum adanya
keputusan yang pasti, sama seperti diagram galau
sebelumnya.




Joko: hubungan antara depresi dengan
keluhan gastrointestinal pada pasien DM,
Jurnal itu meneliti dengan cross sectional, tapi
anehnya dia pake control dan di sebutkan oleh
peneliti dia menggunakan case control study ,
manakah yang benaarr ??


Kelompok 4
Nefy: case control . Berpasangan dan tidak
berpasangan ? Tolong dijelaskan dong teman2 :D
Jawab:
QHHIQHI : kadar trombosit pada pasien sebelum dan
sesudah hemodialisa contohnya yang berpasangan,
eh ? Hemodialisa itu intervensi atau bukan, hayooo


Kalau tidak berpasangan: pasien kanker paru yang
sebelumnya merokok atau tidak, dan orang sehat yang
merokok atau tidak
Elza: tujuan dilakukanya match dan unmatch adala
untuk menghilangkan variabel pengganggu misalkan
jenis kelamin dan usia. Itu perlu dibedakan untuk yang
match jika unmatch bisa dipakai
Untuk membantu pengelompokan variabel juga
Variabel variabel yang bisa berubah lebih
menguntungkan di bidang penelitian kedokteran
Contoh paling mudah adalah sebelum dan sesudah,
Dengan dihilangkanya variabel pengganggu maka
penelitian jadi lebih bagus lagi, pembuktian hubungan
bisa jadi lebih kuat

Dalam sebuah penelitian analisis, jika sudah melakukan
analisis dan mendapatkan hasil (odds ratio, prevalence
ratio) , apakah perlu menggunakan uji statistik lagi (chi
square, dll) ?
Sebetulnya odds ratio, prevalence ratio adalah hipotesis
yang berbeda, hanya dengan tidak dan melewati angka 1,
misalkan dibawah angka 1 bermakna namun protektif, bisa
terikat, bisa terpisah, kalau chi square it menghitung
hubunganya, kalau dari chi square didapatkan hasil
(berhubungan) baru bisa dilakukan odds ratio, prevalence
ratio, tp sekali lagi, statistik it bukan harga mati, bisa
langsung pakai odds ratio asalkan sudah punya sumber
pasti bahwa penelitianya itu ada hubunganya dan tujuan
penelitian nya adalah SEBERAPA BESAR.
MIINNA NO MESEN WO
ITTADAKIMAYUYUUUUU~

Anda mungkin juga menyukai