Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi
kelenjar tiroid dimana sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui
peningkatan kecepatan metabolisme. Banyak ciri khas lain yang terjadi pada pasien
hipertiroid akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
dalam darah.
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Adapun defenisi hipertiroidisme menurut para ahli yaitu :
1. Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337).
2. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di
dalam darah.
3. Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat
terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID


Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang sebelah
kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus
destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4
cm dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid
tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk
menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan dan minuman.

1
- Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika
sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang
istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa
triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
- Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang
biasanya ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar
tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-
stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami
umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena
keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT.
-Sekresi Hormon tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis
koloid oleh mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3
dan T4 dari triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan
melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh protei yang
bebas dalam keseimbangan.
· Pembuluh Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikel
sehingga membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan pembuluh
darah menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di suplay ke daerah
yang berbeda pada kelenjar.
- Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan
sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir pada
lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi
tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan rangsangan saraf
dalam mempengaruhi fungsi tiroid.

2
C. INSIDENS
Prevalensi penderita Hipertiroidisme menyerang wanita 5 kali lebih sering di
bandingkan dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta
ke empat.Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau
infeksi. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative
sering di jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular toksik
umumnya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di
bandingkan di daerah pegunungan atau di pedesaan.

D. ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita
5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium,
dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan
TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir
di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering
berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan
kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh
TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol
ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.

3
d .Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar
gejala hpotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
Penyebab lain dari hipertiroidisme yaitu :
1. Struma nodusa
Struma endemis, biasanya dalam bentuk struma nodusa terutama ditemukan didaerah
pegunungan yang airnya kurang yodium. Etiologi umumnya multifaktor, biasanya tiroid
sudah mulai membesar pada usia muda, awalnya difus, dan berkembang menjadi
multinodular.
2. Karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi,
karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran
keduanya.

E. PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid pada penyakit hipertiroid (graves) membesar secara difus, lunak
dan hipervaskularisasi. Parenkim kelenjar mengalami hipertrofi dan hiperflasia yang
secara khasterlihat dengan adanya peninngian epithelium dan redudanci dinding folikular
sehingga memberikan gambaran lipatan papilar dan tanda peningkatan aktivitasa selular.
Hiperplasi biasanya disertai dengan infiltrasi limfositik, sebagai adanya gambaran
imunitas selular (CMI= cell mediated immunity) atau mungking lebih menggambarkan
hubungannya dengan tiroiditis kronik. Apabila penderita mendapat terapi yodium, akan
terjadi penimbunan koloid yang kadang – kadang menyebabkan pembesaran dan
bertambah kerasnya kelenjar. Penyakit graves seringkali berhubungan dengan

4
pembesaran limfa atau timus. Hipertiroidisme dapat menyebabkan degenerasi serabut
otot skelet dan bembesarang jantung.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme , kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normalnya , disertai dengan banya hyperplasia dan lipatan – lipatan
sel - sel folikel ke dalam folikel , sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat beberapa
kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat; dan penelitian ambilan iodium radioaktif menunjukkan
bahwa kelenjar - kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormone tiroid dengan kecepatan 5-
15 kali lebih besar daripada normal.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH.
Akan tetapi,, dari penelitian dengan pengukuran radioimunologik dapat ditunjukkan
bahwa pada sebagian besar penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah
lebih kecil dari normal, dan seringkali nol. Sebaliknya, pada sebagian besar penderita
dijumpai adanya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan kerja TSH yang
ada dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang
berikatan dengan reseptor membrane yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH.
Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya
adalah hipertiroidisme. Antibody ini disebut immunoglobulin perangsang tiroid dan
disingkat TSI. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung astu jam.
Tingginya sekresi hormone tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis.

F. MANIFESTASI KLINIK
Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan
kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) . Gejala
yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid yakni :
1. Umum : Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan panas.
2. Kardiovaskuler ; Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinus takikardi, fibrilasi
atrium, nadi kolaps.

5
3. Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, psikosis, kelemahan otot, secara
emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus merasa
khawatir, Serta tidak dapat duduk diam .
4. Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi
makanan, penurunan berat badan yang progresif, kelelahan oto yang abnormal,
perubahan defekasi dengan konstipasi atau diare, serta muntah.
5. Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas
6. Kulit : warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon
yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.. namun demikian, pasien yang
berusia lanjut mungkin kulitnya agak kering, tangan gemetarPruritus, eritema Palmaris,
miksedema pretibial, rambut tipis..
7. Struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8. Mata : lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea,
optalmoplegia, diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila
tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi.

H. TES DIAGNOSTIK
Untuk kasus hipertiroidisme yang biasa, diagnosis yang tepat adalah dengan
melakukan pengukuran langsung konsentrasi tiroksin bebas di dalam plasma dengan
menggunakan cara pemeriksaan radioimunologik yang tepat.Uji lain yang sering digunakan
adalah sebagai berikut :
1. T3 serum
2. TSH rendah pada hipertiroidisme

6
3. Ambilan radioaktif iodium meningkat pada semua macam penyebab hipertiroidisme,
kecuali tiroiditis.pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien menerima iodium selama
beberapa hari sebelum pemeriksaan.

I. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid, digunakan dengan indikasi :
1. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada
pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis.
2. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
3. Persiapan tiroidektomi
4. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
5. Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada
kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak
diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal
mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan
propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai
100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis
diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas
normal dengan dosis propiltiaurasil
Ada 3 macam obat yang di berikan pada penderita hipertiroidisme, yaitu anti tiroid
yang bias menekan sintesis hormone tiroid, iodides untuk menghindari keluarnya hormone
tiroid, dan antagonis tiroid. Antagonis tiroid adalah penyekat beta- adrenergic dan antagonis
kalsium yang menghalangi efek hormone tiroid dalam sel tubuh.

7
· TERAPI IODIUN RADIOAKTIF
Terapi RAI dengan IODIN – 131 sering dipakai karena dapat di berikan kepada
pasien yang berobat jalan. Dan juga lebih aman bagi pasien yang yang bias menjadi rsiko
tinggi utuk pembedahan, terutama yang lansia.perbaikannya lebih cepat tampak dari pada
obat antitiroid.
- RADIASI
Berikut kewaspadaan teradap terapi radiasi RAI
1. Siram air toilet yang banyak setelah memakainya
2. Tingkatkan asupan air untuk membantu eksresi RAI
3. Alat makan,handuk,seprei harus tersendiri dan harus dicuci sendiri
4. Tidur sendirian
5. Hindari kontak badan yang lama
6. Jangan menyusui bayi
7. Tunda kehamilan 6 bulan setelah terapi

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan tentang ada atau tidaknya
pembesaran di daerah leher dan tes darah. Dalam tes darah, bila kadar thyroxine
stimulating hormone (TSH) melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien terkena
hipertiroid. Normalnya, kadar TSH 1-5 mikro-unit per liter.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit
gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada
penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid,
pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.

· TERAPI UMUM
1. Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil
(PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien
yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.

8
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa
disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan
untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus
terjadi penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.

4. Terapi obat anti hipertiroid

Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:

1. Carbimazole (karbimasol).
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa
sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat
ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius adalah
turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati.
Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh
dan juga mudah terkena infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi
hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya
warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.
2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat anti
peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar
tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala
parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Di
dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan gemetar dan
denyut jantung yang meningkat. Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan
penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien
dengan denyut jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya
terlalu cepat (lebih dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat
lain yaitu propranolol, atenolol, ataupun verapamil.

9
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan
berat

Tanda : Atrofi otot

2.Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)

3.Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine
encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi
hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare).

4.Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.

Tanda : Ansietas peka rangsang

5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)

Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan


kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)

10
6.Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma),
aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)

Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat

9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)

10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.

Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme
adalah sebagai berikut :

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid


tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.

11
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan).
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.

C. Intervensi keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
 Nadi perifer dapat teraba normal
 Vital sign dalam batas normal.
 Pengisian kapiler normal
 Status mental baik
 Tidak ada disritmia
Intervensi :

1. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
2. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung
atau iskemia
3. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat
pada keadaan hipermetabolik

12
4. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi lemah,
penurunan produksi urine dan hipotensi.
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi
dan menurunkan curah jantung
5. Catat masukan dan keluaran
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat.

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi


Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi

Intervensi :

1. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin
ditemukan
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif dan insomnia
3. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism
4. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massase
Rasional : Meningkatkan relaksasi

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)

Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :

 Nafsu makan baik.


 Berat badan normal
 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

13
Intervensi :

1. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah


Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi
insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
2. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
3. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.

4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan


mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus

Intervensi :

1. Observasi adanya edema periorbital


Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
2. Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
3. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
4. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi

5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik


Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan
kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
1. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

14
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
insomnia
2. Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi berkurang, yang
membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
3. Jelaskan prosedur tindakan
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
4. Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik

15
DAFTAR PUSTAKA

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995
Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekaatan Holistik, Edisi 6, Volume II, Jakarta,
EGC,1996
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3,
Jakarta, EGC ,2002
http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/askep-hipertiroidisme.html

http://zhaliendingnoova.blogspot.com/2011/08/askep-hipertiroidisme.html

http://www.tanyadok.com/kesehatan/waspadai-hipertiroid-yang-semakin-menjamur
http://www.totalkesehatananda.com/hipertiroid1.html

16

Anda mungkin juga menyukai