Anda di halaman 1dari 6

TUTON 1

Setiap kelompok masyarakat pasti memiliki sistem ekonomi untuk mengatasi


berbagai persoalan. Sistem ekonomi dipahami sebagai kumpulan dari struktur yang
ter integrasi dan berfungsi serta beroperasi sebagai suatu kesatuan untuk mencapai
suatu tujuan (ekonomi) tertentu. Struktur di sini diartikan secara luas sebagai
kumpulan dari norma-norma, peraturan atau cara berfikir. Adanya berbagai struktur
tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dengan memberikan bentuk atau struktur
dasar sebagai pedoman dalam kehidupan sehari - hari. Dalam pengertian struktur ini
juga termasuk institusi ekonomi seperti rumah tangga, pemerintah, kekayaan, uang,
serikat pekerja, dan lain-lain.

Menurut pendapat saya, sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia pada saat ini
yakni Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi
maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi.

Demokrasi Ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk
rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat. Dalam pembangunan
ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban
memperlihatkan kode dan bimbingan serta membuat iklim yang sehat guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Landasan perekonomian Indonesia ada pada pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 Undang-


Undang Dasar 1945 hasil Amendemen, yang berbunyi sebagai berikut :

1. Perekonomian disusun sebagai perjuangan bersama berdasarkan atas asas


kekeluargaan;
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara;
3. Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Selain tercantum dalam klasifikasi Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, demokrasi
ekonomi tercantum dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1996 sebagai impian sosial
dengan ciri-cirinya. Selanjutnya, setiap Tap MPR ihwal GBHN mencantumkan
demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan pembangunan dengan ciri-ciri positif
yang selalu harus dipupuk dan dikembangkan.

Sumber:

Perekonomian Indonesia (BMP);1-9/ESPA/3SKS/penulis, Prof. Dr. Edy Suandi


Hamid, M.Ec.

Agus Hermawan. “Sistem Ekonomi Indonesia: Diskursus Sisi Teori, Fakta, dan
Moral”,
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_2445769
75901.pdf diakses pada 21 April 2023, pukul 15.05

Universitas An Nur Lampung. 2022. “Sistem Perekonomian di Indonesia”


https://an-nur.ac.id/sistem-perekonomian-di-indonesia/2/ diakses pada 21 April 2023,
pukul 15.20
TUTON 3
Krisis ekonomi yang pada awalnya hanya dipandang sebagai krisis moneter ini
banyak menyebabkan perubahan dalam kondisi perbankan di Indonesia. Akibat
krisis ekonomi tersebut banyak perusahaan perbankan yang tidak dapat melunasi
hutang-hutang mereka, khususnya hutang pada investor asing akibat depresiasi
nilai tukar rupiah. Ketidakmampuan untuk melunasi hutang tersebut tampak
pada kolom liabilitas yang dominan karena meningkatnya kewajiban akibat kurs
yang semakin tinggi. Krisis juga menyebabkan Asset Non-Performing semakin
meningkat akibat banyaknya para debitur yang gagal melunasi hutangnya pada
bank. Pada masa krisis tersebut perbandingan Asset Non-Performing terhadap total
asset mencapai 23,8% (Mei 1998) yang jauh diatas batas maksimal 10%. Akibat
krisis tersebut banyak para deposito yang beramai- ramai menarik simpanannya
karena khawatir terhadap keselamatan asset yang disimpannya. Hal ini
menyebabkan banyak bank yang mengalami masalah likuiditas karena banyaknya
tabungan dan deposito yang diambil para deposan. Depresiasi yang
berkepanjangan menyebabkan utang luar negeri perusahaan perbankan semakin
meningkat dan CAR semakin menurun.

Jika mengambil kutipan pernyataan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kondisi
perbankan saat ini tidak separah dibandingkan saat krisis ekonomi yang terjadi
pada 1998. Hal ini tercermin dari masih longgarnya likuiditas perbankan di dalam
negeri, dalam pernyataannya kecukupan rasio modal perbankan pun masih cukup
di tengah pandemi Covid-19. Dapat dilihat dari statistik yang dikeluarkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dikutip dari Deputi Gubernur Bank Indonesia
Destry Damayanti per Bulan Mei 2020 dan per Desember 2020 rasio kecukupan
permodalan (CAR) perbankan sebesar 22,16% atau di atas ketentuan yang sebesar
8%. Hingga 17 Juni, rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK
terpantau pada level 123,2% dan 26,2% jauh di atas threshold masing-masing sebesar
50% dan 10%.

Sumber Referensi :

Joseph, C.P.R., Hartawan, A. and Mochtar, F. (2003) “Kondisi Dan respon Kebijakan
Ekonomi Makro Selama Krisis ekonomi Tahun 1997-98,” Buletin Ekonomi Moneter
dan Perbankan, 2(2), pp. 97–130.

Kalsum, U. (2022) Beda Kondisi Perbankan Nasional Saat Krisis Melanda,


1998 hingga 2020, IDN Times. IDN Times.
https://www.idntimes.com/business/economy/umi-kalsum-1/beda-kondisi-perbankan-
nasional-saat-krisis-melanda-1998-hingga

Krisis moneter 1998 Akhiri Booming Perbankan Nasional (no date).


https://infobanknews.com/krisis-moneter-1998-akhiri-booming-perbankan-nasional/
TUTON 4

Tema 3. Pada masa pandemi Covid seperti ini apakah perdagangan di Indonesia
masih berjalan dengan normal? Jelaskan argumentasi anda, kalau perlu tambah data
data pendukung.

Pandemi yang terjadi beberapa tahun belakangan ini sangat mempengaruhi berbagai
sektor bisnis, terutama bisnis kecil. Seperti yang kita ketahui bahwa bisnis UMKM
menjadi salah satu sektor yang paling merasakan dampak wabah Virus Corona
(Covid-19). Berdasarkan info dari Kementerian Koperasi dan UKM  (Kemenkop
UKM) (Kompas, 27 Maret 2020), setidaknya terdapat 949 laporan dari pelaku
koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak
wabah virus Corona (Covid-19).

Krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap kelangsungan


usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbeda pada saat krisis moneter tahun
1998 di mana UMKM betul betul menjadi penyelamat ekonomi nasional yang pada
saat itu mampu meningkat hingga 350 persen ketika banyak usaha besar yang kolaps.
Namun pada saat pandemi Covid-19 saat ini, justru UMKM yang sangat terdampak.
Dampak dari sulitnya berusaha mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang terpaksa
di rumahkan.

Namun demikian, di saat masa pandemi terjadi perubahan pola konsumsi barang dan
jasa masyarakat dari offline ke online. Banyak pelaku UMKM yang beralih dari yang
hanya menjual produknya melalui toko offline menjadi online, karena adanya
lockdown justru bisnis online pada akhirnya berkembang pesat dikarenakan orang-
orang kebanyakan membeli barang atau makanan melalui online karena tidak bisa
keluar rumah sembarangan.

Sumber:

https://drpm.umsida.ac.id/perjuangan-membangkitkan-umkm-lokal-dikala-pandemi/

Anda mungkin juga menyukai