Anda di halaman 1dari 6

MARKETPLACE SEBAGAI KEBUTUHAN PELAKU USAHA

Muhammad Irsyad Al Asna (2296144021)

Pendahuluan
Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola
sumber daya yang terbatas dan menyalurkannya kedalam berbagai individu atau
kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. Istilah "ekonomi" berasal dari
bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang artinya "keluarga, rumah tangga" dan
νόμος (nomos) yang artinya "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar,
ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah
tangga". Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah
orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Ekonomi ada sejak manusia menciptakan, memasok, serta mendistribusikan
barang atau jasa. Sebagian besar kegiatan perekonomian kala itu berbasis pada
produk-produk pertanian. Satuan unit shekel misalnya, berawal dari satuan yang
digunakan untuk mengukur berat jelai. Satuan ini kemudian dimanfaatkan untuk
mengukur berat logam mulia seperti emas, perak, dan tembaga. Proses transaksi
pun berlangsung sederhana, biasanya terjadi antara dua atau lebih orang yang
berhubungan sosial secara langsung. Sistem barter masih banyak digunakan.
Seiring dengan berkembangnya masyarakat, sistem ekonomi yang digunakan
semakin kompleks. Masyarakat Sumeria, misalnya, mengembangkan ekonomi
skala besar berbasis uang komoditas. Di tempat lain, bangsa Babilonia dan
negara-kota di sekitarnya mengembangkan sistem utang-piutang, kontrak legal,
dan hukum yang berkaitan dengan praktik bisnis serta properti pribadi.
Sama seperti pada masa kuno, pada abad pertengahan kegiatan ekonomi juga
masih berputar pada perdagangan di bidang pertanian, dan barang-barang
pokok, serta terjadi dalam kelompok sosial tertutup. Namun, beberapa
perkembangan terjadi, antara lain munculnya kelompok-kelompok yang
memberi modal bagi individu atau kelompok lain, terutama untuk bidang
pelayaran, dan pengembangan wilayah kekuasaan. Modal ini nantinya harus
dikembalikan dalam bentuk penjualan barang yang didapatkan dari negara
jajahan. Proses peminjaman, dan penggantian uang ini berujung pada perintisan
bank, dan munculnya ekonomi global. Perdagangan saham juga mulai dikenal,
khususnya setelah tahun 1513 setelah pasar saham pertama di dunia dibuka di
Antwerpen. Tren ekonomi dunia berubah setelah perekonomian Uni Soviet yang
menganut komunisme runtuh. Banyak negara-negara Blok Timur yang berubah
haluan dari komunisme ke ekonomi berbasis pasar. Namun selain sistem
ekonomi dari Barat tersebut, muncul sistem, dan konsep-konsep ekonomi lain
yang berasal dari negara non-Barat seperti RRT, Brazil, dan India. Konsep
ekonomi non-barat ini dikenal dengan Istilah "masyarakat pasca-industri",
sebuah istilah yang diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Daniel Bell.
Perkembangan, dan penyebaran Internet sebagai media komunikasi massa
mempengaruhi perkembangan ekonomi khususnya setelah tahun 2000-2001. Ide
tentang sebuah ekonomi berbasis Internet, dan informasi mulai dikembangkan.
Hal ini disebabkan karena internet telah memberikan pengaruh besar pada dunia
perdagangan, dan memunculkan satu bidang baru yang disebut sebagai bisnis
elektronik. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikai di negara tersebut. Semakin tinggi
perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Namun perkembangan teknologi informasi ini juga
memiliki sisi negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan
tindak kriminal.
Pembahasan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian,
walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi
lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif dari kemajuan
teknologi dalam kehidupan manusia.
Tindakan ekonomi dilakukan dengan memperhatikan kaidah yang disebut
sebagai prinsip ekonomi. Terdapat dua prinsip dasar dalam melakukan tindakan
ekonomi. Pertama, ekonomi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan sebanyak mungkin dengan memperhatikan pengeluaran sebagai
bagian dari perhitungan keuntungan. Kedua, keuntungan yang diperoleh sebisa
mungkin hanya memerlukan pengeluaran sesedikit mungkin. Kedua prinsip ini
dijadikan sebagai pedoman umum untuk melakukan tindakan ekonomi. Hasil dari
penerapan prinsip ekonomi dapat diamati melalui tingkat efisiensi yang diukur
melalui perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dan pengeluaran yang
diperlukan selama kegiatan ekonomi berlangsung. Suatu tindakan ekonomi
dikatakan efisien bila suatu hasil dicapai dengan pengorbanan yang paling sesuai
dan diserta dengan penghematan biaya.
Ekonomi Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan
merupakan salah satu ekonomi pasar berkembang. Sebagai negara
berpenghasilan menengah & anggota G-20, Indonesia tergolong ke dalam negara
industri baru. Indonesia adalah ekonomi terbesar ke-17 di dunia berdasarkan
PDB nominal dan terbesar ke-7 dalam hal PDB Keseimbangan Kemampuan
Berbelanja (KKB). Pada tahun 2019, ekonomi Internet Indonesia mencapai US$40
miliar, dan diperkirakan akan mencapai US$130 miliar pada tahun 2025.[22]
Indonesia bergantung pada pasar domestik dan pembelanjaan anggaran
pemerintah dan kepemilikannya atas badan usaha milik negara (BUMN)
(pemerintah pusat memiliki 141 BUMN). Administrasi harga berbagai barang
kebutuhan pokok (termasuk beras dan listrik) juga memainkan peran penting
dalam ekonomi pasar Namun, sejak tahun 1990-an, mayoritas perekonomian
Indonesia dikuasai secara perorangan dan oleh perusahaan asing.
Setelah krisis moneter 1997, pemerintah mengambil alih sebagian besar aset
sektor swasta melalui akuisisi pinjaman bank bermasalah dan aset perusahaan
melalui proses restrukturisasi utang dan perusahaan yang ditahan dijual untuk
privatisasi beberapa tahun kemudian. Sejak 1999, ekonomi Indonesia telah pulih.
Pertumbuhan telah meningkat menjadi lebih dari 4–6% dalam beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2012, Indonesia menggantikan India sebagai ekonomi G-20
dengan pertumbuhan tercepat kedua, di belakang Tiongkok. Sejak itu, tingkat
pertumbuhan tahunan berfluktuasi sekitar 5%.[27][28] Namun, Indonesia
menghadapi resesi pada tahun 2020, ketika pertumbuhan ekonomi anjlok hingga
−2,07% akibat pandemi COVID-19. Ini adalah pertumbuhan terburuk sejak krisis
moneter 1997. Pada tahun 2021, produk domestik bruto Indonesia tumbuh
3,69%, karena penghapusan pembatasan COVID-19 serta rekor ekspor tertinggi
yang didorong oleh harga komoditas yang lebih kuat. Indonesia diprediksi
menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2045. Joko Widodo telah
menyatakan bahwa perhitungan kabinetnya menunjukkan bahwa pada tahun
2045, Indonesia akan memiliki penduduk sebanyak 309 juta jiwa. Menurut
perkiraan Jokowi, akan ada pertumbuhan ekonomi 5−6% & PDB sebesar US$9,1
triliun. Pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan mencapai US$29.000.
Dalam ekonomi, Usaha merupakan suatu unit yang melakukan aktivitas ekonomi
dengan tujuan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau ditukar yang
bertujuan menghasilkan keuntungan. Usaha muncul karena dorongan memenuhi
kebutuhan hidup. Ada banyak macam usaha antara lain jasa pengiriman,
komunikasi, pergudangan, kuliner, produk kecantikan, dll. Menurut ukuran dan
rasionya, usaha dibagi menjadi usaha mikro, kecil, menengah, dan besar.
Ekonomi di Indonesia disokong oleh Unit Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dilansir dari kemenkeu, 99,9 % pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM. Hal
ini menunjukan bahwa UMKM berpengaruh besar terhadap roda perekonomian
negara. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1
%. UMKM didonimasi oleh usaha mikro dengan jumlah 98,68 % dan menyerap 89
% tenaga kerja. Sementara itu, kontribusi usaha mikro hanya sekitar 37,8 % dari
total PDB.
Pandemi Covid-19 2 tahun yang lalu sangat berimbas pada perekonomian
nasional, bahkan global. Covid-19 menjadi momok yang menakutkan bagi
negara-negara di dunia. Hanya dalam waktu yang singkat, wabah ini telah
menjalar ke ratusan negara bahkan lintas benua. Wabah ini disebabkan oleh
virus yang awalnya muncul di Cina, tepatnya di Wuhan, kemudian mulai menjalar
ke negara-negara di Asia, Eropa, Amerika, Australia, dan, Afrika. Pandemic global
memaksa setiap negara yang berdampak untuk Kembali Menyusun strategi
dalam mempertahankan perputaran ekonominya. Sebut saja Amerika Serikat
(AS). Negara adidaya ini bahkan terjebak resesi ekonomi akibat pandemi ini. AS
merupakan negara dengan jumlah kasus positif terbanyak di dunia, yang sempat
mencapai angka 4,32 juta kasus positif perhari. Hal ini berarti AS menyumbang
seperempat dari total kasus positif Covid-19 di dunia. Tingginya kasus membuat
AS memutar otak dan menerapkan kebijakan lockdown untuk menurunkan
angka positif. Hal ini jelas berdampak pada perkonomian AS. Karena lockdown
aktifitas ekonomi masyarakat menurun, tidak sedikit pula perusahaan yang
merumahkan karyawannya untuk merampingkan pengeluaran.
Indonesia pun mengalami hal yang sama. Walaupun angka positif di Indonesia
tidak sebanyak di AS, tetap saja berdampak pada kestabilan rumah tangga
negara. Pemerintah banting tulang mengendalikan kasus positif dan roda
perekonomian negara. Berbagai kebijakan diambil pemerintah. Mulai dari
penerapan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak; isolasi
bagi warga negara yang datang dari luar negeri; hingga Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini menyebabkan melemahnya
daya beli masyarakat yang signifikan. Regulasi aturan PPKM jelas berpengaruh
terhadap naik turunnya ekonomi. Pandemic juga menyebabkan menurunnya
angka investasi de berbagai sektor usaha. Ketidakpastian akibat pandemi
mengakibatkan keraguan bagi investor untuk memulai investasi. Di sektor
pariwisata pun demikian, pembatasan aktifitas akibat PPKM turut andil dalam
penurunan jumlah wisatawan di pelbagai tempat wisata. Pembatasan akses
mobilitas masyarakat termasuk dalam kegiatan ekonomi berakibat
ketidakpastian pendapatan para pelaku usaha hingga banyak yang mengalami
kebangkrutan.
Para pelaku usaha diharapkan segera melakukan terobosan baru untuk
menyelamatkan perusahaan. Terutama sektor UMKM. Berbagai inovasi dan
strategi digencarkan para pelaku bisnis dan usaha. Pandemic Covid-19
mendorong semua lapisan masyarakat di berbagai bidang untuk melakukan
aktifitas secara daring. Kebijakan pemerintah memicu masyarakat untuk
melakukan inovasi dengan memanfaatkan teknologi. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi menjadi jalan keluar bagi semua pihak untuk keluar
dari jeratan berbagai kondisi. Adaptasi dan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi di sektor ekonomi tidak bisa dihindari. Penerapan teknologi tidak
hanya dilakukan oleh kalangan pengusaha kelas atas, namun sudah menjadi
kebutuhan semua kalangan. Namun tentu saja kalangan kelas bawah harus
menghadapi berbagai hambatan seperti masalah teknis maupun modal.
Penerapan teknologi dalam sektor ekonomi mengakibatkan pergeseran pola dan
model bisnis yang tidak biasa.
Salah satu sektor yang sangat terpukul akibat pandemic adalah UMKM yang juga
berdampak besar pada ekonomi nasional. Basis usaha ini terbukti lebih kuat
untuk mrnghadapi resesi ekonomi karena mempunyai perputaran transaksi yang
cepat, menggunakan produk domestic, dan mengarah pada kebutuhan primer
masyarakat. Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan dan bantuan agar
sektor UMKM dapat bertahan dan berkembang di situasi ekonomi global yang
tidak menentu. Di samping itu, para pelaku UMKM diharapkan melakukan
inovasi terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, salah
satunya marketplace.
Marketplace disebut dengan suatu platform yang menyediakan tempat serta
fasilitas bagi para penjual untuk berkumpul. Kemudian menawarkan produk atau
barang yang dijual dan bisa berupa jasa kepada para calon konsumen atau
pelanggan. Proses ini dilakukan tanpa bertemu secara fisik, karena memang
sudah memakai platform untuk jual-beli di marketplace. Perusahaan yang
bergerak di bidang marketplace merupakan penyedia platform, atau tempat
bertemunya para penjual dan masyarakat yang membutuhkan barang atau jasa
yakni konsumen. Adanya transaksi jual-beli di dalam marketplace, untuk
kemudian perusahaan bisa mengambil keuntungan dari proses ini lewat komisi
dari setiap penjualan. Adanya konsep marketplace ini sejatinya sangat mirip
dengan pasar konvensional atau tradisional, hanya saja pemilik marketplace
tidak bertanggung jawab atas barang yang dijual oleh para penjual. Tugas
marketplace hanya sebagai penyedia tempat bagi penjual dan pembeli dalam
melakukan transaksi jual-beli secara cepat tanpa harus bertemu langsung.
Marketplace muncul sebagai pilihan bagi para pelaku usaha dalam
mempertahankan bisnisnya. Marketplace merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi secara mudah dan cepat.
Transaksi dalam marketplace yang tidak membutuhkan tatap muka secara
langsung sangat sesuai dengan adanya kebijakan pembatasan sosial. Platform
sebuah marketplace dapat berupa website atau aplikasi. Semua operasional
hingga pembayaran dikelola oleh pihak penyedia marketplace. Masyarakat lebih
memilih melakukan jual beli melalui marketplace karena kemudahan yang
ditawarkan. Masyarakat terutama generasi muda lebih memilih marketplace
daripada pasar konvensional karena lebih menghemat waktu dan tidak perlu
mengeluarkan tenaga berlebih. Hal ini membuat marketplace sangat digandrungi
dan dibutuhkan oleh semua kalangan usaha. Marketplace tidak memerlukan
modal yang besar, karena tidak perlu tempat fisik untuk berjualan. Pelaku usaha
tidak perlu khawatir lapak akan sepi pembeli karena tiap harinya jutaan orang
mengakses marketplace dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia. Penyedia
marketplace memilki berbagai fitur dan regulasi sehingga penjual dan pembeli
akan merasa aman dan nyaman untuk melakukan transaksi.
Kesimpulan
Marketplace merupakan pilihan yang tepat bagi semua pelaku usaha sebagai
strategi untuk bertahan dan keluar dari jurang kebangkrutan. Cakupan pasar
yang luas, konsumen yang melimpah, dan tidak membutuhkan modal yang besar
menjadi senjata utama marketplace dalam mengesampingkan pasar
konvensional. Kondisi pasar pada saat ini dalam penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi membuat marketplace menjadi jalan keluar dan ladang
keuntungan yang baru. Ketika bisnis tidak muncul di pasar online, kemungkinan
kecil bisnis tersebut akan bertahan. Di tengah naiknya harga BBM, Konsumen
yang didominasi kalangan remaja lebih memilih mencari toko atau produk
melalui smartphone daripada harus berkeliling mencari toko fisik yang belum
tentu sesuai dengan keinginan konsumen dan tentunya menghabiskan uang
lebih banyak untuk transportasi.

Anda mungkin juga menyukai