EKONOMI MAKRO II
DISUSUN OLEH:
Abstrak:
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena
dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian 2 perekonomian
bangsa tersebut. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pembangunan
ekonomi merupakan instrumen utama untuk mencapai cita-cita nasional. Ada indikator
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan salah satunya pertumbuhan
ekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh
tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama keinginan dan
kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih
banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha
menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan
(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
1.2 Tujuan
Mengetahui tentang pertumbuhan ekonomi di Negara Indonesia, mulai dari teori dasar
prtumbuhan, kebijakan yang dijalankan di Negara Indonesia, dan solusi terbaik bagi
pertumbuhan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Harrod-Domar dan Rostow: Mewujudkan peranan investasi sebagai faktor yang
menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan
peranan segi permintaan dalam mewujudkan pertumbuhan. Menurut Harrod-Domar,
“perlu adanya pembentukan modal atau investasi untuk mencapai pertumbuhan Ekonomi
yang teguh (steady growth).Semakin banyak modal maka produksi barang dan jasa juga
makin banyak. Jadi menurut teori ini, ada syarat agar perekonomian negara dapat
berkembang secara jangka panjang. Harrord-Domar Teori Rostow menjelaskan bahwa
ada tahap-tahap yang dilewati suatu negara dalam pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah dengan memperkuat tabungan
nasional. Teori ini diperjelas lagi dengan teori Harord-Domar yang menyebutkan bahwa
semakin banyak porsi PDB yang ditabung akan menambah capital stock sehingga
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kedua teori tersebut menjelaskan bahwa tingkat
tabungan dan capital stock yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Teori Robert Solow: Teori ini menjelaskan bagaimana tingkat tabungan dan investasi,
pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output
perekonomian dan pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw:2000). Menurut Solow,
dalam jangka panjang tingkat tabungan dapat menentukan modal dalam proses produksi.
Artinya, “semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi pula modal dan output yang
dihasilkan” Solow juga berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi adalah rangkaian
kegiatan denga 4 faktor utama yaitu manusia, teknologi modern dan hasil (output).
Teori Neo-Klasik: Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan
teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting yang
mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
Teori Transformasi Struktural, Teori ini berfokus pada mekanisme yang membuat
negara-negara miskin dan berkembang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan cara mentransformasi struktur perekonomiannya dari yang semula sektor
pertanian yang bersifat tradisional menjadi dominan ke sektor industri manufaktur yang
lebih modern dan sektor jasa-jasa. Teori ini dipeloperi oleh W. Arthur Lewis.
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan pemerintah sehubungan dengan tingkat pembelian
pemerintah, transfer, dan struktur pajak. Kebijakan Fiskal juga dapat dipahami sebagai
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah melalui merubah-ubah (menaikkan
atau menurunkan) penerimaan negara dan atau pengeluaran negara dalam rangka
mencapai tujuan teretentu. Ruang lingkup kebijakan yaitu pada sektor pengeluaran
pemerintah dan penerimaan pajak sehingga disebut juga kebijakan anggaran. Secara
umum tujuan dari kebijakan fiskal yang ingin dicapai antara lain: peningkatan pendapatan
nasional, peningkatan kesempatan kerja, penurunan laju inflasi, penurunan defisit neraca
pembayaran internasional.
Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil oleh Pemerintah dalam bidang
perpajakan dan anggaran belanja negara dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat ekonomi. Kebijakan fiskal dapat berupa kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan
fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan fiskal yang bertujuan
meningkatkan output perekonomian. Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraktif bertujuan
mengurangi output perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan fiskal juga merupakan
instrumen stabilisasi pemerintah.
Penting untuk diketahui bahwa kebijakan fiskal memiliki dua macam aspek di
dalamnya, yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Untuk aspek kualitatif, hal hal
yang menjadi pembahasannya adalah jenis jenis pajak, segala jenis pembayaran dan
subsidi. Sedangkan untuk aspek Kuantitatif, hal hal yang menjadi pembahasan adalah
segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan jumlah uang yang harus ditarik dan
dibelanjakan. Kebijakan Fiskal memiliki tujuan yang sangat kompleks, yaitu untuk
mrncapai sebuah perekonomian atau sistem ekonomi yang makmur dan sejahtera. Selain
itu, kebijakan fiskal juga bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan, bidikan, prioritas
pembangunan bangsa atau pembangunan nasional dan tentunya menghasilkan sebuah
pertumbuhan ekonomi secara maksimal. Adapun tujuan-tujuan kebijakan Fiskal yaitu :
b. Kebijakan Moneter
Teori standar makroekonomi menyatakan bahwa kebijakan moneter sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan moneter memiliki efek yang merata secara
nasional, hal ini dalam praktek sering kali tidak terjadi. Suatu negara pada umumnya
memiliki karakteristik daerah yang berbeda sehingga efek kebijakan moneter tidak selalu
seragam dan cenderung memiliki efek yang berbeda antar daerah.
Secara teori kebiajakan moneter memang tidak dapat dijalankan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kinerja suatu specific region hal ini menyebabkan kebijakan
moneter tidak seekfektif kebijakan fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah, akan tetapi analisis efek dari kebijakan moneter dan variabel didaerah yang
mempengaruhinya penting untuk melihat seberapa besar efektivitas kebijakan moneter
mempengaruhi pertumbuhan daerah tersebut, dengan ditentukannya variabel yang paling
mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter pada tiap daerah di indonesia, maka
pertumbuhan daerah tersebut dapat diarahkan dengan stimulus kebijakan fiskal untuk
mendorong pertumbuhan pada variabel yang paling berpengaruh tersebut, sehingga
kebijakan moneter dapat terdistribusi secara merata efeknya dan hal ini akan
memudahkan bank sentral dalam menjalankan fungsinya dalam stabilitas moneter di
Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,51%
secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III 2021. Pertumbuhan ini di bawah
proyeksi Sri Mulyani yang sebesar 4,5%.(Baca: DKI Jakarta Sumbang Ekonomi Terbesar
pada Kuartal II-2021)Selain itu, ekonomi Indonesia melambat dari 7,07% (yoy) pada
kuartal sebelumnya. Namun, lebih tinggi dari kuartal III 2020 yang mengalami kontraksi
3,49% (yoy).BPS menyebutkan, sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan
perdagangan memiliki andil terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini
menyumbangkan 66,42% dari total PDB Indonesia pada kuartal III 2021.Sementara dari
sisi pengeluaran, 83,54% disumbangkan dari konsumsi rumah tangga dan investasi. BPS
mencatat seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif.Konsumsi
rumah tangga tumbuh 1,03% (yoy). Angka ini melambat dari kuartal sebelumnya yang
sebesar 5,96% (yoy), tetapi lebih tinggi dari kuartal III 2020 yang sebesar -4,05% (yoy).
Hal yang sama terjadi pada komponen investasi. Ini tercermin dari Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,74% (yoy). Lebih tinggi dari kuartal III 2020 yang sebesar
-6,48% (yoy) dan melambat dari kuartal II 2021 yang sebesar 7,54% (yoy).Adapun, laju
pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 0,66% (yoy). Angka ini melambat dari kuartal
II 2021 yang sebesar 8,03% (yoy) dan kuartal III 2020 yang sebesar 9,76% (yoy).Dari sisi
perdagangan, impor dan ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi di antara komponen
lainnya. Pertumbuhan impor sebesar 30,11% (yoy), melambat dari kuartal II 2021 yang
sebesar 31,72% (yoy) dan naik dari kuartal III 2020 yang sebesar -23%
(yoy).Pertumbuhan ekspor barang dan jasa sebesar 29,16% (yoy). Angka ini melambat
dari kuartal II 2021 yang sebesar 31,98% (yoy) dan naik dari kuartal III 2020 yang
sebesar -11,66% (yoy).
Solusi kebijakan terbaik menurut saya yaitu kebijakan Fiskal, karena kebijakan fiscal
merupakan salah satu kebijakan untuk mengendalikan keseimbangan makro ekonomi.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu
perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakan ini dapat pula mempengaruhi
sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang, melalui peningkatan kapasitas
perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas makro ekonomi, kebijakan fiskal akan
berinteraksi dengan kebijakan moneter.Besarnya pengeluaran pemerintah yang
memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi memiliki batas tertentu
Pengeluaran pemerintah akan mendukung pertumbuhan ekonomi apabila pemerintah
mampu menciptakan kondisi di mana besarnya share pengeluaran pemerintah terhadap
tingkat output seluruhnya dapat digunakan untuk menyediakan barang publik yang
digunakan sebagai input produksi yang kompetitif.
Kebijakan fiscal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor
public. Kebijakan fiscal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk
mengatur mobilisasi dana domestic, dengan instrument utamanya perpajakan. Di Negara
sedang berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneterdan kebijakan luar negeri belum
berjalan seperti yang diharapkan. Denga demikian, peranan kebijakan fiscal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting. Kebijakan fiscal adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat
kondisi yang lebih baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiscal adalah pajak (T) dan pengeluaran (G).
Kebijakan fiscal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang
bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi masalah
pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan
memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya penambahan subsidi kepada rakyat
kecil) atau mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan fiscal kontraktif adalah bentuk
kebijakan fiscal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja
penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran
pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.
Secara umum, alasan mengapa negara berkembang menempuh kebijakan fiskal yang
tidak countercyclical terutama terkait dengan keterbatasan sumber daya finansial dan
kelemahan institusional. Kelemahan institusional diantaranya terkait dengan adanya
kelompok yang cukup berpengaruh dalam masyarakat yang berusaha agar
kepentingannya diakomodasi oleh pemerintah. Kelemahan ini menyebabkan terjadinya
diskresi kebijakan fiskal yang dapat menyebabkan volatilitas inflasi yang lebih tinggi.
Transmisi kebijakan fiskal ke inflasi dapat melalui permintaan agregat, spillover public
wages ke sektor swasta, serta pengaruh pajak terhadap biaya marginal dan konsumsi
swasta. Selain itu, kebijakan fiskal berdampak terhadap inflasi melalui ekspektasi
masyarakat terhadap kemampuan pemerintah untuk membayar utang publiknya.
BAB III
KESIMPULAN
Pertumbuhan Ekonomi salah satu indicator yang sangat penting dalam melakukan
analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Negara. Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan
tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan
keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan
suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan
ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam
kegiatan ekonomi masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena
dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian 2 perekonomian
bangsa tersebut. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pembangunan
ekonomi merupakan instrumen utama untuk mencapai cita-cita nasional. Ada indikator
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan salah satunya pertumbuhan
ekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB).
Secara umum, alasan mengapa negara berkembang menempuh kebijakan fiskal yang
tidak countercyclical terutama terkait dengan keterbatasan sumber daya finansial dan
kelemahan institusional. Kelemahan institusional diantaranya terkait dengan adanya
kelompok yang cukup berpengaruh dalam masyarakat yang berusaha agar
kepentingannya diakomodasi oleh pemerintah. Kelemahan ini menyebabkan terjadinya
diskresi kebijakan fiskal yang dapat menyebabkan volatilitas inflasi yang lebih tinggi.
Transmisi kebijakan fiskal ke inflasi dapat melalui permintaan agregat, spillover public
wages ke sektor swasta, serta pengaruh pajak terhadap biaya marginal dan konsumsi
swasta. Selain itu, kebijakan fiskal berdampak terhadap inflasi melalui ekspektasi
masyarakat terhadap kemampuan pemerintah untuk membayar utang publiknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.unand.ac.id/7739/3/BAB%2520I.pdf
https://klikpajak.id/blog/tujuan-fungsi-dan-instrumen-kebijakan-fiskal-yang-perlu-
dipahami/&ved
http://lontar.ui.ac.id/file%3Ffile%3Ddigital/131667T%2B27509Analisis
%2Bpertumbuhan-Tinajauan%2Bliteratur.pdf
https://osf.io/bw35q/download
https://media.neliti.com/media/publications/43066-ID-pertumbuhan-ekonomi-dan-
kemiskinan-di-indonesia.pdf
https://jepi.fe.ui.ac.id/index.php/JEPI/article/download/121/37/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/05/ekonomi-indonesia-tumbuh-351-
di-bawah-ekspektasi-sri-mulyani
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/kebijakan-fiskal-kaitannya-
dengan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/download/5/5
https://sukasada.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/kebijakan-pemerintah-dalam-
bidang-ekonomi-59
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Document/4_LPI2018_BAB%202.pdf