Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB 1
PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah keadaan dimana ekonomi dalam suatu negara
menjalankan suatu proses untuk mencapai peningkatan pendapatan negara tersebut. Namun
seiring dengan pertumbuhan ekonomi saat ini ternyata masih ada kasus kemiskinan yang terjadi
contohnya di indonesia kemiskinan masih terus bertambah.

Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan tentang pengertian pertumbuhan
ekonomi,sumber kenaikan pertumbuhan ekonomi,manfaat pertumbuhan ekonomi, dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

 
BAB II
PEMBAHASAN 

PERTUMBUHAN EKONOMI
Pengertian Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang
sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari
potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara,
yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode
waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

1. Kenaikan penawaran tenaga kerja


Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika
stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif
dibandingkan tenaga kerja lama.

2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia


Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan
angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan
secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan
sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.

 3. Kenaikan produktivitas


Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih
banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk
perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan
Fair, 1999;326)

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional
Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab
semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian
bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan
untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan
modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651) 

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2)
output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan
suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara
itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya,
pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta
penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik yang terjadi dalam
proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatnya tersebut di bawah ini
terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
yaitu perdagangan (ekspor).
•    Dua variabel ekonomi agregatif : tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan
populasi dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan atau
terutama produktivitas tenaga kerja.
•    Dua transformasi struktural : tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan
tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi.
•    Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional :
kecenderungan negara-negara maju secara ekonomi untuk menjangkau seluruh dunia untuk
mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan baku dan pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh
sepertiga populasi dunia.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari
permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana par pemilik modal besar
selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan
menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu, akses untuk mendapatkan bantuan
modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha besar dibandingkan dengan
pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan ekonomi perdagangan internasional juga
memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketidakpastian
perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin meningkat, semakin menyebabkan
kemungkinan – kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang kurang membanggakan bagi bangsa
Indonesia.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:

 Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri sekaksimal mungkin.

 Faktor infestasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak
pada pasar.

 Faktor perdagangan Luar Negari dan Neraca Pembayaran, harus surplus sehingga mampu
meningkatkan cadangan devisa dan mestabilkan nilai rupiah.

 Faktor kebijakan Moneter dan Inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan
tingkat suku bunga ini juga harus antisipasif dan dapat diterima pasar.

 Faktor Keuangan Negara, yaitu barupa kebijakan fiskal yang kontruktif dan mampu
untuk membiayai pengeluaran pemerintah ( todak defisit )

SUMBER : jurnal-sdm.blogspot.com/.../pertumbuhan-ekonomi 
                   putracenter.net/.../definisi-pertumbuhan-ekonomi
http://dillahsalasa.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan s
alah satu tolak ukur penting dalam
menentukan keberhasilan pembangunan eko
nomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang
dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan
produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Menurut Boediono (
2013
)
pertumbuhan ekonomi adalah pro
ses kenaikan
output perkapita dalam jangka panjang
.D
engan kata lain, perekonomian dikatakan
mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih
besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya. Dalam
pengertian
ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk
Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan Pendap
atan Nasional/PN
(Tambunan, 2012
).
Keberhasilan
suatu
negara
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakatnya diukur melalui tingkat pertumbuhan
ekonomi yang berhasil di
capai.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil dari tahun ke tahun berarti
kesejahteraan ekonomi meningkat, sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan nilai
negatif berarti tingkat kesejahteraan disuatu negara juga menurun
.
Tinggi ren
dah
laju pertumbuhan ekonomi di suatu negara menunjukkan tingkat perubahan
kesejahteraaan ekonomi masyarakatnya
(
Boediono
,
2013
)
.
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu
negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertu
mbuhan atau pencapaian
2
perekonomian b
angsa tersebut. Bagi Indonesia
sebagai salah satu negara
berkembang, pembangunan
ekonomi merupakan instrumen utama untuk mencapai
cita
-
cita nasional. Ada indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembangunan
salah satunya
per
tumbuhan ekonomi diukur dengan Produk
Domestik B
ruto (PDB).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami fluktuasi
dimana untuk periode
yang sama yaitu pada tahun 1995
-
2014, rata
-
rata
pertumbuhan ekonomi Indones
ia ter
catat sebesar 4,5
per tahun.
Sebelum terjadinya
krisis, pada tahun 1995 dan 1996 p
ertumbuhan ekonomi sebesar 4.70
dan
7.84
.
Namun untu
k tahun 1997
-
1998
pertumbuhan ekonomi menurun sangat drastis yaitu
sebesar
8.22 hingga menjadi
-
13.33%. Hal ini di
karena
kan terjadinya krisis
ekonomi pada tahun tersebut.
Krisis ini disebut dengan krisis moneter karena
permulaannya krisis tersebut berasal dari indokator
-
in
dikator ekonomi, seperti
salah satunya
menurun
nya nilai tukar rupiah, kondisi arus kas perbankan
yang
m
enurun dan pinjaman public yang melonjak drastis
.
P
ada tahun 1999
pertumbuhan ekonomi
masih
rendah sebesar 0.79 namun naik cukup signifikan
ini
disebabkan karena pengar
uh krisis ekonomi yang terjadi di Asia dan berakibat
kepada perekonomian
di
Indonesia
. Namun
pada
tahun 2000
pertumbuhan ekonomi
mulai membaik
yaitu sebe
sar 4.98.
Jika
dilihat dari perkembangan pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi yang cuk
up tinggi yaitu pada
tahun 2013
s
ebesar 6.78 %
(
Badan Pusat stat
istik,
2014
)
.
P
engar
uh pertumbuhan
ekonomi yang pali
ng signifikan adala
h
inflasi
seperti contoh yang terdapat
pada
Indonesia pada tahun 1998 yaitu krisis ekonomi perekonomian indonesia lumpuh
disebabkan
oleh
inflasi yang sangat tinggi.
3
Salah satu
fenomena ekonomi yang selalu menarik dibahas terutama
berkaitan dengan dampaknya
yang luas terhadap perekonomian secara keseluruhan
adalah inflasi
.
Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan fenomena moneter
dalam suatu negara dimana naik turunnya inflas
i cenderung mengakibatkan
terjadinya gejolak ekonomi.
Dampak lain yang ditimbulkan oleh inflasi juga
dirasakan pada lalu lintas pasar keuangan karena berpengaruh secara langsung
terhadap agregat moneter. Selain itu, Inflasi yang tinggi juga akan menyebabka
n
laju pertumbuhan eko
nomi men
urun ataupun sebaliknya.
Inflasi memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian beberapa tujuan kebijakan makro,
seperti pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan
keseimbangan neraca pembayaran (Pohan,
2008).
P
erkembangan
tingkat inflasi yang te
rjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya
masalah ekonomi yang dihadapi
negara
tersebut
.
Semakin meningkatnya inflasi di
suatu negara maka tingkat
kesejahteraan masyarakatnya akan be
r
kurang.
I
nflasi yang tinggi
menyebabkan
turunnya pendapatan riil (daya beli) masyarakat, terutama bagi pekerja
-
pekerja
yang mempunyai penghasilan tetap, sehingga berdampak pada menurunnya tingkat
konsumsi masyarakat dan mening
katnya tingkat kemiskinan.
Perkembangan Inflasi berdasar
kan kondisi perekono
mian Indonesia selama
tahun 1995
-
2014
mengalami fluktuasi cukup tinggi, dimana rata
-
rata inf
lasi di
indonesia pada tahun 1995
-
2014 mencapai
11.37
per tahun. Inflasi yang tergolong
tinggi tercatat terjadi pada tahun
1997 yaitu sebesar 77
.65
. Selain tahun 2001, pada
tahun 2002, 2005 dan 2008 juga memperlihatkan
laju
inflasi yang
cukup
tinggi
dengan persentase 10.03%, 17.11% dan 11,78% yang mana pada tahun
-
tahun
4
tersebut inflasi mencapai kisa
ran dua digit.
Pada lima tahun terakhir inflasi
di
indonesia mulai menurun yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012. Namun
tidak pada tahun 2013, inflasi kembali naik dibandingkan tahun 2012 yaitu dengan
persentasi 8.38 %. sedangkan untuk tahun 2014 inflasi kembali t
urun dengan
persentase sebesar 8
.
36 % berdasarkan data inflasi pada tahun 1999
-
2013, inflasi
paling rendah tercatat pada tahun 2009 dengan persentase inflasi sebesar 2.
78% (
Badan Pusat S
tatistik, 2014)
Inflasi nasional yang tanpa diimbangi dengan pendapatan nominal
penduduk akan
menyebabkan pendapat
an rakyat
menurun
baik pendapatan riil
maupun pendapatan perkapita. Ini menjadikan Indonesia kembali masuk golongan
negara miskin, dan ini menyebabkan semakin beratnya beban hidup masyarakat
khususnya strata ekonomi bawah. Inflasi akan
menyebabkan turunnya pendapatan
riil masyarakat y
ang memiliki pendapatan tetap. D
imana dengan penghasilan yang
relatif tetap, mereka tidak dapat menyesuaikan pendapatannya dengan kenaikan
harga yang disebabkan karena inflasi. Sebaliknya, bagi mereka yang
memiliki
penghasilan yang dinamis seperti pedagang seringkali mendapat manfaat dari
adanya kenaikan harga tersebut, dengan cara menyesuaikan harga jual produknya.
Dengan demikian pendapatan yang mereka peroleh secara otomatis akan
tersesuaikan, dan tidak j
arang deng
an p
ersentase yang lebih besar.
Maka dari itu
diperlukan suatu upaya dalam rangka menjaga inf
lasi pada
level yang
stabil. Dengan menjaga stabilitas inflasi, pelaku ekonomi akan merasa
lebih nyaman dalam melakukan aktivitas ekonominya, sehingga
dapat membawa
dampak positif pada perekonomian yang dapat dilihat melalui peningkatan
5
pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain, pencapaian stabilitas inflasi merupakan
langkah awal untuk mencapai stabilitas nasional.
Melihat dampak negatif yang ditimbulkan
oleh inflasi yang tinggi, maka
untuk mencapai terciptanya kestabilan harga atau inflasi yang rendah
diperlukan
kebijak
an pemerintah.
Akan tetapi, semenjak Indonesia mulai mengalami krisis
ekonomi sampai sekarang ini, pencapai kestabilan h
arga belum
sepenuhnya
tercapai.
Inflasi terjadi disebabkan oleh beberap
a
faktor seperti konsumsi
pemerintah, konsumsi rumah tangga dan faktor yang sangat mempengaruhi inflasi
adalah jumlah uang yang beredar karena j
ika jumlah uang yang beredar banyak di
masyarakat m
aka inflasi juga naik.
Fluktuasi inflasi Indonesia tergolong cukup bervariasi dari waktu ke waktu
dan bersifat persisten (Dwiantoro, 2004). Pada dasarnya fenomena inflasi di
Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal, baik yang
berpen
garuh secara langsung atau pun tidak
langsung
. Faktor eksternal meliputi
nilai tukar dan perubahan musim, sedangkan faktor internal meliputi GDP,
suku
bunga namun faktor yang palin
g berpengaruh adalah jumlah uang
beredar karena
jika uang beredar banyak mak
a inflasi menjadi tinggi.
Uang merupakan aset yang dapat digunakan untuk transaksi. Namun, selain
itu uang juga digunakan untuk menyimpan nilai dan sebagai satuan
hitung. Menurut
Samuelson (2003
) uang a
dala
h segala sesuatu yang bersif
at sebagai media
pertukaran atau alat pembayaran yang
diterima secara umum. Hal ini di
pe
rjelas oleh
Sukirno (2004
) yang menyatakan uang diciptakan dalam perekonomian dengan
tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai