1. Dita Destiana
2. Nuke Puspitasari
3. Nurul Chaeriah
4. Atu Nurul Soviah
5. Erni Rohyani
Metode Harga Pokok Proses - Lanjutan
Produk yang belum selesai di proses pada akhir periode akan menjadi persediaan
produk dalam proses persediaan produk dalam proses pada awal periode
berikutnya, produk dalam proses awal yaitu membawa harga pokok produksi per
satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan berbeda dengan
harga produksi periode sekarang.
Dalam proses pembuatan produk, umumnya bahan baku hanya di masukan dalam
Misalnya pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100 kg yang
harga pokonya Rp.1.000 per kg.
Lanjutan..
Dalam periode tersebut terjadi pembelian bahan baku sebanyak 400 kg dengan
harga Rp. 1.200 per kg. Jika pada akhir periode ternyata di ketahui jumlah bahan
baku yang di pakai sebanyak 250 kg, timbul masalah harga pokok yang mana yang
akan di gunakan untuk menghargai bahan baku yang terpakai tersebut.
Contoh perhitungan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses.
Misalkan pada awal periode terdapat persediaan produk dalam proses sebanyak
200 kg dengan harga pokok yang di bawa dari periode sebelumnya sebesar
800.000.
Lanjutan..
Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit
ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga
pokok rata-rata tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukjan harga pokok
produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara
mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
Metode Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang –
Departemen Pertama
Dalam dept produksi pertama, biaya yg harus diperhitungkan dlm penentuan harga
pokok produk adalah biaya yg melekat pd persediaan produk dlm proses awal dan
biaya produksi yg dikeluarkan dlm periode skrg. Biaya yg melekat pd persediaan
produk dlm proses awal merupakan biaya yg berasal dr periode sebelumnya. Dlm
metode ini, biaya yg berasal dari periode sblmnya ditambah dgn biaya dr periode skrg,
kemudian dihitung rata”nya dgn cara membagi jmlh tsb dgn unit ekuivalensi unsur
biaya yg bersangkutan. Harga pokok rata” per unit kemudian dikalikan dgn jmlh unit
produk selesai yg ditransfer ke departmen berikutnya utk menghitung total harga
pokok produk selesai tsb. Harga pokok rata” perunit ini jg digunakan utk menghitung
harga pokok persediaan produk dlm proses akhir periode.
Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang -
Dept Setelah Dept Pertama
harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen produksi setelah departemen
produksi yang pertama merupakan harga pokok dari departemen (atau
departemen-departemen) sebelumnya dengan biaya produksi yang ditambahkan
dalam departemen yang bersangkutan. Dalam metode harga pokok rata-rata
tertimbang, untuk mengjitung harga pokok per satuan kumulatif produk yg
dihasilkan department setelah dept produksi pertama, perlu dihitung rata” harga
pokok persatuan produk yg berasal dari dept sebelumnya dan harga pokok rata” yg
ditambakan dlm dept setelah dep pertama yg bersangkutan.
Berikut adalah rumus perhitungan kedua macam harga pokok persatuan tsb :
Lanjutan..
Lanjutan..
Atas dasar data dlm gambar tsb, harga pokok kumulatif persatuan produk yg
dihasilkan oleh dept 2 dihitung menjadi :
Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama-Dept
Produksi Pertama
Unit ekuivalensi biaya bahan baku dept 1 dihitung dgn memperhatikan tingkat
penyelesaian bahan baku dlm persediaan produk dlm proses awal.
Lanjutan..
Umumnya bahan baku diolah pertamakali dlm dept prtama. Ddept prod berikutnya
hanya mengolah lebih lanjut produk hasil dept pertama dgn mengluarkan biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik. Namun, seringkali dlm proses produksi, bahan baku
ditambahkan dlm dpet produksi setelah dept prod pertama. Tambahan bahan baku ini
mempunyai 2 kemingkinan :