Anda di halaman 1dari 7

PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL

Jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke
departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal
akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut. Terdapat dua
metode harga pokok produk dalam metode harga pokok proses : Metode harga pokok rata-rata
tertimbang dan metode masalah pertama, keluar pertama (first in first out / fifo).

Misalnya pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100 kg harga pokoknya
Rp1.000 per kg. Dalam periode tersebut terjadi pembelian bahan b sebanyak 400 kg dengan
harga Rp1.200 per kg. Jika pada akhir periode ternyata diketahui jumlah bahan baku yang
dipakai sebanyak 250 kg, timbul masalah harga pokok y mana yang akan digunakan untuk
menghargai bahan baku yang dipakai tersebut. Satuan penentu harga pokok mana yang akan
digunakan untuk menilai bahan baku ya yang dipakai tersebut, akuntansi menggunakan
berbagai anggapan mengenai aliran bias Adanya berbagai anggapan ini menimbulkan berbagai
metode pemogokan harga pokok bahan baku yang dipakai. Contohnya adalah metode harga
pokok rata-rata tertimba (metode biaya rata-rata tertimbang); metode masuk pertama, keluar
pertama (first in, fin out method); dan metode masuk terakhir, keluar pertama (metode masuk
terakhir, keluar pertama Jika dalam contoh pemakaian bahan baku tersebut di atas digunakan
metode mas pertama, keluar pertama, maka perhitungan harga pokok bahan baku yang dipakai
dal periode tersebut disajikan dalam Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Penggunaan Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama

Persediaan bahan baku awal : 100 kg x Rp 1.000 Rp 100.000

Persediaan bahan baku selama periode 400 kg x Rp 1.200 480.000

Jumlah bahan baku yang tersedia untuk dipakai Rp 580.000

Jika contoh tersebut diterapkan dalam metode harga pokok proses, yang pada awal periode
terdapat persediaan produk dalam proses, maka pengaruh adanya persediaan produk dalam
proses awal tersebut terhadap penentuan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang tidak berbeda dengan contoh penentuan biaya bahan
baku tersebut di atas. Misalkan pada awal periode terdapat persediaan produk dalam proses
sebanyak 200 kg dengan harga pokok yang dibawa dari periode sebelumnya sebesar
Rp800.000. Misalkan dalam periode sekarang produk yang diproduksi (tidak termasuk
persediaan produk dalam proses awal) sebanyak 3.200 kg sedangkan biaya produksi yang
dikeluarkan dalam periode sekarang, baik untuk menyelesaikan persediaan produk dalam
proses awal maupun untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang
berjumlah Rp9.600.000. Jika produk jadi yang dihasilkan dalam periode tersebut berjumlah
2.800 kg, harga pokok produksi per kilogram manakah yang akan digunakan untuk menghargai
produk jadi tersebut? Jika masalah tersebut diringkas akan dapat disajikan dalam Gambar 4.2.

Kuantitas Total Biaya


Produk dalam proses awal 200 kg Rp 800.000
Produk yg dimasukkan dlm proses dlm periode sekarang 3200 kg 9.600.000
Jumlah produk yg diproses dlm periode sekarang 3.400 kg Rp. 10.400.000
Produk jadi yg dihasilkan dlm periode sekarang 2.800 kg ?
Produk dalam proses akhir periode 600 kg ?

Di sini timbul persoalan penentuan harga pokok produk jadi yang dihasilkan dalam periode
sekarang, karena adanya dua macam harga pokok produksi per kg yang berbeda, yaitu:

Harga pokok per kg persediaan produk dalam proses awal:

Rp800.000: 200 kg Rp4.000

Harga pokok per kg produksi periode sekarang:

Rp9.600.000: 3.200 kg Rp3.000

Harga pokok produksi per kg manakah yang akan digunakan untuk menentukan harga pokok
2.800 kg produk jadi tersebut?

Seperti halnya dengan contoh pemakaian bahan baku dalam contoh tersebut di muka, dalam
metode harga pokok proses juga digunakan anggapan aliran biaya produksi, sehingga untuk
menentukan harga pokok produk jadi dalam contoh ini, terdapat dua metode yang dapat
digunakan: metode harga pokok rata-rata tertimbang dan metode masuk pertama, keluar
pertama.

Jika digunakan metode masuk pertama, keluar pertama, harga pokok produk jadi sebanyak
2.800 kg tersebut dihitung sebagai berikut:

Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses awal :

200 kg @ Rp 4.000 Rp 800.000

Harga Pokok Produksi Sekarang

2600 kg @ Rp 3.000 Rp 7.800.000

Harga Pokok Produk jadi 2.800 kg Rp 8.600.000


*Produk jadi 2.800 kg tersebut terdiri dari 200 kg yang pada awal periode masih dalam proses,
dan sisim sebanyak 2600 kg (2.800 kg 200 kg) berasal dari produk yang dimasukkan dalam
proses peri sekarang Berikut ini diuraikan dua metode penentuan harga pokok produk: metode
harp pokok rata rata tertimbang dan metode masuk pertama, keluar pertama dalam penentu
harga pokok proses

HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG (WEIGHTED AVERAGE HOD)

Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada
biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalen produk untuk
mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang, Harga pokok rata-ra sertimbang ini kemudian
digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang diransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya. Untuk
memberikan gambaran mengenai penggunaan metode harga pokok rata-na bertimbang dan
metode masuk pertama, keluar pertama disajikan dalam contoh 1 berikut ini Contoh 1 PT Risa
Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produks Departemen I dan
Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan Janua 20X1 di kedua departemen
produksi tersebut disajikan dalam Gambar 4.3.

METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG- DEPARTEMEN PERTAMA

Dalam departemen produksi pertama, biaya yang harus diperhitungkan dalam penentan harga
pokok produk adalah biaya yang melekat pada persediaan produk dalam prose awal dan biaya
produksi yang dikeluarkan dalam periode sekarang, Baya yang melekat pa persediaan produk
dalam proses awal merupakan biaya yang berasal dari period perioade sebelumnya ditambah
dengan biaya dari periode sekarang, kemudian dihitung da ratanya dengan cara membagi
jumlah tersebut dengan unit ekuivalensi unsur biaya yan benangan Hanya pokok tanta per unit
ini kemudian dikalikan dengan jumlah unit produ sele yang derafer ke depanemen berikutnya
untuk menghitung total hanga pokok prod selesai tersebut. Harga pokok rata-rata per unit ini
juga digunakan untuk menghin harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir
periode.

PT Risa rimendi
Data Produksi dan Biaya Produksi
Bulan Januari 20X1
Departemen 1 Departemen 2
Data Produksi :
Produk dalam proses awal:
BBB 100 %; BK 40%; 4.000 kg -
BTK 20%; BOP 60% - 6.000
Dimasukkan dlm proses bulan ini 40.000 kg -
Unit yg di tf ke departemen 2 35.000 kg -
Unit yg diterima dari Dept 1 - 35.000
Produk jadi yg di tf ke gudang - 38.000
Produk dlm proses akhir:
BBB 100%; BK 70%; 9.000 kg -
BTK 40%; BOP 80 % - 3.000 kg

Harga Pokok Produk Dlm Proses Akhir


Harga pokok dari Dept 1 - Rp 11.150.000
Biaya Bahan Baku Rp 1.800.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.200.000 Rp 1.152.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.920.000 Rp 4.140.000

Biaya Produksi :
Biaya bahan baku Rp 20.200.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 29.775.000 Rp 37.068.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 37.315.000 Rp 44.340.000

Gambar 4.4

Rumus perehitungan Harga Pokok Per Unit Produk Dep. 1 dengan Menggunakan Metode Harga
pokok Rata-Rata Tertimbang

(1) Biaya Bahan Biaya Bahan Baku yg Biaya Bahan Baku yg


Baku per Unit = melekat pada produk dlm dikeluarkan dalam periode
proses awal + sekarang
Unit Ekuivalen biaya bahan baku

Biaya Tenaga Kerja yg Biaya Tenaga Kerja yg


(2) Biaya Tenaga Kerja melekat pada produk dlm dikeluarkan dalam periode
Per Unit proses awal + sekarang
= Unit Ekuivalen biaya Tenaga Kerja

Biaya Overhead pabrik yg Biaya Overhead Pabrik yg


(3) Biaya Overhead
melekat pada produk dlm dikeluarkan dalam periode
Pabrik per Unit proses awal + sekarang
= Unit Ekuivalen biaya Overhead Pabrik
Atas dasar data dalam gambar 4.3 contoh 1 dan rumus perhitungan harga pokok produksi
per unit dalam gambar 4.4 dalam gambar 4.5 dihitung biaya produksi persatuan produk
yang dihasilkan oleh departemen 1 dalam bulan Januari 20X1

Perhitungan Biaya Produksi Persatuan Departemen 1 Bulan Januari 20X1

Unsur Biaya Produksi Yang melekat Yang Total biaya Unit ekuivalen Biaya produksi
pada produk dikeluarkan per kg
dalam Proses pada periode
sekarang
(1) (2) (3) (2) + (3) (5) (4) : (5)
(4) (6)
Biaya Bahan Baku Rp 1.800.000 Rp 20.200.000 Rp 22.000.000 44.000 * Rp 500
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.200.000 Rp 29.775.000 Rp 30.975.000 41.300 ** Rp 750
Biaya Overhead pabrik Rp 1.920.000 Rp 37.315.000 Rp 39.000.000 41.300 ** Rp 950

Perhitungan harga Pokok Produk selesai dan Persediaan Produk Dlam Proses Dep. 1

Harga pokok produk selesai yg di tf ke Dep. 2


35.000 unit @ Rp 2.200 Rp 77.000
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir:
BBB = 100% x 9.000 unit x Rp 500 Rp 4.500.000
BTK = 70% x 9.000 unit x Rp 750 Rp 4.725.000
BOP = 70% x 9.000 unit x rp 950 Rp 5.985.000
15.210.000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan dlm Dep 1 Rp 92.210.000

Laporan Biaya Produksi Departemen Pertama Metode Harga pokok Rata-Rata Tertimbang

PT Risa Rimendi
Laporan Biaya Produksi Departemen 1
Bulan Janurai 20X1
Data Produksi
Produk dalam proses awal 4.000 kg
Dimasukkan dalam proses 40.000 kg
Jumlah produk yg diolah dlm bulan April 44.000 kg
Produk selesai yang di tf ke Dep.II 35.000
Produk dalam proses akhir 9.000
Jumlah produk yg dihasilkan 44.000 kg
Biaya yg dibebankan dlm Dep 1 Total Per unit
Biaya Bahan Baku Rp 22.000.000 Rp 500
Biaya Tenaga Kerja Rp 30.975.000 Rp 750
Biaya Overhead Pabrik Rp 39.253.000 Rp 950
Jumlah biaya yg dibebankan Dep 1 Rp 92.210.000 Rp 2.200
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk selesai yg di tf ke
Dep 2
35.000 unit @ Rp 2.200 Rp 77.000.000
Harga pokok persediaan produk dlm
proses akhir (9.000 kg)
Biaya bahan baku Rp 4.500.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 4.725.000
Biaya Overhead pabrik Rp 5.985.000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan dlm 15.210.000
Dep 1 Rp 92.210.000

METODE HARGA RATA- RATA TERTIMBANG DEPARTEMEN STELAH


DEPARTEMEN PERTAMA
Merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen (atau departemen-departemen)
sebelumnya dengan biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen yang
bersangkutan.

Gambar 4.8

Rumus perehitungan Harga Pokok Per Unit Produk Dep. Ke II dengan Menggunakan Metode
Harga pokok Rata-Rata Tertimbang

(1) Harga pokok produk Harga pokok dalam proses Harga pokok produk yg di tf
Perunit yg dibawa dari dep. awal yg berasal dari dep. dari dep. Sebelumnya
Sebelumnya = sebelumnya +
Produk dlm proses awal + produk yg ditf dari dep
sebelumnya dalam periode sekarang
Harga pokok produk per unit yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen
pertama

(2) Biaya Bahan Biaya Bahan Baku yg Biaya Bahan Baku yg


Baku per Unit = melekat pada produk dlm dikeluarkan dalam periode
proses awal + sekarang
Unit Ekuivalen biaya bahan baku
(3) Biaya Bahan Biaya tenaga kerja yg Biaya tenaga kerja yg
Baku per Unit = melekat pada produk dlm dikeluarkan dalam periode
proses awal + sekarang
Unit Ekuivalen tenaga kerja
(4) Biaya Bahan Biaya overhead pabrik yg Biaya overhead pabrik yg
Baku per Unit = melekat pada produk dlm dikeluarkan dalam periode
proses awal + sekarang
Unit Ekuivalen overhead pabrik
(5) Total harga pokok produksi persatuan = (1) + (2) +(3) + (4)

Anda mungkin juga menyukai