Anda di halaman 1dari 1

Beberapa tahun terakhir Sulawesi Tenggara memperoleh bonus demografi.

Lebih dari 64% penduduk


Sultra tergolong ke dalam usia produktif, berumur 15—60 tahun. Besarnya usia produktif Sultra
memberikan harapan tersendiri pada peningkatan perekonomian Sultra melalui ketersediaan tenaga
kerja dan lahirnya peluang dan ide baru dari masyarakat yang lebih terdidik. Namun, bonus demografi
dapat menjadi bumerang apabila tidak dapat dikelola dengan baik. Bonus demografi yang tidak dapat
dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah pengangguran, peningkatan angka kemiskinan,
semakin melebarnya ketimpangan, dan timbulnya permasalahan sosial lainnya.

Bonus demografi hanya dapat dapat dimanfaatkan ketika penduduk usia produktif memiliki kualitas
sumber daya manusia yang baik. Hal ini menjadi tidak mudah mengingat untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dibutuhkan peran berbagai aspek, di antaranya kesehatan, pendidikan,
lingkungan hidup, dan infrastruktur.

Dalam menjalankan dan mencapai tujuan pembangunan, pemerintah melakukan harmonisasi atas
rencana pembangunan tingkat pusat daerah dan harmonisasi alokasi anggaran antara belanja
pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Perbedaan masa bakti presiden dan gubernur menyebabkan
rencana pembangunan daerah Sulawesi Tenggara berbeda dengan rencana pembangunan nasional. Hal
ini berakibat dukungan program dan anggaran daerah terhadap prioritas nasional kurang
memadai.Kualitas SDM terus meningkat dengan capaian IPM yang melebihi target pembangunan
Sulawesi Tenggara, tetapi masih di bawah capaian nasional. Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami
peningkatan, bahkan kesempatan bersekolah anak-anak di Sulawesi Tenggara lebih baik dibanding rata-
rata anak di Indonesia. Realisasi anggaran konsolidasian untuk beberapa fungsi (kesehatan dan DAK
Fisik) terbukti dapat meningkatkan IPM Sulawesi Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai