Anda di halaman 1dari 12

“Tentang pertumbuhan ekonomi diindonesia“

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Jumantoro
Kelas : XII IPA 2

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 TEBING TINGGI
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
pertumbuhan Ekonomi diindonesia sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang
telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa ada kekurangan dari makalah
ini, baik itu dari segi penyusunannya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
menjadi yang sempurna dari segala sisi.
Akhirnya kami megharapkan semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh kita semua

Tebing Tinggi, maret 2023

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi


yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini.
Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan
dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan beberapa binatang peliharaan lain
merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama. Pada masa ini keadaan sudah sangat
berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan
contoh yang nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad yang
lalu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek penting yang
sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (ii) ia
dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya.
Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi
tersebut bukanlah sesuatu peristiwa yang terjadi di semua negara. Negara-negara di Asia dan Afrika tidak
menikmati sepenuhnya peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari
satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan
meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu
mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal.
Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat dari
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.
(sadono sukirno).
Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat
keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan ( necessary condition) bagi
penurunan pengangguran . Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi
tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah
menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal
ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja
yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan
pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari
sektor modern seperti jasa yang padat modal.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah:
1.       faktor produksi
2.      faktor investasi
3.      faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4.      faktor kebijakan moneter dan inflasi
5.      faktor keuangan negara
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam teoti-teori
konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor
produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi.  Akan tetapi, faktor
penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.
Dengan kata  lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk dari
tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat
dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional dan
pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1.       Faktor-faktor Internal
a.      Faktor ekonomi, antara lain:
§  Buruknya fundamental ekonomi nasional
§  Cadangan devisa
§  Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
§  Sektor perbankan
§  Pengeluaran konsumsi
b.      Faktor non ekonomi, antara lain:
§  Kondisi politik, sosial dan keamanan
§  Pelarian modal ke luar negeri
§  Nilai tukar rupiah
2.      Faktor-faktor Eksternal
§  Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia

Teori Pertumbuhan Ekonomi


Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi dan prosesnya dalam jangka panjang, penjelasan mengenai bagaimana
faktor-faktor itu berinteraksi satu dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan terjadinya proses
pertumbuhan (Arsyad, 1992 : 191). Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai
peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan
kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitatif
change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (PDB) atau pendapatan
output perkapita. Produk domestik bruto (PDB) adalah total nilai pasar (total market value) dari barang-
barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama
kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase
kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional
riil pada tahun sebelumnya (Nanga, 2001: 273-274).

TEORI PERTUMBUHAN KLASIK

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal , luas tanah dan kekayaan alam,
serta tingkat teknologi yang digunakan. Walau menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada
banyak aktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh
pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dan teori pertumbuhan mereka , dimisalkan luas
tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk
kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.
Pada permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif  berlebihan, tingkat
penegembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan
keuntungan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi
terwujud. Keadaan seperti itu tidak akan terus-menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu
banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena peroduktivitas setiap
penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan
mencapai tingkat perkembangan yang rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah
mencapai keadaan tidak berkembang (stationary State). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya
mencapai tingkat cukup hidup (subsistence).

Teori ekonomi klasik mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:

·        Perekonomian yang didasarkaan pada sistem bebas berusaha (Laissez Faire) artinya mempunyai
kemampuan untuk kembali ke posisi keseimbangan secara otomatis. Terjadi tangan bebas atau pasar
bebas dalam mencapai keseimbangan sehingga terjadi “full employment” atau kesempatan kerja penuh
(tidak ada pengangguran).
·        Pemerintah tidak ikut campur tangan. Peran pemerintah hanya pada masalah penegakan hukum,
menjaga keamanan serta pembangunan infrastruktur.

·        Harga barang ditentukan oleh produsen dann konsumen.

·        Tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja. Apabila kelebihan tenaga kerja
maka akan menurunkan upah, tetapi apabila kekurangan tenaga kerja maka akan
meningkatkan upah

TEORI SCHUMPETER

Salah satu pendapat Schumpeter yang penting adalah landasan teori pembangunannya yaitu
keyakinannya bahwa system kapitalisme merupakan system yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian, Schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa
dalam jangka panjang system kapitalisme akan mengalami kemandegan.
Proses perkembangan ekonomi menurut Schumpeter, faktor utama yang menyebabkan
perkembangan ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para innovator atau entrepreneur
(wiraswasta). Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi oleh
para entrepreneur. Dalam membahas perkembangan ekonomi, Schumpeter membedakan pengertian
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Menurut Schumpeter pertumbuhan
ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah
faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi”
produksi itu sendiri. pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh inovasi
yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan “teknologi” dalam arti luar,
miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dsb.

Teori Harrod-Domar

Harrod-Domar mengemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar pertumbuhan ekonomi dapat


tumbuh dan berkembang dengan mantap atau steady growth dalam jangka panjang di dalam
pertumbuhan mantap semua variabel seperti output, tabungan, investasi, dan kemajuan teknologi,
masing-masing tumbuh secara konstant atau pada laju yang lurus secara eksponensial.
                                                      ΔY / Y = s / k
                Dimana:
               ΔY / Y = tingkat pertumbuhan output

Persamaan tersebut merupakan persamaan Harrod-Domar yang disederhanakan bahwa


tingkat pertumbuhan output ( ΔY / Y ) ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan (s) dan rasio
modal output (COR = K). Makin tinggi tabungan yang diinvestasikan maka makin tinggi pula output yang
dihasilkan. Sedangkan hubungan antara COR dengan tingkat pertumbuhan adalah negative (makin besar
COR, makin rendah tingkat pertumbuhan output).

Teori Adam Smith


Adam Smith menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
secara sistematis ada tiga aspek, yaitu (Arsyad, 1992 : 42) :
1. Pertumbuhan Output Total
Sumber alam yang tersedia (masih diwujudkan sebagai faktor produksi tanah).
Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari
kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maya
bagi pertumbuhan perekonomian, maksudnya jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka
jumlah penduduk dan stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output.
2. Stok barang modal
Stok modal menurut Smith merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan
tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output, sehingga jumlah
dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok pengaruh stok modal
terhadap tingkat output total bisa secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung,
maksudnya adalah karena pertambahan modal akan langsung meningkatkan output, sedangkan
pengaruh tidak langsung maksudnya adalah peningkatan produktifitas perkapita
yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang semakin tinggi.
3. Pertumbuhan Penduduk.
Menurut Smith yang sangat menentukan jumlah penduduk pada suatu masa tertentu
adalah tingkat upah pada saat itu. Jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari pada tingkat upah
subsisten (tingkat upah yang hanya cukup untuk hidup pas-pasan), maka jumlah
penduduk akan meningkat. Smith juga menyatakan bahwa tingkat upah ditentukan oleh stok
kapital dan tingkat pertumbuhan output. Oleh karena itu jumlah penduduk akan meningkat
atau menurun tergantung pada stok modal dan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa
tertentu.

Penghitungan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari tahun ke
tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan dengan metode yaitu (Boediono,
2001 : 37):
     Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya

Pengaruh Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Net Ekspor, dan


Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Hipotesis alternatif pada persamaan pertama dalam penelitian ini tidak semuanya terbukti
diterima. Konsumsi, investasi, dan net ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, sedangkan pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara parsial, konsumsi memiliki pengaruh signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara
konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia
ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga
akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah
terjadi  peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa perekonomian untuk
meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan menyebabkan
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan maka
pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan
konsumsi berarti telah terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini akan
mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan
jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial
juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena kenaikan investasi
mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal. Kenaikan
penanaman modal atau pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan
jasa di dalam perekonomian. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga akan
mengalami penurunan karena penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan penanaman modal atau pembentukan modal ini
akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap  pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk
penyediaan atau perbaikan infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin lancar. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang
dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu sebaliknya, apabila
pengeluaran pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak
dapat diatasi maka akan mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan
berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan net ekspor, net ekspor
pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila
ekspor mengalami peningkatan maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena
net ekspor yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri lebih
besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu, perekonomian akan
meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan
peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan
dikarenakan terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor
lebih besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang dan jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo, 2008:66). Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwasanya secara parsial pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan dalam
penelitian ini menemukan bahwasanya pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan model makroekonomi
yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I + G + X – M. Terjadinya kenaikan pada konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah, net ekspor akan menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa.
Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi.

Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2011-2014
A.      Pertumbuhan ekonomi indonesia 2011
Sepanjang 2011 lalu Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup
bagus, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2011 lalu
sebesar 6,5%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan
pembentukan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.931,3 triliun. Secara
kumulatif, PDB Indonesia pada 2011 berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 7.427,1 triliun, sedangkan
atas dasar harga konstan sebesar Rp 2.463,2 triliun. pada 2011 lalu terjadi pertumbuhan di semua sektor
ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 10,7%,
sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 9,2%, sedangkan sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan tumbuh 6,8%.

B.      Pertumbuhan ekonomi indonesia 2012


            Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar
6,23 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2011 sebesar 6,5 persen. Penurunan ini
disebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 23,06 persen karena siklus
musiman. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian
1,49 persen. Sementara PDB tanpa migas tahun 2012 sebesar 6,81 persen. Jumlah total produk domestik
bruto (PDB) sepanjang 2012 adalah Rp 8.241,9 triliun, sementara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
adalah Rp 2.618,1 triliun. Dari sisi komponen pertumbuhan ekonomi di 2012 adalah konsumsi tumbuh
5,28 persen, belanja pemerintah 1,25 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh 9,8
persen, ekspor tumbuh 2,01 persen dan impor 6,65 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut juga
dipengaruhi oleh adanya moratorium PNS, sehingga belanja pemerintah tidak terlalu tinggi. Ekspor
memang rendah sehingga terjadi defisit. Jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi 2012 berasal dari
konsumsi dan investasi.
C.    Pertumbuhan ekonomi indonesia 2013
            Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun. Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen
pada 2011, dan 6,23 persen pada 2012, pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6 persen.  Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 sebesar hanya 5,78
persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2013 sebesar 6,23 persen. Lebih lanjut dia
mengatakan, pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4 triliun. Berturut-turut disusul
sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan 7,56 persen, dengan nilai Rp
272,1 triliun.  Sektor ketiga yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi, di mana
mencatat pertumbuhan 6,57 persen dengan nilai Rp 182,1 triliun.  Sementara itu pertumbuhan sektor
pertambangan dan penggalian tercatat paling kecil sebesar 1,34 persen dengan nilai Rp 195,7 triliun
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014, dengan
tahun dasar 2010 sebesar 5,02 persen. Hal itu tidak sesuai dengan target pemerintah, yang mematok
pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014 mencapai 5,5 persen. Pertumbuhan pertanian dibanding 2013
sedikit menurun tapi masih stabil, dipicu subsektor perkebunan, di mana masih ada permintaan tinggi
meski harga CPO turun. Perikanan dan hortikultura masih cukup bagus, sehingga masih stabil.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI


1.      Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2.      Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku
subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
3.      Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian
4.      Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi
dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya
5.      Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perekonomian indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014 terjadi terus mengalami
penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh faktor-faktor tertentu dalam perekonomian. Faktor tersebut
terdiri dari faktor yang mempengaruhi dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi
tersebut. Faktor yang mempengaruhi antara lain ; faktor produksi, investasi , perdagangan luar negeri ,
neraca pembayaran , kebijakan moneter , inflasi , dan keuangan negara. Selanjutnya faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi antara lain ; faktor SDA , SDM , Iptek , budaya , dan sumber daya
modal.  Dan juga kondisi perekonomian global mempengaruhi perekonomian indonesia seperti yang
terjadi pada tahun 2011 silam. Kita patut bersyukur karena dalam krisis tersebut
perekonomian  indonesia masih mampu tumbuh sebesar 6.5 persen. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi
indonesia tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan yaitu berturut-turut , 6,23 persen pada
tahun 2012, 5,78 persen pada tahun 2013, dan 5.02 persen pada tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Buku pengantar makro ekonomi oleh Sadono Sukirno
Buku sistem perekonomian indonesia oleh Subandi
Buku perekonomian indonesia oleh Tambunan

Anda mungkin juga menyukai