Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

TUGAS SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA


 NAMA : ANRI AGUS R
 NIM : 22601008
 KELAS : NON REGULER
 FAKULTAS: MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian


suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan akan
perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang
dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka
panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan
ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan pembangunan
daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB akan memberi
suatu gambaran bagaimana kemampuan negara dalam mengelola serta
memanfaatkan sumber daya yang ada.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian


yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu
periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang
dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena
faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang
digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai
akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah
keterampilan mereka.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini
didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama
keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic
stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah
dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi berarti adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam suatu negara secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif
lama. Pada awalnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat ini dilihat dari adanya
kenaikan pendapatan nasional, akan tetapi kenyataan yang muncul adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak memberikan jaminan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah
mengakibatkan bertambah lebarnya kesenjangan ekonomi masyarakat baik antar
daerah maupun didalam suatu daerah (Adissasmita, 2005:10). Oleh karena itu,
pembangunan ekonomi tidak hanya sebatas terjadinya peningkatan pendapatan
nasional tetapi yang lebih penting adalah peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya.
Menurut Adissasmita (2005), pembangunan tidak hanya pada
pemenuhan kebutuhan pokok saja, tetapi juga adanya suatu kondisi dimana
masyarakat lebih berkeadilan, dan peningkatan sumber daya manusia. Pendapat
senada juga dikatakan oleh Todaro yang menyatakan bahwa “Peningkatan
kesejahteraan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, dan papan), harga diri, dan
kebebasan untuk memilih (Todaro, 2006)”. Menurut Todaro, pembangunan adalah
suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan dasar atas
struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi– institusi nasional, disamping
tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan
pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2006:22).
B Pusat Pertumbuhan
Ketidakhomogennya wilayah dalam suatu daerah baik dalam jumlah penduduk,
iklim, cuaca bahkan fasilitas sosial dan ekonomi menyebabkan adanya daerah nodal dan
spasial. Pada daerah nodal biasanya lebih cepat bertumbuh daripada wilayah
belakangnya dikarenakan pada daerah nodal memiliki keuntungan agglomerasi ekonomi
dan distribusi penduduk yang terpusat. Akan tetapi tidak semua daerah nodal tersebut
mengalami pertumbuhan secara merata tetapi sering terdapat titik-titik yang menjadi
pendorong perkembangan kegiatan daerah nodal yang dinamakan sebagai pusat
pertumbuhan. Oleh karena itu, untuk mempercepat peningkatan pendapatan terdapat
suatu keharusan untuk membangun sebuah atau beberapa pusat kekuatan ekonomi
dalam suatu negara atau daerah(Perroux dalam Adissasmita, 2005:60)
Menurut Richardson, yang menyebabkan terjadinya pusat pertumbuhan dikarenakan
adanya keuntungan agglomerasi yang didapat dari keputusan untuk berlokasi pada
tempat yang terkonsentrasi. Keuntungan agglomerasi ini didapat karena adanya
keuntungan skala yang berasal dari antara lain; fasilitas–fasilitas perbankan, sosial,
pemerintahan, pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu (Richardson
dalam Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk
berinvestasi didaerah agglomerasi, sehingga menyebabkan industri – industri menjadi
terpusat di daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar). Industri inti mempunyai
peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian suatu daerah (Perroux
dalam Adissasmita, 2005:61).
c. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Indonesia
Tabel Regional Pusat Pertumbuhan dengan Wilayahnya di Indonesia
Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang besar dan luas
seperti Indonesia. Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan
yang serasi dan seimbang, baik antarsektor di dalam suatu wilayah pembangunan
maupun antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam skala yang
lebih kecil di dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara memperhatikan hubungan
yang saling terkait antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah administrasi
yang lebih kecil

4. Kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan dan Pengaruh Pusat Pertumbuhan

 Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Pemusatan dan


Persebaran Sumber Daya.
Kemunculan pusat pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja yang
banyak, dapat dilihat dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari desa ke kota
maupun antarprovinsi. Arus migrasi penduduk dari pedesaan menuju kota besar
maupun kota kecil di Indonesia, menunjukkan angka yang terus meningkat
sejalan dengan pesatnya pertumbuhan kota.
 Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Ekonomi
Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan
adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang kerja di
berbagai sektor yang relatif terbuka. Adanya gerakan arus barang agar
membawa dampak terhadap alat transportasi, perhubungan, perdagangan,
perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.

Contoh: Meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas transportasi seperti


mobil telah memacu tumbuhnya pemasaran alat-alat transportasi dan sarana
perbekalan. Bertambah padatnya jumlah penduduk wilayah tersebut maupun
pertambahan alami akan memacu tumbuhnya sarana-sarana dan fasilitas pemukiman,
pemasaran, hiburan, kesehatan, dan lain-lain.
Sektor-sektor ekonomi yang bersifat nonformal pun dapat ditempuh dan
berkembang dengan pesat seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya
pendapatan masyarakat. Misalnya, munculnya rumahrumah kos dan kontrakan,
perbengkelan, dan perdagangan kaki lima.
 Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan di Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup
Semakin maraknya kemajuan pusat-pusat pertumbuhan akan mempengaruhi
kondisi sosial dan lingkungan hidup masyarakat. Pengaruh kemajuan pusat
pertumbuhan adalah sebagai berikut.
 Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara otonomi sehingga status
sosial mereka akan lebih baik.
 Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin, bersikap hemat, dan
menyeleksi mana kebutuhan primer dan sekunder supaya tidak
terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan.
 Akan memotivasi masyarakat untuk saling berlomba memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kesiapan untuk menghadapi perubahan
sosial budaya.
 Akibat mobilitas penduduk baik melalui migrasi maupun pertambahan
alami dari berbagai latar belakang budaya, akan terjadi akulturasi dan
asimilasi nilai budaya.
 Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat laju
pertumbuhan daerah tersebut.
 Makin banyaknya penduduk yang datang akan berpengaruh terhadap
keadaan lingkungan hidup di sekitarnya antara lain pemukiman, sanitasi,
keamanan, lalu lintas, dan pencemaran

D. Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Simalungun


Kecamatan Siantar sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah
hinterland yaitu Kecamatan Gunung Malela, Gunung Maligas, Tanah Jawa, Jawa
Maraja Bah Jambi. Dari ke empat kecamatan hinterlandnya, Kecamatan Gunung Malela
merupakan daerah yang paling kuat hubungannya dengan Kecamatan Siantar. Ini
terlihat dari nilai interaksinya yang paling tinggi dari tiga kecamatan lainnya. Sementara
itu kecamatan yang paling kecil intraksinya adalah Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi.
Kecamatan Bandar sebagai pusat pertumbuhan memiliki daerah hinterland yaitu
Kecamatan Bandar Masilam, Bosar Maligas, Pematang Bandar dan Bandar Huluan.
Dari antara kecamatan hinterlandnya,
Kecamatan Pematang Bandar memiliki nilai interaksi yang paling tinggi dan
yang paling rendah adalah Kecamatan Bandar Huluan. Hal ini disebabkan oleh jarak
antara Kecamatan Bandar dengan Pematang Bandar yang dekat, sementara dengan
Kecamatan Bandar Huluan membutuhkan jarak yang jauh, sehingga mempengaruhi
aksebilitasnya.
Kecamatan Tanah Jawa sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah
hinterland yaitu Kecamatan Siantar, Hutabayu Raja, Hatonduhan, Jawa Maraja Bah
Jambi. Dari antara kecamatan sebagai daerah hinterlandnya, Kecamatan Hatonduhan
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Kecamatan Tanah Jawa. Ini terlihat dari
nilai interaksinya yang lebih tinggi dari kecamatan lainnya. Sementara yang paling
rendah hubungannya adalah Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi terlihat dari nilai
interaksinya yang paling rendah.
Kecamatan Raya sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah
hinterlandnya yaitu Kecamatan Dolok Pardamean, Panei, Raya Kahean, Silou Kahean,
Dolok Silou, dan Purba. Kecamatan Raya merupakan kecamatan pusat pertumbuhan
yang paling banyak memiliki wilayah hinterlandnya, dikarenakan letak Kecamatan
Raya yang berada di tengah Kabupaten Simalungun. Dari antara kecamatan
hinterlandnya, Kecamatan Panei memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
Kecamatan Raya, terlihat dari nilai interaksinya yang tinggi. Sementara Kecamatan
yang paling rendah nilai interaksinya adalah Kecamatan Dolok Silou.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Jadi Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya wilayah pusat pertumbuhan


antara lain sebagai berikut.

 Faktor alam: pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawa-
rawa, dan kesuburan tanah.
 Faktor ekonomi: perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang
lain.
 Faktor industri: kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
 Faktor sosial: pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
 Faktor lalu lintas: jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.

Saran
Semoga makalah ini dapatn membantu para pemaca dan juga penulis untuk
mengetahui wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai