Anda di halaman 1dari 86

EKONOMI PEMBANGUNAN I

Siti Fatimah Nurhayati


PENDAHULUAN
 Buku yang dipakai :

PEMBANGUNAN EKONOMI DI DUNIA


KETIGA

Michael P. Todaro
Stephen C. Smith
KONTRAK BELAJAR
 Kuliah tepat waktu
 Mengumpulkan tugas tepat waktu
 Wajib ikut UTS dan UAS (tidak ada ujian susulan, kecuali
mendapat tugas dari lembaga muhammadiyah dan sakit
opname, harus ada bukti kuat)
 Masuk ke kelas masing-masing, tidak boleh gabung ke klas
lain
 Gunakan nama sesuai yang terdaftar di UMS baik di OL
maupun grup Wa dan zoom atau IGTV (media pembelajaran
yang dipakai)
 Komponen penilaian:
Presensi 10 %
Tugas 20 %
UTS 35 %
UAS 35 %
Total 100 %
SILABI
 Minggu 1: Pendahuluan
 Minggu 2: Arti Pembangunan dan Indikatornya
 Minggu 3: Keberagaman Struktur dan Karakterisik

Negara Berkembang
 Minggu 4: Sejarah Pertumbuhan Ekonomi dan

Pembangunan Kontemporer
 Minggu 5: Teori – Teori Klasik Pembangunan
 Minggu 6: Model Kontemporer Pembangunan dan

Keterbelakangan
 Minggu 7: Kemiskinan, Ketimpangan dan

Pembangunan
 Minggu 8: Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan

Ekonomi
 Minggu 9: Modal manusia : Pendidikan dan Kesehatan
 Minggu 10: Urbanisasi dan Migrasi Desa – Kota
 Minggu 11: Pengangguran dan Kebijakan untuk
Mengatasinya
 Minggu 12: Stagnasi Sektor Pertanian
 Minggu 13: Transformasi Pertanian dan
Pembangunan Daerah Pedesaan
 Minggu 14: Lingkungan dan Kontribusinya
Terhadap Pembangunan Ekonomi
BAB 1:
ILMU EKONOMI, INSTITUSI – INSTITUSI DAN PEMBANGUNAN

 Ilmu ekonomi pembangunan mempunyai ruang lingkup yang lebih


luas dibanding ilmu ekonomi tradisosional dan ilmu ekonomi politik.
Selain memperhatikan masalah efisiensi alokasi sumberdaya
produktif yang langka, serta kesinambungan pertumbuhan dari
waktu ke waktu, juga perhatian pada mekanisme-mekanisme
ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan swasta maupun sektor
publik guna tercapainya perbaikan standar hidup secara cepat dan
berskala luas bagi masyarakat negara berkembang yang sangat
heterogen.
 Secara tradisional pembangunan diartikan sebagai kapasitas dari

sebuah perekonomian nasional, yang seringkali diukur dengan GNP


per kapita, kemajuan struktur produksi dan penyerapan tenaga kerja
yang lebih bersifat ekonomi (kuantitas), seharusnya diperluka n juga
indikator non ekonomis (tingkat melek huruf, kesehatan, perumahan
dll)
 Pandangan ekonomi baru tentang pembangunan, diartikan sebagai

suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan


mendasar pada struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-
institusi nasional, disamping tetap
mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan.
 Jadi pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu

masyarakat secara keseluruhan tanpa mengabaikan keragaman


kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-
kelompok sosial yang ada didalamnya untuk bergerak maju
menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih baik, secara material
maupun spiritual.
 Amartya Sen berpendapat bahwa kapabilitas untuk berfungsi (apa

yang bisa dilakukan oleh seseorang terhadap komoditi dg karakter


tertentu) adalah yang paling menentukan status miskin tidaknya
seseorang, bukan diukur dari pendapatannya . Pertumbuhan
ekonomi dengan sendirinya tdk dapat dianggap sebagai tujuan
akhir (tidak dapat digunakan sebagai ukuran kesejahteraan).
 Sen menyebutkan 5 sumer perbedaan antara pendapatan riil dan

keunggulan aktual yaitu heterogenitas pribadi, perbedaan


lingkungan, perbedaan iklim sosial, perbedaan dalam perspektif
hubungan dan distribusi dalam keluarga.
 Tiga nilai inti pembangunan:
1. Kecukupan : kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar (segala sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan
mengancam hidup seseorang)
2. Harga diri (self esteem) : dorongan dari diri sendiri untuk maju,
berkembang, diakui (aktualisasi diri)
3. Kebebasan dari sikap menghamba : kemampuan untuk memilih
 Tiga tujuan inti pembangunan:

1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai


macam barang kebutuhan hidup yang pokok
2. Peningkatan standar hidup (materiil dan non materiil)

3. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial


BAB 2:
KERAGAMAN STRUKTUR DAN KEMIRIPAN KARAKTERISTIK
NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
 Tahun 2000 secara umum batasan negara adalah sbg berikut:
 Rendah: PNB per kapita ≤$755

 Menengah bawah: PNB per kapita $756 - $2.995

 Menengah atas: $2.996 - $9.265

 Tinggi: PNB perkapita ≥$9.266

 Keragaman struktur negara-negara berkembang:

1. Ukuran negara dan tingkat pendapatan

2. Latar belakang sejarah

3. Sumberdaya fisik dan manusia

4. Komposisi etnik dan agama

5. Arti penting sektor pemerintah dan swasta

6. Sifat dasar struktur industri

7. Ketergantungan eksternal (luar negeri)

8. Struktur politik, kekuasaan dan kelompok kepentingan


 Karakteristik umum negara –negara berkembang
1. Standar hidup yang relatif rendah

2. Produktivitas yang rendah

3. Pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan yang tinggi

4. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk


primer
5. Pasar yang tidak sempurna dan informasi yang tidak memadai

6. Dominasi, ketergantungan dan kerapuhan hubungan


internasional
 Standar hidup rendah dimanivestasikan dalam bentuk pendapatan

dan pertumbuhannya yang rendah, distribusi yang tidak merata


dan tingginya angka kemiskinan, kesehatan yang buruk dan
rendahnya tingkat pendidikan
 Indeks pembangunan manusia (human development index =HDI)
HDI = 1/3 indeks pendapatan + 1/3 indeks usia harapan hidup + 1/3 indeks pendidikan
 Kriteria nilai HDI (0≤HDI≤1):
1. Rendah : 0,0 - 0,499
2. Sedang : 0,50 – 0,799
3. Tinggi : 0,80 – 1,0
 Produktivitas yang rendah dapat ditingkatkan dengan cara:
1. Mobilisasi tabungan domestik dan penarikan bantuan modal
asing untuk pengadaan barang-barang modal dan peningkataan
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
2. Penyesuaian kelembagaan untuk memaksimalkan potensi
investasi sumberdaya fisik dan manusia
3. Perbaikan sikap pekerja dan manajemen

4. Perbaikan kekuatan fisik dan kesehatan tenaga kerja


 Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk

primer disebabkan karena mayoritas (65%) penduduk negara


berkembang tinggal di pedesaan dengan pendapatan yang rendah
sehingga pangan, pakaian dan papan merupakan prioritas
mereka, dengan teknologi pertanian yang sangat sederhana ,
manajemen pengelolaan yang kurang bagus, dan terbatasnya
modal fisik dan manusia serta sistem pertanian yang non
komersial (subsisten). Dominannya peran sektor pertanian
mengakibatkan ekspor mereka juga mengandalkan produk-produk
primer.
 Efektivitas pasar membutuhkan dukungan institusional, kultural

dan legal tertentu yang kebanyakan tidak dimiliki oleh negara


infrastruktur dan keuangan serta kecilnya ukuran pasar dan
terbatasnya informasi. Semua ini mengakibatkan biaya yang
ditimbulkannya cukup tinggi sehingga diperlukan campur tangan
pemerintah.
 Sulitnya usaha-usaha pembangunan di negara berkembang, salah

satunya disebabkan oleh tidak imbangnya kekuatan politik dan


ekonomi antara negara maju dengan negara miskin. Mereka
mendiktekan syarat-syarat transfer teknologi, pemberian
pinjaman, pelaksanaan investasi luar negeri ke negara-negara
berkembang serta transfer-transfer nilai, sikap, kelembagaan dan
standar perilaku yang sebenarnya kurang tepat (tidak cocok) untuk
negara berkembang. Hal ini mendorong timbulnya segelintir kelas
elit yang berkuasa. akibatnyA menjadikan posisi negara
berkembang semakin rapuh di tingkat dunia internasional.
BAB 3
SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
KONTEMPORER: BEBERAPA PELAJARAN DAN KONTROVERSI
A. Pertumbuhan Ekonomi : Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi
 Ada 3 faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi setiap negara:
1. Akumulasi Modal, terjadi jika sebagian dari pendapatan ditabung
dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output
dan pendapatan di kemudian hari. Investasi langsung ini harus
dilengkapi dengan investasi penunjang berupa infrastruktur
ekonomi dan sosial serta pembinaan SDM
2. Pertumbuhan penduduk (yang akan memperluas pasar domestik)
dan angkatan kerja (yang akan meningkatkan tenaga kerja
produktif). Apakah ini merupakan suatu hal positif atau negatif,
tergantung kemampuan perekonomian yg bersangkutan untuk
menyerap tenaga kerja tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh
tersedianya modal dan input penunjang spt manajerial dan
administrasi.
3. Kemajuan Teknologi, terjadi jika teknologi tersebut memungkinkan
kita mencapai hasil yang lebih tinggi dengan kombinasi input yang
sama
 Sumber utama pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi
yang mampu memperbaiki kualitas modal fisik dan SDM, yang
selanjutnya mampu meningkatkan produktivitas melalui
penemuan-penemuan baru, inovasi dan kemajuan teknologi.
B. Tinjauan Sejarah : Enam Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi
Modern Menurut Kuznets
 menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari suatu negara untuk
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya,
dimungkinkan karena adanya kemajuan teknologi, penyesuaian
institusi –institusi, sikap dan ideologi terhadap tuntutan keadaan
yang ada.
 Ada 6 ciri-ciri perekonomian yang modern menurut Kuznets:

1. Pertumbuhan output perkapita dan pertumbuhan penduduk


yang tinggi
2. Kenaikan produktivitas total yang tinggi

3. Transformasi struktural ekonomi yang tinggi, dari pertanian ke


industri dan jasa.
4. Transformasi sosial dan ideologi yang tinggi (cita-cita
modernisasi =modernization ideals)
Menurut Gunnar Myrdal, dalam cita-cita modernisasi harusnya
tercipta:
a. Rasionalitas atau pemikirana-pemikiran logis dalam
perumusan berbagai strategi dan kebijakan ekonomi yang
mendasarkan pada ilmu pengetahuan dan fakta-fakta yang
relevan
b. Perencanaan ekonomi yang terkoordinir dan rasional

c. Persamaan sosial dan ekonomi (status, kesempatan,


pendapatan dan taraf hidup)
d. Peningkatan kualitas institusional dan sikap-sikap agar efisien
dan efektif.
5. Perluasan pasar dan sumber bahan baku serta tenaga kerja
(penetrasi internasional)
6. Keterbatasan penyebaran pertumbuhan ekonomi internasional
(kurang lebih hanya 15 % dari populasi dunia).
Mengapa proses pertumbuhan ekonomi dewasa ini cenderung
menguntungkan negara maju? Karena 90 % penelitian dilakukan
oleh dan untuk negara-negara maju itu sendiri, selain mereka
memiliki SDM yang berkualitas, akses informasi dan struktur
kelembagaan yang menunjang perkembangan teknologi.
C. Keterbatasan Nilai Sejarah Pengalamn Pertumbuhan:
Perbedaan Kondisi Awal
 Kondisi awal negara berkembang tentunya berbeda dengan kondisi
awal negara maju, dalam hal:
1. Kekayaan SDA dan SDM

2. Pendapatan per kapita

3. Iklim

4. Jumlah penduduk, distribusi dan laju pertumbuhan penduduk

5. Sejarah migrasi internasional (pengurasan sumberdaya


intelektual bagi negara asalnya)
6. Rangsangan pertumbuhan internasional. Perdagangan inter-
nasional seringkali dianggap sebagai mesin pertumbuhan bagi
negara maju karena mereka mempunyai terms of trade yang
lebih menguntungkan.
7. Kemampuan penelitian serta pengembangan iptek

8. Stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga politik dan sosial


D. Apakah Standar Hidup di Negara Berkembang dan
Negara Maju dapat disetarakan?
 Ada 2 alasan penting untuk berharap bahwa negara berkembang
akan dapat menyusul negara maju, yaitu:
1. Transfer teknologi.

2. Akumulasi faktor produksi


 Akhirnya, jika negara berkembang mampu meningkatkan investasi

dan menurunkan tingkat pertumbuhan penduduknya, mungkin


negara berkembang akan dapat tumbuh lebih cepat dan akhirnya
berhasil menyusul negara maju.
BAB 4
TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN : ANALISIS KOMPARATIF
Ada empat pendekatan teori-teori klasik pembangunan ekonomi
A. Model Pertumbuhan Tahapan Linear
 Memandang proses pembangunan sebagai serangkaian tahapan

pertumbuhan ekonomi yang berurutan, yang dialami oleh oleh


setiap negara yang menjalankan pembangunan.
 Pada dasarnya, pembangunan merupakan hasil kombinasi
tabungan, penanaman modal dan dan bantuan asing dalam jumlah
yang tepat.
 Teori ini terdiri dari:

1.Tahap pertumbuhan Rostow, ada lima tahapan pertumbuhan


ekonomi:
a. Masyarakat tradisional

b. Kerangka dasar tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan


berkelanjutan
c. Tinggal landas

d. Kematangan ekonomi

e. Konsumsi massal yang tinggi


2. Model pertumbuhan Harrod – Dommar
 Guna memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru

yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok


modal. Pola hubungan ini dalam ilmu ekonomi dikenal sebagai rasio
modal – output (capital - output ratio).
 Jika:

Tabungan (S) = s.Y


Investasi (I) = △K (perubahan stok modal)
Rasio modal –output (k) = K / Y atau k = △K / △Y
Maka △K = k. △Y
Sarat keseimbangan :
S= I
s.Y = △K
s.Y = k. △Y
(setiap sisi dibagi dg k.Y)
s/k = △Y/ Y (pertumbuhan GNP)
Jadi tingkat pertumbuhan GNP (△Y/Y) ditentukan oleh perbandingan
tabungan nasional dengan rasio output – modal ( s/ k). Dalam
hal ini hubungannya positif, yaitu semakin banyak bagian GNP yang
ditabung dan diinvestasikan maka pertumbuhan GNP yang
dihasilkan akan bertambah lebih banyak lagi.
 Sebenarnya Rostow dan teoritisi lainnya menyatakan bahwa
kunci untuk memacu pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan tabungan nasional dan investasi, namun kondisi
ini sangat terbatas utamanya di negara-negara berkembang
atau negara miskin. Hal inilah yang dijadikan alasan
pembenaran dilakukannya hutang luar negeri.
 Kritik terhadap model tahapan pertumbuhan yaitu : tabungan

dan investasi yang banyak tidaklah cukup untuk memacu


pertumbuhan ekonomi, tetapi juga diperlukan faktor
komplementer lain seperti perubahan struktur, institusional
dan sikap-sikap yang mendukung (pasar barang dan uang yg
terintegrasi dengan baik, infrastruktur yang memadai, tenaga
kerja yang trampil, birokrasi yang efisien, motivasi untuk
berhasil dan manajerial yang baik, dll).
B. Model Perubahan Struktural
 Fokus pada mekanisme yang memungkinkan negar-negara yang

terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian


mereka dari pertanian subsisten ke perekonomian yang lebih
modern (industri dan jasa-jasa).
 Teori ini terdiri dari:
1. Teori pembangunan Lewis : model dua sektor. 2 sektor tersebut yaitu :
a. Sektor tradisional yaitu sektor pedesaan subsisten yang mengalami
kelebihan tenaga kerja.
b. Sektor industri perkotaan modern yang produktivitasnya tinggi dan
menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang ditransfer secara pelan-
pelan dari sektor subsisten. Hal ini dimungkinkan jika ada perluasan
output yang sangat dipengaruhi besarnya investasi dan akumulasi modal
secara keseluruhan di sektor modern tersebut. Hal ini dimungkinkan jika
ada kelebihan keuntungan sektor modern dari selisih upah.
 Lewis menjelaskan dua asumsi sektor tradisional yaitu

a. Surplus tenaga kerja sama dengan nol


b. Semua pekerja di pedesaan menghasilkan output yang sama sehingga
tingkat upah riil di pedesaan ditentukan oleh rata-rata produktivitas
tenaga kerja dan bukan ditentukan oleh produktivitas marjinal tenaga
kerja (seperti pada sektor modern).
 Kritik terhadap model lewis:

a. Asumsi bahwa tingkat penciptaan kesempatan kerja di sektor modern


sebanding akumulasi modal sektor modern. Persoalannya bagaimana
jika ternyata akumulasi modal tersebut diinvestasikan pada barang-
barang modal yang berteknologi tinggi sehingga hemat tenga kerja?
Hal ini tentunya tidak akan dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga
kerja (yang oleh para pengamat disebut sebagai pertumbuhan ekonomi
yang anti pembangunan).
b. Dugaan bahwa di desa terjadi kelebihan tenaga kerja dan
dikota terjadi penyerapan tenaga kerja secara penuh,
kenyataan yang ada di negara berkembang adalah sebaliknya
yaitu di kota terjadi pengangguran dan di desa hanya ada
sedikit surplus tenaga kerja.
c. Asumsi bahwa pasar tenaga kerja di sektor modern akan
menjamin upah riil di perkotaan konstan sampai tiitk dimana
surplus tenaga kerja habis terpakai, kenyataannya tidaklah
demikian. Upah di daerah perkotaan cenderung meningkat
dari waktu ke waktu dibanding di pedesaan, baik secara
absolut maupun relatif meski terjadi peningkatan
pengangguran.
d. Asumsi tingkat hasil yang semakin menurun di sektor modern
kenyataannya tingkat hasil semakin meningkat.
 Dengan demikian, meski model dua sektor dari Lewis punya
kontribusi untuk menggambarkan konsep awal proses
pembangunan, namun agaknya memerlukan serangkaian
modifikasi yang signifikan dalam asumsi dan analisisnya agar
benar-benar cocok dengan kenyataan yang ada di negara
berkembang.
 Pada umumnya para analis perubahan struktural yang berhaluan
empiris selalu menekankan adanya kendala-kendala
pembangunan baik yang bersumber dari dalam negeri
(terbatasnya SDA, SDM, kelembagaan) maupun dari lingkungan
internasional (akses modal, teknologi, tingkat persaingan).
2.Model perubahan sruktural yang terkenal adalah penelitian empiris
oleh Hollis B. Chennery yang mengnalisis tentang pola perubahan
struktur ekonomi, akumulasi modal fisik dan manusia yang
berkelanjutan, perubahan permintaan konsumen dari produk
primer ke berbagai barang kebutuhan dan jasa manufaktur,
perkembangan kota akibat migrasi dari desa ke kota,
pengurangan jumlah anggota keluarga, dengan demikian juga
pengurangan jumlah populasi karena orang tua lebih
mementingkan kualitas anak dari pada hanya kuantitas anak.
Akhirnya para ahli pembangunan sepakat bahwa biarlah
kenyataan yang berbicara, mengingat kondisi masing2 negara
berkembang adalah berbeda satu sama lain.
 Meski rumusannya bervariasi, para ekonom perubahan struktural

meyakini adanya pola-pola tertentu dalam proses pembangunan


di hampir semua negara yang dipengaruhi oleh faktor internal
negara itu sendiri maupun internasional
C. Revolusi Ketergantungan Internasional
 Memandang negara-negara berkembang sebagai korban kekakuan

aneka faktor kelembagaan politik dan ekonomi yang berskala


domestik maupun internasional.
 Mereka terjebak dalam perangkap ketergantungan dan dominasi

negara-negara kaya.
 Ada tiga aliran pemikiran utama yaitu:

1. Model ketergantungan neokolonial


 Model ini memfokuskan hubungan yang tidak seimbang

antara negara miskin dengan negara-negara maju dalam


sistem kapitalisme internasional. Sampai batas tertentu,
kondisi ini mendorong negara-negara miskin untuk berusaha
mandiri dan independen meski sangat sulit atau bahkan tidak
mungkin untuk dilakukan. Kelompok-kelompok elit kecil
dituding berusaha melestarikan sisitem kapitalis internasional
karena mereka memang mendapatkan keuntungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari sistem tersebut.
Kelompok ini disebut kelompok komprador. Oleh karena itu
diperlukan perjuangan revolusioner berupa serangkaian
restrukturisasi mendasar atas sistem kapitalis dunia.
Model paradigma palsu
2.

Mencoba menghubungkan keterbelakangan NSB dengan kesalahan dan


ketidaktepatan saran yang diberikan oleh pakar dari negara maju (lembaga
internasional) yang berusaha membantu, meski konsep yang ditawarkan
bagus tetapi seringkali tidak cocok dengan keadaan NSB yang tentunya
BERBEDA dg keadaan negara maju sehingga kebijakan ini hanya
menguntungkan sebagian kecil kelompok domestik dan internasional yang
berkuasa. Mereka lupa bahwa reformasi kelembagaan dan strukturlah yang
sebenarnya paling dibutuhkan oleh NSB.
3. Teori pembangunan Dualistik
Pandangan ini melihat bahwa dunia terbadi dua kelompok yaitu negara kaya
dan miskin dengan gap yang lebar dan NSB dengan dengan segelintir
penduduk yang kaya di tengah-tengah mereka. Konsep dualisme ini pada
dasarnya terdiri dari empat elemen kunci sebagai berikut:
a. Elemen superior dan inferior hadir bersaman dalam waktu dan tempat yang
sama (koeksistensi)
b. Koeksistensi tersebut tdk bersifat sementara tetapi bersifat permanen
(kronis) sehingga ada jurang pemisah yg cukup lebar yang membuktikan
kekeliruan asumsi atau konsep tersebut
c. Kesenjangan tersebut tdk semakin berkurang tp yang terjadi justru
sebaliknya
d. Dengan demikian apa yang disebut penetasan kemakmuran ke bawah
(trickle down effect) sesungguhnya tidak terjadi. Bahkan sebaliknya
seringkali yang superior justru mengeksploitasi yang inferior.
Teori ketergantungan memiliki dua kelemahan pokok yaitu :
1. Mereka hanya sedikit menawarkan penjelasan formal dan informal
tentang apa yang harus dilakukan oleh NSB untuk mengawali dan
menjaga keberlangsungan pembangunannya
2. Kampanye revolusi nasionalisasi industri dan produksi industri yang
dikelola oleh pemerintah NSB kebanyakan mengalami kegagalan
 Srtategi terbaik yang diambil oleh NSB dengan meminimalisasi

keterkaitan dengan negara maju dan berusaha memperkuat dari


dalam dengan bersinergitas dengan sektor swasta agar tercapai
harmonisasi hubungan yang saling menguntungkan.
D. Kontra revolusi neo klasik: fundamentalisme Pasar
 Bagi negara maju kontra revolusi berarti aliran kebijakan makro yang

lebih mementingkan sisi penawaran, teori ekpektasi rasional dan


gelombang swastanisasi perusahaan-perusahaan milik negara.
Sedangkan bagi NSB, kontra revolusi berarti pasar yang lebih bebas,
tidak adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian
nasional. Ini terjadadi karena besarnya pengaruh neo klasik terhadap
bank dunia dan IMF dan merosotnya pamor ILO, UNDP dan UNTAD
 Dikatakan bahwa keterbelakangan NSB bersumber pada buruknya

alokasi sumberdaya, korupsi dan campur tangan pemerintah yang


berlebihan.
 Dengan adanya pasar bebas diharapkan akan terjadi efisiensi dan
pertumbuhan ekonomi akan terpacu secara optimal.
 Tantangan neo kalsik terhadap pembangunan ortodok ada 3:
1. Analisis pasar bebas
Pasar-pasar itu sendiri sdh dan sll efisien dan efektif. Dalam kondisi
sprt ini campur tangan pemerintah tidak diperlukan lagi bahkan
hanya akan “mengganggu”
2. Teori pilihan publik (pendekatan ekonomi politik baru)
Apa yang dilakukan oleh pemerintah dalaam urusan ekonomi
seringkali salah (bertentangan dengan pasar bebas) sehingga harus
dijauhi. Dengan kata lain campur tangan pemerintah yang minimal
adalah pemerintahan yang terbaik
3. Ramah terhadap pasar.
Pendekatan ini mengakui adanya ketidaksempurnaan pasar di NSB dan
pemerintah memang perlu menjalankan peran aktif dalam
perekonomian, terutama dalam mengoreksi dalam berbagai
ketidaksempurnaan pasar tersebut ( pembangunan infrastruktur,
kesehatan dan pendiidkan, akses informasi dan pembinaan tenaga
kerja). Dengan demikian pemerintah harus bersikap ramah terhadap
pasar. Dengan adanya ketidaksempurnaan pasar ini menumbuhkan
paradigma baru baru yang dikenal dengan pendekatan pertumbuhan
baru/endogen dan pendekatan kegagalan koordinasi ( bab 5).
Teori Pertumbuhan Neo Klasik Tradisional
 Argumen yang mendasari pasar bebas Neo Klasik adalah liberalisasi pasar
nasional akan merangsang investasi domestik maupun asing shg akan
memacu akumulasi modal yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan perkapita. Hal ini berlawanan dengan model
Harrod-Domar dan Solow yang merupakan pengembangan dari model
Harrod-Domar dengan menambahkan faktor tenaga kerja dan teknologi.
 Solow berpegang pada konsep skala hasil yang makin berkurang dari input
tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis secara terpisah, namun
jika dianalisis secara simultan akan memberikan skala hasil yang konstan.
Kemajuan teknologilah yang berperan dalam menjelaskan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang yang diasumsikan bersifat eksogen atau tidak
dipengaruhi oleh faktor lain.
 Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik tradisonal, pertumbuhan output
bersumber dari input tenaga kerja, modal dan teknologi (bab3). Dikatakan
Negara dengan perekonomian terbuka akan mencapai pertumbuhan
ekonomi yang lbh tinggi dibanding dengan negara dengan sisitem
perekonomian tertutup karena adanya arus modal asing yang masuk ke
negara tersebut. Padahal pmerintah NSB cenderung membatasi arus modal
asing yang masuk sehingga seringkali pemerintah dikatakan sebagai
penghambat pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya dapat menciptakan
kemacetan atau stagnasi ekonomi nasional.
Teori –Teori Pembangunan Klasik : Usaha Mempertemukan
Berbagai Perbedaan
 Masing-masing pendekatan teori pembangunan mempunyai
keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri namun justru karena
inilah bidan ekonomi pembangunan memiliki daya tarik tersendiri
dibanding cabang ilmu ekonomi yang lain. Tidak ada doktrin-
doktrin yang baku yang diterima secara universal, tatapi
pemikiran-pemikran tersebut terus berkembang secara kontinu.
 Meski masih banyak aspek yang harus dibenahi agar sesuai
dengan fakta-fakta sosial, kelembagaan dan struktural NSB yang
masing-masing unik, namun penting juga untuk menyimak
argumen kontra revolusi Neo Klasik terutama yang berkaitan
dengan inefisiensi perusahaan-perusahaan milik pemerintah,
kegagalan perencanaan pembangunan serta dampak-dampak
yang ditimbulkan akibat tingginya campur tangan pemerintah.
Fakta membuktikan bahwa perlunya keseimbangan peran pasar
dan pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan pemerataan hasil yang dicapai .
5. MODEL KONTEMPORER PEMBANGUNAN DAN
KETERBELAKANGAN

A. Teori Pertumbuhan Baru : Pertumbuhan Endogen


 Setiap peningkatan GNP yang bukan berasal dari penyesuaian jangka

pendek dari cadangan tenaga kerja dan modal, dianggap bersumber


dari faktor eksogen atau proses yang sama sekali independen dari
kemajuan teknologi.
 Model ini mendorong peran aktif kebijakan publik dalam merangsang

pembangunan ekonomi mll investasi langsung maupun tidak


langsung dalam pembentukan SDMdan mendorong investasi swasta
asing dalam berbagai industri padat pengetahuan seperti industri
perangkat lunak komputer dan telekomunikasi.
 Model Romer mengkaji imbas teknologi dalam proses industrialisasi.

Romer mengasumsikan bahwa cadangan modal berpengaruh positif


terhadap output industri.
 Kelemahan teori ini adalah teori tetap tergantung pada sejumlah

asumsi neo klasik yang seringkali tidak cocok dengan perekonomian


NSB. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi NSB sering terhambat oleh
inefisiensi yang timbul krn infrastruktur yang jelak, struktur
kelembagaan yg tdk memadai serta pasar yang tidak sempurna.
B. Keterbelakangan Akibat Kegagalan Koordinasi
Kegagalan koordinasi adalah sebuah kondisi dimana berbagai
lembaga tidak mampu mengkoordinasikan perilaku/tindakan,
akibatnya kondisi lembaga tersebut kondisinya lebih buruk.
Problem koordinasi ini dapat menyebabkan perekonomian
terjebak dalam equilibrium yang buruk (ekuilibria jamak) yaitu
pada tingkat pendapatan rata-rata yang rendah, atau penduduk
menjadi sangat miskin.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknologi yng bagus
hanyalah merupakan syarat yang penting, namun tidak cukup
untuk mencapai tujuan pembangunan karena membutuhkan
penunjang (komplementary) yang lain.
Koordinasi sulit dilakukan karena masing-masing mempunyai
pengharapan yang beda, sehingga supaya koordinasi bisa
berjalan maka harus ada komunikasi dan pemimpin.

C. Memulai Pembangunan Ekonomi : Model Dorongan Besar (Big


Push)
 Sejumlah ekonom menyimpulkan bahwa kegagalan pasar
menyebabkan pembangunan ekonomi sulit untuk dimulai.
 Model Big Push merupakan model kegagalan koordinasi yang
paling terkenal yang dipelopori oelh Rosenstein – Rodan. Model ini
menunjukkan bagaimana kegagalan pasar dapat menimbulkan
kebutuhan perekonomian yang terrencana dan kebutuhan akan
upaya-upaya agar pembangunan ekonomi dapat berjalan dalam
jangka panjang atau berjalan cepat, seperti yang dilakukan oleh
Korea Selatan.
 Asumsi yang digunakan:

1. Hanya terdapat satu faktor produksi yaitu tenaga kerja


2. Upah di sektor modern lbh tinggi dibanding upah di sektor
tradisional
3. Setiap sektor hanya memproduksi satu jenis barang
4. Konsumsi sebanding dengan pendapatan
5. Perekonomian bersifat tertutup
6. Struktur pasarnya persaingan sempurna
 Kasus lain yang membutuhkan dorongan besar yaitu : efek

intemporal (investasi hanya akan dilakukan jika menguntungkan),


efek urbanisasi, efek infrastruktur dan efek pelatihan.
 Mengapa masalah kegagaln koordinasi tidak dapat dipecahkan oleh
seorang wirausaha super? Hal ini disebabkan karena:
1. Kemungkinan terjadi kegagalan pasar modal
2. Adanya biaya kelembagaan
3. Kemungkinan adanya kegagalan komunikasi
4. Pengetahuan ada batasnya
5. Sesungguhnya tidak ada wirausaha super
 Mengapa terjadi ekuilibria jamak? Hal ini disebabkan:
1. Keunggulan industri lama yang tidak efisien
2. Perilaku dan norma yang tdk mendukung
3. Antar sektor saling terkait
4. Adanya ketimpangan pendapatan

D. Model Cincin O dari Kremer


 Nama ini diambil dari meledaknya pesawat ulang alik Challenger th
1986 yang disebabkan gagalnya suku cadang kecil yang murah yang
berbentuk cincin O.
 Kremer menyatakan bahwa sektor modern mensyaratkan berbagai
kegiatan harus dilaksanakan dengan baik agar memberikan nilai yang
tinggi, selain perlunya komplementaritas antar perusahaan atau antar
sektor dalam suatu perekonomian.
 Implikasi Teori Cincin O:
1. Perusahaan cenderung memperkerjakan karyawan dg keahlian
serupa dengan tugas mereka
2. Pekerja yang produktivitasnya tinggi memperoleh upah yang
lbh tinggi dibanding yang tidak produktif
3. Tingkat upah lbh tinggi di negara maju
4. Lingkungan dengan ketrampilan yang tinggi akan memberikan
manfaat yang lebih banyak
5. Seseorang dapat terjebak dalam jebakan kualitas produksi yang
rendah
6. Dampak Cincin O bersifat multiplier (menciptakan kemacetan
ganda)
7. Kemacetan tersebut akan berefek pada pekerja dalam
meningkatkan ketrampilannya menjadi berkurang
Hal inilah yang mendasari mengapa tenaga kerja terampil mahal
harganya dan menjelaskan adanya korelasi positif antara ukuran
prusahaan dengan gaji karyawan.
6.KEMISKINAN, KETIMPANGAN DAN PEMBANGUNAN
A. Mengukur Ketimpangan dan Kemiskinan
 Ukuran distribusi pendapatan (mengukur besar kecilnya bagian

pendapatan yang diterima oleh setiap orang) yaitu:


1. Kurva Lorenz
Kriteria : makin lebar jarak antara garis diagonal dengan kurva
lorenz berarti ketimpangan pendapatan makin tinggi dan
sebaliknya.
2. Koefisien Gini
Nilainya antara nol dan satu. Jika nilainya makin mendekati
angka satu maka ketimpangan makin tinggi dan sebaliknya.
 Ukuran distribusi fungsional mengukur bagian pendapatan yang

diterima oleh tenaga kerja secara keseluruhan (dan bkn per


individu) dari total pendapatan (dibanding dengan bunga, sewa
dan laba).
 Mengukur kemiskinan absolut (jumlah penduduk yang tidak

mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi


kebutuhan dasar), yaitu:
1. Indeks Foster Greer Thorbecke
2. Indeks kemiskinan manusia yang analog dengan indeks
pembangunan manusia

B. Kemiskinan, Ketimpangan dan Kesejahteraaan Sosial


 Apa ruginya ketimpangan? Ketimpangan pendapatan yang ekstrem

menyebabkan:
1. Inefisiensi ekonomi karena si miskin akan sulit utk akses thd
kredit, shg tdk bs mengembangkan usaha dan orang kaya lebih
suka menyimpan kekayaannya di luar negeri
2. Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas karena orang kaya
mempunyai kekuatan politis dan daya tawar untuk lbh
memperkuat posisi mereka
3. Ketidakadilan
 Menurut Gary S. Field, ada 3 tipologi pembangunan:

1. Perluasan sektor modern (modern sector enlargment)


Pendapatan absolut meningkat dan kemiskinan absolut
menurun. Dengan kata lain distribusi pendapatan bisa
dikatakan membaik, bisa pula memburuk
2. Pengayaan sektor modern (modern sector enrichment)
Pertumbuhan ekonomi tinggi dengan kesenjangan yang tinggi
shg tidak memperbaiki angka kemiskinan
3. Pengayaan sektor tradisional (traditional sector enrichment)
Pertumbuhan ekonomi tinggi dengan distribusi pendapatan yang
relatif merata sehingga kemiskinan berkurang.
 Menurut Simon Kuznets, dikatakn bahwa pada tahap awal

pertumbuhan ekonomi distribusi pendapatan cenderung


memburuk, namun pada tahap selanjutnya distribusi pendapatan
akan membaik. Kondisi ini dikenal dengan sebagai kuva Kuznets U
terbalik. Meski demikian, pada akhirnya semua ini tergantung pada
karakter proeses pembangunan masing-masing negara. Kasusnya
di banyak negara TIDAK ditemukan adanya perubahan
ketimpangan pendapatan.
 Fakta-fakta yang ada menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang

cepat, tidak dengan sendirinya diikuti dengan perbaikan distribusi


pendapatan
C. Kemiskinan Absolut
 Apakah kemiskinan dapat dihapuskan? Hal ini tergantung:

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan


2. Jumlah sumberdaya yang dialokasikan untuk program-program
pengentasan kemiskinan dan kualitas program tersebut.
 Kemiskinan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena:

1. Keterbatasan orang miskin untuk dapat mengakses kredit shg


akan menghambat perbaikan standar hidup mereka
2. Orang kaya yang tinggal di negara miskin lbh suka hemat jika
berada di negaranya sendiri
3. Kemiskinan menurunkan produktivitas
4. Kemiskinan mengakibatkan permintaan dalam negeri relatif
rendah
5. Kemiskinan berefek negatif terhdap kondisi psikologis
 Karakteristik Ekonomi Masyarakat Miskin:

1. Kemiskinan lbh banyak terjadi di pedesaan


2. Kemiskinan lekat dengan kaum wanita
3. Kemiskinan banyak diderita oleh kaum minoritas dan pribumi
D. Pilihan Kebijakan
 Empat bidang intervensi yang mungkin dilakukan untuk
memperbaiki distribusi pendapatan:
1. Mengubah distribusi fungsional (perbaiakn upah buruh)
2. Meratakan distribusi ukuran (pemerataan pemilikan aset)
3. Menjalankan kebijakan pajak progresif
4. Meningkatkan pendapatan kaum miskin melalui transfer
payment dan menjalankan program pemberdayaan kaum
miskin dan wanita
7. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI
A. Pertumbuhan Penduduk
 Pertumbuhan penduduk dewasa ini lebih disebabkan karena

tingginya angka kelahiran dan rendahnya tingkat kematian.


 Struktur penduduk dunia:

1. Sebaran per wilayah geografis


Lebih dari ¾ penduduk dunia tinggal di negara-negara
berkembang
2. Tren tingkat kelahiran dan kematian
Tingkat kelahiran dan tingkat kematian di negara berkembang
jauh lebih tinggi dibanding di negara maju
3. Struktur usia dan beban ketergantungan
Di negara berkembang, beban tanggungan penduduk usia
produktif dua kali lipat lebih besar di banding di negara maju.
 Ada indikasi bahwa pertumbuhan penduduk tdklah dapat
dihentikan dengan sendirinya meski telah dilakukan usaha-usaha
untuk mengurangi kelahiran. Hal ini disebabkan karena:
1. Sulitnya menghentikan angka kelahiran dalam jangka waktu
pendek
2. Struktur usia penduduk negara berkembang berbentuk piramida
gemuk dimana penduduk usia muda dan produktif sangat
mendominasi (beda dengan struktur penduduk usia maju dimana
struktur penduduk usia muda, produktif dan lansia stabil
pertumbuhannnya dengan perbedaan angka yg relatif kecil)
B. Sebab – Sebab Tingginya Angka Kelahiran di Negara Berkembang
 Teori jebakan populasi Malthus

Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan pangan tidak dapat dipacu


(karena terbatasnya lahan pertanian) untuk mengimbangi
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Berangkat dari kondisi
inilah perlunya “penanaman kedasaran moral” untuk membatasi
jumlah kelahiran. Dari sinilah kemudian Malthus dikenal sebagai
bapak pelopor gerakan pengendalian kelahiran. Menurut pendapat
neo – Malthus, dikatakan bahwa negara-negara miskin tidak akan
pernah berhasil mencapai pendapatan per kapita tinggi apabila
mereka tidak mengendalikan angka kelahiran. Jika hal ini tidak
secepatnya dilakukan maka musibah kelaparan, wabah penyakit,
perang, bencana alam lah yang akan menjadi faktor utama
penghambat pertumbuhan penduduk.
Kelemahan model Malthus:
1. Model ini mengabaiakan dampak dari kemajuan teknologi
sehingga kekawatiran tsb dapat dihindari
2. Mendasarkan asumsi yang dipakai yaitu tingkat pertumbuhan
penduduk secara langsung berhubungan positif dengan tingkat
pendapatan per kapita. Serangkain penelitian menunjukkan tidak
ada korelasi yang pasti antara laju pertumbuhan penduduk
dengan tingkat pendapatan per kapita.
3. Tingkat pendapatan per kapita ekonomi agregat) bukanlah
penentu utama tingkat pertumbuhan penduduk tetapi lebih
dipengaruhi oleh keputusan rumah tangga individu ybs.
 Teori mikroekonomi fertilitas rumah tangga

Dalam menjelaskan tingkat fertilitas keluarga, teori ini mendasarkan


pada teori perilaku konsumen yang mengasumsikan bahwa
seseorang dalam mengkonsumsi barang akan berusaha
memaksimalkan kepuasannya (fungsi utilitas), dengan formulasi
sebagai berikut:
Cd = f (Y, Pc, Px, tx)
Keterangan:
Cd = permintaan anak (anak yang ingin dilahirkan)
Y = pendapatan keluarga
Pc = harga netto anak yaitu selisih antara biaya oportunuitis dari
waktu yang diluangkan untuk mengasuh anak dengan
keuntungan yang akan diperoleh dengan memiliki anak
tersebut
Px = harga barang-barang
tx = preferensi thd barang-barang
x = 1, 2, ..., n.
 Permintaan anak di negara berkembang: sangat ditentukan oleh

kultur dan psikologis masing-masing. Umumnya dua atau tiga anak


harus dipunyai setiap keluarga, terlepas berapapun harga relatifnya.
Sementara anak ke empat dan seterusnya dianggap sebagai suatu
bentuk investasi.
 Tetapi apabila harga realtif (biaya) anak naik menjadi tinggi,

kesempatan kerja wanita meningkat, negara memberikan tunjangan


pada lansia mungkin keluarga kan terdorong untuk emiliki lebih
sedikit anak dan lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas.
 Bukti empiris menunjukkan bahwa dengan semakin terbukanya

kesempatan bagi wanita di bidang pendidikan dan dunia kerja serta


perbaikan kesehatan kaum wanita, ternyata berhubungan erat
dengan rendahnya angka fertilitas (yang berhubungan erat dengan
menurunnya angka kematian anak.
 Dapat disimpulkan bahwa tingkat fertilitas di negara miskin akan
menurun apabila:
1. Ada peningkatan taraf hidup (peran dan status) wanit
2. Kesempatan kerja wanita di sektor formal meningkat
3. Peningkatan pendapatan keluarga
4. Pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi ibu dan anak
5. Adanya sisitem jaminan dan tunjangan hari tua
6. Perluasan kesempatan mendapatkan pendidikan

C. Konsekuensi – Konsekuensi Tingginya Fertilitas : Pendapat yang


Saling Bertentangan
 Terkait dengan pertumbuhan penduduk, ada 3 aliran keyakinan:

1. Pertumbuhan penduduk bukan masalah sebenarnya, tetapi ada


isu2 lain yaitu:
a. Keterbelakangan
b. Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan
c. Penyebaran penduduk
d. Rendahnya posisi dan status kaum wanita
2. Pertumbuhan penduduk merupakan isu yang sengaja diciptakan
oleh negara maju untuk mempertahankan ststus quo mereka.
Neo-Marxis bahkan menyatakan pengendalian jumlah
penduduk yang disuarakan oleh negara maju bersifat rasis.
Semua ditujukan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin
yang dikuatirkan suatu saat bangkit dan mengancam dominasi
dan kekayaan negara maju.
3. Pertumbuhan penduduk itu perlu, karena merupakan pasar
potensial yang akan menggerakkan perekonomian, menurunkan
biaya produksi, merupakan sumber tenaga kerja, masih banyak
wilayah2 kosong yang tidak berpenghuni, untuk menjaga
wilayah2 perbatasan negara, adanya etnis tertentu yang
menyukai keluarga dengan jumlah anggota yang besar dengan
alasan moral dan politik, serta untuk kepentingan tenaga
militer.
 Ada 3 argumen yang mendukung perlunya pembatasan angka

kelahiran yaitu:
1. Argumen garis keras: populasi dan krisis global
Aliran ini meyakini bahwa laju pertambahan penduduk
merupakan penyebab dari semua persoalan ekonomi dan sosial.
2. Argumen teoritis: siklus populasi- kemiskinan dan pentingnya
program keluarga berencana.
Teori siklus populasi- kemiskinan berpendapat bahwa
pertumbuhan penduduk yang tinggi mendorong timbulnya
berbagai masalah ekonomi, sosial dan psikologi yang melatar-
belakangi kondisi keterbelakangan di NSB yang berakibat
rendahnya taraf hidup di NSB, mengurangi tabungan rumah
tangga dan negara.
3. Argumen empiris
Dijelaskan bahwa ada 7 konsekuensi negatif dari pertumbuhan
penduduk yang tinggi yaitu:
a. Turunnya pertumbuhan ekonomi (pendapatan per kapita)
b. Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan
c. Rendahnya pendidikan
d. Buruknya kesehatan
e. Terbatasnya ketersediaan pangan
f. Rusaknya lingkungan hidup
g. Meningkatnya migrasi internasional
D. Sasaran dan Tujuan : Menuju Suatu Konsensus
 Dengan adanya pro- kontra mengenai pertumbuhan penduduk

memunculkan gagasan baru seperti yang dikemukan oleh Robert


Cassen dalam bukunya Population Policy: A New Consensus.
 Tiga pemikiran pokok yang merupakan komponen utama dari

konsensus internasional tersebut:


1. Pertumbuhan penduudk bukan penyebab semua persoalan
ekonomi, sosial dan psikologi, tetapi lebih disebabkan oleh
sifat dasar tata ekonomi dan sosial nasional maaupun
internasional yang bersifat dualistik dan gagalnya perencanaan
program pembangunan untuk meningkatkan lapangan kerja
dan pendapatan kaum miskin, khususnya kaum wanita.
2. Persoalan penduduk tidak hanya terkait dengan kuantitas tetapi
juga terkait kualitas dan kesejahteraan materiil. Oleh karena itu
kondisi penduduk NSB juga harus dikaitkan dengan kondisi di
negara maju.
3. Disadari bahwa meski bukan sebagai penyebab utama,
pertumbuhan penduduk yg tinggi merupakan salah satu
penyebab keterbelakangan di NSB.
 Berdasar konsensus stersebut maka ditetapkan tiga saran dan
tujuan untuk dpat dimasukkan dalam setiap pendekatan dalam
mengatasi pertumbuhan penduduk di NSB, yaitu:
1. Setiap strategi pengendalian pertumbuhan penduduk tidak
hanya memperhitungkan jumlah tetapi juga perlu
memperhitungkan kondisi ekonomi dan sosial yang
melatarbelakangi terjadinya kondisi keterbelakangan NSB.
2. Program-program keluarga berencana hendaknya dilengkapi
dengan penyediaan sarana teknologi, pendidikan beserta
penyuluhannya.
3. Negara maju harus bersedia membantu usaha negara
berkembang dengan cara merubah kebiasaan mereka dalam
menggunakan sumber daya dunia yang terbatas dengan lebih
efisien dan efektif.

E. Beberapa Pendekatan Kebijakan


 Kebijakan yang dapat dilakukan oleh NSB:

1. Memotivasi masyarakat untuk memiliki keluarga kecil baik


melalui kegiatan formal maupun informal.
2.Memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan guna
mewujudkan program keluarga berenca
3.Memberikan insentif maupun disinsentif guna terwujudnya
program keluarga berencana
4. Menaikkan status sosial dan ekonomi kaum wanita
5. Memaksa rakyat melalui undang-undang
 Kebijakan yang dapat dilakukan oleh negara maju:

1. Menyederhanakan gaya hidup dan pola konsumsi


2. Liberalisasi peraturan-peraturan keimigrasian internasional
 Bantuan-bantuan yang dapat diberikan negara-negara kaya atau

lembaga internasional kepada NSB yaitu:


1. Melakukan riset dan pengembangan metode dan teknologi
keluarga berencana
2. Memberikan bantuan keuangan untuk program keluarga
berencana
8. URBANISASI DAN MIGRASI DESA – KOTA: TEORI DAN
KEBIJAKAN
 Pada awalnya ada hubungan positif antara pendaptan perkapita
dengan urbanisasi tetapi pada akhirnya di NSB pun urbanisasi cukup
tinggi. Populasi penduduk perkotaan di dunia sekarang sama besarnya
dengan jumlah penduduk pedesaaan pada pertama kalinya dalam
sejarah. Hal ini disebabkan kareana pertumbuhan kawasan perkotaan.
APakah hal ini merupakan suatu keuntungan atau kerugian?

A. Peranan Kota
 Hubungan antara urbanisasi dapat dijelaskan melalui konsep ekonomi

aglomerasi yang muncul dalam dua bentuk yaitu :


1. Ekonomi urbanisai
Yaitu Dampak – dampak yang berkaitan dengan pertumbuhan
kawasan geografis yang terpusat secara umum
2. Ekonomi lokalisasi
Yaitu dampak-dampak yang ditimbulkan oleh sektor-sektor khusus
dalam perekonomian (keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke
belakang).
 Menurut Michael Porter distrik industri (terutama untuk industri yang
mempunyai keterkaitan) memainkan peranan penting sebagai klaster
dalam teori keunggulan kompetitif.
 Berdasar hasil penelitiannya di Afrika Dorothy McCormick
menyimpulkan bahwa klaster dasar mempersiapkan jalan, klaster yang
lbh maju memulai proses spesialisasi, differensiasi dan pengembangan
teknologi dan klaster industri yang komplek mengembangkan proses
produksi yang kompetitif untuk mendapatkan pasar yang lebih luas.
Dalam hal ini diperlukan peran pemerintah untuk mendorong
perkembangan klaster tersebut. Tetapi kesalahan kebijakan
pemerintah juga dapat menyebabkan stagnannya klaster tersebut.
 Tidak semua keuntungan efisiensi kolektif dari ditrik industri diperoleh

secara pasif, tetpai juga bisa secara aktif melalui investasi bersama
dan berbagai aktifitas promosi dari banyak perusahaan yang ada di
distrik tersebut.
 Terkait dengan ukuran kota, ada dua teori yaitu:

1. Model hirarki kota (teori tempat sentral)


Berbagai pabrrik dari industri yang beda memiliki karakter pasar
yang dihasilkan dari pengaruh tiga faktor yaitu: skala ekonomi
produksi, biaya transportasi dan persebaran permintaan terhadap
tanah.
Semakin besar skala ekonomi dan semakin rendah biaya
transportasi maka akan semakin besar radius daerah yang dilayani
oleh industri tersebut untuk menekan biaya. Sebaliknya apabila
harga tanah meningkat maka akan menghasilkan daerah layanan
yang semakin kecil.
2. Model tanah terdeferensiasi
Keterbatasan rute transportasi mengakibatkan pemusatan sebuah
kota (internal nodes) ukuran dari kota tergantung pada pola dari
nodes dan bauran industri yang ada

B. Masalah yang Ditimbulkan Kota Raksasa


 Pada banyak kasus ibu kota negara akan terletak dekat dengan

sistem transportasi dan drainase serta berlokasi dekat dengan


pantai.
 Bias terhadap ibu kota artinya ibu kota menerima investasi publik

yang sangat besar dan mendorong investasi swasta yang tidak


proporsional, dibanding dengan kota-kota lain yang lebih kecil.
 Permasalahan ysng ditimbulkan kota besar kemungkinan berasal dari

kombinasi sistem transportasasi hub and Spoke dan penempatan ibu


kota secara politik di kota yang paling besar sehingga merupakan
gabungan dari dua model tersebut.
 Faktor ekonomi politik pada akhirnya memiliki kontribusi yang
penting dalam melahirkan ibukota raksasa. Sebab –sebab timbulnya
kota raksasa yaitu:
1. Produksi untuk pasar domestik yang sarat dengan proteksi dan
biaya transportasi yang tinggi
2. Sangat sdikitnya kota kecil yang memadai untuk menjadi lokasi
alternatif bagi perusahaan yang mencerminkan pola infra stuktur
3. Lokasi ibu kota di kota terbesar
4. Logika politis dari kediktatoran yang tidak stabil - bersifat saling
melengkapi dan membantu menjelaskan beberpa keunggualn
demokrasi dengan kebijakan ekonomi yang lebih seimbang,
termasuk investasi di bidang infra struktur.

C. Sektor Informal di Perkotaan


 Sektor informal umumnya ditandai oleh beberapa karakter unik

seperi kegiatan produksinya sangat bervariasi, berskala kecil, milik


perorangan atau keluarga padat karya, teknologi yang digunakan
sederhana, pendidikan rendah, modal terbatas, tidak ada jaminan
keselamatan dan kesejahteraan, motivasinya sebatas
mempertahnkan hidup, dimana pemilik sekaligus tenaga kerja dan
manajer.
 Yang berada di sektor informal perkotaan umumnya mereka yang
kelebihan tenaga kerja miskin di pedesaan.
 Ada saling keterkaitan antara sektor formal dan informal perkotaan

yaitu sektor informal merupakan penyedia input produksi dan


tenaga kerja murah bagi sektor formal, sementara sektor formal
merupakan pasar bagi sektor informal.
 Sektor informal terbukti kemampuannya dalam menciptakan

lapangan kerja dan pendapatan bagi angkatan kerja di daerah-


daerah perkotaan.
 Beberpa alasan pentingnya promosi sektor informal:

1. Sektor informal mampu menciptakan surplus bagi pertumbuhan


ekonomi.
2. Hanya membutuhkan modal sedikit
3. Merupakan latihan kerja dengan biaya yang rendah
4. Mampu menampung tenaga kerja yang yang tidak terampil
5. Menggunakan teknologi tepat guna
6. Merupakan daur ulang limbah
7. Meemeratakan distribusi pendapatan
 Masalah atau kelemahan sektor informal yaitu:
1. Mendorong meningkatnya migrasi ke perkotaan
2. Mendorong memburuknya lingkungan perkotaan
3. Munculnya pemukiman kumuh.
 Langkah – langkah mempromosikan sektor informal yaitu:

1. Memberikan sikap dukungan pada sektor informal


2. Memberikan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan
3. Memberikan kredit modal kerja
4. Bantuan teknologi tepat guna
5. Penyediaan fasilitas infra struktur dan lokasi usaha.
6. Penataan pemukiman.
 Secara historis Kaum wanita terlibat dalam arus migrasi dalam rangka

mengikuti suami. Namun akhir-akhir ini banyak wanita yang merantau


sendirian. Hal ini erat kaitannya dengan semakin banyaknya keluarga
yang dikepalai oleh wanita. Usaha yang mereka geluti umumnya
adalah usaha kuliner buatan sendiri atau kerajinan tangan dengan
skala mikro dengan return tinggi tetapi waktu yang dihabiskan untuk
itu cukup banyak shg jika dibandingkan rasio modal – tenaga kerja
maka produktivitasnya menjadi rendah. Bantuan kredit sangat
signifikan namun tidak mudah untuk mendapatkannya.
 pengangguran di kota cukup tinggi, utamanya pengangguran
tersembunyi di sektor informal.
 Dulu migrasi dipandang sebgai sesuatu yang positif tp kini migrasi

dianggap sebagai sesuatu yang negatif karena migrasi memperburuk


ketidakseimbangan struktural antara desa dan kota secara langsung
dalam dua hal yaitu:
1. Dari sisi penawaran : migrasi meningkatkan jumlah pencari kerja
di perkotaan melebihi pertumbuhan penduduknya
2. Dari sisi permintaan penciptaan kesempatan kerja di kota lebih
sulit dan lebih mahal dibanding di pedesaan, demikian juga tingkat
upah.
 Masalah migrasi tidak hanya pada bentuk prosesnya atau dampaknya

terhadap alokasi sumberdaya tetapi juga implikasi yang ditimbulkan


terhadap pertumbuhan ekonomi dan upaya-upaya pembangunan.
Oleh karena itu penting untuk memahami penyebab migrasi dan
sebab akibat yang ditimbulkan. Masalah migrasi ini sangatlah
komplek.

D. Teori Ekonomi tentang Mihgrasi Desa-Kota


Model migrasi Todaro dapat dilihat pada gambar yang saya share di
grup kelas.
 Modelmigrasi Todaro memiliki empat pemikiran dasar yaitu:
1. Migrasi desa-kota dirangsang oleh berbagai pertimbangan ekonomi yang
rasional dan langsung berkaitan dengan keuntungan atau manfaat dan
biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri
2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat
pendapatan dan diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di
pedesaan
3. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan berkaitan langsung
dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan sehingga berbanding
terbalik dengaan tingkat pengangguran di perkotaan
4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah
melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja
 Lima implikasi kebijakan penting:

1. Ketimpangan kesempatan kerja antara kota-desa harus dikurangi


2. Pemecahan masalah pengangguran tidak hanya cukup dengan
menciptakan lapangan kerja di perkotaan
3. Pengembangan pendidikan yang berlebihan dapat mengakibatkan migrasi
dan pengangguran
4. Pemberian subsidi upah penentuan harga faktor produksi tradisional
(tenaga kerja) justru menurunkan produktivitas
5. Program pembangunan desa secara terpadu harus ditingkatkan
 Strategi mengatasi migrasi kota-desa yaitu:
1. Penciptaan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa
dan kota
2. Perluasaan industri-industri kecil yang padat karya
3. Penghapusan distorsi harga faktor-faktor produksi
4. Pemilahan teknologi produksi padat karya yang tepat
5. Merubah keterkaitan langsung antara pendidikan dan
kesempatan kerja
6. Pengurangan laju pertumbuhan penduduk
7. Mendesentralisasikan kewenangan ke daerah-daerah tingkat
dua (kabupaten) dan sekitarnya
9. MODAL MANUSIA : PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
A. Peran Sentral Pendiidikan dan Kesehatan
 Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang

paling mendasar. Kesehatan merupakan inti kesejahteraan dan


pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan
yang memuaskan dan berharga. Keduanya adalah hal yang
fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih
luas sebagai inti makna pembangunan.
 Peningkatan kesehatan dan pendidikan dapat membantu keluarga

untuk keluar dari kemiskinan. Pada saat yang sama, penyebab


kesehatan yang buruk di NSB adalah kemiskinan itu sendiri
 modal kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan
pengembalian investasi pendidikan karena untuk bisa hadir di
sekolah dan belajar dengan baik butuh kesehatan yang prima,
sementara modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan
pengembalian investasi kesehatan karena keberhasilan program-
program kesehatan juga ditentukan oleh pendidikan yang
memadai.
B. Mengapa peningkatan Pendapatan Saja Tidak Cukup?
 Ada hubungan resiprokal (saling mempengaruhi) antara pendidikan dan
kesehatan dengan pendapatan yang tinggi
 Jika korelasi anatara peningkatan pendapatan dengan nutrisi sangat

rendah maka tidak akan mengingkatkan kesehatan dan juga tidak akan
menunjang keberhasilan pembangunan secara umum.
 Bukti menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan sang ibu maka

semakin baik tingkat kesehatan anak-anaknya. Orang yang berpendidikan


dan orang yang sehat akan memberi manfaat lebuh banyak lagi kepada
lingkungannya.

C. Investasi dalm Bidang Pendidikan dan Kesehatan


 Modal manusia (human capital) merupakan istilah yang sering digunakan

oleh ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia yang


lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut
ditingkatkan.
 Orang dengan pendidikan tinggi memulai kerja pada usia lebih tua, namun

dengan pendapatan lebih tinggi dibanding dengan orang-orang yang


bekerja lebih awal. Pendapatan yang tinggi yang diperoleh dari pendidikan
tinggi ini harus dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendidikan tinggi tersebut guna memahami nilai modal
manusia sebagai sebuah investasi.

D. Buruh Anak-Anak
 Tidak jelas apakah larangan menggunakan buruh anak-anak

merupakan hal terbaik bagi mereka? Karena tanpa pekerjaan


seorang anak mungkin akan kekurangan gizi, sementara dengan
bekerja maka biaya sekolah, juga gizidasar dan pelayanan
kesehatan akan dapat diperolehnya.
 Empat pendekatan kebijakan buruh anak yaitu :

1.Buruh anak sebagai cermin kemiskinan sehingga


rekomendasinya adalah penanganan kemiskinan dan bukan
penanganan buruh anak
2. Mengupayakan agar lebih banyak anak-anak yang bisa sekolah
adalah lebih efektif dibanding program wajib pendidikan dasar.
3. Buruh anak tidak dapat dicegah sehingga yang dilakukan adalah
melindunginya.
4. Mendukung pelarangan buruh anak-anak jika konotasinya
negatif.
E. Kesenjangan Gender
 Anak-anak perempuan menerima pendidikan yang lebih sedikit

dibanding anak laki-laki di hampir setiap NSB.


 Diskriminasi pendidikan terhadap kaum wanita akan dapat
menghambat pembangunan ekonomi dan memperburuk
ketimapangan sosial.
 Meningkatkan pendidikan wanita akan sangat menguntungkan

karena:
1. Tingkat pengembalian (rate or teturn) pendidikan kaum wanita
lebih tinggi dibanding tingkat pengembalian pendidikan kaum
pria.
2.Perbaikan pendidikan wanita akan dapat meningkatkan
produktivitasnya, partisipasinya, menunda usia nikah,
mengurangi masa subur dan vertilitas serta memperbaiki
kesehatan serta gizi anak.
3. Ibu yang berpendidikan dan gizi serta kesehatan anak yang
baik akan dapat meningkatkan kualitas generasi yang akan
datang.
4. Perbaiakn pendidikan wanita akan dapat memutus lingkaran
setan kemiskinan
 Pendidikan dan kesehatan anak perempuan yang buruk
menunjukkan adanya keterkaitan antara insentif ekonomi dan latar
belakang budaya.
F. Penawaran dan Permintaan pendidikan
 Permintaan terhadap pendidikan lebih penting dibanding
penawarannya. Permintaan terhadap pendidikan dipengaruhi oleh:
1. Harapan siswa untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang
lebih baik di masa yang akan datang, yang dipengaruhi oleh:
a. Faktor nonekonomi (tradisi, gender, status sosial, pendidikan
ortu, jumlah anggota keluarga)
b. Faktor ekonomi:
i. Perbedaan upah antara sektor modern dan tradisional.
ii. Probabilitas mendapatkan pekerjaan di sektor modern.
iii. Biaya pendidikan
Ijasah dan gelar hanya menjadi persyaratan dasar untuk bekerja
dan bukan menjadi suatu jaminan untuk mendapatkan
pekerjaan dengan penghasilan tinggi seperti yang diinginkan
sebelumnya.
2. Manfaat dan biaya sosial versus yang ditanggung oleh siswa dan
keluarganya.
 Penawaran bidang pendidikan lebih ditentukan oleh proses politik,

terutama oleh anggaran pemerintahu untuk sektor pendidikan.


 Perluasan kesempatan bersekolah telah mendorong pertumbuhan
ekonomi agregat melalui:
1.Terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif karena
pengetahuan dan ketrampilan mereka lebih baik.
2.Meningkatnya kesempatan kerja yang lebih luas yang terkait
dengan sekolah.
3.Terciptanya kelompok pemimpin yang terdidik
4.Tersedianya berbagai program pendidikan dan pelatihan yang
dapat menciptakan sikap-sikap “modern” di masyarakat.
 Riset Jere Behrman dan Nancy Birdsall menyimoulkan bahwa penentu

perbedaan pendapatan dan produktivitas adalah kualitas pendidikan


sehingga pemerintah harus meningkatkan kualitas pendidikan
(enrichment) dan bukan memperluas (Enlargement) pendidikan.

G. Pendidikan, Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan


 Efek buruk pendidikan formal atas distribusi pendapatan adalah

adanya korelasi positif antara tingkat pendidikan seseorang dengan


penghasilannya seumur hidup.
 Sistem pendidikan di banyak NSB pada dasarnya TIDAK
memperhatikan aspek pemerataan karena:
1.Biaya pendidikan dasar relatif lebih mahal bagi anak orang miskin
dibanding anak orang kaya karena tenaga mereka dibutuhkan
keluarganya untuk membantu bekerja shg mereka terpaksa
mengeluarkan biaya ekstra untuk mempekerjakan orang lain
untuk menggantikan tenaga anak tersebut.
2. Manfaat yang diharapkan dari pendidikan dasar bagi anak orang
miskin relatif lebih rendah karena mereka harus membantu
mereka sehingga tidak bisa belajar secara maksimal dan
seringkali kondisi menyebabkan mereka harus putus sekolah.
 Pendidikan juga terkait dengan migrasi internasional yang disebut

dengan pengurasan intelektual (brain drain), suatu kondisi yang


menyedihkan karena setelah mereka menyelesaikan pendidikan
tinggi dengan biaya sosial yang tidak sedikit, akhirnya malah
mencari keuntungan dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi
negara lain, padahal mereka sangat dibutuhkan oleh negaranya
sendiri.
H. Sistem Kesehatan dan Pendidikan
 Kesehatan diukur dengan tingkat hidup bayi dan harapn hidup.

WHO mendefinisikan kesehatan sebai suatu kondisi kesejahteraan


fisik, mental serta sosial dan bukan sekedar bebas dari penyakit
dan kelemahan fisik.
 Berbagai studi menunjukkan bahwa orang yang sehat menerima upah
lebih tinggi.
 Robert Fogel menemukan bahwa tinggi badan adalah indeks kesehatan

yang bermanfaaat dan mencerminkan kondisi kesejahteraan masyarakat


secara umum. Secara khusus dikatakan orang yang tinggi menerima
lebih banyak pendidikan dibanding rekannya yang lebih pendek
 Bukti-bukti menunjukkan bahwa kesehatan dan gizi memang
mempengaruhi kesempatan kerja dan produktivitas serta upah.
 WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai semua aktivitas yang

tujuan utamanya adalah meningkatkan, mengembalikan atau menjaga


kesehatan. Pemerintah mempunyai peran yang efektif dalam sisitem
kesehatan karena:
1.Kesehatan merupakan hal yang sentraldalam mengentaskan
kemiskinan.
2.Rumah tangga mengeluarkan dana yang terlalu sedikit untuk
kesehatan
3.Investasi pasar untuk infrastruktur kesehatan dan penelitian dan
pengembangannya terlalu sedikit.
 Banyak program-program pemerintah yang telah digulirkan untuk

bidang kesehatan , pendidikan dan penghasilan


 Banyak program-program pemerintah yang telah digulirkan untuk

bidang kesehatan , pendidikan dan penghasilan


10. PENGANGGURAN dan UPAH
A. Pengangguran
 Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif (indonesia 15 th –

65 th, antar negara beda batasannya)


 Angkatan kerja terdiri dari orang yang bekerja dan tidak bekerja

(pengangguran dan orang yang tidak sedang mencari pekekerjaan)


 Pengangguran atau tuna karya adalah angkatan kerja yang tidak

bekerja sama sekali atau sedang mencari pekerjaan


 Penyebab pengangguran yaitu:

1. Jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan dengan


kesempatan kerja
2. Rendahnya ketrampilan dan pendidikan
3. Kemajuan teknologi
4. Resesi ekonomi
5. Ketimpangan distribusi tenaga kerja
6. Kebijakan pemerintah
7. Persaingan global
 Jenis pengangguran yaitu:
1. Berdasar faktor penyebabnya:
a. Pengangguran musiman: pengangguran yang terjadi karena
perubahan musim
b. Pengangguran siklis: pengangguran yang terjadi karena PHK
c. Pengangguran de asioner: pengangguran yang terjadi karena
ketidakseimbangan jumlah tenaga kerja dan lowongan yang
tersedia
d. Pengangguran voluntary: pengangguran yang terjadi karena
orang memilih untuk tidak bekerja meski masih mampu
bekerja
e. Pengangguran struktural : pengangguran yang terjadi karena
adanya perubahan struktur ekonomi
f. Pengangguran teknologi : pengangguran yang terjadi karena
adanya kemajuan teknologi dimana tenaga manusia diganti
dengan tenaga mesin
g. Pengangguran friksional : pengangguran yang terjadi karena
adanya perbedaan antara pekerjaan yang diiinginkan dengan
pekerjaan yang tersedia
2. Berdasar lama waktu bekerja:
a.Pengangguran terbuka : orang yang tidak bekerja dan tidak berusaha
mencari kerja
b.Setengah menganggur : orang yang bekerja tetapi waktunya di
bawah jam kerja normal sehingga pendapatannya di bawah standar
c.Pengangguran tersembunyi : orang yang bekerja tetapi tidak secara
optimal sehingga keterlibatan dia dalam pekerjaan tersebut
sesungguhnya tidak menambah produktivitas
 Cara mengatasi pengangguran:

1. Perluasan kesempatan kerja


2. Pengunaan teknologi yang padat karya
3. Meningkatkan kualitas pendidikan
4. Mengendalikan jumlah penduduk
5. Meningkatkan modal usaha
6. Migrasi
7. Enterpreneur (membuka usaha sendiri )
8. Memberikan pelatihan
 Dampak pengangguran:

1. Menurunnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita


2. Menghambat tabungan dan investasi
3. Menurunnya daya beli masyarakat sehingga ekonomi menjadi lesu
4. Berkurangnya penerimaan pajak
5. Menngkatnya kemiskinan dan hutang
6. Meningkatnya kriminalitas
7. Meningkatnya gangguan psikis

B. Upah
 Pengertian : yaitu hak buruh yang diterima dan dinyatakan dalam

bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja


kepada tenaga kerja yang ditetapkan menurut perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan undang-undang atas kontribusinya
dalam memproduksi barang dan jasa.
 Dasar hukum upah tenaga kerja

1. Pasal 27 UUD 1945


2. UU No.13 Th 2003
3. Kepmenakertrans nomor : KEP.49/MEN/2004 tentang ketentuan
struktur dan skala upah
4. Kepmenakertrans nomor : KEP.102/MEN/VI/2004 tentang waktu
kerja lembur dan upah lembur
 Komponen upah tenaga kerja yaitu:
1. Upah pokok : suatu imbalan dasar yang telah dibayarkan kepada
tenaga kerja menurut tigkat atau jenis pekerjaan yang besarnya
ditetapkan berdasar perjanjian
2. Fasilitas: kenikmatan yang bersifat khusus atau untuk
meningkatkan kesejahteraan buruh. Contoh: armada
transportasi,kantin, musola, dll.
3. Bonus:pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan
perusahaan atau karena prestasi
 Sistem pembayaran upah:

1. Sistem upah jangka waktu : per bulan, minggu atau harian


2. Sistem upah potongan : upah dinilai menurut ukuran
tertentu,misalnya beratnya dll
3. Sistem upah pemufakatan : pemberian upah berdasar kelompok
kerja
4. Sistem skala berubah : sistem upah berdasar penjualan hasil
produksi di pasaran.
5. Sistem upah indeks : sistem upah berdasarkan indeks biaya
hidup.
 .
6. Sistem pembagian keuntungan : pemberian bonus akhir tahun jika perusahaan
mendapatkan keuntungan.
 Teori upah:

1. Teori upah alami (David Ricardo)


Disebut juga dengan upah normal. Dalam hal ini upah dibagi dua yaitu upah alami
(upah yang didasarkan kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar)
dan upah pasar (upah yang sesungguhnya diterima tenaga kerja). Jika upah pasar lbh
besar dari upah alami mk kesejahteraan meningkat dan kelahiran meningkat,
sementara angka kematian turun shg terjadi peningkatan angkatan kerja shg terjd
persaingan mencari kerja yang menyebabkan upah pasar turun dibawah upah alami mk
kesejahteraan turun akibatnya kelahiran berkurang kematian tinggi shg angkatan kerja
berkurang akibatnya upah pasar naik dan seterusnya.
2. Teori upah besi (Ferdinand Lasalle)
Upah yang diberikan kepada tenaga kerja adalah upah minimal shg pengusaha
mendapatkan laba sebanyak-banyaknya, sehingga upah tersebut merupakan upah besi.
Agar pekerja bisa lepas dari cengkereman pengusaha maka disarankan agar pekerja
membentuk koprasi produksi.
3. Teori upah produktivitas batas kerja (Clark)
Dikatakan bahwa upah tenaga kerja setara dengan tingkat produktivitas tenaga kerja
4. Teori upah etika
Dikatakan bahwa upah pekerja seharusnya sepadan dengan beban pekerjaan yang
dilakukan dan mampu membiayai pekerja shg dpt hidup dengan layak
5. Teori upah diskriminasi
Upah yang diberikan kepada tenaga kerja sengaja tidak sama, dipengaruhi oleh jenis
kelamin, warna kulit, pendidikan dan ketrampilan dan jenis pekerjaan, permintaan dan
penawaran tenaga kerja, lama kerja, pertimbangan non uang dalam memilih pekerjaan.
C. Upah Minimum Kabupaten (UMK)
 Upah minimum merupakan upah bulanan terrendah yang terdiri atas upah

tanpa tunjangan dan upah pokok termasuk tunjangan tetap


 Sesuai pasal 44 PP No.78 tahun 2015 dijelaskan bahwa besarnya UMK adalah:

UMn = UMt + {UMt x (Inf t % + PDB t)}


Keterangan:
UMn = upah minimum yang ditetapkan
UMt = upah minimum tahun berjalan
Inf t = inflasi tahun berjalan
PDB t = pertumbuhan ekonomi tahun berjalan
D. Apa Bedanya UU Cipta Kerja dengan UU Tenaga Kerja?
 Setelah diundangkannya UU nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja

memiliki kewenangan untuk mengubah aturan-aturan yang telah diatur


dalam peraturan UU sebelumnya, salah satunya mengenai pengupahan.
Beberapa ketentuan yang diubah oleh UU cipta kerja yaitu:
1. Jenis upah dikurangi
2. Komponen hidup layak tidak dimasukkan
3. Masa kerja tidak dipertimbangkan
4. Struktur dan skala upah hanya berdasarkan kemampuan dan produktivitas
perusahaan.
 UU cipta kerja secara detail dapat diunduh di laman kementrian sekretaris

negara (setneg).
11. STAGNASI PERTANIAN DAN STRUKTUR AGRARIA
 Mayoritas (70%) penduduk yang paling miskin di dunia bertempat
tinggal di desa dengan mata pencaharian sebagai petani dan
bersifat subsisten. Dengan demikian apabila hendak melakukan
pembangunan, seharusnya dari sinilah dimulai.
 Meski sektor pertanian cukup banyak menyediakan lapangan

pekerjaan, namun kenyataannya kontribusinya terhadap


pertumbuhan ekonomi relatif kecil. Hal ini berbeda dengan negara
maju dimana sektor pertanian mempunyai kontribusi relatif besar
terhadap pertumbuhan ekonnomi negaranya. Dengan demikian
biasa dikatakan produktivitas sektor pertanian di NSB relatif
rendah dibanding di negara maju.
 Produksi pertanian (makanan dan non makanan) untuk masing2

negara secara detail sangatlah bervariasi, demikian juga masalah


yang dihadapi. Alasan utama buruknya prestasi pertanian NSB
adalah diabaikannya sektor ini dalam prioritas pembangunan
negara –negara tersebut disertai kerancuan investasi sektor
industri perkotaan.
 Secara umum ada dua tipe pertanian di dunia ini, yaitu :
1. Pertanian negara-negara maju yang sangat efisien dimana ada
perbaikan teknologi dan biologis yang mengakibatkan
peningkatan produktivitas lahan pertanian dan tenaga kerjanya.
2. Pertanian NSB yang produktivitasnya rendah dimana perubahan
metode produksinya berjalan sangat lambat dengan hasil yang
tidak pasti yang disebabkan oleh ketergantungan yang tinggi
terhadap kondisi alam dan tingginya pertumbuhan penduduk
serta kualitas SDM yang rendah.
 Di negara-negara yang belum maju, pertanian tidak hanya sebagai

mata pencaharian tetapi juga sebagai “way of life” sehingga setiap


perubahan dalam bertani akan berefek tidak hanya pada kondisi
ekonomi dan fisik alam tetapi juga terhadap sikap, nilai-nilai dan
kemampuannya.
 Penguasaan tanah oleh petani sangatlah tidak merata. Ini terjadi

hampir di semua NSB. Di Amerika Latin petani berhadapan dengan


sistem latifundio – minifundio.
 Latifundio merupakan penguasaan tanah pertanian yang luas

arealnya dapat menampung lebih dari 12 pekerja.


 Minifundio adalah sebidang tanah pertanian yang hanya mampu

menampung seorang atau dua orang petani saja.


Keadaan di Asia tidak jauh berbeda, para petani hanya memiliki
tanah yang relatif sempit bahkan sebagian merupakan buruh tani.
Hal ini disebabkan oleh:
1. Campur tangan penguasa Eropa (jaman penjajahan)
2. Majunya transaksi uang dan meningkatnya pengaruh lintah
darat
3. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
 Tiga Karakter pertanian Afrika yaitu:

1. Pentingnya ladang pangan bagi perekonomian desa


2. Eksisnya praktek peladangan yang berpindah-pindah
3. Sistem kekerabatan yang berdekatan meski beda komunitas
Hal ini diakibatkan dari kombinasi tiga kekuasaan yaitu:
1. Pengelolaan pertanian dengan sistem padat karya dan enggan
menngunakan tenaga hewan karena takut terkena penyakit
2. Luas lahan garapan yang sempit dan sistem pengelolaan yang
sederhana
3. Langkanya tenaga kerja yang dibutuhkan
12. TRANSFORMASI PERTANIAN dan PEMBANGUNAN
PEDESAAN
 Lebih dari 2/3 penduduk termiskin di dunia menetap di wilayah
pedesaan yang penghidupannya bersumber dari pertanian
subsisten. Bagaimana mereka mempertahankan hidup sehari-hari?
Sudah merupakan masalah pokok yang menyita waktu dan tenaga.
 Secara tradisional, peranan sektor pertanian dalam pembangunan

ekonomi sering dipandang pasif dan dianggap sebagai unsur


penunjang semata (penyedia tenaga kerja dan bahan pengan
murah) . Pembangunan ekonomi seringkali diartikan sebagai
transformasi struktural dari perekonomian yang bertumpu pada
sektor pertanian menjadi industri modern dan pelayanan
masyarakat yang lebih komplek (yang dianggap sebagai sektor
unggulan dinamis)
 Akhir-akhir ini muncul kesadaran bahwa pertanian dan pedesaan

mempunyai arti dan peran penting dalam proses pembangunan


ekonomi secara menyeluruh, terutama bagi NSB.
 Strategi pembangunan ekonomi yang dilandasi sektor pertanian

dan ketenagakerjaan, membutuhkan tiga unsur pelengkap dasar:


1.Percepatan pertumbuhan output melalui serangkaian penyesuaian
teknologi , kelembagaan dan insentif harga yang dirancang untuk
meningkatkan produktivitas para petani kecil
2. Peningkatan permintaan domestik terhadap output pertanian yang
dihasilkan dari strategi pembangunan perkotaan yang berorientasi
pada upaya pembinaan ketenagakerjaan
3.Diversifikasi kegiataan pembangunan daerah pedesaan yang
bersifat padat karya

A. Peran Penting Kaum Wanita


A. Di Afrika, hampir semua tugas yang berkaitan dengan produksi
pangan subsisten dikerjakan oleh kaum wanita. Sementara tugas
kaum pria adalah menyiapkan lahan untuk ditanami, proses
selanjutnya dilakukan oleh kaum wanita (70%-80%). Dengan
demikian jam kerja kaum wanita lebih panjang dan lebih berat
pekerjaannya sehingga program reformasi pertanian hanya akan
berhasil jika mengakui dan melibatkan upaya pembinaan thd
produktivitas kaum wanita.
B. Setelah menyiapkan lahan pertanian, kaum pria mencoba mencari
pekerjaan sambilan di perkebunan atau di kota-kota untuk
tambahan penghasilan.
B. Transisi dari Pertanian Subsisten ke Pertanian Komersial yang
Terspesialisasi
 Tiga tahap pokok evolusi pola produksi pertanian:

1. Pertanian subsisten murni yang berskala kecil


Karakter pertanian subsisten yaitu berproduksi untuk dikonsumsi
sendiri dan sebagian dijual ke pasar lokal, dengan produk bahan
pangan pokok, investasi modal minimal dan input utamanya adalah
lahan dan tenaga kerja dengan teknologi yang terbatas, struktur
kelembagaan sosial yang kaku serta pasar yang terpisah dg tempat
produksi, ketidakpastian tinggi, dengan motivasi mempertahankan
hidup dirinya dan keluarga mereka secara historis mampu
menghadapi berbagai kesulitan, kondisinya relatif statis dan
mereka hampir selalu gagal melakukan perubahan.
2. Pola pertanian keluarga campuran (terdiversifikasi)
Merupakan tahap perantara yang harus dilalui dalam proses
transisi dari pertanian subsisten ke pertanian yang terspesialisasi.
Keberhasilan program ini tidak hanya tergantung pada petani
tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial, komersial dan
kelembagaan yang dihadapi oleh petani
3. Pertanian modern dengan tingkat produktivitas yang tinggi yang
umumnya dilakukan oleh negara maju.
C. Strategi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang Andal
 Sumber-sumber kemajuan pertanian berskala kecil:

1. Kemajuan teknologi dan inovasi


Ada dua sumber pokok inovasi teknologi yaitu:
a. Mekanisasi pertanian (penggunaan tenaga mesin)
b. Inovasi biologis (bibit unggul) dan produk2 kimia penunjang pertanian
(pupuk, pestisida, dll)
2. Kebijakan ekonomi pemerintah (harga) yang tepat
3. Kelembagaan sosial yang menunjang
 Syarat umum bagi kemajuan pedesaan:

1. Modernisasi struktur usaha tani dalam rangka memenuhi permintaan


bahan pangan yang terus meningkat (land reform), dengan cara
redistribusi hak kepemilikan lahan melalui pengalihan hak kepemilikan
secara langsung atau melalui koperasi. Hal ini perlu dilakukan mengingat
terus memburuknya ketimpangan pendapatan, tingginya pertumbuhan
penduduk dan adanya kemajuan teknologi pertanian.
2. Penciptaan sistem penunjang yang efektif (ketersediaan kredit, perbaikan
kelembagaan, sistem pemasaran yang memadai, dll).
3. Perubahan kondisi sosial pedesaan guna memperbaiki taraf hidup
masyarakat pedesaan ( keterpaduan tujuan-tujuan pembangunan :
peningkatan pendapatan per kapita, pemerataan pendapatan dan
peningkatan kapasitas daerah pedesaan)
13. LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN
 Tujuh persoalan dasar:
1. Pembangunan berkelanjutan dan kaitannya dengan lingkungan
Berkelanjutan artinya pemenuhan kebutuhan generasi sekarang tanpa
merugikan kebutuhan generasi yang akan datang. Hal ini tentunya
sangat dipengaruhi kualitas lingkungan hidup ysng ada saat ini.
Sudah seharusnya unsur lingkungan ini masuk dalam penghitungan
GDP.
2. Kependudukan dan SDA
Tingginya angka pertumbuhan penduduk akan berdampak pada
kondisi lingkungan hidup
3. Kemiskinan
Hakekat upaya pelestarian lingkunga hidup bukanlah penghentian
suatu proses yang tidak terelakkan karena kerusakan lingkungan
sesungguhnya bisa dicegah, melainkan upaya peningkatan
penyediaan dukungan kelembagaan kepada lapisan penduduk paling
miskin yang justru berada pada lapisan paling depan dalam usaha
pelestarian lingkungan.
4. Pertumbuhan ekonomi
Upaya peningkatan pendapatan akan berefek pada kerusakan
lingkungan.
5. Pembangunan daerah pedesaan
Upaya pencapaian surplus pangan menuntut dilakukannya
serangkaian perubahan radikal dalam distribusi, penggunaan
dan kuantitas sumberdaya di sektor pertanian serta penggunaan
metode pertanian yang berkelanjutan yang dapat membantu
penciptaan pola produksi alternatif yang lebih baik yang aman
tidak merusak lingkungan. Dalam hal ini kaum wanita
mempunyai arti dan peran yang penting.
6. Urbanisasi dan lingkungan hidup
Tingginya laju pertumbuhan populasi perkotaan berkontribusi
terhadap merosotnya kualitas lingkungan
7. Perekonomian global
Akhirnya kelestarian lingkungan menjadi tanggung jawab
penduduk seluruh dunia.

A. Degradasi Lingkungan
 Konsekuensi kerusakan lingkungan : polusi air dan kelangkaan air

bersih, polusi udara, maraknya limbah padat yang sulit hancur dan
berbahaya, pengikisan kualitas tanah, penggundulan hutan,
kemerosotan biodiversitas dan perubahan kondisi atmosfir.
 Penyebab dan konsekuensi kerusakan lingkungan di pedesaan
sangat berbeda antar kawasan. Namun, secara umum penyebab
utamanya adalah kemiskinan. Penyebab lainnya penggundulan
hutan.

B. Model- Model Lingkungan Hidup


 Sumberdaya milik Pribadi

Pendukung pasar bebas Neo Klasik mengingatkan adanya berbagai


inefisiensi dalam alokasi sumberdaya yang diakibatkan oleh
hambatan pasar bebas maupun ketidaksempurnaan dalam hak
kepemilikan. Selama sumberdaya dimiliki oleh pribadi dan TIDAK
ADA DISTIORSI PASAR maka akan terjadi EFISIENSI alokasi
sumberdaya atau pasar hak milik akan sempurna, yang ditansdai
dengan:
1. universalitas: semua sumberdaya dimiliki oleh perorangan.
2. eksklusivitas: selain pemilik dilarang memanfaatkannya.
3. transferabilitas: pemilik sumberdaya bisa menjualnya jk ingin
4. Enforsabilitas: pengaturan distribusi pasar harus ditegakkan
secara hukum
 Sumber Daya Milik Umum
Apabila sumberdaya dimiliki oleh umum maka manfaat nettonya lebih
rendah, sehingg a seringkali kemudian dilakukan privatisasi
(swastanisasi).
 Penyebab kerusakan lingkungan perkotaan, secara garis besar dibagi

menjadi dua yaitu:


1. Urbanisasi dan pertumbuhan industri
2. Pengelolaan kawasan pemukiman di perkotaan
(dalam hal ini analisinya didasarkan pada analisis cost-benefit ratio
yang ditanggung oleh individu dan umum atau sosial).
 Guna mengatasi kerusakan lingkungan maka perlu dilakukan sejumlah

perubahan radikal dalam pengelolaan sumberdaya alam.

C. Lingkungan Hidup Global : Kerusakan Hutan dan Efek Rumah Kaca


 Langkah-langkah untuk melestarikan hutan hujan tropis:

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan ekonomi hutan


2. Mencari berbagai macam produk alternatif dari hutan
3. Dukungan dari masyarakat internasional
4. Bantuan finansial untuk reservasi dan pemeliharaan hutan hujan
tropis
 Pilhan kebijakan bagi NSB:
a. Penentuan harga sumberdaya secara memadfai
b. Partisipasi masyarakat
c. Pengaturan hak kepemilikan secara jelas atas setiap sumberdaya
d. Peningkatan alternatif-alternatif ekonomi penduduk miskin
e. Peningkatan status ekonomi kaum wanita
f. Pengendalian emisi industri dan kendaraan bermotor
 Pilihan kebijakan bagi negara maju:

a. Liberalisasi perdagangan
b. Pemberian keringanan hutang
c. Bantuan finansial dari negara-negara maju
d. Pengendalian emisi
e. Penelitian dan pengembangan (R&D)
f. Pembatasan impor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai