Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONDISI EKONOMI
“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis dan Manajemen ”
Dosen pengampu: Ahmad Dzul Ilmi Syarifuddin, M.M

Disusun oleh :
Kelompok I ( Kelas C )
Anugrah : 2220203862202057
Tita Rizky Aulia : 2220203862202055

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menurunkan al-Qur’an sebagai
pedoman hidup manusia untuk meraih kebahagian di dunia dan akhirat. Al-Qur’an
diturunkan dengan berbahasa Arab, bahasa pilihan Allah SWT. supaya mudah
dipahami oleh umat manusia, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya:

ࣖ ‫س ْرنَا ْالقُ ْر ٰانَ ِل ِلذ ْك ِر فَ َه ْل ِم ْن ُّمدَّ ِك ٍر‬


َّ َ‫َولقَ ْد ي‬
“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah
orang yang mau mengambil pelajaran?”
Dan berkat rahmat dan karunia-Nya yang melimpah, berupa kesehatan dan
kesempatan, serta pengetahuan sehingga kita bisa menyelesaikan penyusunan
makalah “Kondisi Ekonomi” ini. Salawat serta salam selalu tersampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Ahmad Dzul Ilmi
Syarifuddin, M.M selaku dosen yang secara rinci telah menjelaskan materi terkait
mata kuliah Bisnis dan Manajemen ini, serta terimakasih pada teman-teman yang
telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini .
Tentu saja makalah kami ini sangat jauh dari kata bagus, maka dari itu kritik
serta saran dari bapak dosen serta teman-teman pembaca sangat dibutuhkan, untuk
penyusunan makalah kami selanjutnya.

Parepare, 25 Maret 2023

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemunduran ekonomi negara Indonesia sangat mempengaruhi
perekonomian Indonesia. Pemerintah harus mengambil langkah untuk
mendapatkan pertumbuhan ekonomi dapat berusaha mendapatkan pembiayaan
untuk pembangunan negara yang baik.
Keadaan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara dilihat dari
meningkatnya penawaran barang, peningkatan ketersediaan jasa melalui
perkembangan teknologi sebagai penentu pertumbuhan ekonomi sehingga
dapat menentukan seberapa besar pertumbuhan dan kemampuan untuk
tumbuh dan berkembang. Bahkan mengurangi pasokan berbagai barang
kepada masyarakat. Informasi banyak digunakan dan kalangan muda
membutuhkan kecocokan di berbagai bidang agar informasi yang diperoleh
dan teknologi dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pertumbuhan ekonomi juga sangat penting dan diperlukan agar seluruh
warga negara khususnya Indonesia dapat mempersiapkan perekonomian dan
melalui tahap-tahap pembangunan negara selanjutnya. Perekonomian dapat
dianggap pertumbuhan ekonomi jika ada peningkatan kapasitas untuk
memproduksi barang dan jasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kesulitan yang sering muncul ketika
mencerminkan unit produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara tertentu selama periode waktu tertentu. Kesulitan ini bukan karena unit
yang diproduksi berbeda, tetapi karena unit pengukuran untuk setiap produk
dan jasa berbeda. Misalnya, produksi serpihan kayu diukur dalam kilogram
atau ton, sedangkan produksi air minum diukur dalam satuan volumetrik,
belum lagi produk lain yang tidak dapat diukur secara fisik, seperti jassa
pemeliharaan dan jasa konsultasi.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terhadap bisnis?
2. Bagaimana Pengaruh Inflasi
3. Bagaimana Pengaruh Tingkat Suku Bunga
4. Pembentukan harga pasar
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga pasar ?
6. Apa saja Peran Pemerintah terhadap kondisi ekonomi?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap bisnis
Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya jumlah dan nilai produksi barang
dan jasa yang dihitung oleh suatu negara dalam selang waktu tertentu yang
didasarkan kepada beberapa tanda, seperti naiknya pendapatan nasional,
pendapatan perkapita, berkurangnya tingkat pengangguran, dan tingkat
kemiskinan. 1
Pertumbuhan ekonomi dapat pula didefinisikan sebagai jalan perubahan yang
secara berkepanjangan menuju keadaan ekonomi yang lebih diinginkan dalam
suatu negara. Jika dalam suatu negara kegiatan ekonomi masyarakat-nya
mempengaruhi kenaikan produksi barang dan jasa secara langsung maka dapat
dikatakan ekonomi negara tersebut bertumbuh.
kesejahteraan rakyatnya juga menjadi tolak ukur apakah suatu negara berada
dalam kondisi perekonomian yang baik atau tidak.
 Teori pertumbuhan ekonomi
1. Teori neoklasik
Teori ini awalnya diperkenalkan oleh adam smith dikenal dengan model
pertumbuhan ekonomi solow-swan, kemudian dikemukakan kembali oleh
Robert solow dan T.W. swan. Teori ini menjelaskan terdapat tiga
komponen penting yang menjadi faktor pertumbuhan ekonomi negara
dapat stabil yakni; tenaga kerja, modal dan teknologi.
2. Teori klasik
Teori ini telah berkembang dari abad ke-18, dicetuskan oleh Adam Smith
Teori berpaham bahwa suatu negara akan mengalami penurunan
pertumbuhan ekonomi seiring bertambahnya populasi serta sumber daya
yang semakin terbatas dan mengatakan bahwasanya perekonomian
penduduk dalalm suatu negara akan meraih titik tertingginya saat
menggunakan sistem liberal yang terdiri atass dua unsur utama yakni,
pertumbuhan penduduk dan outputnya..
3. Teori historis
Teori pertumbuhan ekonomi historis fokus memandang proses
perkembangan ekonomi dari tahap prasejarah hingga industri dan
masyarakat dunia dengan tingkat konsumsi yang tinggi.
Frederich List mereka adalah ahli ekonomi, dengan pendapat yang
berbeda-beda.

1
https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-seri-ekonomi-makro-teori-pertumbuhan-
ekonomi/detail/
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
 Faktor ekonomi

1. Sumber daya alam,


dalam sumber daya alam atau tanah melingkupi seluruh negara,
lokasi dan komposisinya, sumber daya alam. termasuk juga sumber
mineral, iklim, air atau laut.
2. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah unsur penting dalam peningkatan
ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi bukan hanya bergantung
pada jumlah sumber daya manusia, tetapi juga mengutamakan
efisiensinya. SDM didorong untuk bekerja denfan efisien dan
optimal.
3. Akumulasi modal
Modal mengacu pada pasokan unsur produksi yang dapat
dikembangkan secara fisik. Apabila stok modal meningkat selama
periode tertentu, disebut sebagai pembentukan modal atau akumulasi
modal.
 Faktor noneconomik
1. Faktor politik dan administrasi publik
Kerangka politik dan administrasi yang lemah adalah masalah utama
yang menghambat pertumbuhan ekonomi pada negara-negara
berkembang. Politik yang tidak stabil dan ditambah dengan
pemerintahan yang korupsi secara signifikan menadi penghalang
berkembangnya ekonomi pada suatu negara.
2. Aspek sosial budaya
kehidupan masyarakat mencakup pandangan masyarakat, sikap,
perilaku, dorongan untuk bekerja atau organisasi masyarakat.
Pendidikan dan budaya Barat menimbulkan perdebatan dan pertanyaan,
menciptakan semangat baru, dan menghasilkan kelas pengusaha baru.
3. Susunan dan tertib
Organisasi dan prosedur hukum yang tidak tepat, serta pelaksanaan
hukum dan peraturan, kerapkali menghambat pembangunan ekonomi
Dan tidak mendukung realisasi perkembangan ekonomi. Dalam hal ini,
pelaksanaam hukum harus terkendali.

2. Pengaruh Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara universal dan berkepanjangan.
Belum dapat dikatakan inflasi apabila Peningkatan harga itu hanya
mempengaruhi satu atau dua produk, kecuali jika peningkatan itu menyebar (atau
menyebabkan peningkatan harga) ke produk lain.
Inflasi telah banyak diilustrasikan sebagai kondisi ekonomi dimana jumlah uang
beredar tumbuh "lebih cepat" dibandingkan produksi barang dan jasa dalam
perekonomian yang sama. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan tingkat
harga (tingkat harga konsumen, grosir, produsen, dll.). menyatakan bahwa tingkat
Harga Konsumen menghitung harga sekumpulan barang atau jasa yang sering
dibeli oleh pengguna (konsumen) rata-rata dan diukur dari survei harga standar
konsumen. Ukuran inflasi yang biasa diukur adalah Indeks Harga Konsumen.
 Teori-Teori Inflasi
1. Teori kuantitas
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kaum klasik berpaham bahwa
tingkatan harga dilihat dari jumlah uang yang menyebar. Harga meningkat
ketikater dapat lebih banyak uang yang beredar. Dan apabila barang yang
ditawarkan jumlahnya tetap dan jumlah uang berlipat ganda, cepat atau lambat
harga akan berlipat ganda.
2. Teori Keynesian Keynes
Untuk melihat bahwa inflasi disebabkan oleh keinginan yang berlebihan
dari sekelompok orang untuk lebih memanfaatkan barang atau jasa yang ada.
Karena keinginan yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan, permintaan
meningkat namun penawaran tetap datar, terjadilah harga naik, pemerintah
dapat membeli barang atau jasa dengan mencetak uang, misalnya karena
keberhasilan pengusaha dapat memicu terjadinya inflasi.
3. Teori struktural
Teori ini menekankan pemicu inflasi berupa struktur ekonomi yang kaku.
Produsen tidak dapat memprediksi peningkatan permintaan, karena
pertumbuhan populasi. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, sulit untuk
memenuhi permintaan.
 Penyebab terjadinya inflasi
1. Peningkatan biaya produksi
Secara umum pemicu inflasi akibat peningkatan biaya produksi ialah karena
adanya tuntutan dari naiknya biaya produksi, hal ini dapat terjadi kepada negara
yang perekonomian sedang dalam perkembangan.
2. Meningkatnya Permintaan
Ketika permintaan akan suatu barang atau jasa meningkat, ini menyebabkan
penurunan unsur produksi dan penawaran barang. Sementara itu, barang dan jasa
tersebut memiliki substitusi yang terbatas atau bahkan tidak ada. Situasi yang
tidak stabil ini yang membuat harga barang atau jasa naik dan terjadilah inflasi.
3. Kekacauan Ekonomi dan Politik
Ketika suatu negara berada dalam situasi yang tidak pasti, harga barang di negara
tersebut cenderung tinggi. Pernah juga terjadi di Indonesia tepatnya pada 1998.
Saat itu, inflasi Indonesia mencapai 70 persen. Padahal inflasi biasanya normal,
tiga sampai 4 persen.
4. Utang Nasional
kenaikan pajak perusahaan. Jika pemerintah memilih opsi lain, maka akan
mempengaruhi peredaran uang di masyarakat. Hal ini menyebabkan tingginya
harga dan devaluasi mata uang.
 Dampak Inflasi
Efek inflasi umumnya dirasakan oleh masyarakat dengan tingkat pendapatan
menengah ke bawah. Ketika harga barang tinggi, daya beli mereka turun. Menurut
Bank Indonesia, penurunan daya beli ini berdampak secara berkepanjangan,
menurunkan pendapatan dan taraf hidup. Itu membuat orang miskin semakin
miskin dalam jangka panjang. Inflasi berdampak terhadap ketidakseimbangan
pendapatan. Jadi dalam hal ini ada pihak yang dirugikan oleh inflasi, tetapi ada
juga pihak yang diuntungkan oleh inflasi.
 Cara Menghitung Inflasi
BPS menghitung inflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK) atau
indeks pengeluaran. Indeks harga konsumen sendiri meliputi biaya bahan
makanan dan makanan olahan, serta minuman atau tembakau. Komponen indeks
harga konsumen lainnya dalam perhitungan inflasi adalah pengeluaran sandang,
perumahan, kesehatan, pendidikan dan olahraga serta transportasi dan
komunikasi.
 Jenis Inflasi
 Berdasarkan tingkatannya:
a. Inflasi ringan: dibawah 10 % per tahun.
b. Inflasi sedang: antara 10-30 % per tahun.
c. Inflasi berat antara 30-100% per tahun.
d. Hiperinflasi: inflasi tidak terkendali, yaitu di atas 100% per tahun.
 Berdasarkan sebabnya:

a. Demand Pull Inflation terjadi apabila permintaan masyarakat akan


barang atau jasa meningkat. Menurut hukum permintaan, harga naik
ketika permintaan tinggi dan penawaran konstan. Peningkatan
permintaan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peningkatan
pengeluaran publik yang dibiayai dengan mencetak uang,
peningkatan permintaan ekspor, dan peningkatan investasi swasta
dalam kredit murah.
b. B. Bottleneck Inflation Inflasi disebabkan oleh faktor penawaran
atau permintaan. Jika hal ini terjadi karena faktor penawaran,
meskipun kapasitas sudah terpakai tetapi permintaan masih tinggi,
maka dapat menyebabkan inflasi. Jika karena faktor permintaan,
maka peningkatan likuiditas baik di sisi keuangan atau ekspektasi
yang tinggi akan pesanan baru.
c. Cosh Push Inflation ini terjadi apabila kenaikan biaya produksi akibat
tingginya biaya input atau biaya unsur.
 Berdasarkan sifatnya:
a. inflasi merayap, salah satu indikator inflasi ini adalah inflasi rendah,
dimana harga-harga naik secara perlahan dalam jangka waktu yang
lama dengan persentase yang relatif kecil.
b. Inflasi sedang (spiking inflation), yang menunjukkan bahwa
peningkatan harga yang cukup besar dan bahkan dalam kurun waktu
singkat dan bersifat percepatan. Dengan kata lain, harga meningkat
dalam kurun waktu satu bulan atau bahkan minggu.
c. Inflasi tinggi (hiperinflasi),
inflasi jenis ini merupakan inflasi yang parah sehingga masyarakat
tidak dapat lagi menyimpan uangnya. Serbuan uang yang terjadi
begitu cepat dan akhirnya harga naik dengan kecepatan yang
semakin cepat. Biasanya keadaan ini karena pemerintah menjalankan
defisit anggaran yang dibelanjakan atau ditutupi dengan mencetak
uang.
 Berdasarkan tempat asalnya:
a. Inflasi impor, inflasi ini adalah inflasi yang berasal dari luar, yang
mengakibatkan meningkatnya harga barang-barang impor. inflasi ini
hanya terjadi di negara-negara yang mengikuti sistem ekonomi terbuka.
Inflasi ini dapat diteruskan melalui harga barang impor dan ekspor.
b. Inflasi internal, inflasi ini berasal dari dalam negeri. Inflasi tersebut
merupakan akibat dari pengelolaan ekonomi yang buruk, baik di sektor riil
maupun keuangan domestik, oleh pelaku ekonomi atau masyarakat.
Contoh Inflasi
Contoh inflasi seperti kenaikan harga minyak goreng, seperti kenaikan harga
minyak goreng, dapat menyebabkan inflasi naik karena efeknya meluas dan
diikuti dengan kenaikan harga-harga barang lain atau jasa.
4. Pengaruh tingkat suku bunga
Suku bunga merupakan jasa atau nilai yang diberikan oleh pihak debitur kepada
yang meminjamkan dana atau uang (kerditur). lazimya, suku bunga dinyatakan
dalam satuan persen.
Tingkat suku bunga merupakan salah satu tolak ukur yang memicu
pertumbuhan perekonomian suatu negara. bank sentral (Bank Indonesia) membuat
kebijakan yang dapat mempengaruhi berbagai sektor kegiatan ekonomi. Kegiatan
ekonomi ini diantaranya, perputaran arus keuangan/perbankan : tabungan,
investasi, inflasi. pergerakan nilai tukar rupiah berpengaruh besar terhadap tiga
hal ini.
Negara yang memiliki jumlah transaksi besar (nilai tukar yang kuat) berpengaruh
besar pada dasar perekonomian dunia sehingga kebijakan bank sentral dari negara
maju terhadap suku bunga ini, rata-rata akan mendapat respon yang baik dari para
pelaku pasar dan para investor yang memanfaatkan momen ini untuk meraih
keuntungan yang maksimal.
Kenaikan suku bunga secara alami mengarah pada pergeseran minat secara
umum dari pengguna ke penabung, suku bunga yang meninggi akan mendorong
masyarakat untuk menyimpan lebih banyak uang di bank, suku bunga saat ini
berdampak pada pengurangan uang tunai yang beredar di pasar.2
Suku bunga berkaitan erat dengan kreditur (bank) dan debitur (peminjam
atau nasabah). Pada dasarnya tingkat bunga ialah waktu yang dialokasikan untuk
menggunakan uang atau sewa untuk menggunakan uang, dinyatakan sebagai
"persentase"
Kebijakan suku bunga ini memiliki pengaruh sebagai berikut seperti:
1.Pengaruh Suku Bunga terhadap Kapasitas Produksi dan Portofolio Kredit
Dari sisi industri dalam negeri, kenaikan pada suku bunga yang dilakukan oleh
Bank Sentral seiring dengan berjalannya waktu, akan ada dampak pada jumlah
produksi.Sisi positifnya adalah tenaga kerja semakin bertambah, hasil produksi
meningkat, akibatnya kapasitas ekspor bertambah sehingga jumlah pengangguran
juga menurun akibat banyaknya tenaga kerja yang terserap di dalamnya.
Efek jangka panjangnya adalah devisa yang masuk ke negara tersebut juga akan
semakin besar sehingga akan semakin menguatkan nilai tukar mata uang dalam
negeri.Hal ini berlaku pula sebaliknya, jika saja suku bunga menurun, biasanya
pelaku industri akan meresponsnya dengan menurunkan produksi dalam negeri
sebagai akibat dari kebijakan manajemen risiko untuk meminimalkan potensi
kerugian.
Dilihat dari manajemen risiko kredit, kenaikan suku bunga seringkali
dikhawatirkan oleh para kreditur/bank umum. Misalnya saja untuk industri
properti, bisa mengakibatkan tingkat penjualan perumahan semakin menurun. Jika
dipaksakan akan berimbas pada kredit macet.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Perekonomian secara Global
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai terkait kebijakan menaikkan dan
menurunkan suku bunga. Tujuannya sebenarnya bagus yaitu demi kesejahteraan

2
Sri Subawa
rakyat dalam negeri. Oleh karena itu setiap pergerakan suku bunga perlu
dipertimbangkan dampak ekonomi yang menyertainya.
3. Pengaruh Suku Bunga Terhadap GDP (Gross Domestik Product)
GDP (Gross Domestik Product) ini sebagai salah satu indikator tingkat kesehatan
atas pertumbuhan ekonomi suatu negara. GDP juga merupakan salah satu dari
indeks utama sistem akun nasional (Sistem of National Accounts-SNA) terhadap
pengukuran biaya barang dan jasa. GDP menunjukkan kondisi ekonomi nasional.
Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebuah
indikator ekonomi untuk mengukur total nilai produksi yang dihasilkan oleh
semua Orang dan Perusahaan (baik lokal maupun asing) di dalam suatu Negara.
4. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Kredit Perumahan Rakyat
Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang
kesejahteraan hidup manusia. Naiknya suku bunga berpengaruh terhadap
penurunan daya beli masyarakat terhadap produk perumahan.Turunnya daya beli
terhadap jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan
mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan
baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.
5. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Dampak lanjutan kenaikan suku bunga yang harus dipertimbangkan adalah
lesunya perekonomian yang berdampak terhadap menurunnya kesempatan kerja.
Produksi yang menurun juga berdampak terhadap pengurangan jumlah karyawan.
Kita ketahui bersama pengangguran terjadi akibat ketidakseimbangan antara
lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan, sehingga hanya
sedikit saja yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
Seringkali kebijakan suku bunga ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan
dari bank agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Untuk menarik
minat, dibuatlah kebijakan menaikkan suku bunga simpanan, sehingga masyarakat
akan semakin giat untuk menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan
mereka untuk memperoleh keuntungan.
Hal ini berlaku juga sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka
minat masyarakat (atau investor) dalam menabung akan berkurang sebab
masyarakat berpandangan tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh di masa
yang akan datang dari bunga adalah sangat kecil.
Dengan mengatur naik turunnya suku bunga, Bank Sentral sebagai pihak yang
memiliki otoritas harus berhati-hati dan jeli melihat setiap respon yang terjadi
akibat kebijakan tersebut.
Pembentukan harga pasar
Dalam ilmu ekonomi, harga pasar didefinisikan sebagai nilai barang/jasa yang sudah
disepakati pihak penjual (produsen) dan pihak yang membeli (konsumen). Kotler dan
Amstrong dalam Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2 (2001), menyebut harga sebagai
jumlah uang yang dibebankan pada produk atau yang harus dibayar ketika seseorang
ingin memperoleh manfaat produk. Harga ini dijadikan sebagai acuan dalam
penghitungan nilai jual suatu barang atau jasa. Ketika harga pasar terbentuk, maka
aktivitas jual-beli pun menjadi lebih mudah prosesnya. Upaya penetapan harga tersebut
dilakukan demi menguntungkan para produsen. Sementara, di sisi lain para pembelinya
juga tidak merasa keberatan membayar produk yang ditawarkan lantaran masih
terjangkau daya belinya. Lantas, bagaimana proses terbentuknya harga pasar dan faktor
apa saja yang mempengaruhinya? Proses Terbentuknya Harga Pasar Dalam proses
pembentukan harga pasar, produsen barang/jasa mempunyai peran sebagai pihak yang
menawarkan barang. Sementara itu, konsumen atau pembeli produk dianggap sebagai
pihak yang meminta kebutuhan barang. Dikutip dari catatan situs Kemdikbud, harga
pasar pun terbentuk ketika kedua belah pihak menyetujui suatu nilai tertentu. Harga pasar
yang seimbang dikenal juga sebagai ekuilibrium. Berikut ini tahapan proses terbentuknya
harga pasar secara umum. Pihak konsumen (pembeli) meminta kebutuhan suatu
barang/produk di pasar; Pihak produsen (penjual) menawarkan produknya; Terjadi tawar
menawar mencari harga yang pas sesuai penawaran dan permintaan; Titik permintaan dan
penawaran akan mencapai satu titik nilai kesepakatan; Terbentuklah harga pasar. Faktor-
faktor Terbentuknya Harga Pasar Pada penjelasan di atas, hukum permintaan dan
penawaran dalam ekonomi memang cukup penting posisinya dan diklaim bisa
membentuk harga pasar. Akan tetapi, ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan
terbentuknya harga-harga tersebut. Mahfoedz (2005) dalam tulisan M. Bayu Adrio
bertajuk “Harga, Pembentukan Harga Dan Keseimbangan Pasar”, menerangkan tujuan
penetapan ini agar penjual bisa tercapai targetnya. Selain itu, agar bisa memperoleh laba,
berkembang produknya, hingga meluas target pasarnya. Agar tidak mengalami kerugian,
terkadang ada kenaikan atau penurunan harga yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
Biaya tranportasi: jumlah uang yang digunakan untuk transport barang/jasa. Biaya
penyimpanan: jumlah uang sewa penyimpanan barang/jasa. Biaya risiko: jumlah uang
cadangan untuk backup ketika terjadi kerugian. Biaya penguatan pengemasan: jumlah
uang untuk mengemas produk sebaik mungkin. Biaya bahan baku: jumlah uang untuk
keperluan bahan baku produk. Biaya tenaga kerja: jumlah uang yang digunakan untuk
menggaji karyawan. Biaya overhead pabrik: jumlah uang yang dikeluarkan untuk
kebutuhan tak terduga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar
Adapun beberapa Faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar

, di antaranya adalah :

 Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau jasa
terbatas.
 Tinggi rendahnya biaya produksi.
 Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
 Produsen mengetahui selera konsumen.
 Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen tetap
atau berkurang

Harga pasar adalah harga ekonomi dari suatu barang atau jasa yang ditawarkan di
pasaran. Dalam teori ekonomi, disebutkan bahwa harga pasar merupakan titik temu
antara kekuatan penawaran dan permintaan. Mengutip buku “Ekonomi” oleh Alam S,
naik dan turunnya harga barang-barang disebabkan oleh dinamika antara permintaan
dan penawaran. Hal tersebut pada akhirnya membentuk harga keseimbangan atau yang
dalam istilah ekonomi disebut harga pasar. Pengertian Permintaan Seperti penjelasan
di atas, harga pasar terbentuk dari pertemuan permintan dan penawaran. Permintaan
menjadi salah satu unsur penting pembentuk harga keseimbangan. Lalu, apa yang
dimaksud dengan permintaan? Permintaan tercipta apabila keinginan seseorang untuk
membeli barang dan jasa disertai oleh kemampuan untuk membayarnya. Secara
sederhana, dapat dikatakan bahwa permintaan adalah keinginan yang disertai
kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Dalam konsep permintaan, terdapat tiga hal terkait, yakni: Kuantitas yang diminta
merupakan kuantitas yang diinginkan. Hal ini menunjukan berapa banyak yang ingin
dibeli konsumen berdasarkan harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan,
dan selera. Keinginan konsumen disertai oleh kemampuan serta kesediaan untuk
membeli. Kuantitas yang diminta dinyatakan dalam satuan waktu. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Permintaan Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi
permintaan, yaitu: Harga barang komplementer dan barang substitusi Ketika harga apel
naik, konsumen mungkin akan mengurangi atau bahkan menghentikan pembelian apel
dan beralih ke jeruk. Oleh karena itu, kuantitas permintaan jeruk meningkat tajam,
meskipun harga jeruk tidak berubah. Jadi, pada barang subtitusi, peningkatan harga
satu barang akan mengakibatkan peningkatan permintaan barang lain yang menjadi
substitusinya. Jumlah pendapatan Ketika pendapatan meningkat, konsumen cenderung
meningkatkan konsumsi mereka terhadap barang dan jasa, begitupun sebaliknya.
Namun demikian, ada barang dan jasa tertentu yang permintaannya justru menurun di
kala pendapatan meningkat dan naik ketika pendapat merosot. Seperti contoh, ketika
pendapatan meningkat, keluarga A mungkin akan mengurangi konsumsi tempe dan
lebih banyak membeli daging.

Peran pemerintah

Kemajuan zaman dan perkembangan teknologi dalam dunia modern mendorong


semakin besarnya peranan pemerintah mengatur jalannya perekonomian.
Pemerintah mempunyai peran untuk mengatur, memperbaiki dan mengarahkan
aktivitas sektor swasta. Dalam perekonomian modern, peran pemerintah dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga golongan besar. Berikut fungsi pemerintah dalam
perekonomian: Peran Alokasi Peran alokasi adalah peran pemerintah dalam
menyediakan barang dan jasa yang digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dalam hal ini, maka peran alokasi dapat diartikan sama dengan peran produsen.
Untuk barang-barang yang manfaatnya dirasakan oleh semua orang, sekali barang
ini tersedia, tidak ada seorangpun yang bersedia membayar biaya penyediaan
barang tersebut. Hal ini dikarenakan setiap orang tahu bahwa apa yang mereka
bayar hanya merupakan sebagian kecil dari total biaya. Sehingga dapat dikatakan
fungsi alokasi pemerintah dalam perekonomian adalah mengusahakan agar
alokasi sumber-sumber ekonomi dilaksanakan secara efisien. Baca juga: Peran
Rumah Tangga Produsen dalam Perekonomian Contoh nyata dari pemberlakuan
peran alokasi atau produsen adalah menyediakan fasilitas penerangan, sarana
prasarana jalan, jembatan, dan lain-lain. Peran Distribusi Peran distribusi adalah
peran pemerintah untuk mengurus pemerataan distribusi pendapatan masyarakat.
Pemerataan dilakukan agar daerah tertentu di suatu negara tidak mengalami
kesenjangan akibat tidak meratanya distribusi pendapatan masyarakat. Distribusi
pendapatan bergantung pada kepemilikan faktor-faktor produksi, sistem warisan
dan kemampuan memperoleh pendapatan. Pemerintah dapat merubah distribusi
pendapatan secara langsung dengan pajak yang progresif. Pajak yang progresif
adalah relatif beban pajak yang lebih besar bagi orang kaya dan relatif lebih
ringan bagi orang miskin, disertai dengan subsidi bagi golongan miskin.
Pemerintah dapat juga secara tidak langsung mempengaruhi distribusi pendapatan
dengan kebijaksanaan pengeluaran pemerintah, seperti perumahan murah untuk
golongan pendapatan tertentu, subsidi pupuk untuk petani, dan lain-lain. Baca
juga: Pengaruh APBN dan APBD bagi Perekonomian Rakyat Peran Stabilisasi
Peran stabilisasi adalah fungsi pemerintah untuk menciptakan kestabilan di bidang
ekonomi. Peran stabilisasi disebut juga peran regulasi. Sebagai pelaku ekonomi
rumah tangga pemerintah, maka pemerintah di suatu negara berperan penting
dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan perekonomian yang bermuara pada
perumusan kebijakan ekonomi di negara tersebut. Contoh peran stabilisasi adalah:
Menetapkan kebijakan fiskal terkait belanja negara yang meliputi pendapatan dan
pengeluaran negara. Menetapkan kebijakan moneter yaitu mengatur jumlah uang
yang beredar sebagai upaya pengendalian inflasi. Menetapkan kebijakan ekonomi
internasional terkait perdagangan dan kerja sama ekonomi antarnegara.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6073440/4-teori-pertumbuhan-ekonomi-
menurut-para-ahli
https://tirto.id/apa-itu-harga-pasar-dan-faktor-faktor-terbentuknya-harga-pasar-
gzdC
https://katadata.co.id/safrezi/berita/615c07b2969d8/harga-pasar-penyebab-dan-
faktor-yang-memengaruhi
https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/klc1-seri-ekonomi-makro-teori-pertumbuhan-
ekonomi/detail/

https://nasional.kompas.com/read/2022/06/08/03000081/fungsi-pemerintah-dalam-perekonomian

https://www.gramedia.com/literasi/peran-rumah-tangga-pemerintah-dalam-kegiatan-
ekonomi/amp/

http://perpus.labschool-unj.sch.id/labsjkt/index.php?p=show_detail&id=6568&keywords=

https://amp.kompas.com/skola/read/2022/06/08/080000269/penyebab-terjadinya-harga-pasar

Khusaini, Mohamad. 2019. Ekonomi Publik. Malang: UB Pres

Anda mungkin juga menyukai