Anda di halaman 1dari 2

Teknologi, satu kata yang sangat berperan penuh dalam perkembangan kehidupan manusia

saat ini. Di era saat ini hampir seluruh penduduk dunia, termasuk di Indonesia, sudah
menikmati kemajuan teknologi. Berbicara tentang teknologi tidak akan terpisahkan dengan
internet dan Gadget yang merupakan hasil dari teknologi itu sendiri. Teknologi dan
kemajuannya yang pesat sangat membantu kehidupan manusia, bahkan kemajuan teknologi
bisa menciptakan peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah tanpa harus meninggalkan
rumah sekalipun. Namun tanpa kita sadari, teknologi yang ada saat ini dapat berubah menjadi
ancaman tersendiri, jika teknologi tersebut tidak mampu dikelola dan justru menguasai kita.
Maka dibutuhkan suatu ilmu atau pengetahuan untuk memanfaatkan teknologi secara baik
agar teknologi tidak menguasai kita.
Literasi digital merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk mengomunikasikan konten/informasi dengan cakap dan bijak. literasi digital
dapat membuat masyarakat lebih bijak dalam menggunakan serta mengakses teknologi.
Mencari dan memahami informasi menjadi lebih mudah serta dapat menambah wawasan
individu. Literasi digital meningkatkan kemampuan individu menjadi lebih kritis dalam
berpikir serta memahami informasi.
Literasi digital di lingkungan keluarga
Literasi digital perlu ditanamkan sejal dini dari lingkungan yang paling dekat, yakni keluarga.
Anak-anak dapat meningkatkan kempampuan dalam berpikir secara aktif, kreatif, kritis dan
positif dalam menggunakan teknologi digital, maka budaya literasi digital di keluarga perlu
ditanamkan sejak dini. Hal tersebut merupakan tujuan dari penguatan literasi digital di
keluarga. Arahan seorang ayah dan ibu secara bijak mampu menumbuhkan budaya literasi di
dalam keluarga. Selain itu, meningkatkan budaya literasi dalam keluarga juga menambah
keahlian dalam mengatur media digital secara bijaksana, cerdas, smart, dan pas dalam
membangun komunikasi antar anggota. Cara yang paling pas dan tepat dalam
mengembangkan literasi digital di dalam keluarga dimulai dari peran ayah dan ibu, karena
mereka berdua seyogyanya menjadi contoh literasi dalam menggunakan bahan digital. Kedua
orang tua perlu menciptakan suasana lingkungan yang komunikatif dalam keluarga, terutama
terhadap anak-anaknya. Diskusi, saling menceritakan kegunaan media digital yang positif
dapat dilakukan oleh orang tua dalam membangun sebuah interaksi.
Literasi digital di lingkungan sekolah atau kampus
Literasi digital di sekolah membuat siswa, guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah,
memiliki kemampuan untuk menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya
secara bijak. Dengan kemampuan tersebut, civitas academica dapat membuat informasi baru
dan menyebarkannya secara bijak. Selain itu, melalui literasi digital setidaknya dunia
pendidikan dan civitasnya memiliki pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media
digital, alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan dan mengevaluasi informasi serta
memanfaatkannya secara sehat, bijak, tepat dan patuh hukum. Sebab, jika tidak digunakan
secara bijak, maka dapat menimbulkan sebuah permasalahan seperti penyalahgunaan media
sosial berupa menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan kelompok tertentu (SARA), berita bohong atau hoaks, yang mana perilaku
tersebut dikenakan sanksi berupa kurungan penjara dan denda.
Berikut bentuk tindakan kontribusi yang bisa dilakukan sektor pendidikan agar bangsa di
negeri ini bisa lebih bijak dalam penggunaan teknologi digital
Pertama, mengajari siswa cara menyaring informasi dan memastikan keakuratannya. Sebagai
pengguna media sosial yang bijak, alangkah baiknya jangan membagikan informasi yang
diperoleh secara sembarangan dan lebih baik melakukan pengecekan kembali informasi yang
kita peroleh di media sosial melalui aplikasi, seperti Turn Back Hoax, Cekfakta.com, Babe,
Hoax Buster Tools (HBT), dll.
Kedua, mengajari siswa memjaga etika dalam ber-jejaring sosial. Artinya, mengajari siswa
sebagai bersikap sopan dan menghargai siapapun yang membuat karya dengan meminta izin
dan mengutip sumbernya. Mengajarkan pada siswa memberikan komentar maupun tanggapan
positif yang membangun dan memberikan edukasi.
Ketiga, mengajari siswa tidak melakukan penyebaran SARA, pornografi dan aksi kekerasan.
Ada baiknya sejak dini siswa selalu diingatkan untuk tidak menyebarkan informasi yang
berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial.
Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama. Jangan
ajarkan generasi muda tentang hal – hal kekerasan melalui foto – foto kekerasan yang
diupload pada jejaring media sosial.
Melalui keempat tindakan kontribusi tersebut, besar kemungkinan jika diaplikasikan dengan
baik dan benar maka literasi digital di sekolah mampu membuat siswa, guru, tenaga
kependidikan dan kepala sekolah, memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta
menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya dengan bijak.

Anda mungkin juga menyukai