Dosen Pengampu :
Rachmat Udhi Prabowo, S.P., M.P.
Oleh:
Agung Prakuso
171510601122
Kelas H
2. Globalisasi Definisi Arti Penting Globalisasi bagi Negara maju dan negara
berkembang
Di negara-negara yang sebagian hidup di wilayah selatan, semakin tertinggal
tigkat kemakmurannya dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju.
Kamun neoliberalis dan hiperglobalis mengemukakan bahwa kemunduran yang
terjadi di negara-negara wilayah selatan atau Dunia Ketiga disebabkan oleh
kurangnya merka membuka pasar-pasar nasional terhadap pasar-pasar global.
Dengan kata lain, mereka miskin dan terbelakang karena tidak tersentuh
globalisasi.
Globalisasi akan menjadi sebuah peluang yang menjanjikan kemakmuran,
demokrasi, dan keadilan jika dikelola ddengan baik. Gobalisasi aan dapat
memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat, jika penyelenggara negara mampu
mengelola globalisasi dengan baik, sekaligus menangani masalah birokrasi
dengan serius. Dengan logika sederhana, dapat dikatakan bahwa tantangan yang
muncul di era globalisasi ekonomi sekarang tidak mungkin dapat diselesaikan
tanpa mereformasi birokrasi publik, terlebih dalam sistem birokrasi patrimonial
seperti Indonesia.
Dalam penelitian James Petras Kebangkitan “Ideologi Gobalisme” pada
awalnya ditemukan dalam jurnal-jurnal bisnis di akhir tahun 1960 an dan awal
tahun 1970 an. Kemudian istilah globalisasi diambil alih oleh dunia akademik
(ekonomi, sosiologi, kebudayaan, dan politik internasional) dan menjadi sebuah
kerangka kerja yang diterima luas ketika berbicara tentang perluasan pasar modal
internasional ranpa terlalu membahas asal-usulnya. Kaitannya dengan posisi
negara Dunia Ketiga, seperti Indonesia, juga diyakini bahwa negara-negara mana
pun tidak akan selamat bia menolak globalisasi kapitalis. Sebagaimana dikatakan
Felix Wilfred:
“Tidak akan mengalami keselamatan (kemakmuran, kemajuan) bila berada
diluar globaliasi, diluar jalur kapitalisme dan ekonomi pasar...”
Proses globalisasi yang pada saat ini tengah melanda berbagai belahan
dunia, dan ini merupakan suatu gelombang besar yang beum ernah terjadi
sebelumnya, digerakaan oleh perkembangan teknologi yang cepat dan mundcul
hampir serentak, yang telah mengubah pola dan sifat kehidupan umat manusia di
berbagai bidang dan tingkatan lewat dampaknya yang sangat uas dan intensif di
ketiga sektor yaitu transportasi, turisme (travel), dan telekomunikasi.
Tantangan-tantangan lain yang cukup berat adalah dalam dimensi politik-
keamanan. Tidaklah diragukan bahwa investasi dan perdagangan telah
memainkan peran yang meningkat dalam pertumbuhan ekonomi negara-negara
anggota ASEAN, khusunya Indonesia. Secara umum, investasi asing berpusat di
sektor-sektor ekonomi kapitalis. Oleh karena itu, investasi di sektor manufaktur,
misalnya, cenderung padat moal (capital intensive), laborsaving technologies
(teknologi hemat pegawai) yang dapat memperburuk masalah-masalah
pengangguran, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Dengan strategi
pertumbuhan yang menjadi landasan kebijakan pembangunan Indonesia,
modernisasi ekonomi telah menciptakan kesenjangan yang meluas antara sektor
kappitalis dan sektor nonkapitalis, antara sektor masyarakat modern dan
tradisional, lebih umumnya lagi, antara sektor industri dengan sektor pertanian di
wilayah-wilayah Indonesia atau kawasan Indonesia Timut dan kawasan Indonesia
Barat. Dalam suatu pembangunan ekonomi yang cepat dengan penetrasi investasi
asing yang cepat dan mendalam, masalah ini tidak hanya menjadi keprihatinan
yang besar, tetapi msalah ini juga dapat menggerogoti stabilitas politik dan
keamanan Indonesia, ataupun integrasi Nasional.