Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PEMBAHASAN

A. Zaman Yunani Kuno (Ancient Greeks)

Sejak zaman terdahulu sebelum Yunani Kuno telah ada struktur masyarakat dengan
penggolongannya seperti masyarakat di Mesopotamia di Lembah Sungai Tigris dan
Euphrates serta sepanjang Sungai Nil di Mesir, dengan kehidupan beragraria dengan
beberapa transaksi ekonominya, namun para filosof dan pemikir ekonomi secara khususr
berusaha untuk mempelajari konsep-konsep ekonomi yang dimulai oleh para pemikir yang
mulai secara terstruktur memikirkan konsep dasar ekonomi.
Istilah economics berasal dari Yunani yang merupakan istilah untuk (rumah tangga).
Oleh Xenophone istilah ini berasal dari kata Oikonomikes yang berarti manajemen rumah
tangga. Pada awalnya filosof-filosof Yunani Kuno tidak mengidentifikasi secara terpisah
antara ekonomi dengan masalah politik dan sosiologi. Beberapa pemikir waktu itu antara lain
Socrates, Plato Xenophone, dan Aristoteles membahas tentang ekonomi serta itu beliau
menulis tentang hukum dan politik. Plato meletakkan dasar-dasar tentang tentang filosofof
kedudukan raja, tentara/prajurit, pedagang/petani dan budak.
Pada zaman Yunani kuno yang pemikiran tentang ekonomi mulai berkembang pada
sekitar 400 tahun sebelum masehi. Pemikiran ekonomi pada masa ini masih melekat pada
pandangan bahwa persoalan ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat, khususnya
filsafat moral, yang menyangkut tentang keadilan, kepatutan dan kelayakan. Pada masa
Yunani kuno sudah dikenal teori tentang bunga uang, jasa tenaga kerja, perbudakan, dan
perdagangan.
Para pemikir ekonomi Zaman Yunani kuno, yang dapat dikatagorikan sebagai pemberi
sumbangan pemikiran dalam ilmu ekonomi adalah, antara lain :

1. Xenophone (427-355 SM)

1
Xenophone adalah orang pertama yang menggunakan kata ekonomi secara pasti
melalui risalah tulisan yang dibuatnya tentang manajemen yang efisien dan kepemimpinan
yaitu ‘The Oeconomicus’. Oeconomicus berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari
kata “Oikos” yang berarti “pengaturan” atau “pengelolaan”, dan “Nomos” yang berarti
“rumah tangga”, sehingga kata ekonomi diartikan sebagai “pengelolaan rumah tangga”.
Xenophone menekankan pada pembentukan organisasi dan administarasi secara
efisien serta pembentukan kebijakan untuk organisasi tersebut, sisi kapasitas manusia dan
kepemimpinan. Menurutnya pengelolaan yang baik akan membawa pada situasi yang
surplus melalui keterampilan perintah dan pembagian kerja (Division of Labor). Pemikiran
Xenophone menjadi cikal bakal paham kapitalis dan pahan merkantilisme, disamping itu ia
juga membenarkan adanya system perbudakan.
Kontribusi konsep-konsep pemikiran Xenophone, antara lain :
a) Pemikiran dasar tentang pengelolaan rumah tangga, militer, perusahaan dan negara.
b) Pemikiran tentang pengorganisasian dan administrasi yang baik dan efisien.
c) Pemikiran pencapaian kondisi surplus dari kegiatan ekonomi.
d) Pemikiran adanya pembagian kerja (Division of Labor).

Pemikiran Xenophone juga menunjukkan adanya beberapa kondisi yang lemah, antara
lain :
a) Memunculkan pemikiran pemanfaatan yang sebesar-besarnya dari faktor produksi
termasuk manusia sehingga menimbulkan munculnya perbudakan.
b) Pemikiran pada materialisme memunculkan merkantilisme yang menyebabkan
imperialisme dan kolonialisme dan tidak meimikirkan unsure pemerataan dan
distribusi kekayaan dan pendapatan serta individualistis.

2. Plato (427-327 SM)

2
Dikenal sebagai sebagai ahli ilmu politik, hukum dan pemerintahan. Plato juga
menguasai masalah-masalah ekonomi terutama yang terkait dengan political economy secara
menyeluruh. Dalam pemikirannya sebuah kota atau negara bertanggung jawab atas
kebutuhan manusia, dan antar manusia ada asas saling melengkapi dan mendapatkan
keuntungan dari hal tersebut.
Pemikiran tentang dasar-dasar ekonomi antara lain yaitu pada kota atau negara diatas
memicu terjadinya teori pertukaran dan distribusi (Theory of Exchange and Distribution),
pengenalan konsep spesialisasi dan pembagian kerja (Specialization and Division of Labor)
untuk sebagai dasar mencapai efisiensi dan produktivitas. Menurut Plato segala bentuk
keserakahan termasuk keuntungan dan bunga dan akan mengancam ketabilan yang ada,
sehingga bentuk perdagangan dan perputaran uang harus diadministrasikan, sehingga secara
aggregate akan menghasilkan kondisi yang seimbang (zero sum games), dimana hasil yang
diperoleh satu pihak merupakan pengeluaran dari pihak lainnya.
Plato mengemukakan tiga doktrin yang berkaitan dengan pembagian jenis pekerjaan
dalam struktur manajemen negara, yaitu:
a) Pengatur dan penguasa Negara atau orang pemerintahan yang bertugas dalam hal
membuat peraturan dan kebijakan politik negara;
b) Prajurit atau tentara yang bertugas sebagai alat pertahanan dan kemanan negara,
negara perlu melatih para tentara agar memiliki fisik yang sehat dan kuat;
c) Golongan pekerja, yang bertugas menyediakan kebutuhan bagi masyarakat, yang
terdiri dari para petani dan pedagang.
Plato yakin bahwa bakat seseorang dapat menghasilkan barang dan jasa tertentu. Dampak
dari pemikiran ini, perbudakan diperlakukan, karena merupakan suatu faktor dalam ekonomi
normal. Ide-ide yang dikemukan oleh Plato memang sesuai dengan kondisi perekonomian
waktu itu, namun ide tentang Division and Specialization of Labor dalam ilmu manajemen
modern memunculkan istilah yang dikenal dengan istilah Job Enlargement and Enrichment,
ide Plato berdampak pada munculnya kegiatan perbudakan.
Sebagai tokoh yang menguasai filsafat dan pemikir idealis, sumbangan pemikiran yang
dapat diberikan bagi perkembangan pemikiran ekonomi dalah adalah bukunya yang berjudul
Political Economic, Plato memilki pola pikir kaum ningrat yang memandang rendah mereka-
mereka yang bekerja untuk mencari keuntungan. Pada karyanya yang lain yaitu Republic,
Plato menuangkan pemikirannya tentang keadilan secara alamiah (nature of justice), bunga
uang, tenaga kerja dari perbudakan dan perdagangan.

3
Plato mengiingatkan bahwa manusia memiliki sifat hedonisme. Sifat ini adalah berkaitan
naluri manusia untuk memperoleh materi yang sangat besar, jauh melebihi kebutuhan
sewajarnya dan menekankan pada kesenanagan duniawi, sehingga manusia perlu
mengendalikan nafsu keserakahannya.
Kontribusi konsep-konsep pemikiran Plato, antara lain :
a) Pemikiran perlunya intervensi pemerintah dalam hal pengaturan perekonomian.
b) Pemikiran tentang pertukaran dan distribusi serta asas saling melengkapi antara kota
yang satu dengan yang lain menjadi cikal bakal pemikiran comparative advantage.
c) Pemikirannya menekankan pada asas keadilan dan kerjasama serta bantu membantu
dalam melakukan kegiatan ekonomi
d) Pemikirannya tentang Division of labor and Specialisation merupakan benih dari
prinsip untuk mencapai produktivitas dan efisiensi.
e) Pembagian kelas masyarakat akan memudahkan pengawasan dan pengembangan
sikap profesionalisme.
f) Pengendalian dari sikap yang berorientasi pada hedonisme akan membuat manusia
menjadi lebih tenang dan terhindar dari sifat serakah..

Beberapa kelemahan dari pemikiran Plato, antara lain :


a) Bahwa pencapaian atas segala sesuatu didasarkan pada rasionalisme dibandingkan
peran serta proses sosial, sehingga pemikirannya terlalu idealis (utopia).
b) Bahwa pada uang melekat biaya uang/modal yang harus diperhitungkan dan
keuntungan dari perputaran barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan
perekonomian, sehingga akan tidak produktif kegiatan ekonomi dengan tidak adanya
keuntungan.
c) Dengan begitu besarnya peran pemerintahan dalam mengatur maka akan
menyebabkan kesewenangan dan kekacauan dari pada suatu kondisi yang harmonis.

3. Protagoras (480-411 SM)

4
Kalau Plato adalah seorang Absolutis, maka Protagoras adalah seorang relatifis yang
memegang prinsip tidak ada kebenaran yang objektif yang ada hanya pendapat subjektif saja.
Menurut Protagoras, tergantung dari warga negara untuk memutuskan mencapai
kesejahteraan dan bagaiman cara mencapainya. Protagoras lebih demokratis dibandingkan
dengan Plato.
Subjektivitas Protagoras didasari antara fenomena persepsi keinginan manusia dan
kebutuhan jasmaninya dan sikap aktif manusia. Menurutnya stabilitas social akan dapat
dipastikan melalui partisipasi individual dalam menentukan tujuannya.
Protagoras juga tertarik dengan leadership dan administrative namun lebih
menekankan pada peran admionitrator dan pemimpoin hanya sebatas pemberi arahan dan
nasehat, tidak mengatur secara absolute. Pemikiran protagoras berkaitan dengan Theory of
Labor dan Theory of Value dan ide dari subjektivitas individu.
Kontribusi lain yang dapat disumbangkan oleh Protagoras adalah :
a) Cara-cara pasar memaksimalkan utlity melalui fungsi-fungsinya dalam mengalokasi
sumberdaya.
b) Penggunaan pengukuran kepuasan dalam melakukan evaluasi dalam membuat
pilihan.

4. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles dikenal selain ahli dalam bidang politik, ia juga banyak menulis tentang
etika, biologi, psikologi, metafisika, dan logika. Aristoteles mengenalkan istilah isolated
market yaitu dua pihak melakukan pertukaran yang berkaitan dengan subjektifitas memilih
yang lebih disukai tanpa dipengaruhi pihak lainnya. Tidak seperti Plato yang menginginkan
negara yang ideal, Aristoteles lebih menekankan kepada distribusi keadilan dimana kekayaan
dan hak didisribusikan kembali dari pajak dan cukai, tradisi dan arahan pemerintah.
Aristoteles memperhitungkan antara kelangkaan dengan nilai guna, antara lain kondisi
yang paradoksial bahwa “apa yang jarang adalah barang yang lebih berharga dibandingkan

5
dengan yang banyak” seperti emas dan besi, atau “semakin sulit diperoleh, maka akan
menjadi lebih berharga” .
Pemikiran Aristoteles yang memberi kontribusi pada ilmu ekonomi, antara lain
tentang teori nilai dan harga, kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan adalah bersifat
alamiah, teori uang yang memiliki tiga kegunaan, yaitu: (a) sebagai alat pertukaran (medium
of exchange); (b) sebagai alat penimbun kekayaan (storage of value); dan (c) sebagai
pengukur nilai (measure of value).
Selain itu Aristoteles juga mengemukakan perekonomian dalam masyarakat atau
negara terdiri atas empat tingkatan atau tipe, yaitu:
a) Royal economy, yaitu perekonomian di tingkat negara dimana kegiatan ekspor, impor
dan perpajakan sangat penting dalam kegiatan perekonomian;
b) Seraphic or Provincial Governor, yaitu suatu kegiatan ekonomi yang hanya ditandai
dengan aliran barang yang berasal dari sektor pertanian;
c) City economy, yaitu perekonomian yang ditandai dengan terjadinya konsentrasi
penduduk diperkotaan; dan
d) Personal economy, yaitu tingkat kegiatan ekonomi di sektor rumah tangga individual.

Beberapa kekuatan pemikiran yang dikemukakan Aristoteles adalah :


a) Penggunaan data dalam analisisnya membuat pemahaman ekonominya lebih detail
dan realistis.
b) Mengembangkan dan mengunakan metode logika induktif dan metode logika deduktif
atau gabungan keduanya.
c) Pemikirannya tentang teori nilai dan harga yang merupakan awal teori nilai tukar dan
nilai guna dalam kaitannya dengan harga.
d) Pemikirannya tentang fungsi uang merupakan awal dari konsep moneter.

Sedangkan hal yang menjadi kekurangan pemikiran Aristoteles adalah :


a) Tidak mengembangkan Theory of Interest dimana dia menanganggap hal tersebut
tidak natural dan menganggap meminjamkan uang dan menerima bunga dianggap
kegiatan yang tidak produktif sehingga pemikirannya masih primitive tentang bunga.
b) Hal lain adalah fungsi uang sebagai alat tukar, penimbum kekayaan, dan pengukur
nilai, ternyata telah berkembang sebagai komoditi, jadi berkembang melebihi
pemikirannya.

6
B. Zaman Romawi dan Awal Kristen
Zaman Romawi (sampai Abad ke 5), merupakan kelanjutan dari Zaman Yunani Kuno
dalam perkembangan pemikiran ekonomi, termasuk didalamnya adalah masalah
perdagangan, keuangan, peperangan, penjajahan dan perbudakan. Struktur sosial masyarakat
pada zaman Romawi adalah budak, petani, pekerja industri, pedagang terakhir kaum
bangsawan sipil atau militer.
Pencapaian tertinggi pada zaman Romawi adalah masalah hukum serta pencapaian
kejayaan kerajaan Romawi untuk menguasai dunia. Secara umum hukum di zaman Romawi
memberikan kerangka dan dasar pada masalah perekonomian. Sebenarnya tidak terlalu
banyak pemikiran ekonomi yang muncul pada masa Romawi ini karena penekanannya
adalah pada masalah hukum yang mendasari perekonomian dan penaklukan atas wilayah
jajahan dan perbudakan.
Munculnya ajaran Kristen menyambung redupnya kerajaan Romawi, dan memberikan
pengaruh kepada masalah kemasyarakatan. Bagi kerajaan Romawai yang terpenting adalah
penundukan secara militer terhadap jajahannya, tetapi ajaran Kristen memiliki pandangan
berbeda, yang menekankan bahwa kesejahteraan kesemuanya berasal dari Kerajaan Tuhan.
Beberapa penulis dari ajaran awalkekristenan antara lain dari kalangan Saints : St. John
Chrysostom, St. Basil, St. Jerome, St. Agustine, St. Ambrose (pada Abad ke 4).
Pada awal ajaran Kristen ajaran utama adalah ketertarikan terhadap masalah moralitas
perilkau individual, dan masalah ekonomi menjadi kurang diperhatikan. Dapat disimpulkan
pada masa Romawi dan awal munculnya Kristen masalah ekonomi mengalami penurunan
dalam perhatian dan pemikiran sehingga tidak banyak memberikan kontribusi dalam
perkembangan Ilmu ekonomi.

C. Zaman Skolastik/Medieval
Pada era skolastik peran serta pengaruh gereja sangat kuat dala pemikiran ekonomi tokoh-
tokohnya. Gereja mengembangkan ilmu pengetahuan dengan bahasa yang sama yaitu Latin
untuk seluruh siswa yang belajar di gereja walaupun berasal dari negara-negara yang
berbeda-beda. Begitu mengakarnya pengaruh gereja, bahkan Schumpeter menyebutkan
“Their Country was Christendom, their state the Church” .
Setelah meninggalnya Raja Romawi pada akhir Abad ke 5, periode panjang sekuler
menjadi menurun dan muncul ajaran Islam (700 M -1200 M), ajaran Islam memimpin dalam
kekuatan, organisasi, pemerintahan, perbaikan social dan kualitas hidup, dalam literatur, ilmu

7
pengetahuan. pengobatan dan filsafat dengan menyajikan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan pada era Yunani Kuno.
Sementara itu didunia Barat mengalami masa yang disebut ‘Dark Ages‘, Pengaruh Islam
merambah dunia termasuk para pemikir Islam, kontribusi penting dari pengaruh Islam adalah
membawa kembali pemikiran-pemikiran Aristoteles pada dunia Barat. Setelah 1085, kota
Toledo di Spanyol diambil alih dari bangsa Moors, dimulai era kebangkitan era skolastik oleh
pendeta dan filosof gereja abad pertengahan selama sekitar 400 tahun berikutnya.
Masalah etika dan keadilan merupakan ciri utama pemikiran ekonomi aliran skolastik.
Hal ini disebabkan oleh dominannya pengaruh ajaran gereja selama abad 17 sampai abad 19.
Pandangan gereja tentang perdagangan adalah kepentingan ekonomi merupakan subordinate
dari pengorbanan dan perilaku ekonomi merupakan salah satu aspek pribadi yang terikat
dengan aturan-aturan moralitas. Pemikiran aliran Skolastik yang populer adalah tentang
“harga yang adil dan pantas” atau “just price”, yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-
biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan suatu komoditi.
Hirarki sosial pada masa ini bertipe hampir datar (platonic) yaitu golongan the peasantry
(pekerja) , the military (prajurit) dan the clergy (pendeta), golongan terakhir ini menekankan
pentingnya pengetahuan dan inilah yang menjadi rujukan dalam ajaran skholastik.
Metode pemikiran dari skolastik adalah dengan mempertanyakan sesuatu, kemudian
melakukan interptretasi, melakukan proses deduktif dan logika dari pengalaman manusia
dengan didasari kejujuran dan kewenangan. Ada beberapa banyak pemikir pada era skolastik
ini, namun ada lima yang cukup menonjol yaitu Albertus Magnus (1206-1280), Thomas
Aquinas (1225-1274), Henry of Friemar (1245-1340), Jean Buridan (12951358 dan Gerald
Odonis (1290-1349). Pemikiran-pemikiran yang dikontribusikan oleh tokoh skolastik tersebut
adalah :

1. Albertus Magnus (1206 – 1280)

Dia adalah seorang uskup dan ahli gereja berkebangsaan Jerman, serta seorang
Aristotelian dan mentor Thomas Aquinas. Pemikrannya yang paling penting adalah tentang :
Labor and Expenses Salah satu pandangannya yang terkenal adalah mengenai harga yang adil
8
dan pantas (just price), yakni harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga kerja
yang dikorbankan dalam menproduksi suatu komoditi sehingga harus ada keterkaitan antara
harga dengan masalah etika.
Pemikiran yang dikontribusikan pada ilmu ekonomi adalah
a) Etika dan keadilan sangat menentukan dalam kegiatan ekonomi.
b) Pemikiran untuk penetapan harga yang adil yang sesuai guna menghindari praktek-
praktek yang tidak sesuai dalam ekonomi. Dan dapat menghindarkan ketimpangan
sosial.
Beberapa hal yang belum terpikirkan oleh Albertus Magnus, adalah :
a) Apabila hanya mempertimbangkan “just price” akan terjebak pada munculnya resiko
transaksi yang lain seperti resiko modal, resiko investasi, serta resiko lainnya.
b) Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja seharusnya adalah unsur biaya, bukan
laba.
c) Pencapaian hasil kerja elalui keuntungan tidak dapat dioptimalkan karena dibatasi
oleh pemikiran unsur etika yang terlalu kaku.

2. Thomas Aquinas (1225 – 1274)

Seorang murid dari Albertus Magnus berkebangsaan Italia, yang sangat pandai,
pemikirannya hampir sama dengan Albertus Magnus namun lebih menekankan pada
keiniginan manusia (Human Wants) Thomas Aquinas lahir pada tahun 1225 SM di Italia.
Kontribusi utamanya adalah pada ajaran Aristoteles tentang teori nilai, yaitu double measure
of goods (value in use versus value in exchange) dan selanjutnya adalah kontribusi bahwa
kebutuhan (need/indigentia) menjadi pengatur dalam nilai.
Pemikiran tentang “Just Price” dan keadilan yang berlaku dalam pertukaran barang
dan jasa dan tidak setuju dengan bunga uang dengan alasannya karena uang pada hakekatnya
hanya sebagai alat tukar.
Beberapa kontribusi pemikiran Thomas Aquinas :

9
a) Konsep need/indigentia secara perlahan menjadi secara perlahan diperluas menjadi
konsep utilitas dan permintaan efektif, distribusi pendapatan dan keadilan.
b) Moralitas dalam aktivitas ekonomi menjadi hal yang sangat penting dan tentang
bunga uang dalam dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi masyarakat.

Kekurangan dalam pemikiran Thomas Aquinas antara lain :


a) Aquinas tidak menjelaskan secara detail hubungan antara kebutuhan (need) dengan
harga (price).
b) Penjelasan tentang mekanisme pasar tidak dijabarkan hanya menekankan pada “Just
price” tidak pada “market price”.
c) Untuk masa kini dimana penjual dan pembeli sangat banyak, persaingan yang muncul
akan sangat ketat sehingga penetapan harga akan melalui mekanisme persainagan
ketat, tidak seperti jaman pertengahan.

3. Henry of Friemar (1245- 1340)


Pengembangan konsep Indigentia/Need oleh Henry of Friemar yang berkebangsaan
Jerman, adalah melanjutkan pemikiran Thomas Aquinas yang menekankan pada skala
individu, sedangkan Friemar pada skala agregat. Konsep need pada masa scholasik tidak
sama dengan konsep pada ekonomi modern, dimana harga adalah fungsi permintaan tetapi
lebih diartikan sebagai “amount desired in relation to what is available” or “demand in the
face of scarcity”.
Henry of Friemar mengemukakan kebutuhan secara umum terhadap kelangkaan, yaitu
konsep sejumlah permintaan yang kuat atau besar, namun Indigentia/Need tidak akan
menaikkan harga.
a) Beberapa kontribusi pemikiran Henry of Friemars :
b) Konsep need/indigentia atau human wants diperluas menjadi skala aggregate.
c) Pemikiran kelangkaan akan merujuk kepada pegembangan alokasi sumberdaya yang
efisien dalam ekonomi.
d) Pemikirannya tidak mampu menjelaskan fungsi permintaan terhadap harga.

4. Jean Buridan (1295-1358)

10
Kontribusi pemikiran yang diberikan oleh Jean Buridan yang berkebangsaan Perancis
pada Ilmu Ekonomi adalah pengembangan Theory of Value adalah konsep pemikiran
Effective Demand. Buridan membuat Indigentia/Need dilatar belakangi oleh kemampuan
membayar yang ada. Konsep pemikiran Buridan adalah melangkah dari kerangka
Aristotelian yang memungkinkan perubahan dari konsep Medieval yang sempit yaitu
Indigentia, yang aslinya bermakna Need kedalam generalisasi yang tidak membedakan
keduanya.
Beberapa kontribusi pemikiran Jean Buridan :
a) Konsep need/indigentia atau human wants dikembangkan dan dikaitkan dengan
kemampuan membayar atau daya beli.
b) Konsep ini menjadi ckal bakal budget constraint terhadap kebutuhan dan keinginan
manusia dalam megalokasi sumberdaya yang ada.
c) Mengarahkan pada asas moralitas laissez-faire yang kemudian bahwa pasar adalah
penentu yang baik dari nilai.

5. Gerald Odonis (1290-1349) & John Crell (1590-1633)


Pertentangan pemikiran ekonomi pada abad pertengahan adalah tentang konsep
penawaran yang didasari oleh tenaga kerja dan konsep permintaan sebagai bentuk dari
indigentia/need, lalu muncul pemikiran untuk melakukan Synthesis dari kedua konsep
tersebut oleh Gerald Odonis yang berkebangsaan Perancis dan John Crell yang Jerman.
Pendekatan oleh Odonis secara spesifik focus kepada kelangkaan and kualitas manusia,
yaitu keterampilan produstifnya bukan pada jumlahnya. Hal ini kemudian menujukkan jalan
pada teori upah yang membedakan tingkat upah dengan masing-masing kemampuan atau
keterampilan tenaga kerja.
Beberapa kontribusi pemikiran Odonis dan Crell, adalah :
a) Konsep sintesa antara sisi permintaan dan biaya menjadi asal dari konsep penawaran
dan permintaan.
b) Pemikiran tentang pengupahan yang berbeda pada tingkat keterampilan pekerja
memunculkan teori upah.

11
c) Pemikiran jumlah tenaga kerrja dibandingkan dengan konsep kualitas tenaga kerja
menjadi dasar konsep tenaga kerja.

Law of Costs Law of Demand

Reciprocity
Aristoteles (384-322 B.C)

Labor & Expenses Human Wants


Albertus Magnus (1206-1280) Thomas Aquinas (1225-1247)

Agregation & Scarcity


Henry Of Friemar (1245-1340)

Effective Demand
Jean Buridan (1295-1358)

Synthesis
Gerald Odonis (1290-1349)
John Crell (1590-1633)

Adam Smith, et al.

Gambar 3.1. Kerangka Pengembangan The Theory of Value pada Zaman Scholastik. (Sumber : Ekelund &
Hebert, 1997).

D. Zaman Merkantilisme
Terdapat dua cara untuk menganalisis merkantilisme yaitu sebagai suatu doktrin dan
proses sejarah. Merkantilisme berkembang sejak awal Abad ke 16 sampai dengan sampai
dengan akhir Abad ke 18 (1500-1800 SM). Istilah merkantilime ini pertama kali disebut oleh
Mirabeau tahun 1763, untuk menggambarkan situasi perekonomian saat itu yang dikuasai
oleh para pedagang terutama di Eropa, terutama Portugis, Spanyol, Inggeris, Perancis dan
Belanda.
Banyak ide-ide dari merkantilis yang dibuat dan dihapus silih berganti, namun ada 9
prinsip merkantilis yang dapbuat oleh Philip von Wilhelm tahun 1684, yaitu :

12
1. Setiap jengkal tanah pada negeri akan digunkan untuk pertanian, pertambangan dan
pabrikasi.
2. Bahan baku yang ada dalam negeri akan digunakan sebagai input untuk kegiatan
pabrikasi dalam negeri, selama barang jadi memiliki nilai yang lebih tinggi dari bahan
mentah.
3. Secara tidak terbatas, akan didukung populasi pekerja.
4. Semua ekspor emas dan perak akan dilarang dan sirkulasi uang dalam negeri akan
dijaga tetap dalam negeri.
5. bahwa semua barang import akan dicegah sebanyak mungkin.
6. Barang impor tertentu masih diperbolehkan apabila dipertukarkan dengan barang
dalam negeri disamping emas dan perak.
7. Sebanyak mungkin, import dibatasi untuk bahan baku yang dapat diselesaikan
didalam negeri.
8. Mencari peluang untuk menjual hasil surplus produk kepada pihak asing, sejauh
mungkin, untuk memperoleh dan menambah emas dan perak.
9. Bahwa tidak ada kegiatan impor yang diijinkan untuk barang-barang yang ada serta
cocok yang dapat dipenuhi dari dalam negeri.
Doktrin merkantilis yang terkenal adalah bahwa suatu negara dapat menjadi kaya
hanya dengan cara mengorbankan negara lain dan menghendaki surplus ekspor dan
melakukan proteksi industri. Falsafah ekonominya berlandaskan pada aspek materialisme dan
nasionalisme dengan semboyan “beggar my neighbour policies” . Merkantilisme adalah
suatu stelsel politik ekonomi yamg menghendaki campur tangan pemerintah melalui
proteksionisme dan politik kolonial untuk mencapai neraca perdagangan yang surplus.
Beberapa dalil merkantilisme, sebagai berikut :
1. Negara yang memiliki neraca perdagangan yang surplus menunjukkan negara
tersebut kaya karena terdapat aliran logam mulia ke dalam negeri,
2. Uang identik dengan kekayaan yang berfungsi sebagai alat tukar dan kesatuan alat
hitung.
3. Menganjurkan agar pemerintah melakukan intervensi dalam kehidupan ekonomi guna
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
4. Tidak perduli pada negara lain, yang penting negara sendiri menjadi makmur.

Pemikir ekonomi aliran merkantilis yang dominan antara lain :


1. Jean Bodin (1530 – 1596)
13
Berkebangsaan Perancis, mengemukakan secara sistematis tentang teori uang dan
harga. Pemikiran Bodin tentang uang merupakan cikal bakal teori kuantitas uang yang
dikemukakan oleh Irving Fisher. Pemikiran Bodin lainnya adalah bahwa negara memiliki
kekuatan mutlak terhadap warga negara, karena negara berada di atas hukum, sehingga para
penguasa negara tidak harus tunduk pada aturan atau norma moral.
Pemikiran terhadap inflasi dikarenakan bertambahnya logam mulia, monopoli, barang
langka akibat orientasi ekspor, pola hidup mewah di kalangan bangsawan dan raja, dan
menurunnya nilai mata uang logam karena kandungan isi karatnya dikurangi.
Kontribusi pemikiran ekonomi antara lain:
a) Mengemukakan teori uang dan harga.
b) Pemikiran hubungan antar variabel ekonomi misalnya penyebab inflasi dan
kesejahteraan masyarakat.
c) Pemikiran peran uang dalam perekonomian yang kelak menjadi cikal bakal
pengembangan teori moneter oleh Irving Fisher.
d) Identifikasi faktor-faktor penyebab inflasi dalam suatu perekonomian.
e) Pemikiran dasar perdagangan internasional.

2. Thomas Mun (1571 – 1641)


Seorang pedagang kaya dari Inggris, dengan beberapa pemikiran yang dianggap penting
antara lain:
a) Kekayaan negara bersumber dari perdagangan luar negeri, sehingga ekspor harus
lebih besar dari impor.
b) Pemerintah harus mengatur dan menjamin terciptanya neraca perdagangan yang
menguntungkan.
c) Pengetahuan dan kualitas produk adalah penentu dalam perdagangan luar negeri.
d) Negara harus mendorong meningkatnya impor bahan mentah yang murah.

14
e) Pemerintah harus memberikan perlindungan tariff impor bagi pengusaha dalam
negeri.
f) Peningkatan daya beli masyarakat melalui peningkatan nilai jual produk dalam negeri
g) uang yang terlalu banyak dalam suatu negara akan mengakibatkan naiknya harga, dan
uang yang diperoleh harus digunakan sebagai modal usaha lagi, bukan untuk
disimpan.
h) Pemerintah harus mendorong kenaikan jumlah populasi penduduk.
i) Upah tenaga kerja harus rendah agar produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar
luar negeri.

Dalam pemikirannya Thomas Mun :


a) Memberikan kerangka dasar pemikiran tentang pentingnya pembentukan modal usaha
yang diperoleh dari keuntungan bisnis.
b) Menjelaskan pentingnya surplus perdagangan luar negeri sebagai salah satu sumber
pendapatan Negara.
c) Menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan, harga dan kualitas produk sebagai
penentu daya saing dalam persaingan pasar internasional.

3. Jean Baptise Colbert (1619 – 1683)

Jean Baptise Colbert adalah birokrat pada masa pemerintahan Raja Louis XIV di
Perancis dan berperan sebagai menteri keuangan. Colbert menganjurkan :
a) Pemerintah memberi subsidi pada industri dalam negeri yang berorientasi ekspor.
b) Pemerintah perlu menerapkan kebijakan untuk industri baru guna melindungi industri
dalam negeri yang lama.
c) Guna mengembangkan industri dalam negeri, perlu diterapkan tarif bea masuk yang
tinggi terhadap produk-produk impor.

15
Dalam pemikiran Colbert perdagangan merupakan kekuatan suatu negara, jadi
kepentingan pedagang harus menjadi prioritas utama dalam setiap pengambilan kebijakan
oleh pemerintah.
Kontribusi pemikirannya antara lain :
a) Pemikiran untuk melindungi dan mengatur industri dalam negeri guna menghindari
persaingan dalam negeri maupun dengan industri luar negeri.
b) Konsep pentingnya perdagangan bagi pendapatan suatu Negara.
c) Peran pedagang dalam proses perumusan peraturan.
d) Disisi lain kedekatan dengan pedagang atau pengusaha dapat mengarah pada praktek
kolusi.
e) Pemberian kebijakan khusus pada pengusaha tertentu akan menimbulkan
kecemburuan, ketimpangan, inefisiensi serta kekacauan pada perekonomian .
f) Impor yang dibatasi akan akan mengakibatkan kelangkaan dan pembalasan dari
Negara lain.

4. David Hume (1771 – 1776)

David Hume lahir tahun 1711, di Scotlandia dari keluarga Home. Karena tidak
menyukai nama Home maka diubah menjadi Hume. Dia menulis essays tentang ekonomi.
Sebagai seorang filsuf, dia berpendapat bahwa pengetahuan hanya bisa diperoleh melalui
pengalaman. Kontribusinya dalam pengembangan teori ekonomi adalah menyangkut dampak
uang terhadap perekonomian dan terhadap perdagangan antar negara.
Essay pertamanya membahas tentang kemasyarakatan, yaitu tentang masyarakat yang
damai dan keterbukaan pemerintah. Essay kedua Of Balance of Power tentang perdagangan
bebas dan essay ketiga Of Commerce tentang kebebasan dalam perdagangan dan komersial.
Tentang Of Money adalah merupakan suatu studi tentang harga dan nilai yang memandang
bahwa harga semua barang tergantung pada proporsi antara komoditas dan uang.

16
Essay tentang Of the Balance of Trade dibuat sebelumnya karena Hume melihat
adanya over production suatu negara dapat menyebabkan ketidak seimbangan antara suatu
dengan negara tetangga. Hume juga membahas tentang kebijakan devaluasi moneter,
depresiasi dan revaluasi. Selain itu Hume menulis tentang Of the Jealousy of Trade yang
merupakan pandangan Hume terhadap pedagang-pedagang Inggris mengekploitasi orang
dalam praktik bisnis dan persaingan yang tidak fair. Of Taxes, mengarah ke masalah hutang
negara karena akan berdampak kepada anak cucu yang akan menanggung.
Hume termasuk penentang perang karena dapat merugikan orang, peningkatan pajak,
bisnis busuk, dan pemboroskan keuangan. Selain itu juga merusak lingkungan dan
menyebabkan defisit anggaran, defisit keuangan dalam ekonomi domestik yang mempunyai
banyak kerugian antara lain yaitu migrasi masyarakat miskin ke kota, tidak ada jaminan
keamanan terhadap pendanaan pribadi, pajak dan bunga meningkat dan struktur upah tidak
proporsional, keamanan hanya menjamin orang-orang kaya dan kemungkinan negara akan
jatuh dan menjadi jajahan negara lain
Dalam teori uang David Hume menjelaskan bahwa walau jumlah uang secara absolut
tidak mempengaruhi output riil namun peningkatan jumlah penawaran uang secara gradual
akan meningkatkan output suatu negara dan perubahan harga-harga sebagian disebabkan oleh
perubahan jumlah barang dan sebagiannya dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang.
Kontribusi pemikiran terhadap ilmu ekonomi David Hume, adalah :
a) Pemikiran dampak uang terhadap perekonomian dan terhadap perdagangan
internasional.
b) Pemikiran tentang perdagangan internasional dan perpajakan.
c) Konsep kesenjangan dalam perdaganan dan overproduksi.
d) Pemikiran perubahan harga oleh jumlah barang dan uang.
e) Pemikiran Ekonomi Sebelum Adam Smith

E. Kameralisme
Kameralisme berkaitan dengan ide-ide politik yang berkenaan dengan administrasi,
kebijakan ekonomi dan perdagangan yang merupakan ciri khas dari negara monarki yang
absolute di Jerman dan Austria pada abad ke-18. Kameralisme sebenarnya merupakan salah
satu versi dari merkantilisme. Kameralime lebih menekankan pada kebijakan politik luar
negeri untuk perdagangan dan kolonialisasi.
Pelaksana faham ini adalah Frederick William I yang yang melakukan proses unifikasi
elemen-elemen politik yang dimulai dari Prusia. Kemudian Maria Theresa mencoba untuk
17
mereformasi di Prusia. Reformasi yang dilakukan meliputi: (1) Pemusatan administrasi, (2)
Liberalisasi industri, (3) Membentuk kesamaan hukum pemerintahan daerah, (4) Formulasi
terhadap filosopi merkantilisme umum. Austria memulai dengan pengendalian absolute
terhadap sentralisasi lembaga keuangan yang menekankan pada isu-isu pajak, agen
pemerintah dibidang perpajakan dan reorganisasi Royal Exchequer sebagai Departemen
Keuangan.
Pada fase awal Leopold I melakukan identifikasi yang dilakukan pada ekonom-politikus
seperti Becher, Schroeder dan Hornick. Becher mengkonsentrasikan dibidang kebijakan
internal untuk mengkoordinasikan agen-agen ekonomi yang mempunyai kesamaan tujuan.
Schroeder melakukan pembinaan untuk masalah absolutisme negara suatu negara monarki.
Sedangkan Hornick menulis tentang penggabungan semua negara-negara Austria dibawah
raja dalam suatu daratan. Salah satu tulisannya adalah “Federated States of Austria”. Tulisan
yang lain berupa ‘business science’ (ilmu bisnis yang terkenal pada abad ke-20. Kameralisme
juga memunculkan prinsip-prinsip tentang “division of labor and specialization”
(pengelompokan tenga kerja dan spesialisasi tenaga kerja).
Pada masa ini dikeluarkan doktrin “Natural Right of King dan Divine Right of Kings”.
Doktrin Natural Right dikembangkan oleh Pufendorf yang mendasarkan pada faham
absolutisme. Faham Kameralisme berikutnya dikembangkan oleh J.H.B. von Justi dan Joshep
von Sonnenfels yang menyarankan agar populasi penduduk ditingkatkan untuk meningkatkan
kemakmuran negara.
Kaum Kameralis secara tidak langsung mendorong terjadi imigrasi dengan
diberlakukannya pembebasan pajak dan subsidi. Kaum Kameralis tidak menginginkan
adanya perluasan perdagangan dan pemusatan idustri. Neraca perdagangan hanya didasarkan
pada hubungan tenaga kerja dan sejumlah prestasi (hasil) tenaga kerja . Keberadaan
Kamerlisme merupakan ide yang ada di Jerman dan Austria dan berakhir pada abad ke-19.
Doktrin Adam Smith masuk ke Jerman yang diteruskan oleh Jacob, Sodan, dan Hufeland dan
Kant. Kameralisme sebagai suatu ilmu yang membantu pengembangan ilmu administrasi
negara, yang ditunjang dengan ilmu statistika, perdagangan luar negeri dan keuangan publik.
Kritik pada pemikiran kameralisme adalah populasi penduduk meningkat, secara tidak
langsung mendorong terjadi imigrasi dengan diberlakukannya pembebasan pajak dan subsidi.
Kaum Kameralis tidak menginginkan adanya perluasan perdagangan dan pemusatan idustri.

1. Sir William Petty (1623-1687)

18
Sir William Petty orang Inggris yang merupakan ekonom, ahli statistika, ahli
matematika, dan seorang dokter yang lahir pada 26 Mei 1623 di Ramsey, England dan
merupakan seorang positivistik. Profesor anatomy di Oxford dan bergabung dengan John
Wilkins dan membentuk Royal Society yang berkenaan dengan klub ilmu pengetetahuan
informal. Seorang ekonom-politik yang menulis tentang “A Treatise of Taxes and
Contributions”, pemikiran tentang pajak atas produktivitas tanah akhirnya menjadi
pendapatan bagi negara.
Tidak pernah berfikir seperti kaum merkantilisme yang berfikir tentang emas, perak
dan batu berharga. Pada tahun 1662 Petty menulis tentang “Natural and Political Obsevations
made upon the Bill of Morality”. Dengan statistika dia menganalisis masalah eksodus massa
ke kota terhadap populasi pertanian, sekolahan, kesehatan dan moral, industri, komersial dan
tenaga kerja.
Petty menggunakan “political arithmetic” untuk menggambarkan kekayaan dengan
mempertimbangkan populasi sebagai suatu kemakmuran. Kelangkaan akan penduduk
menyebabkan kemelaratan begitu pula sebaliknya, karena pada waktu itu pertanian butuh
orang untuk meningkatkan produktivitas. Petty menyatakan “hands are the fathers and land
is the mother”. Petty juga melakukan pengujian terhadap bunga, dan melakukan pengenaan
dua kali lipat untuk bunga, yaitu: (1) kompensasi risiko, dan (2) pembayaran untuk menekan
lender (kreditur).
Petty juga membangun konsep tentang perbedaan antara expenditure dengan total
revenue. Dari situ dijadikan dasar penentu tarif upah. Jika suatu profit margin menurun maka
menyebabkan menurunnya pendapatan, ada dua alternative, yaitu: menurunnya tingkat upah
dan menurunnya tingkat pajak.
Kontribusi pemikiran Sir Wiliam Petty antara lain :
a) Political Arithmetic merupakan bakal dari ekonometrik.
b) Penggunaan statistika dan matematika dalam analisisnya, sehingga analisisnya lebih
tajam dibanding dengan ekonom lainnya.

19
c) Pemikiran pada fungsi uang sebagai nilai standard, media pertukaran dan alat
penyimpan.
d) Ide menolak uang sebagai alat ukur absolute dan menyatakan pendapat bahwa nilai
tersebut dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan yang menjadi konsep supply and
demand.
e) Pendekatan konsep Kuantitatif atas penyelesaian masalah perekonomian.

2. Sir Josiah Child

Sir Josiah Child, sebenarnya tidak menunjukkan dia sebagai seorang ekonom besar.
Dia justru terlihat sebagai penyokong ide saja daripada seorang teoritis. Jika hasil karyanya
terasa sebagai karya hebat, adalah karena apa yang ia tunjukkan tentang kesulitan para
ekonom dalam memandang ilmu ekonomi pada masa dia hidup, dan kelayakan dari metode
lama yang berkaitan. Dibandingkan penulis yang lain, dia lebih menjelaskan keadaan
bagaimana teori ekonomi berkembang.
Doktrin ekonomi Child ditujukan secara langsung dalam menyelesaikan masalah
ekonomi Inggris selama dekade setelah adanya Restorasi. Perang dengan Belanda yang pecah
mulai tahun 1664 dan kemudian berlanjut lagi selama tiga tahun kemudian menyebabkan
pengeluaran biaya dan kerugian yang sangat besar di kedua belah pihak. Lebih dari 100.000
tewas di kota London. Tahun 1667, kesengsaraan terdengar dimana-mana. Kemiskinan dan
kelaparan muncul di setiap sudut kota. Nilai mata uang dan perdagangan melalui laut
menurun drastis antara tahun 1665 hingga 1670.
Pemerintah Inggris bergerak cepat untuk mengatasi krisis ini dengan membuat badan-
badan yang bernama Council of Trade dan Lord’s Committee, dan di sinilah Sir Josiah Child
berperan sangat penting. Dalam pamfletnya yang berjudul Brief Observations concerning
trade, and interest of money, menyarankan agar menurunkan tingkat suku bunga melalui
undang-undang dari 6 persen menjadi 4 persen atau kurang.

20
Dalam mengatasi krisis ini, Child menganjurkan untuk melakukan apa yang
dilakukan oleh Belanda, seperti memproduksi barang-barang berkualitas dengan pengawasan
yang ketat, memberikan penghargaan bagi penemu yang mempublikasikan penemuannya,
membuat kapal-kapal kecil dan efisien, memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang
dunia perdagangan dan mengentaskan kemiskinan dengan memberikan pekerjaan. Belanda
juga memberikan berbagai kemudahan bagi para investor dengan dukungan dari bank-bank di
sana.
Child berpendapat bahwa : “all trade is kind of walfare”, kemudian dia juga
menegaskan : “all restrictions of trade are naught”. Hal ini merupakan embrio dari sistem
perdagangan bebas / liberal. Namun ide dari Child ini banyak mendapat tentangan dan gagal.
Metode Child bukan untuk mengargumentasikan dari hal yang umum ke hal yang khusus
dalam kebijakan, tetapi dengan tegas menyatakan bahwa kebijakan yang pasti akan efektif
apabila keberhasilan masa lalu akan menyebabkan konsekuensi yang baik di masa yang akan
datang. Dia menyatakan kebijakan ini dengan ‘causes’ of the desireable ‘effects’ (sebab dari
akibat yang didambakan), tetapi dia tidak pernah melakukan usaha/percobaan untuk
membuktikan bagaimana hubungan sebab dan akibat itu terdapat hubungan yang erat .
Pemikiran Child mendorong perdagangan terutama ekspor seperti ciri
Merchantilisme, mengecilkan peran pemerintah melalui pengurangan proteksi sepert ciri
Liberalisme, pemikiran tentang competitive advantage, mengandalkan pengalamannya
bisnisman dalam perdagangan dan serta mempelajari langkah-langkah strategis yang
dilakukan Belanda dalam menyelesaikan krisis.

3. Nicholas Barbon
Menulis A Discourse of Trade dan melihat jenis pendidikan Nicholas Barbon, sangat
tidak relevan dengan karirnya saat itu, karena keilmuannya adalah dalam bidang kedokteran,
di Leyden dan Utrecht, dan lulus tahun 1661, serta memperoleh Honorary Fellow of the
College of Physicians di London tahun 1664. Karirnya kemudian lebih banyak bergerak di
bidang kontraktor, asuransi, dan perbankan.
Usaha kontraktor Barbon diprotes oleh sejumlah kalangan karena dinilai terlalu banyak
bangunan yang berdiri di tanah Inggris, namun dia mempertahankan diri melalui pamfletnya
yang berjudul “The Apology” dimana dia menyebutkan bahwa kenaikan pembangunan yang
terjadi disebabkan karena pertumbuhan umat manusia secara alami.
Dalam pamfletnya “A Discourse of Trade”, ia memprioritaskan perdagangan alamiah,
baru kemudian mempertimbangkan jumlah, kualitas, nilai dan harga barang, dan akhirnya
21
pengaruh dari perdagangan, serta sebab-sebab yang mempromosikan perdagangan atau yang
menghalangi perdagangan itu sendiri. Sebagaimana yang diusulkan Child, Barbon juga
mengusulkan untuk menurunkan tingkat suku bunga melalui undang-undang dan
menganjurkan perdagangan luar negeri tanpa campur tangan pemerintah terlalu ketat
terutama dalam impor

4. John Collins (1625)

Membuat penyelesaian persoalan dengan pendekatan terukur, untuk ini ia seringkali


mendiskusikan permasalahan dengan Newton, lalu metode old fashion menggunakan
pengukuran secara empiris dan kurang melakukan pendekatan scientific, mengemukakan
konsep General Account of Trade, analisis banyaknya komoditi per tahun yang dapat di
ekspor, pemikiran bagaimana menjaga keseimbangan transaksi perdagangan untuk setiap
negara yang bertransaksi dengan negara lain dan banyak membandingkan Inggris dan
Belanda.

5. John Locke (1632-1704)

Pengembangan ilmu ekonomi banyak dipengaruhi pertimbangan agama, kesusilaan


dan keadilan. Thomas Culpeper mempertanyakan efek ekonomi dari suku bunga, sukar
memperlakukan ekonomi secara ilmiah karena setiap tindakan ekonomi merupakan tindakan
manusia yang perlu suatu moral untuk bertindak.

22
Locke mempunyai pendidikan tradisional, kakeknya penjahit dan ayahnya seorang
pengacara, salah satu klien ayahnya, Alexander Popham, petugas parlementer banyak
mempengaruhi pendidikan Locke sehingga pendidikan Locke banyak dipengaruhi perang
saudara. Pada Westminster mendapat arahan dari Richard Bushy, seorang guru besar royalis,
konservatif dan gereja Anglikan. Dalam tahun 1652, di gereja, ia menemukan program
akademis yang menarik yaitu bahasa klasik, retorik, metafisika, ilmu etika, fisika dan ilmu
alam. Tahun 1662 ia menjadi dosen di Yunani sampai dengan 1665, selama 20 tahun Locke
membenamkan dirinya dalam filosofi klasik
Locke tertarik pada kecenderungan yang baru, ia dekat dengan ilmu obat-
obatan/kedokteran. Bersama dengan Ashley, Locke mendalami berbagai permasalahan
termasuk kebijakan ekonomi, sehingga ia menjadi pegawai sipil meliputi peraturan
perdagangan.
Locke lahir di Somerset Inggris tahun 1632 dari keluarga kaya yang moderat.
Ayahnya adalah pengacara yang memiliki tanah yang luas. Ia mendapat beasiswa ke
Universitas Oxford dan masuk ke gereja Kristen di Oxford tahun 1652, meraih gelar master
di tahun 1659. Kemudian ia menjadi dosen di Universitas Oxford dan mengajar mata kuliah
sejarah Yunani dan retorika
Locke sangat terpesona dengan penemuan Petty bahwa darah mengalir ke seluruh
tubuh dan ia mau melakukan studi kedokteran di waktu luang. Ia menjadi dokter pribadi Lord
Ashley, seorang kanselir di Exchequer dan segera menjadi asisten pribadinya. Dari hubungan
itu ia lalu belajar tentang berbagai isu ekonomi yang penting pada saat itu, misalnya
perdagangan dengan koloni-koloni Inggris dan suku bunga.
Locke memberikan lima kontribusi kepada ilmu ekonomi, tiga buah bersifat filosofis
dan dua bersifat ekonomi. Ia membeikan justifikasi filosofis untuk kepemilikan pribadi dan
negara dan ia mengembangkan metodologi yang membantu ekonomi menjadi “ilmiah”.
Sumbangan Locke untuk ekonomi berkaitan dengan teori uang dan bunga. Ia menentang
peraturan pemerintah tentang tingkat suku bunga dan rencana pemerintah mendevaluasi mata
uang Inggris, karena akan berakibat buruk pada perekonomian.
Sumbangannya dibidang filsafat adalah justifikasinya bagi hak-hak indiviu atas milik
pribadi. Pada abad ke ketujuh belas di Inggris kegiatan komersil meningkat dengan pesat dan
menimbulkan komflik dengan institusi feudal dan keagamaan. Waktu diakui bahwa Tuhan
memberikan alam ini kepada manusia seluruhnya. Menguasi sumber-sumber alam berarti
sumber-sumber tersebut tidak tersedia bagi orang lain.
Kontribusi pemikiran John Locke pada ilmu ekonomi ;
23
a) Pemikirannya tentang teori uang dan bunga yang menjadi cikal bakal pengembangan
teori ekonomi moneter oleh ekonom-ekonom pada periode selanjutnya.
b) Pemikirannya tentang dampak buruk kebijaksanaan devaluasi pada perekonomian
secara makro.
c) Pemikirannya tentang kepemilikan pribadi dan negara

Locke menekankan berlakunya hukum alam dalam kehidupan termasuk dalam


perekonomian, ia mengatakan masalah ekonomi diatur oleh hukum alam tertentu, yang
menentukan harga-harga secara alami, perekonomian akan salah jika jika diatur hukum–
hukum positif yang tidak sesuai dengan hukum alam, hal ini merupakan argumentasi dia
melawan hukum positif untuk mengurangi suku bunga dan merubah nilai nominal koin.
Locke menyatakan nilai tidak mempengaruhi harga, nilai tergantung pada proporsi
permintaan dan penawaran, selain itu mengenalkan konsep dasar Opportunity Cost,
pengaruhi suku bunga, konsep mekanisme pasar, dimana hukum alam mempengaruhi
kegiatan ekonomi, nilai mata uang secara alami tergantung dari nilai harga perak.

6. Sir Sir Dudley North

Dikatakan bahwa teori ekonomi itu timbul dari dua kelompok pemikir, yaitu para
filsuf dan para praktisi yang berprofesi sebagai pedagang. Mengenai peranan dari filsuf tidak
perlu diragukan lagi, karena Locke, Berkeley, Hume, Smith & Mill telah membuktikan
dengan memberikan kontribusinya pada teori ekonomi. Tetapi penempatan pedagang dalam
sejarah ekonomi lebih banyak diragukan.
Tentu saja merupakan suatu alasan yang benar-benar kurang bisa diterima jika
mengharapkan seseorang yang telah berkecimpung dalam praktek perdagangan akan
mememiliki kemampuan khusus untuk dapat menganalisa teori harga atau output secara
keseluruhan. Tiga penulis besar masalah ekonomi pada awal abad ke-17, yaitu: Malynes,
Misselden dan Mun adalah pedagang. Sebagai pedagang mereka tahu banyak mengenai

24
masalah dunia perdagangan, baik perdagangan dalam negeri dan perdagagan luar negeri.
Tetapi buku-buku karya para pedagang tersebut dipandang oleh para filsuf hanya sebagai
petunjuk teknis dari masalah teoritis ekonomi saja dan sama sekali tidak relevan dengan
perkembangan teori ekonomi.
Diantara para pedagang tersebut ada satu orang yang bernama Sir Dudley North, yang
mempunyai kemampuan pemikiran yang berbeda dengan para pedagang lainnya. Ia mampu
memilah-milah tentang kegunaan dari pemikiran para filsuf dan pemikiran para pedagang.
Perjalanan karir North sebagai seorang praktisi tidak perlu diragukan lagi.
Ia dari keluarga terkenal, karena tingkat intelektualitas dan bakat seninya. Sir Dudley
North adalah saudara tertua dari saudara kandungnya. Francis North, Lord Guilford terkenal
dibidang hukum. Lord Chancellor adalah seorang musisi sebagai pembina seni dan
berpengetahuan. John North adalah saudara lebih muda, ia seorang Sarjana dan Profesor
dibidang bahasa Yunani serta Master dari Perguruan Tinggi Trinity dan Cambridge. Dari
Trinity ia pindah ke perusahaan Isaac Barrow dan Newton. Roger North, Dudley’s adalah
saudara termuda. Saudara termuda ini hasil-hasil tulisannya berkompeten dibidang politik,
biografi yang menganggumkan dan ahli seni. Saudara-saudara Dudley masih belum
menggunakan literatur tentang seni dan pengetahuan pendidikan. Keinginan Roger adalah
mengadakan experimen kecil dengan obyek penelitian berupa cuka pada kilang minyak.
Secara kebetulan ia kenal dengan Sir Christopher Wren, yang tertarik pada seni dan ilmu
pengetahuan termasuk ilmu ekonomi.
Sir Dudley North telah memberikan pertimbangan melalui pendapatnya, bahwa setiap
orang bebas hidup di bumi, yang mempunyai tujuan melalui kebijakan dan kejujuran
seseorang yang bisa diopinikan secara benar kepada masyarakat. Lalu North menemukan
perdagangan dalam kondisi bersaing tidak sehat dan hal ini sama diungkapkan oleh para
filsuf. Ia akhirnya mengeluarkan prinsip-prinsip yang kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu seberapa besar pendapatan/laba yang diperoleh oleh
pengusaha dalam kondisi wajar. Berikutnya Government to regulate balance of trade.
Kondisinya harus surplus jika negara ingin makmur. Bukcet analisys, sebagai alternatif jika
terjadi kelangkaan uang, emas batangan untuk alat tukar, dan banyak uang keluar.
Melalui Bucket analisy, North langsung memberikan rekomendasi tentang kebijakan
moneter. Kebijakan ini untuk mengurangi adanya devisit anggaran negara yang besar. Pada
tahun 1666 terdapat hukum produksi, yang tujuannya agar terjadi pertumbuhan produksi,
untuk memperbesar ekspor, sehingga bisa menanggulangi devisit anggaran secara cepat.
North, mempunyai analisis full equilibrium yang pertama dan ini merupakan sejarah teori
25
ekonomi atau tepatnya North menulis konstruksi teori ekonomi yang mempunyai sifat analisa
yang kuat.
Pidato North, berisi tentang struktur teori yang sangat kuat, pada kondisi ekonomi
puncak yang terjadi pada abad 17. Pada saat itu terjadi sistem perdagangan bebas dan
terdapat doktrin laissez faire. Intinya adalah tidak adanya campur tangan pemerintah dalam
dunia perdagangan. Semua diserahkan kepada pasar. Pada dasarnya adalah keinginan akan
non-intervensi Pemerintah dalam kehidupan ekonomi.
Ada pepatah yang berbunyi: “Biarkan segala sesuatu terjadi biarkan segala sesuatu
berlangsung”. Laissez-faire adalah doktrin yang menekankan tindakan untuk memberikan
kepada si individu kebebasan maksimal, untuk memelihara atau mengejar kepentingan
sendiri terutama dalam bidang hubungan-hubungan ekonominya tanpa campur tangan dari
pihak pemerintah. Inti teori ini adalah sebagai berikut: “Setiap individu akan melakukan
pekerjaan terbaik apabila ia mencapai balas jasa tertinggi”. Masyarakat akan memberikan
balas jasa tertinggi kepada seorang individu untuk hal-hal yang terbaik dilakukannya. Maka
bila seorang individu diberikan kebebasan maksimal, untuk mencari bagaimana cara ia dapat
memperoleh balas jasa tertinggi untuknya maka dengan jalan itu ia memberikan jasa terbesar
baik bagi dirinya sendiri, maupun kepada masyarakat.
Metode Sir Dudley North melalui pidatonya adalah murni teori ekonomi. Akurasinya
dan dasar pemikirannya digambarkan oleh Roger yang dapat digeneralisasikan dan dapat
ditarik kesimpulan. Tanpa ragu-ragu Roger ia menggambarkan dasar pemikiran secara jelas
atau sebagai salah satu yang ia katakan bahwa perbedaan arah antar filsuf lama tidak dapat
disangkal lagi. Tetapi maksud generalisasi tersebut memiliki resiko yang seharusnya
dihindari, sebab permasalahan perdagangan yang dilakukan oleh semua orang tingkat
sensitivitas resikonya sangat besar. Dia berusaha mencegah tingkat sensitivitas resiko yang
tinggi dengan membuat konsep secara bersama-sama antar pedagang yang tingkat
perbedaaanya tidak terlalu besar.

7. Richard Cantillon (1685-1734)


Richard Cantillon (1685-1734) adalah ekonom besar sebelum Adam Smith dan lahir di
Irlandia tahun 1685. Beliau hidup bersama pamannya Chevalier Richard Cantillon yang
merupakan seorang banker dan politikus. Richard Cantillon ini akhirnya mati oleh pembantu
seaktu tidur dan dibuat seolah terjadi kebakaran pada tahun 1734. Beliau mulai berkarir di
perbankan bersama pamannya di Paris. Di Perancis inilah beliau menulis tentang

26
pandangannya di bidang ekonomi. Apa yang ditulis Cantillon baru diungkapkan setelah 50
tahun dari kematiaanya.
Karya Cantillon yang paling terkenal adalah “The essai sur la Nature du Commerce en
General”. Essai dibagi dalam tiga bagian. Pertama, berisi pandangan umum tentang
political economy, yang membahas tentang kekayaan (kemakmuran) yang terkait dengan
masyarakat desa, kota, dan ibu kota, upah buruh, teori nilai, ketergantungan semua lapisan
masyarakat terhadap kepemilikan tanah, serta keanekaragaman populasi, dan penggunaan
emas dan perak. Kedua, membahas tentang barter, harga, perputaran uang, dan bunga serta
moneter. Ketiga, di bidang komersial mengenai pertukaran dengan luar negeri, perbankan,
dan kredit.
Kontribusi orisinil Cantillon pada bidang ekonomi, adalah :
a) Memperlakukan pertumbuhan populasi sebagai bagian integral dari proses ekonomi.
b) Mengembangkan penjelasan secara ekonomi tentang kota-kota dan tempat-tempat
produksi.
c) Membuat perbedaan antara harga pasar dan nilai intrinsik.
d) Menunjukkan kecepatan putaran uang adalah sama dengan perubahan jumlah uang.
e) Menelusuri saluran-saluran yang merubah jumlah uang yang mempengaruhi harga.
f) Menggambarkan mekanisme penyesuaian harga dalam perdagangan internasional.
g) Menganalisa aliran pendapatan antara sector-sektor utama dalam ekonomi.
Tiga pokok pemikiran dari Cantillon adalah (1) pandangannya terhadap pasar dan
operasionalisasinya; (2) kritik terhadap peran dan pentingnya entrepreneurship dalam
ekonomi; (3) dan pengaruh pada perubahan ekonomi dalam agregat penawaran dari uang.
Cantillon menyimpulkan bahwa kita dapat memahami nilai intrinsik suatu barang
adalah dengan mengukur kuantitas tanah dan buruh yang dipakai dalam proses produksi
dengan melihat kualitas tanah dan buruh. Cantillon juga memperlihatkan bahwa uang dan
pasar merkantilisme adalah faktor yang menentukan nilai dan harga. Selain itu Cantillon
juga, membahas tentang hubungan antara uang dengan kuantitas yang tersedia dalam
ekonomi. Beliau juga menjelaskan tentang perubahan harga sesuai dengan dinamika standar
hidup. Dia juga membahas tentang aspek ekonomi negara dan kehidupan kota. Sedangkan
tulisannya tentang sistem perbankan masih bersifat primitif. Tulisan terakhir Cantillon
menjelaskan tentang penyesuaian mekanisme permintaan, penawaran, harga, biaya dan fungsi
ekonomi vital lainnya.

8. Piere le Pesant de Boisguilbert (1646-1714)


27
Boisguilbert menyoroti penurunan perekonomian Perancis dalam output dan
pendapatan nasional yang disebabkan oleh biaya perang yang tinggi dan gaya borjuis dan
berlebihan dari Raja Louis XIV. Menurut analisnya bahwa akhirnya penurunan ini
disebabkan oleh kebijakan merkantilisme di Perancis sendiri.
Boiguilbert menyerang kebijakan merkantilisme dari 3 front yang ada yaitu :
bahwa untuk memperkuat negara itu bukan uang yang terpenting namun komoditi, sehingga
yang penting uang harus berputar sebagai media dan adanya permintaan yang efektif , atau
dengan kata lain pendapatan negara berasala dari aliran putaran uang bukan hanya sekedar
uangnya.
Kegiatan pertanian harus diutamakan dengan melakukan ekspansi usaha dan
memperbaiki saluran distribusi dan tata niaga hasil pertanian.
Terakhir dia mempersoalkan system perpajakan yang ada .

F. Aliran Physiocrats

Physiocrat berarti ‘rule of nature’, hal ini sesuai karena percaya pada hukum alam dan
mengutamakan pertanian. Pemikir ekonomi aliran fisiokrat berpandangan bahwa sumber
kekayaan negara dan masyaraka adalah kekayaan alam. Mereka percaya bahwa alam
diciptakan oleh tuhan penuh dengan keseimbangan dan keharmonisan yang bersifat
kosmopolit. Berikan pada manusia kebebasan untuk melaksanakan apa yang terbaik bagi
dirinya masing-masing. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam mengatur
perekonomian.

28
Hal ini menjadi cikal bakal doktrin “laizzes-faire laizzes-passer” tanpa intervensi
pemerintah maka semua aktivitas manusia akan berjalan secara seimbang, otomatis serta
bersifat mengatur sendiri. Pimpinan aliran ini adalah Francois Quesnay, walaupun dalam
bahasan ini istilah Physiocrats untuk sebuah kelompok atau grup, anggota yang lain adalah
Marquis de Mirabeau, Mercier de la Riviera, Dupont de Nemours, Le Trosne, dan Nicolas
Baudeau, Menteri Perancis Turgot adalah simpatisan aliran ini walau bukan inner circle .
Physiocrats adalah pembangun system ekonomi, lebih besar dari pemikiran Cantillon
namun lebih kecil dari adam Smith. Aliran ini mendasari pada filsafat hukum alam (natural
law/jus naturae) juga mengikuti filsafat John Locke yang menekankan pada hak individu dan
justifikasi pada hak kepemilikan.

1. Francois Quesnay (1694-1774)

Salah satu tokoh aliran physiocrats yang sangat besar adalah Francois Quesnay (1694
– 1774). Quesnay lahir tahun 1694 di desa Mere, sekitar 15 mil sebelah barat Versailles.
Ayahnya adalah petani dan penjaga tokoh, sehingga ia hanya sedikit mendapatkan pendidikan
formal. Pada usia 17 tahun Quesnay memutuskan unuk menjadi seorang ahli bedah,
kemudian ia melanjutkan pendidikannya pada bidang kedokteran, dan pernah menjadi dokter
pribadi Madame du Pampadour dan Raja Louis XV.
Quesnay terkenal sebagai pencipta model ekonomi “Tableau Economique” dan
sebagai peminpin aliran fisiokrat, mazhab pertama sejarah pemikiran ekonomi. Ia juga
terkenal dengan usulannya “laissez-faire“, analisa distribusi surplus ekonomi dan visinya
tentang ekonomi sebagai suatu rangkaian yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya.
Ia juga menganalisis proses ekonomi sebagai siklus aliran uang, barang dan orang dari satu
sektor ke sektor lainnya yang menyerupai aliran darah dalam tubuh.
Quesnay berpendapat bahwa hanya tanah yang bersifat produktif, sehingga para
petani dan penambang dianggapnya sebagai kelompok masyarakat produktif. Kemudian ia

29
menyarankan bahwa setiap kebijakan ekonomi yang diambil harus ditujukan terutama untuk
meningkatkan taraf hidup para petani.
Dia menyoroti land lord sebagai “penghisap belaka” karena mereka ini memperoleh
hasil tanpa melalui kerja. Kegiatan industri dan perdagangan juga dianggapnya tidak
produktif, sebab kegiatan industri hanya mengubah bentuk dan sifat barang, sementara
perdagangan hanya memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Dalam pandangan Quesnay, beberap pemikirannya adalah :
a) Intervensi pemerintah dalam perekonomian hanya akan merusak keseimbangan yang
sudah tercipta secara alami.
b) Karyanya berupa Tableau Economique merupakan cikal bakal lahirnya metode input-
output dan pengukuran aktivitas ekonomi secara agregat.
c) Sumber kekayaan negara dan masyarakat adalah tanah atau lahan, dengan melihat
bahwa perekonomian adalah suatu rangkaian yang saling terkait satu dengan yang lain
maka antar sektor ekonomi menopang struktur ekonomi.

2. Anne Robert Jaques Turgot

Turgot lahir dan menuntut ilmu di Paris, Perancis mempublikasikan dengan judul
reflextion sur la formation et la distribution des richesse (the Reflection About the Formation
and Distribution of Wealth), dan pada tahun 1971 beliau meletakan jabatan. Sempat menjadi
City Manager di Limoges, Turgot mengenalkan dan menerapkan teori-teori ekonominya
antara lain sistem pajak baru, yaitu: dengan menghapuskan pajak makanan dan minuman,
pajak bagi warga asing, serta menghilangkan penghalang-penghalang dalam perdagangan
bebas.
Turgot berpendapat dalam pemikiran masalah bunga uang, bahwa pendapatan hasil
dari keuntungan pengelolaan uang selalu lebih besar dari keuntungan pengelolaan tanah, atau
para peminjam uang akan menanamkan modalnya pada pengelolaan tanah apabila hasilnya
lebih tinggi dari hasil bunga uang. Satu hal yang perlu diingat bahwa pemikiran Turgot

30
tentang bunga dan pinjaman uang pada saat hal ini dianggap hal yang diperdebatkan dengan
keras dan penuh dosa. Turgot menulis bahwa : “Interest is the sum paid for the use of land or
any object of commerce, and depends in either case, on the supply and demand”.
Pendapat Turgot tentang eksistensi perdagangan :
a) Distribusi dari tanah tidak sama.
b) Perbedaan jenis tanah dan kecocokan untuk produksi.
c) Beragamnya ras manusia.
d) Keuntungan dari adanya pembagian kerja dan spesialisasi.

Turgot memandang petani memiliki arti lebih penting dari pekerjaan dibidang
lainnya, dan pencetus wage-fund theory, yang artinya bahwa penentuan jumlah uang diawal
yang akan didistribusikan sebagai upah dan gaji, dan tidak terpengaruh dengan meningkat
atau menurun angkatan kerja. Dia juga membahas tentang prinsip-prinsip diminishing return.
Turgot dan Quesnay tidak dapat dipisahkan , mereka adalah physiocrats yang mempunyai
pemikiran yang sama tentang proses ekonomi dan meninggikan peran petani karena dianggap
paling produktif dibandingkan dengan pekerjaan lainnya, seperti digambarkan dalam skema
berikut ini :

I II III
Farmers Artisans Proprietors

Gambar 2.2. Aliran expenditure yang dihasilkan sektor pertanian (Farmers), sektor industri (Artisans) dan
para pemilik (Proprietors), yang kesemuanya kembali ke sektor pertanian. (Sumber ; Ekelund
& Hebert, 1997).

3. Liberalisme (1750-1850)
Aliran ini dipicu oleh gerakan protes dan reformasi di Spanyol, akibat kondisi ekonomi
yang kurang bai pada masa itu atau yang dikenal dengan istilah ‘Spanish Enlightenment’,

31
pada masa ini banyak Cartas atau sejenis pamphlet yang berisi ajakan untuk reformasi. Para
pemikir pada masa ini antara lain Manuel Rubin de Celis (1743- ? ); Gaspar Melchor de
Jovellanos (1744-1811); Fransisco de Cabarrus (1752-1810); Pablo de Olavide (1725-803)
dan yang paling besar pengaruhnya adalah Count Pedro Rodriguez de Campomanes (1723-
1802) yang menulis Discurso Sobre el Fomento de la Industria tahun 1774.
Kontribusi pemikiran Campomames yang diikuti kawan-kawan serta pengikutnya
didalam dua bidang teori ekonomi dan kebijakan ekonomi adalah :

a) Ide-ide yang berkaitan dengan liberalisme dan perdagangan bebas.


b) Usulan-usulan reformasi praktis terkait degan sosial ekonomi dan pendidkan
ekonomi.
Pada aliran liberalisme meyakini perbaikan ekonomi tidak akan dicapai apabila tidak ada
terobosan reformasi atas sitem kepemilikan lahan dan hak kepemilikan aset. Karena dengan
sistem aristokrat dan monarki yang terkait dengan gereja Katolik Roma maka kepemilikan
akan sulit berpindah dan akan menyebabkan inefisiensi ekonomi. Selain itu mereka juga
menyoroti penegenaan pajak dan pengaturannya, dimana pajak untuk para petani diturunkan
dan pajak atas kepemilikan tanah gereja dan aristokrat dinaikkan.
Demikian juga protes terhadap kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh gereja juga
menjadi penyebab buruknya perekonomian, dengan perbaikan pendidikan akan
meningkatkan perekonomian negara.

32

Anda mungkin juga menyukai