JAWAB :
Fakta OBOR
Proyek OBOR (One Belt One Road) adalah pembangunan infrastruktur darat
dan laut yg diinisiasi Cina sejak tahun 2013 yang akan menghubungkan Cina dengan
Asia Tenggara, Adia Selatan, Eropa, dan Amerika.
Metode OBOR adalah Cina memberi pinjaman dengan tenor 20 tahun dengan
interest rate maksimal 3% (atau bisa lebih dari itu sesuai perjanjian) kepada berbagai
negara debitur untuk membangun berbagai infrasruktur; yaitu: infrastruktur darat
seperti jalan KA. Infrastruktur laut seperti pelabuhan dan infrastruktur udara seperti
bandara. Dalam pemberian pinjaman tersebut Cina sebagai kreditur mensyaratkan
negara-negara debitur wajib mempekerjakan naker (TKA) dari China dan
menggunakan bahan or material seperti semen, baja, dll dari China.
OBOR juga bisa menimbulkan dampak negatif baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bila dianalisis lebih lanjut, dampak-dampak tersebut erat kaitannya
dengan kedaulatan negara, batas teritori, utang negara bahkan kemunduran ekonomi.
Globalisasi memang telah menyamarkan bahkan membuat batas-batas antarnegara
seakan tanpa sekat. Kerja sama ekonomi terus berlangsung antara negara-negara di
dunia, tetapi batas teritori tetap dipertahankan. Proyek OBOR yang pada prinsipnya
ingin menghilangkan hambatan dagang dangan membangun infrastruktur yang
menghubungkan negara-negara dari Asia hingga Eropa ini tampaknya cukup
menimbulkan masalah. Investasi Tiongkok pada jalur OBOR yang melewati Kashmir
telah menyebabkan ketegangan antara India dan Pakistan semakin meningkat.
Indonesia juga tampaknya tidak lepas dari masalah ini. Sebut saja wilayah perairan di
sekitar pulau Ambalat yang masih disengketakan oleh Indonesia dengan negara
tetangganya, Malaysia. Wilayah ini terletak di antara Kalimantan Timur dan Sabah.
Hingga saat ini belum ada batas yang disepakati dan kedua negara masih sama-sama
mengklaim pulau tersebut ke dalam wilayah masing-masing. Oleh karena itu, Inisiatif
OBOR diperkirakan akan menambah ketegangan antara kedua negara. Namun, bila
dilihat lebih lanjut, OBOR mungkin juga dapat mendorong kedua negara untuk
mencapai kesepakatan. Mengingat proyek OBOR terus berlangsung.
3. Ekonomi indonesia pada tahun 2021 diprediksi akan mengalami krisis serius.
Seperti yang diketahui sistem ekonomi dunia saat ini adalah sistem ekonomi
kapitalisme. Sistem ekonomi ini memang memiliki karakter untuk mengalami krisis
secara periodik berulang, mengikuti gelombang konjungtur ekonomi, hal ini
disebabkan sistem ekonomi kapitalis dibangun berdasarkan pondasi yang lemah yaitu
di sektor non riil, diantaranya:
1) Sistem mata uangnya, yaitu uang kertas, yang hanya berbasis pada
kepercayaan bukan pada nilai intrinsiknya.
2) Dari sistem utang-piutang berbasis pada bunga (interst) atau yang bersifat
tetap (fix rate). Sistem utang piutang ini diwijudkan pada sistem
perbankannya.
3) Sistem investasinya berbasis pada perjudian (speculation). Sistem investasi
model ini diwujudkan dengan jual beli saham, sekuritas dan obligasi di sistem
pasar modalnya.
Pilar-pilar ini menjadikan pertumbuhan ekonomi tumbuh dengan cepat, namun
semu sebab yang terjadi hanyalah perhitungan spekulasi terhadap kekayaan di sektor
non riil yang hanya berputar-putar dari kertas uang, kertas utang dan kertas saham.
Menurut IMF, resesi global merupakan siklus yang berlangsung setiap 8-10
tahun sekali. IMF mengatakan bahwa pertumbuhan PDB global sebesar 3% perthun
atau kurang, dapat dikategorikan sebagai resesi global. Dengan demikian, sejak 1970
beberapa yang masuk kategori ini adalah 1974-1975, 1980-1983, 1990-1993, 1998,
2001 hingga 2002 dan 2008 hingga 2009. Meskipun demikian jumlah tersebut adala
yang beskala global, bukan resesi yang terjadi dalam skala negara.
Di AS, negara corong sistem ekonomi kapitalis saja sudah mengalami krisis
14 kali sejak tahun 1929-2009 dengan magnitude yang bervariasi. Apalagi saa ini
dunia tengah memasuki masa krisis artinya sistem ekonomi kapitalis memang sudah
memiliki cacat bawaan sehingga krisis merupakan suatu keniscayaan. Alhasil,
ancaman resesi halyang lumrah terjadi di semua negara yang menerapkan ekonomi
kapitalisme termasuk indonesia.
4. Dalam rangka mengendalikan inflasi dan menjaga stabilnya nilai mata uang,
Pemerintah dan otoritas moneter yang ada mengambil beberapa kebijakan baik dari
segi moneter, fiskal, maupun sektor riil. Dari segi moneter maka bank sentral akan
menaikkan suku bunga dan pengetatan likuiditas perbank-kan, mengkaji efektivitas
instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter, menentukan sasaran akhir
kebijakan moneter, mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan
inflasi, memformulasikan respon kebijakan moneter. Tindakan BI, Pemerintah, dan
Usaha Swasta dalam mengendalikan inflasi hanyalah sebatas menyentuh
permasalahan teknis atau gejala (symptom) semata. Sebaliknya, perpaduan kebijakan
yang digunakan menimbulkan krisis bertambah parah. Inilah sebuah dilema yang
sampai saat ini belum terpecahkan sebagaimana secara jelas dikatakan oleh
Samuelson dan Nordhaus. Bahkan mereka mengatakan kebijakan atau solusi yang
ditawarkan oleh para ahli dalam memecahkan permasalahan inflasi dan pengangguran
secara bersamaan justru menyebabkan efek sampingan yang lebih buruk dari
penyakitnya itu sendiri. Ini terjadi dikarenakan “obat” yang diberikan hanya sebatas
menghilangkan penyakit bagian permukaan saja, sementara penyakit bagian dalamnya
masih belum disembuhkan.
6. Meme yang dibuat BEM UI adalah teguran bagi Presiden Jokowi agar memegang
teguh janji yang diucapkan. Direktur Political ad Public Policy Studies Jerry Massie
memberikan contoh janji yang tak singkron yaitu saat menyampaikan hukuman mati
bagi koruptor, justru malah diberikan grasi. Kemudian pada maret 2021, Jokowi juga
menyerukan benci produk asing, namun malah gencar mengimpor beras, garam,
hingga vaksin yang sebetulnya di dalam negeri tengah berproses produksi. Meme The
King of Lip Service itu kita masyarakat kasih kritik dalam upaya untuk menghasilkan
perubahan. Memang sudah tidak asing agi dalam sistem kapitalis dari zaman presiden
mana pun semuanya hanya omongan kosong belaka, mengumbar-ngumbar janji hanya
untuk pencitraan belaka. Jika hal ini berkelanjutan akan membahayakan semua aspek
kehidupan di negeri ini.