Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rahmawati

Nim : 044793675

1. Jelaskan keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan!
2. Jelaskan penyebab internal dan eksternal krisis moneter!
3. Kebijakan dan strategi pembangunan pertanian dalam mengatasi permasalahan liberalisasi
pertanian di Indonesia sangat diperlukan. Salah satunya demi kesejahteraan para petani
Indonesia. Tentukanlah kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah dalam upaya
menyejahterakan Petani?
4. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya pertumbuhan industrialisasi di
Indonesia?
5. Jelaskan hubungan lembaga keuangan mikro dengan tingkat kemiskinan!
6. Apakah pemerintah sekarang sudah mampu mengelola keuangan negara secara efektif dan
efisien? Jelaskan jawaban anda!
Jawab :
1. Jika pada sistem ekonomi, prinsip utamanya adalah memihak pada rakyat, sementara pada
sistem ekonomi Pancasila menganut pada nilai Pancasila. Jadi, jika sistem ekonomi yang
dilaksanakan di Indonesia memihak pada rakyat, maka itu adalah sistem ekonomi kerakyatan.

2. Menurut para ahli, terdapat beberapa faktor internal dan eksternal penyebab krisis moneter.
Adapun faktor internal yang menyebabkan terjadinya krisis moneter ialah sebagai berikut:
- Kondisi Politik
Pergolakan dalam dunia politik dinilai berpotensi menyebabkan perpecahan dalam masyarakat
yang dikarenakan adanya perbedaan pendapat. Akibatnya, kondisi negara menjadi tidak stabil,
dan tidak menutup kemungkinan terjadinya kerusuhan di sana-sini. Dalam
keadaan chaos seperti itu maka para investor, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri,
enggan untuk berinvestasi pada negara dan memilih untuk berinvestasi ke negara lain hingga
kondisi politik kembali kondusif. Hal ini berdampak pada berkurangnya penerimaan
pembiayaan negara untuk menjalankan pemerintahan dan dengan demikian memperburuk
kondisi ekonomi secara signifikan.

- Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah menunjukkan kredibilitas pemerintah dalam mengatasi berbagai situasi
yang terjadi pada suatu negara. Bagi para investor, kebijakan pemerintah yang terwujud dalam
penerapan regulasi sangat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi pada suatu negara.
Pemerintah melalui regulasi-regulasi yang disusun seharusnya dapat menyeimbangkan peranan
pihak swasta dalam perdagangan, industri, dan alat-alat produksi. Hal tersebut bertujuan untuk
mencegah agar pihak swasta tidak terlalu banyak mengambil keuntungan. Karena apabila pihak
swasta terlalu banyak mengambil keuntungan, maka akan berpotensi menyebabkan krisis
moneter.

- Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu
tertentu. Ada beberapa faktor penyebab inflasi di Indonesia, yaitu peningkatan kebutuhan,
dorongan biaya, peningkatan harga rumah, dan jumlah uang yang beredar. Dampak
inflasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di suatu negara, dan secara khusus
akan mempengaruhi keputusan masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi, investasi,
dan produksi

- Kelemahan Sistem Perbankan


Lemahnya sistem perbankan bertanggungjawab atas terjadinya krisis moneter yang
menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998. Pada masa itu, sebagai dampak dari paket
deregulasi perbankan Oktober 1988, setiap orang dapat mendirikan bank hanya dengan
berbekal modal 1 miliar sehingga banyak bank baru bermunculan. Sayangnya, kemunculan
bank-bank tersebut tidak dibarengi sistem manajerial dan pengawasan yang baik. Banyak
bank yang mengandalkan pinjaman luar negeri dalam jangka pendek dan tidak disertai
mekanisme hedging. Lemahnya pengawas otoriter moneter menyebabkan banyak
penyaluran dana terkonsentrasi pada debitur dalam satu grup. Tidak cukup disitu,
persaingan antar bank yang ketat membuat masing-masing bank berusaha menarik
pelanggan dengan menawarkan produk seperti pinjaman beresiko. Hal-hal tersebut memicu
tingginya resiko kredit macet yang mengakibatkan terjadinya krisis moneter.

- Masalah pada Sektor Produksi


Pada umumnya, ada dua macam masalah pada sektor produksi yang dinilai berpotensi
sebabkan krisis moneter, yakni:
• Lemahnya alokasi asset atau faktor-faktor produksi yang menyebabkan
kesenjangan produktivitas
• Ketidakseimbangan pada struktur produksi
Adapun faktor Eksternal yang menyebabkan terjadinya krisis moneter ialah sebagai berikut:
- Hutang Luar Negeri
Negara-negara maju pada umumnya memasang tingkat bunga pinjaman yang rendah
dengan tujuan menarik perhatian debitur. Rendahnya bunga pinjaman ini biasanya
dibarengi dengan jangka waktu yang pendek. Hal tersebut memicu ketergantungan hutang
suatu negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan pinjaman dana untuk
membiayai proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur. Tanpa menyadari kenyataan
bahwa pinjaman dana dalam jumlah besar dan jangka waktu pendek dapat memicu
terjadinya krisis finansial.

- Krisis Ekonomi Global


Suatu negara juga dapat mengalami krisis moneter sebagai dampak dari krisis ekonomi
global, atau krisis yang juga dialami oleh negara-negara lain. Misalnya, krisis ekonomi
tahun 1997-1998 yang dialami oleh negara-negara di Asia, dan krisis ekonomi tahun 2008
atau dikenal sebagai krisis subprime mortgage yang dialami oleh Amerika. Krisis moneter
yang terjadi pada suatu negara memang biasanya akan berdampak pada negara lain, karena
negara-negara di dunia saling terkait dalam perekonomian, misalnya dalam perdagangan,
industri, dan pinjam-meminjam dana. Akan tetapi, krisis ekonomi global dapat dihindari
dengan kebijakan Pemerintah. Contohnya pada krisis ekonomi tahun 2008, Indonesia
terkena imbas dari krisis subprime mortgage yang dialami Amerika namun masih dapat
terselamatkan berkat penguatan di sektor perbankan

3. Kebijakan pemerintah dalam membangun pertanian bertumpu pada tiga pilar, yaitu :
- Kebijakan harga (harga pangan murah)
Kebijakan harga untuk produk pertanian dengan tujuan untum meningkatkan pendapatan
petani, stabilitas harga disektor pertanian, dan perbaikan dasar tukar petani
- Kebijakan pemasaran
Kebijakan pemasaran yang dilakukan untuk membantu petani dalam memasarkan produk
pertanian untuk tujuan ekspor,
- Kebijakan struktiral
Kebijakan struktural ditujukan untuk memperbaiki struktur produksi misalnya luas pemilikan
lahan, pengenalan alat-alat pertanian modern, dan perbaikan sarana pertanian. Dengan
demikian adanya kebijakan tersebut yang harus ditempuh pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan petani.
Adapun kebijakan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan.

4. Berikut adalah beberapa bentuk dari faktor yang mendorong terjadinya pertumbuhan
industrialisasi :
- Pembangunan: adanya sarana dan fasilitas yang semakin membaik di seluruh dunia
membuat kegiatan industri menjadi semakin efektif, seperti mudahnya penyaluran bahan
baku atau penyaluran produk jadi.
- Tenaga kerja: terus meningkatnya tingkat populasi penduduk dunia membuat tenaga kerja
yang ada di dunia menjadi semakin banyak. Tenaga kerja juga menjadi kunci utama dalam
kegiatan industri karena tenaga kerjalah yang akan mengolah bahan baku yang ada pada
kegiatan industri.
- Modal: adanya kemudahan untuk mendapatkan modal dari seluruh dunia membuat para
pelaku kegiatan industri memiliki kemudahan untuk mendirikan kegiatan industri dengan
semakin cepat.
- Teknologi: adanya mesin dan alat-alat canggih yang dihadirkan di era digital ini membuat
kegiatan produksi pada kegiatan industri menjadi semakin efektif dan juga semakin efisien.
- Koneksi: dengan adanya kemudahan melakukan komunikasi jarak jauh dengan adanya
perkembangan pada teknologi komunikasi ini membuat para pelaku kegiatan industri
semakin mudah untuk terhubung satu sama lain.

5. Lembaga keuangan mikro dan kemiskinan menurut Wijono (2005), secara hipotesis
mempunyai hubungan sangat erat. Menurut Wijono, pemberian kredit mikro merupakan upaya
pengentasan kemiskinan, karena kredit mikro merupakan sarana bagi orang yang akan menjadi
pengusaha pemula.
6. Pemerintah sekarang sudah mampu mengelola keuangan Negara secara efektif dan efisien ?
jawabannya Iya, kita dapat lihat bagaimana cara pemerintah mengelola utang negara yang
digunakan untuk pembangunan infrastruktur bukan untuk konsumsi, dan pembangunan
infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah ini merupakan strategi fiskal, untuk menyerap
banyak tenaga kerja, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat.

Pembahasan

Pengelolaan keuangan negara bukan perkara mudah, bukan hanya bagaimana pemerintah
meningkatkan penerimaan negara melalui pajak atau non pajak, akan tetapi bagaimana
pemerintah melakukan pengeluaran agregat yang sudah tercantum pada APBN.

Semua pengeluaran pemerintah harus sesuai dengan anggaran yang ada, perencanaan
pemerintah sudah termuat dalam daftar pengeluaran APBN, hal ini dilakukan pemerintah
sebagaimana fungsi APBN sebagai pengendalian dan pertanggung jawaban pemerintah kepada
DPR atas pengelolaan uang negara tersebut.

Keuangan negara yang dikelola secara efektif dan efisien akan memberikan dampak yang
positif bagi perekonomian.Jenis-jenis pengeluaran pemerintah yang terdapat dalam APBN ini
meliputi:
• Belanja pegawai yaitu bentuk pengeluaran pemerintah yang meliputi gaji pegawai
negeri sipil, Baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
• Belanja barang yaitu bentuk pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa
sekali pakai maupun pengadaan barang yang kelak akan dijual kembali kepada
masyarakat.
• Belanja modal yaitu bentuk pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk
menambah nilai aset negara yang memberikan manfaat lebih dari 1 tahun.
• Bunga utang yaitu belanja yang digunakan untuk membayar bunga utang pemerintah,
baik utang luar negeri maupun utang dalam negeri.
• Belanja subsidi yaitu bentuk pengeluaran pemerintahyang digunakan untuk
memberikan subsidi kepada masyarakat untuk kemakmuran masyarakat.
• Belanja hibah, yaitu bentuk pengeluaran pemerintah untuk memberikan dana kepada
organisasi internasional atau membelanjakan dana yang diberikan negara lain atas
hibah yang diterima, belanja ini sifatnya tidaklah wajib.
• Belanja Bantuan sosial merupakan pengeluaran negara yang ditujukan untuk bantuan
sosial kepada masyarakat, maupun pencegahan bencana atau bantuan untuk masyarakat
yang terkana bencana.
• Belanja lain-lain yaitu bentuk pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk
membayar kewajiban-kewajiban pemerintah diluar belanja pegawai.

Dan dalam penyusunannya APBN menggunakan 3 prinsip yaitu:

• Prinsip anggaran berimbang


• Prinsip anggaran dinamis
• Prinsip fungsional.

Referensi :
https://www.hashmicro.com/id/blog/pengertian-industrialisasi-faktor-pendorong-beserta-dampaknya/
unisba.ac.id
Modul ESPA4314
Brainly.co.id

Anda mungkin juga menyukai