Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Kadek Gita Nursyani

NIM : 043081544

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia ESPA4314

TUGAS 1

1. Ekonomi kerakyatan ini dapat dikatakan sebagai subsistem dari Sistem Ekonomi Pancasila.
Dilihat secara harafiah, kata “rakyat” merujuk pada semua orang dalam suatu wilayah atau
negara. Dengan demikian, apabila dilihat dari terminology ini, maka yang dimaksud dengan
ekonomi rakyat ialah ekonomi seluruh rakyat Indonesia. Namun dalam konteks rill,
ekonomi rakyat lebih merujuk kepada ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia yang
umumnya masih tergolong ekonomi lemah.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia bersifat dualisme. Satu sisi pemerintah
mengambil kebijakan ala sistem kapitalisme tetapi sebagian besar rakyat mempraktikkan
Sistem Ekonomi Kerakyatan. Saat ini, sudah seharusnya Indonesia menggunakan Sistem
Ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi digali berdasarkab pemikiran bahwa system ekonomi
sangat terkait dengan ideology, system nilai dan sosial-budaya (kelembagaan) masyarakat
dimana system itu dikembangkan. Dalam penerapan Sistem Ekonomi Pancasila terdapat 5
prinsip yang dianut, diantaranya :
a. Roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.
b. Ada kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial, yaitu
tidak membiarkan terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan
kesenjangan sosial.
c. Semangat nasionalisme ekonomi, dalam era globalisasi makin jelas adanya urgensi
terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh dan mandiri.
d. Demokrasi ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan.
e. Keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil antara perencanaan nasional dengan
desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, ebbas dan bertanggung jawab, menuju
perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyar Indonesia.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Sistem Ekonomi Pancasila menganut 5 unsur dasar
Negara Indonesia yang dimana dalam setiap prinsip tersebut merujuk kepada seluruh rakyat
Indonesia.

2. Adapun penyebab internal dan eksternal krisis moneter diantaranya :


a. Faktor Internal
• Defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke tahun.
Akibatnya tekanan terhadap rupiah semakin kuat manakala beban pembayaran
terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa asing semakin besar.
• Tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang tinggi. Selama kurun waktu empat tahun
(1992-1996) inflasi kumulatif sebesar 39,1%, sedangkan inflasi Amerika Serikat
hanya 14,3%. Oleh karena itu, rupiah sebenarnya overvaluasi karena depresiasi
ditahan yakni sekitar 9,2%
• Utang luar negeri Indonesia terlalu banyak. Kebijakan utang luar negheri yang
dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan resiko yang harus
ditanggung di masa depan.
b. Faktor Eksternal :
• Pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS, Eropa, dan Jepang) Pada paruh kedua
dekade 1990-an terjadi pergerakan finansial dari Jepang dan Eropa ke AS karena
masalah perekonomian yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan
mata uang Eropa.
• Institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang berkembang secara
global mengalami perkembangan luar biasa sehingga memiliki otoritas yang lebih
besar daripada negara berkembang seperti Indonesia.
• Spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global.

3. Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah dalam upaya menyejahterakan Petani ialah :
a. Kebijakan Harga : Kebijakan Pangan Murah
Kebijakan harga ini ditekankan untuk mencapai tujuan yang pertama, yaitu
stabilisasi harga hasil pertanian. Kebijakan umum yang ditempuh pemerintah
adalah kebijakan pangan murah. Hal ini dikaitkan dengan strategi pembangunan
ekonomi yang berorientasi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi.
b. Kebijakan Pemasaran
Kebijakan pemasaran dilakukan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian yang
bertujuan ekspor, selain pengaturan distribusi sarana produksi bagi petani.
c. Kebijakan Strukural
Kebijakan struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur
produksi misalnya luas pemilikan lahan, pengenalan dan pengusahaan alat-alat
pertanian baru, dan perbaikan sarana pertanian yang umumnya baik prasarana fisik
maupun sosial ekonomi.

4. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya pertumbuhan industrialisasi di Indonesia, ialah :


• Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan SDM mutlak
diperlukan untuk menyiapkan pelaku industri yang berpendiikan dan berkeahlian.
• Pembangunan infrastruktur yang memadai. Untuk memacu perkembangan industri
diperlukan infrastruktur yang mencukupi kebutuhan industri. Infrastruktur yang
memadai dapat meningkatkan perkembangan investasi di wilayah tersebut.
• Adanya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Investasi asing
langsung akan ditandai adanya pembangunan pabrik-pabrik baru. Adanya modal asing
yang masuk berupa pabrik akan ada perubahan pola industri yang semula tradisional ke
arah modernisasi dan adanya alih teknologi.
• Pembayaran yang dihasilkan dari investasi menarik. Return yang tinggi dari hasil
investasi yang menarik investor lebih meningkatkan modalnya di Indonesia. Modal
yang berbentuk uang akan selalu mencari bentuk usaha yang memberikan hasil
investasi yang lebih tinggi. Dengan demikian tingkat return yang tinggi akan
meningkaykan pertumbuhan industri Indonesia.
• Peningkatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.
Adanya riset dan perkembangan iptek dapat meningkatkan daya saing produk di pasar
internasional baik dari segi harga maupun segi kualitas.

5. Lembaga keuangan mikro dan kemiskinan menurut Wijono (2005), secara hipotesis
mempunyai hubungan sangat erat. Menurut Wijono, pemberian kredit mikro merupakan
upaya pengentasan kemiskinan, karena kredit mikro merupakan sarana bagi orang yang
akan menjadi pengusaha pemula. Jika pengusaha pemula ini tumbuh dan berkembang, maka
kemiskinan akan terentaskan. Dengan adanya akses pendanaan/modal dari LKM,
masyarakat rniskin akan memperoleh kesempatan mengembangkan usahanya dan
maasyarakat miskin mendapat kesempatan untuk membuka usaha. Kesempatan
mengembangkan dan membuka usaha ini akan berdampak pada terciptanya kesempatan
kerja baru. Walaupun biaya atas dana pinjaman dari LKM lebih tinggi sedikit

6. Menurut pandangan pribadi saya pemerintah saat ini sudah mampu mengelola keuangan
negara secara efektif dan efisien, dapat dilihat dari beberapa aspek

1) Bagaimana pemerintah mengelola utang negara secara baik dengan mengalokasikan


dana tersebut untuk pembangunan infrastruktur yang dimana dengan adanya
pembangunan infrastruktur dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat meningkat.

2) Pemberian insentif kepada umkm, dimana berarti pemerintah sudah mampu


mengalokasikan dana APBN dan APBD tepat sasaran demi pemberdayaan masyarakat
dan peningkatan kualitas SDM

Namun dibalik keberhasilan pemerintah dalam mengelola keuangan negara, masih ada
blunder/kecurangan yang dilakukan oleh oknum yang bertanggung jawab sehingga dana
yang seharusnya sudah ditetapkan untuk masyarakat menjadi terhambat

Sumber Referensi :
BMP Perekonomian Indonesia ESPA4314
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/performa/article/download/6079/3282#:~:text=Lembaga
%20keuangan%20mikro%20dan%20kemiskinan%20menurut%20Wijono%20(2005)%2C
%20secara,yang%20akan%20menjadi%20pengusaha%20pemula.

Anda mungkin juga menyukai