Anda di halaman 1dari 3

Tugas tutorial 1 Perekonomian Indonesia

Nama : Dinda Zaen Aryani

NIM : 047950722

Prodi : Manajemen

Jawaban :

1. Pada mulanya sistem ekonomi Indonesia mengacu pada sistem ekonomi Pancasila. Sistem
ekonomi Pancasila yang diusulkan oleh Prof Mubyarto ini dilakukan sejak orde lama.
Disebut dengan sistem ekonomi Pancasila sebab nilai-nilai yang digunakan mengacu pada
sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Namun, pada krisis ekonomi 1998 indonesia
mengalami perombakan pada sistem ekonomi. Sistem ekonomi pasca reformasi 1998
dikenal dengan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan yang dianut
Indonesia pasca reformasi tetap mengacu pada prinsip-prinsip Pancasila, tetapi bedanya
hanya terdapat penekanan pada sila ke-4 yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Perbedaan lainnya terletak pada
prinsip ekonomi yang dijalankan. Prinsip utama sistem ekonomi kerakyatan adalah
memihak pada rakyat.
2. ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis moneter di Indonesia, yaitu:
a. Defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke tahun,
mengakibatkan tekanan terhadap rupiah menjadi semakin kuat manakala beban
pembayaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa-jasa asing
semakin besar.
b. Tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi. Selama empat tahun (1992-
1996) inflasi kumulatif sebesar 39,1 persen, sedangkan inflasi Amerika Serikat hanya
14,3 persen. Tetapi pada saat yang sama depresiasi kumulatif rupiah senantiasa ditahan
oleh otoritas moneter sebesar 15,57 persen. Oleh karena itu rupiah overvaluasi karena
depresiasi ditahan yakni sekitar 9,2 persen.
c. Utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak. Kebijakan utang luar negeri yang
dilakukan sejak 1965 membuat pemerintah terlena dengan risiko yang harus
ditanggung di masa depan. Utang pokok dan cicilan yang harus dibayarkan setiap
tahun lebih besar daripada utang yang diterima setiap tahun.
d. Pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS, Eropa, Jepang). Pada paruh kedua
decade 1990-an terjadi pergerakan finasial dari Jepang dan Eropa ke AS karena
masalah perekonomian yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan
mata uang Eropa.
e. Finansial berbentuk negara dan Lembaga keuangan yang berkembang secara global
mengalami perkembangan luar biasa sehingga memiliki otoritas lebih besar daripada
negara berkembang seperti Indonesia.
3. Menurut Mubyarto (1989) ada beberapa kebijakan komoditi pertanian yang beriorentasi
pada kesejahteraan petani, yaitu:
a. Kebijakan Harga : Kebijakan Pangan Murah
Secara teoritis kebijakan harga dapat dipakai mencapai tiga tujuan, yaitu:
 Stabilisasi harga-harga hasil pertanian terutama pada tingkat petani
 Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan dasar tukar (term of trade)
 Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi

Kebijakan harga yang diterapkan di Indonesia misalnya kebijakan harga beras


minimum dan harga beras maksimum.

b. Kebijakan Pemasaran
Kebijakan pemasaran dilakukan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian yang bertujuan
ekspor, selain pengaturan distribusi sarana produksi bagi petani. Pemerintah berusaha
menciptakan persaingan yang sehat di antara pedagang dengan melayani kebutuhan
petani seperti pupuk, insektisida, pestisida, dan lain-lain, sehingga petani dapat
membeli sarana produksi tersebut dengan harga yang tidak terlalu tinggi.
c. Kebijakan Struktural
Kebijakan struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur
produksi misalnya luas pemilikan lahan, pengenalan dan pengusahaan alat-alat
pertanian yang baru, dan perbaikan saranan pertanian yang umumnya baik prasarana
fisik maupun sosial ekonomi. Penguasaan aset produktif berupa lahan yang terlalu kecil
dan tidak merata mengakibatkan rendahnya produktivitas yang berimbas pada sulitnya
upaya peningkatkan kesejahteraan petani kecil.
4. Dampak terbesar krisis moneter bagi perbankan adalah menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap bank. Lumpuhnya bank pada saat itu sangat berpengaruh dalam
kegiatan ekonomi masyarakt terutama yang menggunakan fasilitas bank. Dalam kondisi
tersebut pemerintah melakukan Langkah pengetatan moneter sebagai reaksi merosotnya
nilai rupiah terhadap valuta asing. Bank Indonesia juga melakukan penghentian transaksi
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), menarik dana BUMN, dan menaikan suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Terhentinya dana dari bank Indonesia mengakibatkan
tingkat suku bunga kredit antar bank meningkat. Untuk menarik dana dari masyarakat,
setiap bank bersaing meningkatkan suku bunga simpanannya. Tingginya bunga pinjaman
sebagai konsekuensi dari bunga simpanan bank yang tinggi menyebabkan pinjaman dapat
mengalami kesulitan pengembalian kreditnya. Kesulitan likuiditas perusahaan
mengakibatkan pengembalian kredit terhambat dan bank akan menghadapi kredit macet.
5. Berikut peran Lembaga Keuangan Mikro bagi UMKM:
a. Akses keuangan yang lebih mudah: UMKM seringkali menghadapi kesulitan dalam
mendapatkan akses keuangan dari lembaga keuangan konvensional. LKM hadir untuk
memberikan akses keuangan yang lebih mudah bagi UMKM, termasuk pinjaman modal
usaha, kredit, dan layanan keuangan lainnya.
b. Peningkatan modal usaha: LKM memberikan UMKM akses ke modal usaha yang
diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka. Dengan adanya pinjaman dari LKM,
UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jangkauan pasar, dan
meningkatkan daya saing mereka.
c. Pendampingan dan pelatihan: Selain memberikan akses keuangan, LKM juga
memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM. Hal ini membantu UMKM
dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, meningkatkan keterampilan
manajerial, dan memperluas pengetahuan bisnis mereka.
d. Pemberdayaan ekonomi: LKM berperan dalam pemberdayaan ekonomi UMKM.
Dengan memberikan akses keuangan dan pendampingan, LKM membantu UMKM
untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi. Hal ini berdampak positif pada
peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan.
e. Mendorong inklusi keuangan: LKM berperan dalam mendorong inklusi keuangan,
yaitu memberikan akses keuangan kepada mereka yang sebelumnya tidak memiliki
akses ke lembaga keuangan formal. Dengan adanya LKM, UMKM yang sebelumnya
tidak terlayani oleh lembaga keuangan konvensional dapat memperoleh akses keuangan
yang mereka butuhkan.

Sumber Referensi:

BMP ESPA4324 Perekonomian Indonesia

Anda mungkin juga menyukai