Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dede hermawan

Nim : 048894974

Prodi : Manajemen

Matkul : Perekonomian Indonesia (ESPA4314)

Jawaban Soal 1

Sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks ekonomi
Indonesia. Kedua konsep ini mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang menjadi panduan bagi pembangunan ekonomi
negara ini. Berikut adalah penjelasan mengenai keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi
kerakyatan:

1. Landasan Ideologis:

- Sistem ekonomi Pancasila adalah kerangka kerja yang sesuai dengan ideologi Pancasila, yang merupakan dasar
negara Indonesia. Ideologi ini menekankan lima sila, di antaranya adalah "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia." Oleh karena itu, sistem ekonomi Pancasila didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan sosial, yang berarti
pemerataan ekonomi dan pemberian kesempatan yang sama kepada semua warga negara.

- Sistem ekonomi kerakyatan juga mendasarkan dirinya pada prinsip-prinsip keadilan sosial. Sistem ini menekankan
partisipasi aktif rakyat dalam proses pembangunan ekonomi dan distribusi manfaat ekonomi yang adil kepada
seluruh lapisan masyarakat.

2. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat:

- Kedua sistem ini memiliki fokus pada pemberdayaan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi Pancasila mendorong
pengembangan usaha kecil dan menengah serta koperasi sebagai sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam
kegiatan ekonomi. Sistem ini juga menciptakan kebijakan yang mendukung pengentasan kemiskinan dan
pengangguran.

- Sistem ekonomi kerakyatan mengutamakan kegiatan ekonomi yang dimiliki, dikelola, dan dikendalikan oleh rakyat.
Ini bisa mencakup usaha-usaha kecil, koperasi, desa-desa, dan komunitas lokal. Prinsip utama adalah untuk menjaga
agar kekuatan ekonomi tidak terkonsentrasi dalam tangan segelintir orang atau perusahaan besar.

3. Distribusi Pendapatan yang Adil:

Sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan sama-sama menekankan pentingnya distribusi pendapatan
yang adil. Ini mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antara berbagai lapisan masyarakat dan
daerah.

4. Peran Pemerintah:

Dalam kedua sistem ini, pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi ekonomi. Pemerintah
diharapkan untuk menciptakan regulasi yang mendukung prinsip-prinsip keadilan sosial, mendorong pembangunan
ekonomi berkelanjutan, serta melindungi kepentingan rakyat.

5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam:

Kedua sistem ini memandang sumber daya alam sebagai milik bersama dan mengedepankan pemanfaatan sumber
daya tersebut untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Jawaban Soal 2

Berikut Faktor-faktor utama penyebab terjadinya krisis moneter 1997/1998:

1. Rupiah Anjlok
Tahun 1997 bisa jadi awal indikasi terjadinya krisis moneter 1998, dimulai dari bulan Agustus nilai mata uang rupiah
terus terjun bebas dan mencapai nilai terendah di bulan berikutnya, September. Hanya dalam jangka waktu setahun,
yang awalnya kedudukan nilai mata uang rupiah berada di angka Rp 2.380 per satu dolarnya, mengalami penurunan
hingga 600 persen. Puncaknya pada bulan Juli 1998, nilai mata uang rupiah benar-benar terpuruk, titik tukar rupiah

ke dalam dolar mencapai Rp 16.650. Meski pada 31 Desember 1998 nilai rupiah mulai bangkit dan dihargai Rp 8.000
per dolarnya, hal ini tak banyak memberi pengaruh sebab ekonomi rakyat sudah kadung terpuruk.

2. Membengkaknya utang luar negeri

Selain anjloknya nilai mata uang rupiah pada 1997 sampai 1998, krisis moneter tersebut juga dipicu oleh
membengkaknya angka utang luar negeri oleh swasta. Yakni, pada Maret 1998, 72,5 miliar dolar AS dari 138 miliar
dolar AS merupakan utang swasta yang dua dari tiga utang tersebut merupakan utang jangka pendek yang jatuh
tempo masa tenggat pembayaran di tahun tersebut. Sementara cadangan devisa senilai 14.44 miliar dolar AS yang
dimiliki Indonesia jauh dari kata cukup untuk membayar utang, apalagi beserta bunganya. Faktor utang luar negeri
yang membengkak itulah yang menjadi salah satu penyebab perekonomian Indonesia mendapatkan tekanan berat.

3. Krisis kepercayaan

Kebijakan pemerintah dalam menangani krisis keuangan yang dinilai plintat-plintut menyebabkan kepercayaan
masyarakat dan pasar mulai runtuh. Ditambah lagi dengan kondisi kedua Presiden Soeharto yang kian memburuk
membuat suksesi mengalami ketidakpastian. Akibatnya investor asing enggan memberikan bantuan finansial secara
cepat. Hal inilah yang juga menjadi sebab krisis moneter 1998.

4. Paket Solusi IMF yang Berujung Kegagalan

IMF sebagai organisasi dana moneter internasional sempat memberikan sejumlah solusi untuk membantu Indonesia
menanggulangi krisis moneter dengan menawarkan paket reformasi keuangan. Alih-alih solusi tersebut membawa
dampak yang bagus, paket reformasi keuangan yang dianjurkan IMF malah membuat nasabah memutuskan untuk
menarik dana besar-besaran. Kondisi ini makin memperparah krisis ekonomi 1998, sebab membuat bank-bank
memberikan pinjaman secara terbatas, di sisi lain Bank Indonesia juga harus menggelontorkan banyak dan krisis
moneter terus berlanjut dan makin parah.

Jawaban Soal 3

Berikut kebijakan-kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan petani:

1. Meningkatkan Infrastruktur Pertanian

Sejak zaman Order Baru pemerintah sudah berinvestasi dalam infrastruktur pertanian, diantaranya jalan, waduk
untuk irigasi, dan sarana penyimpanan hasil panen, yang bisa meningkatkan efisiensi produksi pertanian serta
mengurangi kerugian pasca panen.

Dengan infrastruktur yang memadai, petani bisa mengakses pasar dengan lebih mudah, mengurangi biaya logistik,
serta meningkatkan nilai jual hasil panen mereka.

2. Mengadakan Program Subsidi Pupuk dan Benih

Pemerintah mengusahakan pemberian subsidi pupuk dan benih kepada petani agar bisa membantu mengurangi
beban biaya produksi mereka.

Apabila harga pupuk dan benih yang terjangkau, petani bisa memperoleh akses yang lebih baik pada input penting
untuk produksi pertanian, yang dapat meningkatkan hasil panen mereka dan pendapatan mereka.

3. Melakukan Pendekatan Berbasis Pasar

Kebijakan yang mengedepankan pendekatan berbasis pasar bisa membantu petani mengakses pasar dengan harga
yang adil dan menguntungkan.
Apa yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani ini bisa dicapai melalui penyuluhan
mengenai pasar, pengembangan sistem pemasaran yang efisien,

serta peningkatan akses ke jaringan distribusi dan rantai pasok.

4. Melakukan Diversifikasi Sumber Pendapatan

Pemerintah mendorong petani untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan mereka, misalnya dengan
mengembangkan usaha agribisnis atau sektor non-pertanian

seperti peternakan, perikanan, atau agrowisata, dapat membantu mengurangi risiko ekonomi yang terkait dengan
bergantung pada satu jenis pertanian.

Diversifikasi ini bisa meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan harga dan
kondisi iklim.

5. Mengelola Risiko dan Keberagaman Tanaman

Kebijakan pemerintah yang ibni bermaksud mendorong petani untuk mengelola risiko dengan adanya asuransi
pertanian, sistem peringatan dini, atau praktik-praktik pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan
keberagaman tanaman dan mengurangi kerugian akibat bencana alam, serangan hama, atau penyakit tanaman.

Diversifikasi tanaman juga bisa meningkatkan pendapatan petani dengan mengakses pasar yang lebih luas dan
meningkatkan ketahanan pangan.

6. Menguatkan Kapasitas dan Akses ke Pengetahuan

Kebijakan yang meningkatkan akses petani ke pengetahuan, pelatihan, dan informasi teknis bisa membantu mereka
meningkatkan keterampilan serta kemampuan di dalam mengelola usaha pertanian.

Kegiatan ini mencakup penyuluhan pertanian, pelatihan teknologi pertanian yang modern, dan pendekatan berbasis
pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya alam.

7. Terus Mengadakan Penelitian di Bidang Pertanian

Penelitian di bidang pertanian bertujuan membangun kerangka strategi peningkatan kesejahteraan petani, terkait
kondisi petani, stakeholder pertanian, strategi yang dilakukan, dan ukuran kinerja, guna memberikan gambaran trend
manajemen strategis dalam peningkatan kesejahteraan petani.

Jawaban Soal 4

Krisis moneter 1997/1998 memiliki dampak yang sangat serius terhadap sektor perbankan di Indonesia, terutama
saat Bank Indonesia mengambil tindakan penghentian transaksi Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), menarik dana
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Berikut adalah
beberapa dampak utama dari tindakan-tindakan tersebut terhadap sektor perbankan:

1. Krisis Likuiditas

Penghentian transaksi SBPU dan penarikan dana BUMN secara signifikan mengurangi sumber pendanaan bagi bank-
bank. Karena bank umumnya bergantung pada pasar uang untuk mendapatkan dana, tindakan ini menciptakan krisis
likuiditas. Bank-bank menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan likuiditas harian mereka, yang dapat
menghambat kemampuan mereka untuk memberikan pinjaman dan memproses transaksi.

2. Stres Keuangan

Penarikan dana BUMN berdampak besar pada posisi keuangan bank, mengingat BUMN seringkali merupakan
nasabah besar bagi bank-bank tersebut. Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga SBI juga meningkatkan biaya
pendanaan bagi bank. Akibatnya, bank-bank mengalami tekanan keuangan yang signifikan, dengan penurunan laba
atau bahkan kerugian.
3. Kenaikan Kredit Bermasalah

Krisis ekonomi yang mendalam dan resesi yang terkait dengan krisis moneter menyebabkan banyak debitur
mengalami kesulitan dalam membayar kredit mereka. Ini mengakibatkan peningkatan kredit bermasalah di sektor
perbankan, merusak kualitas aset bank dan mengurangi kemampuan mereka untuk memberikan kredit baru.

4. Krisis Kepercayaan

Tindakan-tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan. Hal ini
mengurangi kepercayaan investor dan nasabah terhadap sektor perbankan, yang dapat memperburuk krisis dengan
lebih banyak penarikan dana dan investasi yang keluar.

5. Penurunan Kinerja Perbankan

Banyak bank mengalami penurunan signifikan dalam kinerja keuangan mereka, bahkan beberapa di antaranya
mengalami kebangkrutan. Peningkatan risiko kredit, tekanan likuiditas, dan krisis kepercayaan menyebabkan
sejumlah bank kesulitan untuk menjaga kelangsungan usaha mereka.

6. Intervensi Pemerintah

Untuk mengatasi krisis, pemerintah Indonesia harus melakukan intervensi aktif dalam sektor perbankan. Hal ini dapat
mencakup penyelamatan keuangan, penambahan modal, atau bahkan nasionalisasi bank yang mengalami kesulitan.

Jawaban Soal 5

Berikut peranan penting LKM Bagi UMKM :

1. Memberikan Pinjaman Modal Usaha

Salah satu peran utama lembaga keuangan mikro adalah untuk memberi pinjaman modal usaha kepada UMKM
masyarakat kecil.

Maka dari itu, apabila sudah memiliki modal yang cukup, maka LKM berperan dalam membantu mengembangkan
usaha masyarakat agar mendapatkan penghasilan dan mengontrol ekonomi sendiri.

Dengan demikian, saat meningkatnya jumlah usaha di masyarakat, maka akan semakin bertambah pula produktivitas
yang dijalani.

Melalui LKM, pemerintah berusaha menyediakan alternatif bagi masyarakat agar mendapatkan modal untuk usaha
dengan pencairan dana yang mudah tanpa bunga tinggi.

2. Menyediakan Layanan Simpanan dan Pengelolaan Keuangan

Menyediakan layanan penyimpanan dan mengelola dana dalam bentuk tabungan atau deposito.

Tujuannya yaitu, agar masyarakat bisa mengembangkan pendapatan dari usaha yang dijalankan, sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraannya.

3. Menyediakan Jasa Konsultasi Keuangan dan Bisnis

Menyediakan jasa konsultasi bagi kondisi keuangan dan bisnis masyarakat. Hal inilah yang jarang dimiliki institusi
lainnya.

Dalam hal ini, tujuan penyediaan jasa konsultasi oleh lembaga keuangan mikro adalah agar masyarakat dapat
mengembangkan usaha serta mengelola administrasi keuangannya dengan baik.

Referensi : BMP ESPA4314 Perekonomian Indonesia, https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/05/04/,


https://bisnis.tempo.co/read/1461833/, https://lipsus.kontan.co.id/v2/perbankan/,
https://www.quena.id/pendidikan/6658550850/

Anda mungkin juga menyukai