Anda di halaman 1dari 4

1.

Keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan ialah
sistem ekonomi pancasila digali berdasarkan hasil pemikiran bahwa sistem ekonomi
sangat terkait dengan ideologi, sistem nilai dan sosial budaya atau kelembagaan
masyarakat dimana sistem itu dikembangkan.Menurut mubyarto ekonomi pancasila
merupakan sistem ekonomi yang khas indonesia,yang digali dan dikembangkan
berdasar kehidupan ekonomi riil rakyat indonesia.Ekonomi pancasila adalah sistem
yang mengacu pada sila-sila dalam pancasila,yang terwujud dalam lima landasan
ekonomi, yaitu ekonomi moralistik (ber-ketuhanan),ekonomi kemanusiaan,ekonomi
nasionalisme,demokrasi ekonomi (ekonomi kerakyatan),dan diarahkan untuk
mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Sistem ekonomi kerakyatan mencerminkan suatu bagian dari sistem perekonomian


indonesia.Ekonomi kerakyatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kekuatan
ekonomi nasional yang bertumpu pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan
menitikberatkan pada kesejahteraan sosial pada kesejahteraan sosial melalui
perlindungan terhadap kaum yang kalah dalam persaingan.

Jelaskan faktor penyebab terjadinya krisis moneter 1997/ 1998?


Faktor penyebab terjadinya krisis moneter 1997/1998
Faktor internal
1.Defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke tahun.
Akibatnya, tekanan terhadap rupiah menjadi semakin kuat manakala
beban pembayaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa-jasa
asing semakin besar. Selama ini,defisit transaksi berjalan ditambal dengan arus
modal masuk yang cukup besar dalam bentuk investasi langsung dan investasi
portofolio.Tetapi setelah krisis kepercayaan terjadi,investor asing tidak ingin
menanggung kerugian maka ia membawa modalnya ke luar.
2.Tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi.
Selama kurun waktu empat tahun (1992-1996)inflasi kumulatif sebesar 39,1 persen,
sedangkan inflasi Amerika Serikat hanya 14,3 persen. Tetapi pada saat yang sama
depresiasi kumulatif rupiah senantiasa ditahan oleh otoritas moneter sebesar 15,57
persen.
Oleh karena itu rupiah sebenarnya overvaluasi karena depresiasi ditahan yakni sekitar
9,2 persen. Pemegang otoritas moneter merasa sangat yakin fundamental ekonomi
Indonesia sangat baik sehingga mereka tidak perlu melakukan kebijakan
devaluasi.

3.Utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak.Kebijakan utang luar negeri yang
dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan risiko yang
ditanggung dimasa depan.Pada pertengahan tahun 1980-an sesungguhnya kita telah
harus menghentikan utang luar negeri karena outflow negatif.Utang
pokokdancicilanyang harus dibayarkan setiaptahun lebih besar daripada utang
yangditerima setiap tahun.Kebijakan utang pemerintah ini ditiru oleh sektor swasta
yang celakanya lagi tidak dikontrol oleh pemerintah.Mereka berbondong-bondong
membuat utang luar negeri karena banyak modal negara maju yang menganggur.
Mereka tidak membuat perhitungan cara pengembaliannya dikemudian hari.

faktor eksternal krisis moneter


1.Pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS,Eropa,dan Jepang).Pada paruh kedua
dekade 1990-an terjadi pergerakan finansial dari Jepang dan Eropa ke AS karena
masalah perekonomian yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan
mata uang Eropa.

2. Institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang berkembang


secara global mengalami perkembangan luar biasa sehingga memiliki otoritas yang
lebih besar daripada negara berkembang seperti Indonesia.

3.Spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global.

3. Peranan pemerintah dalam pembangunan pertanian Indonesia adalah berupa


pembuatan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk memperbaiki kesejahteraan
petani.

1.Kebijakan Harga: Kebijakan Pangan Murah


Secara teoretis kebijakan harga dapat dipakai mencapai tiga tujuan,yaitu
1) Stabilisasi harga-harga hasil pertanian terutama pada tingkat petani,
2) Meningkatkan pendapatan petani melalui perbaikan dasar tukar (term of
trade),
3) Memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi.
Kebijakan harga yang diterapkan di Indonesia misalnya kebijakan harga beras
minimum dan harga beras maksimum. Kebijakan ini ditekankan untuk mencapai
tujuan yang pertama, yaitu stabilisasi harga hasil pertanian. Kebijakan umum yang
ditempuh pemerintah adalah kebijakan pangan murah. Hal ini dikaitkan dengan
strategi pembangunan ekonomi yang berorientasi untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi tinggi. Strategi ini dijalankan dengan mendorong industrialisasi yang
berbasis di wilayah perkotaan.Kebijakan ini justru menghambat perbaikan
kesejahteraan petani,selain juga tidak mendorong perkembangan ekonomi
pedesaan.

2.Kebijakan Pemasaran
Kebijakan pemasaran dilakukan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian yang
bertujuan ekspor,selain pengaturan distribusi sarana produksi bagi petani.
Pemerintah berusaha menciptakan persaingan yang sehat diantara pedagang
dengan melayani kebutuhan petani seperti pupuk,insektisida,pestisida,dan lain-
lain,sehingga petani dapat membeli sarana produksi tersebut dengan harga yang tidak
terlalu tinggi.Perubahan peranan pemerintah karena liberalisasi pertanian
telah mengecilkan kemampuan pemerintah dalam mengatur pasar,sehingga petani
kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi tersebut dengan harga yang
terjangkau.Hal ini misalnya diindikasikan dengan makin mahalnya harga pupuk,
yang sering disebabkan karena langkanya persediaan di pasaran padahal pemerintah
menjelaskan bahwa pasokan sarana produksi tersebut cukup memadai.

3.Kebijakan Struktural
Kebijakan struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur
produksi misalnya luas pemilikan lahan,pengenalan dan pengusahaan alat-alat
pertanian yang baru,dan perbaikan sarana pertanian yang umumnya baik prasarana
fisik maupun sosial ekonomi. Penguasaan aset produktif berupa lahan yang terlalu
kecil dan tidak merata mengakibatkan rendahnya produktivitas yang berimbas pada
sulitnya upaya peningkatan kesejahteraan petani kecil. Kebijakan pemerintah dalam
hal ini adalah dengan mengatur kembali distribusi pemilikan lahan (land reform)
yang diupayakan secara adil dan demokratis.Kebijakan lain yang dilakukan
pemerintah adalah dengan mengembangkan teknologi lokal dan mengenalkan
teknologi baru yang sesuai dengan kebutuhan petani melalui pelatihan-pelatihan dan
penyuluhan yang intensif.
Di samping itu, kebijakan yang terkait dengan upaya pemberdayaan petani adalah
kebijakan penanggulangan kemiskinan. Kebijakan ini ditempuh melalui pembuatan
program-program yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan
petani,memperkuat kelembagaan kelompok tani,dan mempermudah akses petani
miskin terhadap sarana produksi, pasar,dan pembiayaan usaha tani.Pola yang lazim
digunakan adalah pola kredit bergulir (revolving grant) yang diarahkan sebagai basis
pengembangan lembaga keuangan mikro.

5.Pentingnya peranan lembaga keuangan mikro bagi pelaku usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) yaitu dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat,
khususnya masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) diperlukan dukungan yang komprehensif dari lembaga
keuangan. Selama ini UMKM terkendala akses pendanaan ke lembaga keuangan
formal. Untuk mengatasi kendala tersebut, di masyarakat telah tumbuh dan
berkembang banyak lembaga keuangan non-bank yang melakukan kegiatan usaha
jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik yang didirikan
pemerintah atau masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan sebutan
lembaga keuangan mikro (LKM).

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan
untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik
melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan
usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

Kegiatan Usaha LKM


1. Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha.
2. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah.
3. LKM dapat melakukan kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Tujuan LKM:

1. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;


2. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat; dan
3. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama
masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah

Sumber referensi:

Anda mungkin juga menyukai