Keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi kerakyatan ialah
sistem ekonomi pancasila digali berdasarkan hasil pemikiran bahwa sistem ekonomi
sangat terkait dengan ideologi, sistem nilai dan sosial budaya atau kelembagaan
masyarakat dimana sistem itu dikembangkan.Menurut mubyarto ekonomi pancasila
merupakan sistem ekonomi yang khas indonesia,yang digali dan dikembangkan
berdasar kehidupan ekonomi riil rakyat indonesia.Ekonomi pancasila adalah sistem
yang mengacu pada sila-sila dalam pancasila,yang terwujud dalam lima landasan
ekonomi, yaitu ekonomi moralistik (ber-ketuhanan),ekonomi kemanusiaan,ekonomi
nasionalisme,demokrasi ekonomi (ekonomi kerakyatan),dan diarahkan untuk
mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
3.Utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak.Kebijakan utang luar negeri yang
dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan risiko yang
ditanggung dimasa depan.Pada pertengahan tahun 1980-an sesungguhnya kita telah
harus menghentikan utang luar negeri karena outflow negatif.Utang
pokokdancicilanyang harus dibayarkan setiaptahun lebih besar daripada utang
yangditerima setiap tahun.Kebijakan utang pemerintah ini ditiru oleh sektor swasta
yang celakanya lagi tidak dikontrol oleh pemerintah.Mereka berbondong-bondong
membuat utang luar negeri karena banyak modal negara maju yang menganggur.
Mereka tidak membuat perhitungan cara pengembaliannya dikemudian hari.
2.Kebijakan Pemasaran
Kebijakan pemasaran dilakukan untuk memasarkan hasil-hasil pertanian yang
bertujuan ekspor,selain pengaturan distribusi sarana produksi bagi petani.
Pemerintah berusaha menciptakan persaingan yang sehat diantara pedagang
dengan melayani kebutuhan petani seperti pupuk,insektisida,pestisida,dan lain-
lain,sehingga petani dapat membeli sarana produksi tersebut dengan harga yang tidak
terlalu tinggi.Perubahan peranan pemerintah karena liberalisasi pertanian
telah mengecilkan kemampuan pemerintah dalam mengatur pasar,sehingga petani
kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi tersebut dengan harga yang
terjangkau.Hal ini misalnya diindikasikan dengan makin mahalnya harga pupuk,
yang sering disebabkan karena langkanya persediaan di pasaran padahal pemerintah
menjelaskan bahwa pasokan sarana produksi tersebut cukup memadai.
3.Kebijakan Struktural
Kebijakan struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki struktur
produksi misalnya luas pemilikan lahan,pengenalan dan pengusahaan alat-alat
pertanian yang baru,dan perbaikan sarana pertanian yang umumnya baik prasarana
fisik maupun sosial ekonomi. Penguasaan aset produktif berupa lahan yang terlalu
kecil dan tidak merata mengakibatkan rendahnya produktivitas yang berimbas pada
sulitnya upaya peningkatan kesejahteraan petani kecil. Kebijakan pemerintah dalam
hal ini adalah dengan mengatur kembali distribusi pemilikan lahan (land reform)
yang diupayakan secara adil dan demokratis.Kebijakan lain yang dilakukan
pemerintah adalah dengan mengembangkan teknologi lokal dan mengenalkan
teknologi baru yang sesuai dengan kebutuhan petani melalui pelatihan-pelatihan dan
penyuluhan yang intensif.
Di samping itu, kebijakan yang terkait dengan upaya pemberdayaan petani adalah
kebijakan penanggulangan kemiskinan. Kebijakan ini ditempuh melalui pembuatan
program-program yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan
petani,memperkuat kelembagaan kelompok tani,dan mempermudah akses petani
miskin terhadap sarana produksi, pasar,dan pembiayaan usaha tani.Pola yang lazim
digunakan adalah pola kredit bergulir (revolving grant) yang diarahkan sebagai basis
pengembangan lembaga keuangan mikro.
5.Pentingnya peranan lembaga keuangan mikro bagi pelaku usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) yaitu dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat,
khususnya masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) diperlukan dukungan yang komprehensif dari lembaga
keuangan. Selama ini UMKM terkendala akses pendanaan ke lembaga keuangan
formal. Untuk mengatasi kendala tersebut, di masyarakat telah tumbuh dan
berkembang banyak lembaga keuangan non-bank yang melakukan kegiatan usaha
jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik yang didirikan
pemerintah atau masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan sebutan
lembaga keuangan mikro (LKM).
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan
untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik
melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan
usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.
Tujuan LKM:
Sumber referensi: