Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Yahya Habibillah Samaky

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042490123

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4314/ Perekonomian Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : Yogyakarta

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Faktor internal dan eksternal penyebab krisis moneter
a. Internal
• Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah yang terwujud dalam penerapan regulasi sangat
mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi pada suatu negara. Pemerintah
melalui regulasi-regulasi yang disusun seharusnya dapat menyeimbangkan
peranan pihak swasta dalam perdagangan,industri dan alat-alat produksi.
Bertujuan untuk mencegah agar pihak swasta tidak terlalu banyak mengambil
keuntungan. Karena apabila pihak swasta terlalu banyak mengambil keuntungan
maka akan berpotensi menyebabkan krisis moneter
• Kondisi politik
Menyebabkan perpecahan dalam masyarakat yang dikarenakan adanya
perbedaan pendapat. Akibatnya, kondisi negara menjadi tidak stabil dan tidak
menutup kemungkinan terjadinya kerusuhan. Dalam keadaan CHAOS seperti itu
maka para investor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri Oma
enggan berinvestasi pada negara dan memilih untuk berinvestasi ke negara lain
sehingga kondisi politik kembali kondusif
• Inflasi
inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka
tertentu. Faktor penyebab inflasi antara lain peningkatan kebutuhan, dorongan
biaya, peningkatan harga rumah, jumlah uang fiat yang beredar
• Sistem perbankan
Lemahnya sistem perbankan yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis
moneter pada tahun 1997-1998. Pada masa itu sebagai dampak dari paket
deregulasi perbankan Oktober 1988 setiap orang dapat mendirikan bank hanya
dengan berbekal modal 1 miliar sehingga banyak bank baru bermunculan
• Masalah pada sektor produksi
Lemahnya alokasi aset atau faktor-faktor produksi yang menyebabkan
kesenjangan produktifitas dan ketidakseimbangan pada struktur produksi
menjadi potensi penyebab krisis moneter
b. Eksternal
• Krisis ekonomi global
Suatu negara dapat mengalami krisis moneter sebagai dampak dari krisis ekonomi
global atau krisis yang dialami oleh negara-negara lain.
Misalnya. 2 krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang dialami oleh negara-negara di
Asia, dan dan Chris ekonomi pada tahun 2008 atau dikenal krisis SUBPRIME
MORTGAGE yang dialami oleh Amerika
• Hutang luar negeri
Negara maju memasang tingkat bunga pinjaman yang rendah dengan tujuan
menarik perhatian debitur. Rendahnya bunga pinjaman biasanya bersamaan
dengan jangka waktu yang pendek, karena dapat memicu ketergantungan hutang
suatu negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan pinjaman dana
untuk membiayai proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur. Tanpa
menyadari kenyataan bahwa pinjaman dana dalam jumlah besar dan jangka
waktu pendek dapat memicu terjadinya krisis finansial

2. Kebijakan liberasi pertanian yang diterapkan pemerintah cenderung merugikan petani dalam
negeri
Kurang lebih ada 3 penyebab kebijakan tersebut merugikan petani dalam negeri, antara lain:
• Pengurangan dukungan domestik
pengurangan total atas subsidi domestik yang dianggap “mendistorsi
perdagangan” berkisar 20% dari ukuran dukungan agrerat dari acuan tahun 1986-
1988.
• Pengurangan subsidi ekspor (jumlah subsidi ekspor akan dikurangi 20%)
• Perluasan akses pasar seluruh hambatan impor akan dikonversikan ke tarif dan
dikurangi 36% selama 6 tahun (negara maju) dan 24% selama 10th (negara
berkembang)
3. Cara pemerintah menyehatkan perbankan Indonesia pasca krisis moneter
• Rencana Kasimo
Menteri urusan badan makanan yang bernama I.J Kasimo menyusun sebuah program
yang dinamai rencana Kasimo. Program ini adalah rencana produksi berjangka waktu
3 tahun mengenai usaha swasembada pangan. Bertujuan meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan produksi pangan
• Badan perancang ekonomi ( Planning board)
Badan ini diusulkan oleh menteri kemakmuran yang bernama A.K Gani. Badan ini
bertugas untuk menyusun rencana pembangunan ekonomi yang berjangka waktu 2
sampai 3 tahun yang kemudian disepakati sebagai rencana pembangunan
perkebunan dan industri milik negara serta penyitaan perusahaan milik Jepang
sebagai ganti rugi terhadap Indonesia
• Pinjaman nasional
Program ini diwujudkan dengan pendirian Bank tabungan pos. Tugas Bank tabungan
pos adalah menyalurkan pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah dan memberikan pinjaman berjangka melalui rumah
gadai. Bertujuan mengumpulkan dana bagi kepentingan perjuangan dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah Indonesia
• konferensi ekonomi
mengatasi permasalahan ekonomi yang mendesak
• kebijakan Oeang Republik Indonesia (ORI)
Pemberlakuan mata uang Indonesia sebagai alat tukar resmi dan diberlakukan
pelanggaran penggunaan mata uang NICA dan diganti dengan ORI

4. Hubungan lembaga keuangan micro dengan tingkat kemiskinan


Menurut Direktorat Pembiayaan Departemen Pertanian (Deptan) tahun 2004,
pengembangan LKM dilakukan dengan dasar semangat untuk membantu dan memfasilitasi
masyarakat miskin, baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif (Susila, 2007)
Pelayanan keuangan tersebut dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin dalam
meningkatkan ketahanan keuangan mereka (financial security), sehingga akan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk memanfaatkan adanya peluang usaha serta memfasilitasi
pertumbuhan usaha mereka (ashar, 2008). Semakin banyak keberadaan LKM akan semakin
mempermudah akses bagi masyarakat khususnya yang miskin dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan mereka. Pada akhirnya permasalahan kemiskinan dapat berkurang seiring
dengan meningkatnya keberadaan LKM
5. Latar belakang dan dampak tax amnesty bagi pemerintah pada pemerintahan Joko Widodo
• Latar belakang
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat utama dan penting untuk
menopang Pembangunan di dalam negeri. Sumber penerimaan Negara terbesar
berasal dari pembayaran pajak. Kebanyakan masyarakat di Indonesia yang masih
sangat kurang sadar pajak mungkin dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang
pentingnya manfaat membayar pajak , atau mungkin juga dikarenakan kurang
percayanya terhadap alokasi dana pajak yang dibayarkan kepada pemerintah.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mengadakan program
kebijakan pengampunan pajak atau biasa disebut dengan tax amnesty pada tanggal 1
juli 2016 yang disahkan oleh presiden Joko Widodo
Tax amnesty merupakan suatu kebijakan pemerintah di bidang perpajakan dengan
melakukan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar tebusan
dalam jumlah tertentu dengan tujuan memberikan kesempatan kepada wajib pajak
yang tidak patuh terhadap pajak menjadi patuh, selain itu juga dapat menambah
penerimaan suatu negara. Kebijakan Tax Amnesty pertama kali berlaku di Indonesia
pada tahun 1964
• Dampak
Banyak optimisme pengusaha mulai bangkit dan optimis dengan adanya program
yang sangat membantu mereka dalam menangani permasalahan pajak ini. Dengan
hal ini, hambatan mereka dalam berinvestasi akan hilang dan membuka lebar
peluang mereka mengembangkan bisnisnya kembali dengan jalan yang baik

Daftar Pustaka

Hamid, E, S. (2018). Perekonomian Indonesia. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.


Sari, B, N, A, D. (2016). Implementasi Tax Amnesty (studi kasus pada kantor wilayah direktorat
jendral pajak jawa timur III). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Yuta, R. (2014). Keterkaitan Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Usaha Mikro dan Kecil (UMK) serta
Kemiskinan di Indonesia Tahun 2012. JEKT. Vol 7 (2): 137-144.
Ashar, K. (2008). Efisiensi dan kesinambungan finansial lembaga kredit mikro non-bank. Journal of
Indonesian Applied Economics. Vol. 2 (187-197)
Susila, I. (2007). Analisis Efisiensi Lembaga Keuangan Mikro. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 8
(2). Hal: 223-242.

Anda mungkin juga menyukai