Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama : Yahya Habibillah Samaky


NIM : 042490123
Nama Mata Kuliah : Pengantar Bisnis
Kode Mata Kuliah : EKMA4111
Dosen/Tutor : Budiman Imran, S.Sos.I., M.M.
pengampu

1. Perbedaan ISO 9000 dan ISO 14000


Banyak orang yang mengatakan bahwa ISO merupakan singkatan dari International
Organization for Standardization, padahal ISO bukan merupakan singkatan. ISO berasal dari
bahasa Yunani isos yang berarti sama. Penggunaan kata ISO agar mempermudah dalam
penyebutan untuk International Organization for Standardization, berdasarkan pertimbangan
beraneka ragamnya budaya dan bahasa dari negara-negara di seluruh dunia. Pengertian dari ISO
sendiri adalah “organisasi internasional khusus dalam hal standarisasi” (Nasution, 2001). Jadi ISO
merupakan sebuah organisasi bertaraf internasional yang khusus bergerak dalam bidang
standarisasi
Seperti halnya organisasi lainnya, ISO juga mempunyai suatu tujuan. Adapaun tujuan ISO
adalah “mengembangkan dan mempromosikan standar-standar untuk umum yang berlaku secara
internasional” (Nasution, 2001).
ISO mempunyai beberapa seri yang disesuaikan dengan bidang yang dikelola oleh suatu
organisasi, dari beberapa seri ISO tersebut terdapat sebuah seri yang berkaitan dengan mutu dan
lingkungan. Seri ISO yang berkaitan dengan mutu tersebut adalah seri ISO 9000 dan ISO yang
berkaitan dengan lingkungan adalah ISO 14000. Pada dasarnya kedua seri ISO ini sama-sama
memiliki fokus pada penjaminan mutu. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan dalam hal
aplikasinya di sisi perusahaan atau organisasi yang ingin menerapkan sebuah standar kualitas
ISO 9000
Nasution (2001) menjelaskan bahwa ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar-standar
internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan untuk penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk
menjamin bahwa pemasok (perusahaan) akan menyerahkan barang dan / atau jasa yang memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan. Pengertian tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh
Perry L. Johnson (1997) bahwa “ISO 9000 is a series of quality assurance standards that were
created by the International Organization for Standardization, based in Geneva, Switzerland”.
Artinya bahwa ISO 9000 merupakan serangkaian standar sistem kualitas yang diciptakan oleh
Internatinal Organization for Standardization yang berbasis di Jenewa, Swiss
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ISO 9000 merupakan suatu standar
yang memegang peranan penting dalam bidang sistem mutu, khususnya yang membahas
pengenda1ian langkah-langkah produksi atau pelayanan dalam lingkup produk atau jasa
ISO 9000 sangat penting dimiliki bagi perusahaan yang ingin memasarkan produk serta jasanya
ke pasar Eropa. Tak cuma perusahaan, pemasok pun mesti memiliki sertifikat ISO 9000 untuk bisa
menembus regulasi bisnis di benua biru. Sebab, Eropa sangat ketat kala berbicara tentang mutu
sebuah produk. Kepemilikan ISO 9000 pun tidak bisa menjamin seberapa baik kualitas barang atau
jasa. Mengingat ISO 9000 hanya memantau hal-hal di balik layar. Untuk itu, terdapat produk
turunannya seperti ISO 9001 dan ISO 9004 untuk kualitas barang maupun jasa
ISO 9001 bisa digunakan oleh perusahaan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kepuasan
konsumen. Apa pun jenis produknya, seberapa pun skala usahanya, ISO 9001 dibuat secara umum
untuk bisa digunakan siapapun. Sementara ISO 9004 lebih kepada pedoman bagi perusahaan yang
kesulitan melakukan pengembangan produk. Klausul pada ISO 9004 tidak menjadi dasar
standarisasi, karena sifatnya hanya sebagai penyumbang saran semata
Wahyuni (2019) memaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan terkait ISO 9000 ini,
diantara nya:
Kelebihan:
• Struktur dan tanggung jawab organisasi yang jelas
• Peningkatan produktifitas
• Perbaikan efisiensi
• Pengurangan biaya dan pemborosan
• Pengendalian manajemen yang lebih baik
• Memperbaiki struktur koordinasi
• Mendukung pengambilan keputusan
• Meningkatkan motivasi personel
• Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar
• Kemungkinan memasuki pangsa pasar baru dan mendapatkan pelanggan baru
• Memelihara dan meningkatkan kepuasan pelanggan
• Meningkatkan kepercayaan dan reputasi organisasi/pelanggan
Kekurangan:
• Biaya untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9000 yang tinggi
• Dokumentasi dalam bentuk kertas yang meningkat dan jadi menumpuk
• Tidak ada perhatian terhadap pengembangan personel
• Memperkecil kreatifitas dan pemikiran kritis karena karyawan hanya disuruh
mengikuti prosedur dan aturan yang tertera dalam seritifikasi tersebut
Meski demikian penerapan sertifikat ISO 9000 telah diyakini memberikan dampak yang positif
bagi kinerja organisasi karena terjadinya proses continuous improverment dalam sistem kinerja,
sistem koordinasi dan sistem pembentukan budaya kerja yang lebih baik. Menurut penelitian yang
dilakukan P.T. Sucofindo dan Pusat Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian dan
Perdagangan pada tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang telah
memperoleh sertifikat ISO 9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000 telah memicu
terjadinya beberapa dokumentasi, peningkatan proses, hubungan kerja yang lebih baik, focus
terhadap konsumen, mengurangi scarpt product, peningkatan produktivitas, peningkatan kepuasan
pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar
ISO 14000
Herry dan Djoni (2002) menjelaskan ISO 14000 merupakan standar internasional tentang
sistem manajemen lingkungan secara umum, sedangkan untuk bidang konstruksi masih didukung
oleh adanya konsep konstruksi berkelanjutan (sustainable construction). Dan jika menurut Wahyu
(2019) ISO 14000 merupakan merupakan standar pengelolaan lingkungan yang sifatnya sukarela
meskipun sebagian besar konsumen nya memberikan syarat
ISO 14000 disusun agar perusahaan bisa mengurangi dampak buruk aktivitas produksi mereka
terhadap lingkungan. Misalnya, aktivitas mereka sebisa mungkin tidak mencemari tanah, air, dan
udara di sekitar mereka. Tujuan terpenting konsep standarisasi ISO 14000 adalah untuk
menggalakan tata kelola lingkungan yang efisien. Sehingga perusahaan diharapkan memiliki
perangkat produksi yang hemat, memiliki basis secara sistem, dan juga fleksibel.
Dengan adanya ISO 14000, kini setiap perusahaan di dunia memiliki visi yang sama tentang
tanggung jawab lingkungan. Sebab, ISO 14000 bersifat universal dan bisa digunakan di belahan
dunia manapun. Sehingga, penggunaan sertifikat ISO 14000 juga menjadi tanda bahwa tata kelola
lingkungan yang dimiliki sebuah perusahaan sudah berkelas internasional. Dalam
perkembangannya, ISO sebagai induk organisasi, terus mengupayakan agar standar ISO 9000 dan
ISO 14000 bisa dilebur menjadi satu. Caranya dengan menambahkan tanggung jawab lingkungan
dan sosial ke dalam salah satu klausul di dalam ISO 9000
Herry dan Djoni (2002) membeberkan beberapa keuntungan dari ISO 14000. Antaranya:
• Perlindungan lingkungan (mengurangi limbah, optimalisasi penggunaan sumber-
sumber alam, membantu mengatasi isu-isu lingkungan global)
• Dasar persaingan yang setara ISO 14000 akan mengurangi sekecil mungkin timbulnya
perbedaan pembiayaan lingkungan oleh sebab perbedaan sistem/geografi
• Kesesuaian terhadap peraturan-peraturan yang ada dengan menggunakan sertifikat ISO
14000 dalam pengelolaan lingkungan terbuka kesempatan dan kesesuaian dokumen-
dokumen dalam mendukung peraturan yang ada
• Terbentuknya sistem manajemen yang efektif dengan adanya bermacam-macam
tuntutan terhadap perusahaan tentang pengelolaan lingkungan hidup
• Memiliki kekuatan pasar (mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan,
meningkatkan peran pasar/market share, memenuhi persyaratan konsumen, membuka
peluang investasi
• Pengurangan biaya dasar utama dalam penekanan biaya dengan mengurangi
penanganan bahan kimia dan sisa-sisa/limbah lainnya, lebih sedikit bahan
kimia/limbah akan semakin sedikit biaya dan semkain tinggi tingkat mutu air/tanah
• Mengembangkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan dimilikinya sertifikat
ISO 14000
Berikut merupakan perbedaan ISO 9000 dan ISO 14000

• ISO 14000 merupakan koleksi praktik terbaik untuk mengatur pengaruh organisasi
terhadap lingkungan
• ISO 14000 tidak menentukan tingkat kinerja. ISO 14000 adalah sistem manajemen
lingkungan
• (environmental management system-EMS). Persyaratan untuk sertifikasi meliputi
kepemilikan
• kebijaksanaan lingkungan, kepemilikan sasaran pengembangan tertentu, pengadaan audit
program
• lingkungan, dan pemeliharaan tinjauan proses manajemen puncak. Sedangkan,
• ISO 9000 merupakan nama umum yang diberikan untuk manajemen yang berkualitas dan
standar
• terjamin. standar terkini disebut ISO 9000: 2004. Standar tersebut mewajibkan perusahaan
untuk
• menentukan kebutuhan pelanggan, termasuk pengaturan dan persyaratan hukum.
Perusahaan juga
• harus membuat susunan komunikasi untuk menangani isu-isu seperti keluhan. Standar lain
melibatkan
• kontrol proses, pengujian produk, penyimpanan, dan pengiriman. Meningkatkan kualitas
adalah
• investasi yang dapat terbayar dalam hubungan pelanggan yang lebih baik dan penjualan
yang lebih tinggi
2. Manajemen strategis
Arnoldo C Hax dan Nicholas S Majluk dalam bukunya “Strategic Management”
mendefinisikan manajemen strategis sebagai cara menuntun organisasi/perusahaan pada sasaran
utama pengembangan nilai korporasi, kapabilitas manajerial, tanggung jawab organisasi, dan
sistem administrasi yang menghubungkan pengambilan keputusan strategis dan operasional pada
seluruh tingkat hierarki, dan melewati seluruh lini bisnis dan fungsi otoritas perusahaan
Ansof (dalam Hutabarat dan Huseini, 2006) dalam bukunya “Implementing Strategic
Management” mendefinisikan manajemen strategis sebagai proses manajemen, hubungan antara
perusahaan dengan lingkungan, terdiri dari perencanaan strategis, perencanaan kapabilitas, dan
manajemen perubahan
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan yang merumuskan
(memformulasikan), mengimplementasikan, dan menilai keputusan-keputusan yang cross-
functional yang memungkinkannya suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya (objectives).
Istilah manajemen strategis digunakan di banyak perguruan tinggi dan universitas-universitas
sebagai anak judul (subtitle) untuk mata kuliah penutup (capstone course) pada jurusan
administrasi bisnis, Kebijakan Bisnis (Business Policy), yang mengintegrasikan materi dari semua
disiplin ilmu bisnis
dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian pun sebuah organisasi dapat mencapai tujuan
organisasinya dengan menerapkan manajemen strategis. Sekalipun, manajer puncak adalah yang
paling berperan dalam manajemen strategis, akan tetapi manajer puncak tidak dapat melepaskan
diri dari tingkatan manajer lainnya, baik manajer menengah maupun bagian operasional. Semua
harus berpartisipasi dalam menyusun dan menjalankan keputusan yang telah diambil termasuk
mengontrolnya. Selain kerja sama di internal organisasi juga perlu ditekankan agar melakukan
kerja sama dengan lingkungan eksternal atau pihak-pihak diluar organisasi. Untuk organisasi
publik perlu diadakan sebuah kerja sama dengan organisasi lainnya seperti pihak swasta, LSM,
akademisi, maupun stakeholders lainnya
Manfaat manajemen strategi menurut Pearce and Robinson (1997)adalah:

• mengantisipasi peluang dan ancaman dari perubahan lingkungan pada masa mendatang
• gambaran pada anggota organisasi tentang arah dan tujuan organisasi pada masa
mendatang
• memonitor apa yang terjadi dalam organisasi sehingga apabila organisasi tersebut
menghadapi masalah, dapat dengan segera diketahui akar permasalahannya yang akan
memudahkan untuk mencari solusinya
sedangkan menurut Nugraha (2014) manfaat yang diperoleh organisasi dengan menerapkan
manajemen strategis adalah:

• meningkatkan performa organisasi


• memperbaiki proses manajemen dan partisipasi di dalam organisasi
• memperbaiki pengambilan keputusan
• memperbaiki sikap, disiplin, dan motivasi individu di dalam organisasi
• memperbaiki antisipasi dan kepedulian terhadap masa depan dan peluang yang terjadi
• menentukan batas usaha/bisnis/kewenangan yang akan dilakukan
keterlibatan manajer publik dalam proses perencanaan strategis akan menimbulkan beberapa
resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen, berikut beberapa resiko
dalam manajemen strategis menurut Nugraha (2014):
• Waktu yang digunakan para manajer organisasi publik dalam proses manajemen
strategis mungkin mempunyai pengaruh negatif dalam tanggung jawab operasional
• Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam penerapannya,
maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk keputusan-keputusan yang
diambil dalam proses perencanaan
• Akan timbul kekecewaan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan
strategi karena tidak tercapainya tujuan dan harapan mereka
Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut, para manajer publik perlu dilatih untuk mengamankan
atau memperkecil timbulnya resiko dengan beberapa cara:

• melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat


mengalokasikan waktu dengan lebih efisien
• Membatasi para manajer publik di level menengah dan bawah dalam proses
perencanaan, untuk membuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar
dapat dilaksanakan oleh mereka dan bawahannya
• Mengantisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau
peningkatan dalam penghargaan/kesejahteraan
Manajemen strategis memiliki beberapa tahap proses, diantaranya:

• Analisis lingkungan
Analisis lingkungan merupakan sebuah langkah awal dalam proses manajemen strategis
guna mempelajari karakteristik lingkungannya sendiri. Lingkungan sangat
memepengaruhi sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya (analisis SWOT)
• Menentukan dan menetapkan arah organisasi
Menentukan arah organisasi dengan melihat dari visi dan misi organisasi
• Formulasi strategi
Penyusunan rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana ini bersifat
jangka pendek, menengah dan jangka panjang
• Implementasi strategi
Penjabaran rencana-rencana strategis dalam bentuk tindakan
• Pengendalian strategi
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap manajemen strategis untuk melihat apakah
terdapat sebuah kesalahan atau kekurangan dalam manajemen strategis sehingga dapat
dilakukan perbaikan pada proses selanjutnya dan untuk memastikan agar sistem yang
sedang berjalan berfungsi sebagaimana mestinya
Daftar Pustaka
Asnoff, H. et, Al. (1990). Implementing Strategic Manajement. London: Prentice Hall International
Herry, P. C. & Djoni, C. (2002). Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14000) dan
Kemungkinan Implementasinya oleh para Kontraktor Kelas A di Surabaya. Dimensi
Teknik Sipil. Vol. 4 (2). Hal:77-84
Hutabarat, J & Huseini, M. (2006). Manajemen Strategis Kontemporer. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Johnson, P, L (1997). Meeting The International Standard. Swiss
Nasution, M, N. (2001). Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Nugraha, Q. (2014). Manajemen Strategis Pemerintahan. In: Manajmene Strategis. Jakarta: Universitas
Terbuka
Pierce II, J. A. et. al. (1997). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian jilid I.
Jakarta: Bina Rupa
Tim. (2017). ISO 14000. http://kelompokmo10.blogspot.com/2017/11/iso-14000.html
Wahyu, D, A. (2019). Pengantar Bisnis. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Wulandari, S, et. Al. (2014). Pengelolaan kualitas lingkungan “ISO 9000 dan ISO 14000”. Padang:
Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai