Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL ONLINE 1

MATA KULIAH :
ESPA4314, PEREKONOMIAN INDONESIA

OLEH :

NAM : ABDUL
A HAFID

NIM : 049365424
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
2023

SOAL Dan JAWABAN :

1 • Jelaskan keterkaitan antara sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi


kerakyatan !

Dalam sistem ekonomi Pancasila, nilai-nilai Pancasila menjadi acuan dalam


mengatur kegiatan ekonomi, sementara dalam sistem ekonomi kerakyatan,
partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu prinsip utama yang dijunjung
tinggi.

Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kesejahteraan


masyarakat dan pemerataan ekonomi, namun cara dan prinsip-prinsip yang
diterapkan sedikit berbeda.
Oleh karena itu, keduanya dapat dianggap sebagai sistem ekonomi yang sejalan
dan saling melengkapi dalam upaya mencapai tujuan yang sama.

2 • Jelaskan faktor penyebab terjadinya krisis moneter 1997/ 1998?

Penyebab krisis moneter 1998 adalah karena harga aset mengalami penurunan,
bisnis dan konsumen kesulitan membayar utang, serta lembaga keuangan yang
kekurangan likuiditas.

Krisis keuangan juga disertai dengan kepanikan investor yang menjual aset atau
menarik uang dari rekening tabungan karena takut nilainya menurun.

Di samping itu, krisis moneter turut dipengaruhi oleh runtuhnya gelembung


keuangan spekulatif, jatuhnya pasar saham, gagal bayar pemerintah, dan krisis
mata uang.

Kronologis krisis moneter di Indonesia diawali dengan lumpuhnya perekonomian


negara yang terjadi sejak awal Juli 1997.

Selain itu, ada berbagai permasalahan yang dialami Indonesia pada saat itu,
seperti krisis valuta asing, musim kering berkepanjangan, hama, kebakaran hutan
besar-besaran, dan lain sebagainya.

Pada saat yang bersamaan, kurangnya transparansi dan data menyebabkan


masuknya dana luar negeri terjadi secara besar-besaran.

Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang sebagian besar
merupakan kredit dengan jatuh tempo jangka pendek.

Penyebab Krisis Moneter 1998

Berbagai penyebab krisis moneter 1998 yang membuat negara Indonesia


mengalami keterpurukan dalam hal ekonomi.

Adapun penyebab krisis moneter 1998 di Indonesia, di antaranya yaitu:

A. Nilai Rupiah Menurun


Krisis moneter ini sebenarnya sudah terlihat sejak tahun 1997, tepatnya pada
bulan Agustus.

Hal tersebut ditandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing, khususnya dolar Amerika Serikat.

Mata uang rupiah mengalami penurunan drastis dari rata-rata Rp2.450 pada Juni
1997 menjadi Rp13.513 di akhir Januari 1998.

Selain itu, cadangan devisa negara juga tidak mampu untuk menahan gejolak
penurunan nilai mata uang rupiah.

B. Tingginya Utang Luar Negeri

Penyebab krisis moneter 1998 yang berikutnya adalah besarnya utang luar negeri,
terutama pada sektor swasta.

Pada Maret 1998, total utang luar negeri Indonesia yaitu sebesar 138 miliar dolar
Amerika Serikat, di mana setengah dari jumlah tersebut ialah milik swasta.

Lebih buruknya lagi, sepertiga dari utang tersebut bersifat jangka pendek dan
akan jatuh tempo pada akhir tahun 1998.

Tak hanya itu, cadangan devisa negara pada saat itu hanyalah sekitar 14,4 miliar
dolar Amerika Serikat, sehingga tidak cukup untuk membayar kembali utang dan
suku bunganya.

C. Pemerintah Kurang Tanggap

Penyebab krisis moneter 1998 juga dipengaruhi oleh tata kelola pemerintah
dalam menyelesaikan masalah perekonomian yang kian memburuk.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik yang masih berputar pada pemilihan
umum terakhir dan kesehatan Presiden Soeharto saat itu.

D. Solusi IMF Gagal

Berbagai pihak telah banyak memberikan kritik terhadap IMF terkait krisis yang
terjadi di Asia. Adapun beberapa keluhan tersebut, di antaranya:
Meskipun program IMF terlalu seragam, masalah yang dihadapi setiap negara
tidak sama persis

Program IMF terlalu melanggar kedaulatan negara donor dan bantuan yang
diberikan tidak memberikan dampak baik, terutama di Indonesia, Thailand, serta
Korea Selatan

Setelah melihat program yang diterapkan pada tiga negara tersebut, timbul kesan
bahwa IMF tidak memahami secara mendalam terkait penyebab krisis moneter
1998.

Hal itulah yang membuat mereka tidak bisa memberikan jalan keluar secara
tepat. Salah satu pemecahan masalah standar dari IMF adalah menuntut adanya
surplus anggaran belanja negara.

Padahal, Indonesia dalam hal anggaran belanja negara pada tahun 1996 -1997
hampir selalu surplus, meskipun ditutupi dengan bantuan dari luar negeri.

Peristiwa ini menjadi salah satu ujian terberat Indonesia. Krisis moneter dan
ekonomi menyebabkan berbagai gangguan keamanan serta ketertiban.

Pada situasi tersebut, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional


(Bappenas) mampu menemukan cara mengatasi krisis moneter 1998 dengan
tepat.

3 • Kebijakan dan strategi pembangunan pertanian dalam


mengatasibpermasalahan liberalisasi pertanian di Indonesia sangat diperlukan.
Salah satunya demi kesejahteraan para petani Indonesia. Tentukanlah kebijakan
yang dapat dilakukan pemerintah dalam upaya menyejahterakan Petani?
Kebijakan untuk Menyejahterakan Petani di Indonesia

Pemerintah dapat menerapkan beberapa kebijakan untuk meningkatkan


kesejahteraan petani di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh kebijakan
yang dapat dilakukan:
Subsidi pupuk dan benih : Pemerintah dapat memberikan subsidi untuk pupuk
dan benih kepada petani. Hal ini akan membantu mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan produktivitas pertanian.

A. Peningkatan akses ke pasar : Pemerintah dapat membangun infrastruktur


yang memudahkan petani untuk mengakses pasar, seperti jalan dan transportasi
yang baik. Selain itu, pemerintah juga dapat membantu petani dalam
memasarkan produk pertanian mereka.

B. Pengembangan teknologi pertanian : Pemerintah dapat mengalokasikan dana


untuk penelitian dan pengembangan teknologi pertanian. Hal ini akan membantu
petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha pertanian mereka.

C. Pengembangan kelembagaan pertanian : Pemerintah dapat membantu petani


dalam membentuk kelompok tani atau koperasi pertanian. Kelembagaan ini dapat
membantu petani dalam memperoleh akses terhadap pembiayaan, pelatihan, dan
informasi yang diperlukan.

D. Pengembangan pasar domestik : Pemerintah dapat mendorong konsumsi


produk pertanian lokal melalui kampanye dan promosi. Hal ini akan membantu
meningkatkan permintaan dan harga produk pertanian, yang pada gilirannya akan
meningkatkan pendapatan petani.

E. Pengelolaan risiko pertanian : Pemerintah dapat memberikan perlindungan


terhadap risiko yang dihadapi petani, seperti bencana alam atau fluktuasi harga.
Hal ini dapat dilakukan melalui program asuransi pertanian atau dana hemat.

F. Peningkatan akses ke pendidikan dan pelatihan : Pemerintah dapat


memberikan akses yang lebih baik ke pendidikan dan pelatihan pertanian bagi
petani. Hal ini akan membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petani dalam mengelola usaha pertanian mereka.

Kebijakan-kebijakan ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani di


Indonesia dengan mengurangi beban biaya produksi, meningkatkan akses ke
pasar, dan meningkatkan produktivitas pertanian.
4 • Jelaskan dampak krisis moneter 1997/ 1998 terhadap perbankan saat Bank
Indonesia melakukan penghentian transaksi Surat berharga pasar uang menarik
dana BUMN dan menaikkan suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI)?
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997/1998 mempunyai dampak yang
signifikan terhadap perbankan di Indonesia. Salah satu tindakan yang dilakukan
Bank Indonesia (BI) saat itu adalah melakukan izin transaksi Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), menarik dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan menaikkan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dampak dari tindakan tersebut adalah
sebagai berikut:

A. Ketidakstabilan Likuiditas : Penghentian transaksi SBPU menyebabkan


likuiditas perbankan menurun drastis. Bank-bank mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan likuiditasnya, sehingga menghambat kemampuan mereka
untuk memberikan pinjaman kepada nasabah.

Penurunan Kredit : Dampak dari likuiditas yang terbatas adalah penurunan


ketersediaan kredit. Bank-bank lebih menjadi hati-hati dalam memberikan
pinjaman, sehingga mengurangi modal akses bagi pelaku usaha dan masyarakat
umum. Hal ini berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.

B. Kenaikan Risiko Kredit : Krisis moneter juga menyebabkan peningkatan risiko


kredit. Banyak perusahaan dan individu mengalami kesulitan dalam membayar
utang mereka, sehingga meningkatkan risiko kredit bagi bank. Hal ini berpotensi
menyebabkan peningkatan jumlah kemacetan kredit dan kerugian bagi
perbankan.

C. Penurunan Nilai Aset : Krisis moneter juga berdampak pada penurunan nilai
aset perbankan. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyebabkan
penurunan nilai aset yang dihargai dalam mata uang asing. Hal ini berdampak
negatif pada kekuatan modal perbankan dan kemampuan mereka untuk bertahan
dalam kondisi krisis.

D. Kenaikan Suku Bunga : Kenaikan suku bunga SBI oleh Bank Indonesia
bertujuan untuk
menstabilkan nilai tukar rupiah dan mengendalikan inflasi. Namun hal ini juga
berdampak pada peningkatan beban bunga bagi perbankan. Bank-bank harus
membayar bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh dana, sehingga
mengurangi keuntungan mereka.

Kesimpulannya, dampak krisis moneter 1997/1998 terhadap perbankan sangat


signifikan. Likuiditas yang terbatas, penurunan kredit, kenaikan risiko kredit,
penurunan nilai aset, dan kenaikan suku bunga merupakan beberapa dampak
utama yang dirasakan oleh perbankan saat itu. Dampak ini berdampak negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perbankan secara keseluruhan.

5 • Jelaskan pentingnya peranan lembaga keuangan mikro bagi pelaku usaha


mikro kecil dan menengah (UMKM)?
Lembaga keuangan mikro (LKM) memiliki peran yang penting bagi pelaku usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM). Berikut adalah beberapa alasan mengapa
LKM penting bagi UMKM:

A. Akses keuangan yang lebih mudah : UMKM seringkali menghadapi kesulitan


dalam mendapatkan akses keuangan dari lembaga keuangan konvensional. LKM
hadir untuk memberikan akses keuangan yang lebih mudah bagi UMKM,
termasuk pinjaman modal usaha, kredit, dan layanan keuangan lainnya.

B. Peningkatan modal usaha : LKM memberikan UMKM akses ke modal usaha


yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka. Dengan adanya pinjaman
dari LKM, UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jangkauan
pasar, dan meningkatkan daya saing mereka.

C. Pendampingan dan pelatihan : Selain memberikan akses keuangan, LKM juga


memberikan pendampingan dan pelatihan kepada UMKM. Hal ini membantu
UMKM dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, meningkatkan
keterampilan manajerial, dan memperluas pengetahuan bisnis mereka.
D. Pemberdayaan ekonomi : LKM berperan dalam pemberdayaan ekonomi
UMKM. Dengan memberikan akses keuangan dan pendampingan, LKM
membantu UMKM untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi. Hal ini
berdampak positif pada peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan
pengurangan kemiskinan.

E. Mendorong inklusi keuangan : LKM ikut serta dalam mendorong inklusi


keuangan, yaitu memberikan akses keuangan kepada mereka yang sebelumnya
tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Dengan adanya LKM, UMKM
yang sebelumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan konvensional dapat
memperoleh akses keuangan yang mereka butuhkan.

Kesimpulannya, LKM memiliki peranan yang penting bagi UMKM. Mereka


memberikan akses keuangan yang lebih mudah, meningkatkan modal usaha,
memberikan pendampingan dan pelatihan, serta mendorong inklusi keuangan.
Semua ini membantu UMKM untuk tumbuh dan berkembang, serta memberikan
kontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai