NIM : 1701647
Semeter : Tujuh (VII)
Matkul : Ekonomi Moneter
1. Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek, telah
menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan”. Hal ini diperburuk oleh rasa percaya diri yang
berlebihan, bahkan cenderung mengabaikan, dari para menteri di bidang ekonomi maupun
masyarakat perbankan sendiri menghadapi besarnya serta persyaratan hutang swasta
tersebut.
2. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik
perbankan, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan
dalam negeri.
3. Sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang pemerintahan
otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula
Dampak krisis moneter 1998 anjloknya nilai rupiah secara signifikan membuat pasar modal
dan pasar uang ambales. Tingginya suku bunga juga menjadi penyebab sejumlah bank di
indonesia mengalami kaebangkrutan. Krisis 1988 juga membuat harga jual barang-barang
makin meleset, tingginya angka penangguran ditambah daya beli masyarakat yang menurun
turut membuat garis kemiskinan meningkat. Tragedi ini akan dikenang sebagai salah satu
momen paling kelam bagi bangsa indonesia. Bersamaan dengan kejadian tersebut akhirnya
indonesia selalu berusaha untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
IMF dan IMFC menekankan, prioritas negara harus diberikan terhadap dukungan fiskal,
terutama untuk rumah tangga dan bisnis yang rentan. Dukungan diberikan guna
mempercepat masa pemulihan mereka pada 2021. Ekonomi disetiap negara sangat
menurun. Disaat sebelum covid-19 perekonomian masih baik dan lancar tetapi setelah
pandemi covid-19 perekonomian menjadi tidak lancar bahkan banyak orang yang tidak bisa
bekerja lagi/kehilagan pekerjaan karena vocid-19.
Apa saja langkah-langkah yang diambil oleh pemegang kebijakan moneter indonesia (BI) dan
Internasional (IMF) dalam memberikan solusinya?
Jawaban :