Anda di halaman 1dari 21

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan

Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang
Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-
banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali
masa jabatan berikutnya. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan
dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh
Presiden berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. ( Pasal 41 UU No.3
Tahun 2004 yang mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila
mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara
fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada
kreditur, atau berhalangan tetap.

Dewan Gubernur Bank Indonesia :

1. Agus D.W. Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia


2. Mirza Adityaswara sebagai Deputi Gubernur Senior
3. Perry Warjiyo sebagai Deputi Gubernur
4. Erwin Rijanto sebagai Deputi Gubernur
5. Sugeng sebagai Deputi Gubernur
6. Rosmaya Hadi sebagai Deputi Gubernur

Pembagian Tugas Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia :

1. Agus D.W. Martowardojo (Bidang 1). Dengan anggota dewan gubernur pengganti
pertama (alternatif 1) yakni Mirza Adityaswara dan anggota dewan gubernur
pengganti kedua (alternatif 2) yakni Perry Warjiyo.

Tanggung jawab dengan membawahi satuan kerja dalam bidang :

 Departemen Sumber Daya Manusia :

a. Melaksanakan pengembangan organisasi Bank Indonesia yang efektif


b. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengelolaan SDM
c. Melaksanakan pengelolaan talent pool dalam rangka implementasi
Leadership Engine
d. Melaksanakan dan mengendalikan program kultur dan manajemen
perubahan serta pengelolaan engagement pegawai
e. Melaksanakan rekrutmen yang sesuai dengan kebutuhan dan strategi
organisasi
f. Melaksanakan dan menetapkan pemenuhan internal
g. Melaksanakan implementasi sistem remunerasi yang efektif, termasuk
kebijakan manfaat paska kerja
h. Melaksanakan ex-officio fungsi pengawasan Yayasan Kesejahteraan
Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) - Dana Pensiun Bank Indonesia
(DAPENBI), kesekretariatan pengawasan YKK BI - DAPENBI dan
pengawasan pengelola Dana Pensiun Lembaga Keuangan - Program
Pensiun Iuran Pasti (DPLK PPIP) serta pengelola Tunjangan
Kesejahteraan Hari Tua (TKHT PPIP)
i. Melaksanakan pengelolaan etik dan pedoman perilaku serta disiplin
Bank Indonesia
j. Mengelola data organisasi dan SDM

 Departemen Audit Intern :

a. Melakukan kegiatan audit (assurance) yang mencakup analisis


kecukupan rancang bangun dan efektifitas pelaksanaan proses
governance, proses manajemen risiko (risk management), dan proses
pengendalian intern (internal control) Bank Indonesia.
b. Menyusun laporan tahunan Departemen Audit Intern.
c. Memberikan jasa konsultansi proses governance, proses manajemen
risiko (risk management), dan proses pengendalian intern (internal
control) Bank Indonesia.
d. Mengembangkan kebijakan, prosedur, mekanisme, pedoman kerja
audit intern, dan whistle blowing sistem serta kompetensi sumber
daya manusia departemen.
e. Memfasilitasi pelaksanaan audit oleh pihak ekstern
f. Mengelola dan melaksanakan whistle blowing sistem dan audit
investigasi

 Departemen Manajemen Resiko :

a. Merekomendasikan hasil asesmen risiko dan mitigasi risiko dalam


Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebagai perangkat organ RDG
b. Membangun dan mengembangkan kerangka kerja kebijakan
manajemen risiko (risk management framework), termasuk
menetapkan standar dan koordinasi dengan Satuan Kerja
c. Membangun, mengembangkan dan memantau strategi manajemen
risiko Bank Indonesia, termasuk menetapkan standar, memantau
profil risiko Satuan Kerja, memberikan konsultasi, dan koordinasi
dengan Satuan Kerja
d. Membangun dan mengembangkan kerangka kerja manajemen
keberlangsungan tugas Bank Indonesia, termasuk menetapkan standar
dan koordinasi dengan Satuan Kerja
e. Mengoordinasikan pelaksanaan manajemen keberlangsungan tugas
Bank Indonesia
f. Merekomendasikan hasil asesmen risiko keuangan dan/atau non-
keuangan untuk emiten obigasi baru, counterparty baru,
produk/aktivitas baru dan regulasi baru
g. Menetapkan strategi pengembangan efektivitas fungsi Internal
Control Officer (CRO) dalam mengelola manajemen risiko di
masing-masing Satuan Kerja
h. Mengembangkan sistem informasi manajemen risiko
i. Menetapkan hasil akhir proses pengadaan dengan nominal tertentu
yang telah ditetapkan
j. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia dan
anggaran
2. Mirza Adityaswara (Bidang 2). Dengan anggota dewan gubernur pengganti pertama
(alternatif 1) yakni Perry Warjiyo dan anggota dewan gubernur pengganti kedua
(alternatif 2) yakni Rosmaya Hadi

Tanggung jawab dengan membawahi satuan kerja dalam bidang :

 Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

a. Menyusun rekomendasi kebijakan ekonomi dan moneter, serta


menyusun regulasi di bidang moneter
b. Melakukan asesmen makroekonomi dan moneter, serta rekomendasi
mengenasi proyeksi dan simulasi makroekonomi dan moneter
c. Melakukan riset di sector riil, makroekonomi, moneter dan keuangan
serta pengembangan moden-model dan indikator-indikator yang
relevan
d. Melakukan pemantauan dan asesmen risiko makroekonomi dan
keuangan, serta koordinasi dalam rangka protocol manajemen krisis
e. Menyusun usulan stance BI dalam rangka mendukung kerjasama
internasional di bidang ekonomi dan moneter
f. Menyusun formula bauran kebijakan Bank Indonesia
g. Melakukan koordinasi dan penyelerasan kebijakan moneter terutama
di Antara Satuan Kerja terkait moneter dan kebijakan
h. Melakukan koordinasi pengendalian inflasi dalam Tim Pemantauan
dan Pengendalian Inflasi Nasional (TPI) dan Kelompok Kerja
Nasional Tim Pengendalian Inffasi Daerah (Pokjanas TPID), serta
koordinasi pengembangan ekonomi dan keuangan daerah dalam
forum KEKD
i. Melakukan asesmen ekonomi dan keuangan regional dan koordinasi
dalam forum ekonomi dan keuangan regional
j. Melakukan koordinasi dan komunikasi kebijakan ekonomi dan
moneter kepada stakeholders internal dan eksternal (Pemerintah,
lembaga/ institusi terkait dan media)
 Departemen Statistik

a. Menyusun Statistik Bank Indonesia (statistik sektor domestik dan


sektor eksternal) berikut hasil analisisnya.
b. Menyusun dan menyajikan proyeksi Neraca Pembayaran Indonesia
jangka pendek dan alat proyeksi Neraca Pembayaran Indonesia.
c. Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan statistik serta
merumuskan arah statistik ke depan.
d. Menyusun ketentuan kegiatan statistik Bank Indonesia dan ketentuan
monitoring Lalu Lintas Devisa.
e. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan berbagai survei
dan kegiatan liasion.
f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan perolehan data/statistik (sektor
domestik dan sektor eksternal) sebagai hasil koordinasi dengan
Satuan Kerja dan institusi lain.
g. Melaksanakan diseminasi statistik Bank Indonesia.
h. Melaksanakan keikutsertaan dalam berbagai forum kerja sama
statistik dan inisiatif kebijakan, baik di level nasional maupun
international.

 Departemen Manajemen Strategi dan Tata Kelola

a. Melaksanakan, mengembangkan dan mengoordinasikan perumusan


dan perencanaan strategis Bank Indonesia.
b. Menyelaraskan, mengarahkan dan mengoordinasikan substansi
kebijakan BI.
c. Mengendalikan dan mengoordinasikan pelaksanaan rencana strategis
Bank Indonesia.
d. Menyelaraskan aspek-aspek penguatan organisasi yang mencakup
strategi, struktur, proses, budaya kerja dan SDM agar implementasi
rencana strategis BI berjalan secara efektif dan efisien.
e. Mengarahkan, melaksanakan dan mengoordinasikan proses
pemenuhan dan merekomendasikan penguatan tata kelola Bank
Indonesia guna mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia secara
efektif dan govern (taat azas).
f. Mengarahkan, melaksanakan dan mengoordinasikan proses
perumusan stance BI dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) yang
terkait dengan BI.
g. Mengarahkan, mengoordinasikan dan menetapkan prioritas topik
RDG dan atau pertemuan level atas lainnya untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan BI dan isu strategis lainnya, serta memastikan
bahwa substansu dari RDG telah sesuai dengan persyaratan proses
pengambilan keputusan dan tata kelola.
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan penyelenggaraan RDG dan atau
pertemuan level atas dengan pemangku kepentingan internasional,
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga-lembaga lainnya
dalam rangka penyelarasan terhadap perubahan kebijakan utama dan
isu strategis lainnya.
i. Mengarahkan dan melaksanakan seluruh dukungan layanan Anggota
Dewan Gubernur.

 Departemen Komunikasi

a. Melakukan pemantauan dan analisis isu/opini stakeholders dalam


pemberitaan maupun forum lainnya serta menyusun rekomendasi
komunikasi kepada Dewan Gubernur
b. Merumuskan strategi dan program komunikasi serta koordinasi
komunikasi kebijakan dan isu kritikal (komunikasi krisis) BI.
c. Melaksanakan peran sebagai juru bicara lembaga dan melaksanakan
manajemen opini publik (pengelolaan pemberitaan) di media massa
secara berkelanjutan.
d. Melaksanakan kegiatan/program komunikasi dan manajemen
stakeholder baik kepada stakeholder eksternal maupun internal,
termasuk pengelolaan layanan informasi publik.
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pengembangan program /
produk komunikasi kebijakan dan isu kritikal BI.
f. Melakukan perencanaan, koordinasi, kerjasama, pelaksanaan dan
evaluasi Progam Sosial Bank Indonesia.
g. Mengelola administrasi anggaran dan logistik, administrasi SDM dan
kesekretariatan serta administrasi manajemen kinerja Satuan Kerja.

3. Perry Warjiyo (Bidang 3). Dengan anggota dewan gubernur pengganti pertama
(alternatif 1) yakni Sugeng dan anggota dewan gubernur pengganti kedua (alternatif
2) yakni Agus D.W. Martowardojo

Tanggung jawab dengan membawahi satuan kerja dalam bidang :

 Departemen Internasional

a. Mengoordinasikan dan merumuskan kebijakan internasional untuk


memperjuangkan kepentingan BI dan/atau ekonomi Indonesia di
tingkat internasional dengan Satuan Kerja terkait, Kementerian/
Lembaga lain, dan pihak eksternal lainnya
b. Mengoordinasikan, merumuskan dan mengimplementasikan strategi
dan program kerja dalam rangka pelaksanaan kebijakan internasional,
a.l. melalui pengelolaan hubungan internasional, termasuk kerja sama
liberasi perdagangan jasa sesuai kewenangan BI
c. Melakukan penelitian dan asesmen perkembangan ekonomi global
serta isu-isu internasional yang berpengaruh terhadap kepentingan BI
dan/ atau ekonomi Indonesia
d. Mengoordinasikan, merumuskan dan mengimplementasikan strategi,
rencana kerja, dan key messages dalam rangka mengelola hubungan
investor dan sovereign ratings Indonesia
e. Merumuskan dan mengoordinasikan strategi dalam rangka kerja sama
Jaring Pengaman Keuangan Internasional (JPKI) dan Regional
Currecy Settlement (RCS) serta mendukung implementasi JPKI dan
RCS.
f. Melakukan diplomasi, negoisasi dan fasilitasi yang diperlukan untuk
pelaksanaan kebijakan internasional
g. Merumuskan rekomendasi yang terkait dengan isu-isu strategis di
fora/ kerja sama internasional, hubungan investor dan perekonomian
global untuk mendukung proses perumusan kebijakan BI (RDG) dan
rekomendasi kepada lembaga terkait.
h. Mengoordinasikan perumusan strategi, program kerja dan
pelaksanaan fungsi internasional KPwLN serta kerja sama bilateral
yang terstruktur dengan mitra BI structured bilateral cooperation
(SBC).

 Kantor Perwakilan Luar Negeri

a. Menyusun kajian Ekonomi dan Keuangan Global (KEKG) dan


rekomendasi kebijakan untuk mendukung perumusan kebijakan
BI/Satuan Kerja.
b. Melaksanakan kajian dan analisis terkait pelaksanaan tugas Bank
Indonesia, termasuk joint Research dengan satker KP.
c. Melaksanakan kegiatan hubungan internasional pada for a tertentu
dan pada Structured Bilateral Corporation (SBC) berkoordinasi
dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi penusunan strategi
dan kebijakan internasional
d. Melaksanakan kegiatan hubungan investor berkoordinasi dengan
mitra strategis di wilayah kerja (GIRU) dan Investor Relation Unit
(IRU).
e. Melakukan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kunjungan
kedinasan dan keprotokoleran untuk Bank Indonesia dan stakeholder.
f. Melaksanakan fungsi process agent atas nama Bank Indonesia dalam
rangka mendukung penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam
valuta asing oleh Pemerintah Indonesia

 Institut Bank Indonesia

a. Melakukan riset akademis untuk mendukung program pembelajaran


internal dan eksternal (nasional dan internasional) yang berkualitas,
sesuai dengan visi dan misi BI Institute.
b. Menyusun Blueprint dan kerangka akademik program pembelajaran
termasuk mengelola Dewan Kehormatan, Dewan Penasihat dan
Faculty Member (internal dan eksternal) guna menciptakan program
pembelajaran yang berkualitas sesuai visi dan misi BI Institute.
c. Mengelola program pembelajaran bagi internal dan eksternal
(nasional dan internasional) yang berkualitas sesuai dengan visi dan
misi BI Institute.
d. Melakukan kegiatan Partnership dengan lembaga terkemuka nasional
dan internasional yang berkualitas dunia dan menjadikan BI Institute
sebagai lembaga pembelajaran berkelas dunia.
e. Mengelola Knowledge Management sistem dan Learning
Management sistem yang terintegrasi guna mendukung program
pembelajaran BI Institute.
f. Menyelenggarakan dan mengelola fasilitas perpustakaan yang
berkualitas dan menjalankan fungsi Publik Exposure

 Departemen Pengelolaan Devisa

a. Mengelola cadangan devisa, yang antara lain mencakup :


Pengelolaan likuiditas dalam rangka memenuhi kewajiban
internasional Bank Indonesia dan Pemerintah, Pemeliharaan nilai
cadangan devisa, Pencapaian target kinerja portofolio investasi
(internal dan eksternal) relatif terhadap benchmark dan Pencapaian
target nominal return
b. Mengembangkan proyeksi cadangan devisa dalam rangka
pemantauan kecukupan cadangan devisa
c. Mengembangkan pengelolaan cadangan devisa, yang mencakup :
Penguatan dan pengembangan model terkait optimalisasi pengelolaan
cadangan devisa, Penyusunan dan review Strategic Asset Allocation
(SAA) dan Tactical Asset Alocation (TAA), dan Asesmen produk
investasi baru
d. Mengkoordinasikan penguatan cadangan devisa serta
mengembangkan instrument pasar keuangan valuta asing dalam
negeri sebagai bagian dari pendalaman pasar keuangan
e. Melaksanakan dan mengembangkan pengelolaan cadangan devisa
oleh pihak eksternal
f. Mengimplementasikan kebijakan dan ketentuan operasional investasi
serta fungsi mitigasi risiko pengelolaan cadangan devisa
g. Melaksanakan analisis fundamental (review dan outlook) beserta
implikasinya mengenai perekonomian, pasar keuangan dan kebijakan
moneter global
h. Mengelola indicator kuantitatif pasar keuangan global terkait Protokol
Manajemen Krisis
i. Mengembangkan kerjasama keuangan internasional serta
mengembangkan jarring pengaman keuangan internasional (IFSN),
bersama dengan Satuan Kerja terkait lainnya
j. Melaksanakan dan mengembangkan proses penyelesaian transaksi
devisa dan sisten treasure

 Departemen Pengembangan Pasar Keuangan


 Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah
 Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-WB

4. Erwin Rijanto (Bidang 4). Dengan anggota dewan gubernur pengganti pertama
(alternatif 1) yakni Agus D.W. Martowardojo dan anggota dewan gubernur pengganti
kedua (alternatif 2) yakni Sugeng

Tanggung jawab dengan membawahi satuan kerja dalam bidang :

 Departemen Kebijakan Makroprudensial

a. Melaksanakan dan mengoordinasikan rekomendasi kebijakan


makroprudensial dalam rangka mendorong stabilitassistem keuangan
b. Melaksanakan penyusunan, diseminasi, pemantauan implementasi
dan evaluasi peraturan makroprudensial
c. Melaksanakan asesmen risiko bank, institusi keuangan non bank
(IKNB), pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, dan isu-isu
strategis, dari dan kepada sistem keuangan dalam rangka mendorong
stabilitas sistem keuangan guna mencegah dan mengurangi risiko
sistemik, meningkatkan fungsi intermediasi yang seimbang dan
berkualitas serta meningkatkan efisiensi sistem keuangan
d. Melaksanakan koordinasi, kerjasama dengan pihak internal dan
eksternal dalam melaksanakan asesmen/ riset, termasuk menjadi
single point of contact hubungan kerjasama Bank Indonesia dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS), serta otoritas dan institusi lainnya dan melaksanakan
koordinasi kegiatan dalam kerangka pelaksanaan Spesialis Koordinasi
Asistensi Ex-Officio.
e. Melaksanakan riset stabilitassistem keuangan dan merumuskan
rekomendasi kebijakan makroprudensial
f. Mengembangkan sistem informasi makroprudensial untuk
mendukung pelaksanaan riset dan asesmen makroprudensial serta
stabilitassistem keuangan
g. Melaksanakan koordinasi dan penyelarasan kebijakan
makroprudensial antar satuan kerja di bidang Stabilitas Sistem
Keuangan dan pelaksanaan koordinasi antar satuan kerja kebijakan
dalam rangka asesmen dan pemantauan makroprudensialserta
stabilitassistem keuangan
h. Mengelola dan mengoordinasikan penyusunan dan penyesuaian
Protokol Manajemen Krisis BI dengan satuan kerja lainnya serta
dengan otoritas terkait di tingkat nasional, regional, maupun
internasional dan melaksanakan diseminasi Kebijakan
Makroprudensial kepada stakeholders nasional, regional, dan
internasional untuk menjaga Stabilitas Sistem Keuangan
i. Melaksanakan koordinasi dengan bank sentral lainnya dan juga
organisasi terkait di domestic, regional, maupun internasional untuk
perkembangan isu-si stabilitas sistem keuangan dan makroprudensial
di tingkat internasional

 Departemen Surveillance Sistem Keuangan

a. Melaksanakan implementasi kebijakan Makroprudensial, Moneter dan


Sistem Pembayaran, melalui : Pengawasan (Surveilans dan
pemeriksaan) dan/atau asesmen kepada bank (Bank Besar dan Bank
lainnya), Institusi Keuangan Lainnya dan Grup Korporasi, Pengawasan
(Surveilans dan pemeriksaan) dan asesmen aktivitas sistem
pembayaran, yang mencakup Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
(APMK) dan E-Money termasuk sarana pemrosesannya, transfer dana,
Layanan Keuangan, Digital (LKD) dan bank-bank peserta RTGS,
Pengawasan (Surveilans dan pemeriksaan) moneter antara lain
mencakup PPU dan kegiatan pasar Valas dan pasar uang di bank.
b. Melaksanakan dan mengembangkan Kerangka Kerja (Framework)
Pengawasan BI (a.l. metodologi, pedoman, Tools dan indicator yang
mencakup pengawasan makroprudensial, moneter dan sistem
pembayaran
c. Menyusun rekomendasi dalam rangka penyempurnaan Kebijakan dan
Ketentuan Bank Indonesia
d. Melaksanakan review tematik dan penugasan khusus serta
mengembangkan kompetensi pengawas dalam rangka meningkatkan
fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia
e. Melaksanakan dan menyusun rekomendasi perizinan Pinjaman Luar
Negeri Bank serta rekomendasi Pinjaman Luar Negeri Pemerintah
(BUMN/ BUMNS yang menangani Proyek Pemerintah).
f. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengawasan bank terkait
aktivitas Protokol Manajemen Krisis dan pelaksanaan fungsi BI
sebagai Lender of The Last Resort (pemrosesan, Monitoring dan
pembayaran).
g. Mengelola dan mengembangkan Sistem Informasi Pengawasan dan
Database.
h. Melaksanakan dan mengendalikan pengelolaan dokumen eks.
Pengaturan dan Pengawasan Perbankan
i. Melaksanakan dan mengendalikan diseminasi kepada pihak internal/
eksternal terkait Kerangka Kerja Pengawasan Makroprudensial,
Moneter dan Sistem Pembayaran serta Hasil Asesmen Sistem
Keuangan.
j. Melaksanakan koordinasi terkait pengawasan Bank, Institusi
Keuangan Lainnya, Grup Korporasi, dengan pihak internal dan/atau
institusi lainnya (seperti OJK) Antara lain melalui Pertemuan
Koordinasi dan Komunikasi terkait Hasil Pemeriksaan/ Pengawasan.
 Departemen Pengembangan UMKM

a. Mengarahkan dan menetapkan pengembangan, kebijakan dan


peraturan yang mendukung peningkatan akses keuangan dan
pengembangan UMKM.
b. Merumuskan strategi dan mengimplementasikan program peningkatan
akses keuangan dan pengembangan UMKM berkoordinasi dengan
KPwDN.
c. Membangun kerjasama dan koordinasi dengan pihak internal dan
eksternal, termasuk pemerintah, dalam peningkatan akses keuangan
dan pengembangan UMKM termasuk pemberian informasi terkait
UMKM.
d. Mengarahkan analisis/asesmen dan evaluasi perkembangan kredit
UMKM perbankan dalam rangka peningkatan akses keuangan
UMKM.
e. Mengarahkan pelaksanaan monitoring program oleh KPwDN dan
pemberian dukungan kepada pihak eksternal terkait penerapan
program pengembangan UMKM Bank Indonesia.
f. Mengarahkan analisis, pengembangan dan penyediaan sistem
informasi UMKM, serta pengelolaan informasi UMKM.

 Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan

a. Melaksanakan proses pengumpulan, pengolahan, penelitian dan


pengendalian kualitas dari data yang disampaikan pelapor baik
lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan.
b. Melaksanakan pemantauan, dan pengawasan kepatuhan (on site and
off site) terhadap laporan-laporan yang disampaikan oleh pelapor baik
lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan.
c. Melaksanakan dan berkoordinasi dengan lembaga terkat (internal dan
eksternal) mengenai pelaporan data dan penyelenggaraan pengelolaan
laporan.
d. Melaksanakan dan memberikan rekomendasi ketentuan eksternal
terkait SID serta menetapkan ketentuan internal terkait LBU, LBBU,
LBBUS, LHBU, LKPBU, LBPP, LBBPR, LBBPRS, SID, DHE, LLD
(Bank, LBB, ULN), dan KPPK.
e. Melaksanakan dan mengelola Public Credit Registry (PCR)
diseminasi informasi perkreditan, perizinan bagi pelapor SID dan
pengembangan produk informasi perkreditan.

 Departemen Pengelolaan Moneter

a. Melaksanakan operasi moneter Rupiah dan Valas secara konvensional


dan syariah.
b. Melaksanakan kebijakan nilai tukar Rupiah melalu intervensi. \
c. Melakukan transaksi SBN di pasar primer dan sekunder
d. Melaksanakan fungsi agen lelang pemerintah dalam penerbitan SBN
e. Melaksanakan pengembangan kerangka kerja dan strategi operasi
moneter Rupiah dan Valas secara konvensional dan syariah
f. Melaksanakan pengaturan yang terkait dengan pelaksanaan dan
sistem pendukung pengelolaan moneter Rupiah dan Valas,
pengelolaan nilai tukar, serta agen lelang pemerintah secara
konvensional dan syariah
g. Melakukan analisa operasi moneter dan perkembangan pasar
keuangan
h. Melakukan surveillance dalam kerangka protokol manajemen krisis
Bank Indonesia
i. Melakukan kerjasama dengan stakeholder dalam rangka mendukung
efektivitas pengelolaan moneter

 Departemen Hukum

a. Memberikan opini dan/atau advis hukum terkait perumusan,


penetapan, dan pelaksanaan kebijakan serta permasalahan hukum
dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan Bank Indonesia. \
b. Mewakili Bank Indonesia dan mengelola pemberian bantuan hukum
kepada pelaksana tugas kedinasan Bank Indonesia, baik di dalam
maupun di luar pengadilan.
c. Mempertahankan posisi hukum Bank Indonesia terhadap konsep
rancangan Peraturan Perundang-undangan dan aspek hukum
perjanjian domestik dan internasional yang terkait tugas Bank
Indonesia.
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan hukum di bidang
Moneter dan Pasar Keuangan, Makroprudensial dan Surveilans
Sistem Keuangan, Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah,
serta Kelembagaan, termasuk melakukan kerjasama dengan pihak
lain.
e. Mengelola penerbitan dan publikasi Peraturan Perundang-undangan
Bank Indonesia serta informasi hukum.
f. Melaksanakan peningkatan pemahaman saksi dan/atau ahli, serta
memperkuat kesadaran hukum bagi pegawai Bank Indonesia.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur

Pasal 37
1. Dewan Gubernur terdiri dari atas seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior,
dan sekurang-kurangnya 4 (empat) orang atau sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang
Deputi Gubernur.
2. Dewan Gubernur dipimpin oleh Gubernur dengan Deputi Gubernur Senior sebagai
wakil.
3. Dalam hal Gubernur dan Deputi Gubernur Senior berhalangan, Gubernur atau Deputi
Gubernur Senior menunjuk seorang Deputi Gubernur untuk memimpin Dewan
Gubernur.
4. Dalam hal penunjukkan sebagaimana ditetapkan pada ayat (3) karena sesuatu hal
tidak dapat dilaksanakan, salah seorang Deputi Gubernur yang paling lama masa
jabatannya bertindak sebagai pemimpin Dewan Gubernur.

Pasal 38
1. Dewan Gubernur melaksanakan tugas dan wewenang Bank Indonesia sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang ini.
2. Tata tertibdan tata cara menjalankan pekerjaan Dewan Gubernur ditetapkan dengan
Peraturan Dewan Gubernur.

Pasal 39
1. Dewan Gubernur mewakili Bank Indonesia di dalam dan di luar pengadilan.
2. Kewenangan mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Gubernur.
3. Gubernur dapat menyerahkan kewenangan mewakili sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Deputi Gubernur Senior, dan atau seorang atau beberapa orang Deputi
Gubernur, atau seorang atau beberapa pegawai Bank Indonesia, dan atau pihak lain
yang khusus ditunjuk untuk itu.
4. Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan dengan
hak substitusi
Pasal 40
Untuk dapat dianggap sebagai anggota Dewan Gubernur, calon yang bersangkutan harus
memenuhi syarat antara lain:
a. warga negara Indonesia;
b. memiliki akhlak dan moral yang tinggi
c. memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, atau
hukum.

Pasal 41
Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
1. Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Dalam hal calon Gubernur atau Deputi Gubernur Senior sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) atau calon Deputi Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden atau Gubernur wajib mengajukan
calon baru.
3. Dalam hal calon yang diajukan oleh Presiden atau Gubernur sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) untuk kedua kalinya tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
Presiden wajib mengangkat kembali Gubernur atau Deputi Gubernur Senior atau
Deputi Gubernur untuk jabatan yang sama, atau dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat mengangkat Deputi Gubernur Senior atau Deputi Gubernur untuk
jabatan yang lebih tinggi di dalam struktur jabatan Dewan Gubernur dengan
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6).
4. Anggota Dewan Gubernur diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya.
5. Penggantian anggota Dewan Gubernur yang telah berakhir masa jabatannya dilakukan
secara berkala setiap tahun paling banyak 2 (dua) orang
Pasal 42
1. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur sebelum memangku
jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut ajaran agamanya di
hadapan Ketua Mahkamah Agung.
2. Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut:
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk menjadi Gubernur/Deputi Gubernur
Senior/Deputi Gubernur Bank Indonesia langsung atau tidak langsung dengan nama
dan dalih apapun tidak memberikan atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu
kepada siapapun juga. Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, dalam melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini, tidak akan menerima langsung atau tidak
langsung dari siapapun juga sesuatu janji atau pemberian dalam bentuk apapun. Saya
bersumpah/berjanji bahwa saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban
Gubernur/Deputi Gubernur Senior/Deputi Gubernur Bank Indonesia dengan sebaik-
baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Saya bersumpah/berjanji bahwa saya
akan setia terhadap negara, konstitusi, dan haluan negara”.

Pasal 43
1. Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan :
a. sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan
umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang menteri atau lebih
yang mewakili Pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara
b. sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi
atas pelaksanaan kebijakan lain yang prinsipil dan strategi.
2. Rapat Dewan Gubernur dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh
lebih dari separuh anggota Dewan Gubernur.
3. Pengambilan keputusan rapat Dewan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila mufakat tidak
tercapai, Gubernur menetapkan keputusan akhir.
4. Dalam keadaan darurat dan rapat Dewan Gubernur tidak dapat diselenggarakan
karena jumlah anggota Dewan Gubernur yang hadir tidak memenuhi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Gubernur atau sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota
Dewan Gubernur dapat menetapkan kebijakan dan atau mengambil keputusan.
5. Kebijakan dan atau keputusan Gubernur atau Deputi Gubernur sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), wajib dilaporkan selambat-lambatnya dalam rapat Dewan
Gubernur berikutnya.
6. Tata tertib dan tata cara penyelenggaraan rapat Dewan Gubernur ditetapkan dengan
Peraturan Dewan Gubernur.

Pasal 44
1. Dewan Gubernur mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank Indonesia.
2. Dewan Gubernur menetapkan peraturan kepegawaian, sistem penggajian,
penghargaan, pensiun dan tunjangan hari tua, serta penghasilan lainnya bagi pegawai
Bank Indonesia.
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Dewan Gubernur.

Pasal 45
Gubernur, Deputi Gubernur Senior, Deputi Gubernur, dan atau pejabat Bank Indonesia tidak
dapat dihukum karena telah mengambil keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan tugas
dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini sepanjang dilakukan
dengan itikad baik.

Pasal 46
1. Antara sesama anggota Dewan Gubernur dilarang mempunyai hubungan keluarga
sampai derajat ketiga dan besan.
2. Jika setelah pengangkatan, antara sesama anggota Dewan Gubernur terbukti
mempunyai hubungan atau terjadi hubungan keluarga yang dilarang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terbukti mempunyai atau
terjadi hubungan keluarga tersebut, salah seorang di antara mereka wajib
mengundurkan diri dari jabatannya.
3. Dalam hal salah satu anggota Dewan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak bersedia mundur, Presiden menetapkan kedua anggota Dewan Gubernur tersebut
untuk berhenti dari jabatannya.
Pasal 47
1. Anggota Dewan Gubernur baik sendiri maupun bersama-sama dilarang:
a. mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada perusahaan
manapun juga.
b. merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena kedudukannya wajib
memangku jabatan tersebut.
c. menjadi pengurus dan atau anggota partai politik
2. Dalam hal anggota Dewan Gubernur melakukan salah satu atau lebih larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, anggota Dewan
Gubernur tersebut wajib mengundurkan diri dari jabatannya

Pasal 48
Anggota Dewan Gubernur tidak dapat diberhentikan dalam masa jabatannya kecuali karena
yang bersangkutan mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, atau
berhalangan tetap

Pasal 49
Dalam hal anggota Dewan Gubernur patut diduga telah melakukan tindak pidana,
pemanggilan, permintaan keterangan, dan penyidikan harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Presiden.

Pasal 50
1. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan atau
Deputi Gubernur karena hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) dan
ayat (3), Pasal 47 ayat (2), dan Pasal 48, Presiden mengangkat Gubernur, Deputi
Gubernur Senior, dan atau Deputi Gubernur yang baru sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 41 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), untuk sisa masa jabatan
yang digantikannya.
2. Dalam hal kekosongan jabatan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
diangkat penggantinya, Deputi Gubernur Senior menjalankan tugas pekerjaan
Gubernur sebagai pejabat Gubernur sementara.
3. Dalam hal Deputi Gubernur Senior sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga
berhalangan, Deputi Gubernur yang paling lama masa jabatannya menjalankan tugas
pekerjaan Gubernur sebagai pejabat Gubernur sementara.
Pasal 51

1. Gaji, penghasilan lainnya dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan
Deputi Gubernur ditetapkan oleh Dewan Gubernur.
2. Besarnya gaji dan penghasilan lainnya bagi Gubernur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan paling banyak 2 (dua) kali dari gaji dan penghasilan lainnya bagi
pegawai dengan jabatan tertinggi di Bank Indonesia.
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Dewan Gubernur.

Anda mungkin juga menyukai