Anda di halaman 1dari 126

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

LAPORAN STUDI LAPANGAN

EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Diajukan oleh: Febrianto Dias Chandra NPM: 093060016262

Mahasiswa Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi

Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan Tahun 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN STUDI LAPANGAN

NAMA NOMOR POKOK MAHASISWA DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI BIDANG LAPORAN JUDUL LAPORAN

: FEBRIANTO DIAS CHANDRA : 093060016262

: AKUNTANSI : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya Laporan Studi Lapangan ini adalah hasil tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme, saya siap dinyatakan tidak lulus dan dicabut gelar yang diberikan. Tangerang Selatan, Agustus 2012

ii

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

PERSETUJUAN LAPORAN STUDI LAPANGAN

NAMA NOMOR POKOK MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA TIGA KEUANGAN SPESIALISASI BIDANG LAPORAN JUDUL LAPORAN

: FEBRIANTO DIAS CHANDRA : 093060016262 : AKUNTANSI

: SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Mengetahui, a.n. Direktur

Menyetujui, Dosen Pembimbing

NIP 196210101983021001 iii

Iqbal Islami, Ak., M.B.A. NIP 196312061984031001

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI LAPORAN STUDI LAPANGAN

NAMA NOMOR POKOK MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA TIGA KEUANGAN SPESIALISASI BIDANG LAPORAN JUDUL LAPORAN

: FEBRIANTO DIAS CHANDRA : 093060016262 : AKUNTANSI

: SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT Tangerang Selatan, Agustus 2012

(Penilai I/Dosen Pembimbing)

(Penilai II)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Sang Sutradara alam, Pencipta, dan Pemelihara alam semesta ini. Rasa syukur penulis sampaikan atas berkat dan karunia Tuhan hingga dapat menyelesaikan seluruh rangkaian aktivitas akademis di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Laporan studi lapangan ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat kelulusan Program Diploma III Akuntansi Pemerintah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun akademik 2011-2012. Segala bentuk bantuan dalam penyusunan laporan studi lapangan ini tentunya tidak terlepas dari partisipasi dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda, atas dukungan dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis selama ini; 2. Bapak Kusmanadji, Ak., M.B.A. selaku Direktur STAN; 3. semua dosen yang pernah mengajar penulis di kampus kuning UI dan STAN, atas ilmu yang diberikan selama perkuliahan, terutama atas inspirasiinspirasi yang diberikan oleh Bapak Muhtar Yahya, Bapak M. Nadief Khaelani, Bapak Marmah Hadi, dan Bapak Didik Kurniawan; 4. Bapak Iqbal Islami, Ak., M.B.A., selaku dosen pembimbing yang begitu serius, sabar, dan perhatian memberikan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing penulis dimulai dari penulisan rencana laporan studi lapangan sampai dengan penulisan laporan ini; v

5. seluruh jajaran pegawai DPPKA Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut yang telah memberikan tempat bereksplorasi dan mempraktikan

kemampuan; 6. teman-teman seperjuangan angkatan 2009 specially for eks IY, II C, dan III E, almost specially for tim belajar yang selalu rame setiap menghadapi ujian mulai tingkat satu sampai tingkat tiga belajar bersama di basecamp; 7. teman-teman volunteer Green Nusantara UI-STAN-SEBI (Novank, Susi, Grow, Rox, Berin, etc) yang telah rela diminta sibuk membangun MCK dan mengurus event di tengah-tengah kesibukan penyusunan outline; 8. teman-teman geng baru (Brian, Aya, Fia, Dini, Nuning) yang telah bermain bersama di hari ultah JKT sebelum mulai menyusun laporan ini; dan 9. semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis mulai dari awal perkuliahan sampai akhir. Terima kasih atas segala bentuk bantuan. Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang ada. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermanfaat bagi semua pihak.

Tangerang Selatan, Agustus 2012

Penulis

vi

DAFTAR ISI

hal HALAMAN JUDUL ....................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN ................................ HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... HALAMAN PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI ....................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. Latar Belakang Penulisan ....................................................................... Tujuan Penulisan .................................................................................... Ruang Lingkup Masalah......................................................................... Metode Penelitian ................................................................................... Sistematika Penulisan ............................................................................. 1 2 3 3 4 i ii iii iv v vii ix x xi

BAB II DATA DAN FAKTA A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. C. Data Umum Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah .................... Visi dan misi. .......................................................................................... Tujuan, sasaran, kebijakan, dan program. .............................................. Struktur organisasi, fungsi, dan wewenang. ........................................... Regulasi yang mengatur satuan kerja. .................................................... Sistem Informasi Akuntansi pada Pemerintah Kabupaten Garut ........... Kerangka kerja sistem pemrosesan transaksi. ........................................ Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. .......................................... Hasil Pemeriksaan Lembaga Pengawasan .............................................. vii 5 6 6 7 10 11 12 14 22

1. 2.

Temuan pemeriksaan. ............................................................................. Tindak lanjut. ..........................................................................................

22 23

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. 1. a. b. c. 2. a. b. B. 1. 2. Landasan Teori ....................................................................................... Sistem informasi akuntansi..................................................................... Kerangka kerja sistem informasi akuntansi. ........................................... Gambaran umum atas sistem pemrosesan transaksi. .............................. Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. .......................................... Sistem informasi akuntansi keuangan daerah......................................... Kerangka kerja sistem pemrosesan transaksi. ........................................ Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. .......................................... Pembahasan ............................................................................................ Kerangka kerja sistem pemrosesan transaksi dan pencatatan transaksi . Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. .......................................... 24 24 24 25 26 30 30 32 50 50 57

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan .......................................................................................................... Saran ................................................................................................................

68 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

75

LAMPIRAN .....................................................................................................

77

viii

DAFTAR TABEL

Tabel-... Tabel II.1. Regulasi Pokok Pengatur Aktivitas DPPKA .............................. Tabel II.2. Penatausahaan Pendapatan Daerah ............................................. Tabel II.3. Proses Akuntansi SKPD/SKPKD ............................................... Tabel III 1. Ancaman dan Bentuk Pengendalian Sistem Pelaporan .............. Tabel III.2. Prosedur Akuntansi Pokok ......................................................... Tabel III.3. Prosedur Pembukuan Penerimaan SKPD ................................... Tabel III.4. Prosedur Pembukuan Penerimaan PPKD ................................... Tabel III.5. Prosedur Pembukuan Belanja PPKD .......................................... Tabel III.6. Prosedur Pelaporan Aset Daerah ................................................ Tabel III.7. Contoh Format Kertas Kerja SKPD ........................................... Tabel III.8. Contoh Format Kertas Kerja SKPKD ........................................ Tabel III.9. Contoh Format Kertas Kerja LRA..............................................

hal 10 13 16 29 31 34 35 37 38 39 42 43

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar-... Gambar III.1. Kerangka Kerja Sistem Informasi Akuntansi ........................... Gambar III.2. Diagram Sistem Pelaporan Buku Besar dan Keuangan ............

hal 24 27

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-... Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran3. Rincian Misi DPPKA Pemkab Garut ..................................... Dokumen Rekapitulasi Penerimaan BPHTB Bulanan ........... Laporan Rekapitulasi Realisasi BPHTB Bidang

hal i ii

Perimbangan s.d. 31 Mei 2012 .............................................. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran10. Buku Penerimaan/Penyetoran Bendahara Penerimaan .......... Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran ............................. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran ............................... Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan .................... Laporan Rekapitulasi Harian Bendahara ............................... Laporan Penutupan Kas Bulanan ........................................... Laporan Pertanggungjawaban Administratif Fungsional Bendahara Pengeluaran .......................................................... Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Register STS Bendahara Penerimaan SKPKD ...................... Register SP2D Bendahara Umum Daerah ............................. Jurnal Khusus Penerimaan Kas .............................................. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas ............................................. Format Buku Besar Beberapa Akun Belanja dan Pendapatan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pemkab Garut ......... Diagram Alir Pelaksanaan Belanja Daerah............................

iii iv v vi ix x xi

xii xiii xiv xv xvi xvii xx xxvi

xi

Lampiran18.

Diagram Alir Pembukuan dan Pertanggungjawaban Belanja SKPD ..................................................................................... xxvii xxviii xxix xxx xxxii xxxiii

Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22. Lampiran 23. Lampiran 24.

Diagram Alir Penyusunan Laporan Keuangan ...................... Diagram Alir Pelayanan Pembayaran BPHTB ...................... Format Dokumen Penatausahaan Aset .................................. Menu Aplikasi SIPKD ........................................................... Menu Aplikasi SPBB/K DPPKA ........................................... Usulan Jurnal Koreksi dan Reklasifikasi BPK atas Laporan Keuangan Pemkab Garut .......................................................

xxxiv

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penulisan Ilmu akuntansi berkembang pesat seiring peningkatan kebutuhan pelaporan

keuangan bagi entitas swasta maupun pemerintah. Laporan keuangan telah menjadi kebutuhan penting sebagai bentuk penyajian informasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan manajemen. Bagi pemerintah, laporan keuangan merupakan salah satu instrumen dalam mewujudkan good governance. Pemerintah pusat menyusun Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tahun 2005 sebagaimana diubah dengan PP Nomor 71 tahun 2010 untuk memenuhi kebutuhan standar pelaporan yang berkualitas. Disamping itu, terdapat pemeriksa internal dan eksternal yang turut menentukan kualitas atas laporan keuangan. Pemeriksa internal dikerahkan untuk melaksanakan reviu atas laporan keuangan, sedangkan pemeriksa eksternal bertugas memeriksa, memberikan opini, dan memantau tindak lanjut atas hasil pemeriksaan. Pemkab Garut turut merasakan pentingnya laporan keuangan dan opini atasnya sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan. Pemkab Garut berupaya memeroleh opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya pada tahun 2014.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Garut telah mendapatkan opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangannya. Temuan material atas penilaian aset, apabila dapat ditindaklanjuti dengan baik, memungkinkan diperolehnya opini tersebut. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) turut memegang porsi penting penentu kualitas laporan keuangan. Kualitas jaringan prosedur dan pengendalian internal pembentuk sistem menjadi komponen yang menentukan kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, melalui laporan ini, penulis memaparkan dan mengevaluasi pelaksanaan SIA di Pemkab Garut untuk menilai penerapan SIA dalam mendukung pelaporan keuangan yang berkualitas. Melalui proses studi lapangan, penulis mendalami aktivitas transaksi beserta bentuk pencatatan/pembukuan yang ada untuk menjawab permasalahan utama yang dibahas dalam laporan ini.

B.

Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan laporan ini adalah:

1.

memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Spesialisasi Akuntansi Pemerintah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun akademik 2011/2012;

2.

menerapkan dan mengembangkan pengetahuan penulis yang diperoleh selama mengikuti pendidikan;

3.

memahami perbandingan teori dan praktik serta mengambil solusi atas permasalahan yang ada; serta

4.

agar dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang memerlukan kandungan isi laporan studi lapangan ini.

C.

Ruang Lingkup Masalah Dalam laporan ini, penulis mengemukakan kajian teoritis dan praktik Sistem

Pelaporan Buku Besar Umum dan Keuangan (SPBB/K) di Pemkab Garut. Penerapan SPBB/K di Pemkab Garut kemudian dibahas untuk diteliti kelebihan dan kelemahannya. Sebagai pendahuluan, penulis menjelaskan secara umum kajian teoritis dan praktik siklus transaksi. Mengingat luasnya objek penelitian, penulis membatasi proses pelaksanaan sistem pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Pemkab Garut sebagai entitas akuntansi dan pelaporan.

D.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan ini terdiri dari

metode penelitian kepustakaan dan lapangan.

1.

Metode penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan melalui proses membaca, mempelajari, dan

menelaah berbagai literatur. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh pemahaman teoritis atas permasalahan yang dibahas.

2.

Metode penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan ikut terlibat dalam proses transaksi

maupun pelaporan keuangan pada objek penelitian. Penulis mengumpulkan dan menguji data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi faktual atas penerapan SIA pada entitas objek penelitian.

E.

Sistematika Penulisan Laporan ini disusun kedalam empat bab. Keempat bab tersebut terdiri dari

pendahuluan, data dan fakta, landasan teori dan pembahasan, serta ditutup dengan kesimpulan dan saran. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang pemilihan topik studi lapangan, tujuan penulisan laporan, ruang lingkup masalah yang dibahas, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan laporan. BAB II DATA DAN FAKTA

Bab ini menjelaskan data umum Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD), data lapangan atas sistem pemrosesan transaksi secara umum dan SPBB/K secara khusus, serta temuan pemeriksaan lembaga pengawasan dan tindak lanjut atas temuan tersebut. BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri atas dua subbab, yakni landasan teori dan pembahasan. Subbab landasan teori membahas teori SIA secara umum dan SIA keuangan daerah. Subbab pembahasan membahas hasil evaluasi penulis atas SIA keuangan daerah yang meliputi aspek fungsi yang terkait, jaringan prosedur, dokumen yang digunakan, pengendalian internal, dan rencana pengembangan sistem. BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan simpulan atas laporan studi lapangan berikut saran perbaikan penulis kepada Pemkab Garut berdasarkan hasil studi lapangan.

BAB II

DATA DAN FAKTA

A.

Data Umum Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah Bupati sebagai kepala pemerintahan di kabupaten, membentuk Satuan Kerja

Pemerintah Daerah (SKPD) untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan. Sebelum tahun 2012, jumlah SKPD di Pemkab Garut berjumlah sekitar 30 satuan kerja. Pada tahun 2012, seluruh kantor kecamatan ditetapkan menjadi SKPD sehingga saat ini jumlah SKPD melebihi 70 satuan kerja. Untuk mengkoordinasikan pengelolaan keuangan dan aset seluruh SKPD, dibentuk DPPKA selaku SKPKD. DPPKA terbentuk pertama kali dengan nama Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) pada tahun 1967. Sejalan dengan bergulirnya otonomi daerah, tahun 2001 Dipenda mengalami perubahan menjadi Dinas Pengelolaan Pendapatan (Dippenda) dan kembali menjadi Dipenda pada tahun 2003. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut (Perda) Nomor 10 tahun 2006, Dipenda mengalami perubahan menjadi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang merupakan gabungan dari Dipenda dan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah. Pada tahun 2008, BPKD berubah menjadi DPPKA berdasarkan Perda Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut.

6 1. Visi dan misi DPPKA memiliki visi Terwujudnya Peningkatan Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Akuntabel Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, DPPKA menetapkan tiga misi jangka menengah organisasi sebagai berikut: a. b. c. meningkatkan pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi, meningkatkan profesionalisme sumber daya aparatur DPPKA, dan mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang akurat dan akuntabel.

2.

Tujuan, sasaran, kebijakan, dan program. Ketiga misi jangka menengah organisasi di atas kemudian dijabarkan ke dalam

tujuan, sasaran, kebijakan, dan program organisasi. Penjabaran atas tujuan, sasaran, kebijakan, dan program organisasi dapat dilihat dalam lampiran 1. Sesuai dengan Perda Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Pemkab Garut, DPPKA memiliki tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan keuangan daerah. Dalam mendukung tugas pokok tersebut, DPPKA menetapkan tujuh program organisasi yang memuat beragam kegiatan sebagai bentuk aktivitas organisasi seharihari. Ketujuh progam tersebut, yakni program: pelayanan administrasi perkantoran, kapasitas sumberdaya aparatur, peningkatan sarana dan prasarana aparatur, fasilitasi pindah/purna tugas PNS, peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, peningkatan dan pengembangan keuangan daerah, serta pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota.

7 3. Struktur organisasi, fungsi, dan wewenang. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, DPPKA selaku SKPKD bertugas menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah, melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah, hingga menyajikan informasi keuangan daerah. Untuk memenuhi tugas tersebut, dibentuklah susunan organisasi serta pembagian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) DPPKA Pemkab Garut berdasarkan Perda Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah dan Peraturan Bupati Garut (Perbup) Nomor 413 Tahun 2008 tentang DPPKA. Susunan organisasi dan tupoksi masing-masing elemen organisasi dalam DPPKA dijabarkan sebagai berikut. a. Kepala Daerah

Tugas pokok : memimpin, merumuskan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset. Fungsi : menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) beserta perubahannya; menyusun laporan keuangan daerah; pengkoordinasian, pengendalian, dan fasilitasi tugas pengelolaan keuangan daerah; pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, serta sarana dan prasarana pemerintah daerah; dan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam rangka penyelenggaraan tugas.

8 b. Sekretariat

Tugas pokok : merumuskan program kegiatan untuk pelayanan administrasi bidang umum, keuangan, dan perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. Fungsi : penyusunan dan perumusan kebijakan internal bidang,

pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program bidangbidang, penyelenggaraan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan internal bidang, dan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama. Subbagian c. : Umum; Keuangan; serta Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan.

Bidang Pendapatan

Tugas pokok : melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah. Fungsi : penyiapan rencana kebijakan pendapatan daerah, perencanaan dan pengendalian kegiatan bidang, penyelenggaraan koordinasi

monitoring dan evaluasi dengan setiap SKPD penghasil PAD, dan pemungutan pajak dan retribusi daerah jenis tertentu. Seksi d. : Pendaftaran dan Pendataan, Penetapan, serta Penagihan. Bidang Perimbangan

Tugas pokok : melaksanakan tugas dinas di bidang perimbangan keuangan. Fungsi : penyusunan dan pengolahan data serta penyiapan rencana kebijakan; penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan; penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama; dan penyusunan pedoman teknis. Seksi : PBB dan BPHTB, Pengelolaan Pendapatan Pusat dan Lain-lain, dan Ekstensifikasi.

9 e. Bidang Anggaran

Tugas pokok : melaksanakan pengelolaan anggaran. Fungsi : penyusunan dan pengolahan data serta penyiapan rencana kebijakan; penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama; dan penyusunan pedoman teknis. Seksi f. : Penyusunan APBD, Pengendalian APBD, dan Pengolahan Data. Bidang Belanja

Tugas pokok : melaksanakan pengelolaan belanja daerah. Fungsi : penyusunan dan pengolahan data serta penyiapan rencana kebijakan; penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan; penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama. Seksi : Perbendaharaan, Pembukuan. g. Bidang Aset Belanja Pegawai dan Pembiayaan, dan

Tugas pokok : melaksanakan kebijakan pengelolaan barang daerah. Fungsi : menyusun dan merumuskan rencana kebijakan; melakukan

penatausahaan BMD; penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan; dan penyiapan bahan pembinaan teknis. Seksi : Analisis Kebutuhan, Inventarisasi Barang Bergerak, dan

Inventarisasi Barang Tidak Bergerak. h. Kelompok Jabatan Fungsional

Tugas pokok : melaksanakan kegiatan kedinasan berdasarkan kebutuhan. Fungsi : tidak ditetapkan.

10 4. Regulasi yang mengatur satuan kerja. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, DPPKA terikat pada regulasi yang ditetapkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten. Regulasi tersebut berbentuk Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen), sampai kepada Perda dan Perbup. Tabel II.1 menyajikan beberapa peraturan perundangan yang mengatur aktivitas DPPKA baik dalam siklus transaksi maupun siklus pelaporan. Tabel II.1. Regulasi Pokok Pengatur Aktivitas DPPKA No Nama Peraturan 1. UU 28 Tahun 2009 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. UU 32 Tahun 2004 PP 24 Tahun 2005 PP 54 Tahun 2005 PP 55 Tahun 2005 PP 56 Tahun 2005 PP 58 Tahun 2005 PP 6 Tahun 2006 PP 8 Tahun 2006 Bentuk Aturan yang Mengikat Pajak daerah dan retribusi daerah. Pembagian urusan pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan, hak dan kewajiban daerah, serta keuangan daerah. SAP Pinjaman Daerah Dana perimbangan Sistem informasi keuangan daerah Pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Pelaporan keuangan dan Kinerja Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan BMD Laporan Bendahara Pedoman pengelolaan keuangan daerah. Dana Alokasi Khusus Pengelolaan keuangan daerah Susunan organisasi Pajak dan retribusi daerah Retribusi jasa umum Retribusi jasa usaha Retribusi perizinan tertentu Tupoksi organisasi

10. PP 60 Tahun 2008 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Permendagri 13 Tahun 2006 Permendagri 17 Tahun 2007 Permendagri 55 Tahun 2008 Permendagri 21 Tahun 2011 Permenkeu 175 Tahun 2009 Perda 19 Tahun 2008 Perda 23 Tahun 2008 Perda 1 Tahun 2011 Perda 8 Tahun 2011 Perda 9 Tahun 2011 Perda 10 Tahun 2011 Perda 413 Tahun 2008

11 B. Sistem Informasi Akuntansi pada Pemkab Garut

Sebelum DPPKA dibentuk, siklus transaksi dan pelaporan di Pemkab Garut masih didominasi penggunaan sistem secara manual. Ketika sistem manual masih digunakan, laporan keuangan yang dihasilkan masih mendapat opini disclaimer dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Seiring perkembangan teknologi, sistem terkomputerisasi mulai mereduksi penggunaan sistem manual. Kehadiran aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) sangat membantu siklus transaksi dalam proses pencairan dana dan pencatatan dokumen belanja bagi seluruh SKPD. Sebelum diterapkannya SIPKD, Bendahara Pengeluaran SKPD harus beberapa kali mendatangi DPPKA untuk melaksanakan prosedur pencairan dana dan pengadministrasian belanja. Melalui SIPKD, waktu dan biaya yang ada dapat semakin direduksi. Sama seperti siklus transaksi, pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan telah menggunakan aplikasi komputer agar lebih memudahkan pengolahan data keuangan. Terlebih lagi, dengan menggunakan aplikasi komputer, keterbatasan kemampuan akuntansi pegawai menjadi tidak begitu menghambat proses akuntansi. Sayangnya, dualisme aplikasi dan tidak terintegrasinya seluruh perangkat organisasi kedalam satu sistem terpusat menyebabkan inefisiensi tenaga kerja. SIPKD seharusnya dapat mengintegrasikan seluruh siklus yang sampai saat ini belum tertampung, seperti pencatatan transaksi penerimaan harian, penatausahaan aset, dan penyusunan laporan keuangan. Selain itu, keterbatasan perangkat keras menyebabkan tidak seluruh SKPD dapat mengakses SIPKD di kantornya masing-masing.

12 1. Kerangka kerja sistem pemrosesan transaksi. Secara umum, administrasi sistem pemrosesan transaksi (pendapatan dan belanja) telah mengikuti Permendagri 55 Tahun 2008 yang mengatur pembukuan pendapatan dan belanja bendahara. Tabel II.2 merepresentasikan diagram alir penatausahaan pendapatan di Pemkab Garut. Bendahara Penerimaan melakukan pembukuan berdasarkan dokumen Surat Ketetapan Pajak/Retribusi (SKP/R), Surat Tanda Setoran (STS), dan surat tanda bukti pembayaran lain yang sah dalam Buku Kas Umum (BKU) Penerimaan, Buku Pembantu (BP), dan Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian (BRH). Berdasarkan dokumen tersebut (BKU, BP, dan BRH), Bendahara Penerimaan membuat SPJ Penerimaan. SPJ tersebut diserahkan kepada Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) untuk diolah. Setelah diolah, PPK-SKPD

menyerahkan SPJ Bendahara Penerimaan kepada Kepala SKPD. Kepala SKPD mengotorisasi SPJ Bendahara Penerimaan. Setelah diotorisasi, Kepala SKPD menyerahkan SPJ Bendahara Penerimaan kepada Bendahara Umum Daerah (BUD). BUD memverifikasi, mengevaluasi dan menganalisis SPJ yang diterima dalam rangka rekonsiliasi penerimaan. Diagram alir penatausahaan belanja Pemkab Garut dapat dilihat dalam lampiran 17 dan 18. Dalam diagram alir tersebut, dijelaskan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) mengajukan Nota Permintaan Dana (NPD) kepada Pengguna

Anggaran/Kuasa (PA/KPA). PA/KPA memverifikasi NPD dan membuat memo persetujuan. Bendahara Pengeluaran menyerahkan uang kepada PPTK sesuai memo persetujuan dan mencatatnya dalam BKU dan BP.

13 Berdasarkan BKU dan buku pembantu, Bendahara Pengeluaran membuat SPJ Pengeluaran. SPJ tersebut diserahkan kepada PPK-SKPD, Kepala SKPD, dan BUD. Kepala SKPD mengesahkan SPJ Pengeluaran dan menyerahkan Surat Pengesahan SPJ kepada Bendahara Pengeluaran. Tabel II.2. Penatausahaan Pendapatan Daerah

Bendahara Penerimaan

PPK-SKPD

Pengguna Anggaran

BUD

Verifikasi, Evaluasi, dan Analisis (rekonsiliasi penerimaan)

Sumber: SPPKD Pemkab Garut Berkaitan dengan SPBB/K, Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA yang bertugas menyusun laporan keuangan, meminta setiap SKPD menyerahkan Laporan Rekapitulasi Transaksi Bulanan (LRTB) atas pendapatan dan belanja bulanan berdasarkan dokumen penatausahaan. Hanya saja, SKPD tertentu sering terlambat menyerahkan laporan yang menyebabkan terhambatnya proses rekonsiliasi saldo.

14 2. a. 1) Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. Fungsi yang terkait. PPK-SKPD dan Bendahara Berdasarkan Perda 19 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Garut, seluruh SKPD berkaitan dengan SPBB/K. PPK-SKPD selaku Fungsi Akuntansi SKPD bertugas melaksanakan akuntansi dan menyiapkan laporan keuangan disamping penatausahaan SPP/SPM dan verifikasi harian. Berdasarkan jawaban responden atas kuesioner penulis tentang penatausahaan keuangan, PPK-SKPD dipegang oleh seksi/subbagian yang berbeda-beda di setiap SKPD. Secara umum, responden menjawab pencatatan dan pelaporan keuangan dilaksanakan oleh Bidang Sekretariat (Subbagian Keuangan dan Subbagian Evaluasi dan Pelaporan). Beberapa SKPD menetapkan bidang lain seperti bidang urusan teknis (produksi, belanja) dan Bidang Tata Usaha (Seksi Keuangan). Tugas PPK-SKPD di DPPKA dijalankan oleh Subbagian Keuangan Bidang Sekretariat (bertugas meneliti kelengkapan SPP, menyiapkan SPM, dan verifikasi penerimaan harian) dan Seksi Pembukuan Bidang Belanja (bertugas melaksanakan akuntansi dan menyiapkan laporan keuangan). 2) Fungsi Akuntansi PPKD/PPK-SKPKD PPK-SKPKD bertugas melaksanakan tugas seperti PPK-SKPD di tingkat SKPKD, yakni menyusun laporan keuangan PPKD dan laporan konsolidasi. PPKSKPKD Pemkab Garut dijalankan oleh Seksi Pembukuan Bidang Belanja dibantu oleh bidang teknis seperti Bidang Aset dan Subbagian Keuangan.

15 b. Jaringan prosedur. Berdasarkan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (SPPKD) Pemkab Garut, kegiatan akuntansi meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset, dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD berdasarkan dokumen yang diserahkan oleh bendahara. Tabel II.3 menampilkan prosedur akuntansi pokok SKPD dan SKPKD. Akuntansi SKPD dimulai dari proses penjurnalan oleh PPK-SKPD. PPK-SKPD menjurnal transaksi pendapatan menurut SPJ Penerimaan dalam register jurnal penerimaan kas, transaksi belanja menurut SPJ Pengeluaran dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dalam register jurnal pengeluaran kas, transaksi aset menurut bukti memorial transaksi aset tetap dalam register jurnal umum, dan transaksi selain kas menurut bukti memorial transaksi selain kas dalam register jurnal umum. Setelah menjurnal, PPK-SKPD memposting jurnal ke register buku besar SKPD. Berdasarkan buku besar, PPK SKPD membuat Neraca Saldo SKPD. Proses akuntansi SKPD ini berlaku sama untuk proses akuntansi SKPKD. Perbedaan diantara keduanya terletak pada nama dokumen yang digunakan. Secara umum, prosedur akuntansi pokok SKPD dan SKPKD di Pemkab Garut telah menggunakan sistem terkomputerisasi. Di DPPKA sendiri, proses input data dilaksanakan dengan aplikasi yang dibuat melalui program Microsoft Access. Menu aplikasi yang digunakan meliputi menu perbendaharaan submenu entri data SP2D dan menu akuntansi submenu SPJ belanja. Menu aplikasi dapat dilihat pada lampiran 23. Di dalam submenu entri data SP2D, petugas memasukkan berbagai infomasi yang berada dalam berkas SP2D. Setelah entri data SP2D selesai, apabila SP2D yang

16 dientri berupa SP2D LS, dilanjutkan proses pembuatan SPJ dalam submenu SPJ Belanja. Dalam submenu tersebut, petugas entri data memasukkan kembali besaran nominal uang tiap-tiap rekening. Apabila SP2D yang dientri berupa SP2D UP/GU/TU, tidak diperlukan proses pembuatan SPJ. Tabel II.3. Proses Akuntansi SKPD/SKPKD
PPK SKPD/SKPKD Akuntansi Penerimaan Kas Akuntansi Pengeluaran Kas Akuntansi Aset Akuntansi selain Kas

Register Jurnal Penerimaan Kas

Register Buku Besar SKPD/SKPKD

Neraca Saldo SKPD/SKPKD

Sumber: SPPKD Pemkab Garut Dalam praktiknya, penulis menemukan beberapa perbedaan prosedur akuntansi dengan sistem prosedur yang ada. Hasil pengamatan di DPPKA menunjukkan Seksi Pembukuan tidak mendasarkan SPJ dan bukti memorial sebagai dasar penjurnalan. Jurnal penerimaan kas/pendapatan didasarkan atas STS yang diterima dari Bendahara Pengeluaran/Subbagian Keuangan setelah direkonsiliasi dengan nota bank

17 oleh staf Seksi Pembukuan. Untuk pencatatan penerimaan dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah yang dikelola oleh Bidang Perimbangan, proses pencatatan didasarkan atas nota bank. Jurnal pengeluaran kas didasarkan atas SP2D yang diterima dari Seksi Perbendaharaan Bidang Belanja setelah direkonsiliasi dengan nota bank dan BKU oleh staf Seksi Pembukuan. Terkait transaksi aset dan selain kas, Seksi Pembukuan tidak menjurnal melainkan langsung dilaporkan pada saat penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) berdasarkan daftar aset yang diterima dari Bidang Aset. Kelemahan lain yang ditemukan penulis dalam proses penjurnalan adalah ketidakmampuan entitas melaksanakan proses akuntansi secara real time. Padahal, pencatatan secara tepat waktu merupakan syarat sistem yang baik dalam mendukung kebutuhan penyediaan informasi yang tepat waktu (real time). Menurut Seksi Pembukuan, Seksi Perbendaharaan baru menyerahkan SP2D sekitar satu bulan dari kejadian transaksi. Setelah penulis mengkonfirmasi pernyataan tersebut kepada kepada Seksi Perbendaharaan, Seksi Perbendaharaan menyatakan senantiasa menyerahkan SP2D segera setelah diterbitkan. Di samping permasalahan SP2D, penulis menemukan kelemahan dalam pembagian tugas staf Seksi Pembukuan yang masih belum proporsional. Dari 10 anggota Seksi Pembukuan, seorang staf memegang fungsi validasi SP2D, seorang staf memasukkan data penerimaan pendapatan, dan sisanya memasukkan data belanja. Realisasinya, hampir banyak berkas SP2D yang menunggu untuk divalidasi sementara staf entri data belanja tidak bekerja.

18 c. Dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan dalam SPBB/K oleh PPK-SKPD/SKPKD DPPKA, antara lain: 1) dasar entri jurnal dan posting: SP2D, STS, nota bank, dan daftar aset yang dibuat oleh bidang aset; 2) 3) dasar rekonsiliasi saldo: nota bank, BKU, BP bendahara, dan LRTB SKPD; dasar penyusunan laporan keuangan: file induk sistem, Laporan Keuangan SKPD (LK-SKPD), dan Laporan Aset Bidang Aset DPPKA. d. Pengendalian internal. Menurut SPPKD, pengendalian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur pengendali terhadap aktivitas untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan serta menjamin agar apa yang diprogramkan terlaksana dan semua penyimpangan dapat terkoreksi. Bentuk-bentuk pengendalian yang ditemukan penulis di lapangan berkaitan dengan SPBB/K antara lain sebagai berikut. 1) Pengendalian input data transaksi. Pengendalian input data transaksi dilaksanakan melalui pengecekan atau rekonsiliasi nominal mata uang dalam SP2D dan STS dengan BKU dan nota bank. Di samping itu, terdapat LRTB SKPD sebagai bahan rekonsiliasi saldo. 2) Otorisasi penggunaan aplikasi. Otorisasi penggunaan aplikasi dilaksanakan melalui sistem remote server dan password. Jejak audit penggunaan aplikasi diakomodasi melalui sistem login. Hanya saja seluruh staf menggunakan password yang sama atas masing-masing username.

19 3) Kehilangan data dan pengubahan data tanpa otorisasi. Sistem remote server memungkinkan pihak eksternal tidak dapat mengambil data yang berada dalam aplikasi. Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan, pengembang sistem memberikan bentuk keluaran aplikasi dalam format Microsoft Excell berupa jurnal dan buku besar. Bentuk jurnal dan buku besar keluaran aplikasi dapat dilihat dalam lampiran 13-15. Keluaran inilah yang digunakan Seksi Pembukuan dalam menyusun LKPD. Selama studi lapangan, penulis mencoba pengujian mengubah instruksi pemrosesan data, input data transaksi, dan bentuk keluaran aplikasi. Hasilnya, instruksi aplikasi dan bentuk keluaran aplikasi tidak dapat diubah selain oleh pembuat aplikasi. Hal ini juga yang menyebabkan Seksi Pembukuan tidak dapat mengadakan perubahan mengikuti perubahan kebutuhan. Pengujian atas akses data yang telah diinput menunjukkan kontrol yang lemah. Dalam pengujian aplikasi, penulis berhasil mengubah data kode akun, menghilangkan daftar entitas akuntansi, dan mengubah serta menghapus data SP2D yang telah diinput. Alhasil, seluruh jaringan komputer terkena dampak perubahan tersebut. Untuk menghindari hal-hal tersebut, Seksi Pembukuan telah menyiapkan

pengendalian berupa penyimpanan keluaran aplikasi setiap bulannya. e. Laporan yang dihasilkan. SPBB/K menghasilkan bentuk laporan berupa Laporan Realisasi Semester Pertama (LRSP) dan LKPD. LRSP dan LKPD terdiri atas Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Laporan Arus Kas (LAK). Rincian atas pos keuangan dalam LRSP dan LKPD dijabarkan yang Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

20 Penjelasan atas masing-masing jenis laporan yang dihasilkan dijabarkan sebagai berikut. 1) Neraca Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Garut, Neraca memuat pos aset pada sisi debit dan pos kewajiban serta ekuitas dana pada sisi kredit. Mengikuti aturan SAP, Neraca sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos keuangan berupa: kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas dana. 2) LRA Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Garut, LRA menyajikan

perbandingan realisasi dan anggaran atas pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Perbandingan atas realisasi dan anggaran disajikan pula dalam bentuk persentase ketercapaian. Pendapatan disajikan menurut jenis pendapatan berdasarkan kelompok pendapatan. Belanja disajikan menurut jenis belanja. Klasifikasi atas pendapatan menurut jenis dan belanja menurut fungsi disajikan pada CaLK. 3) LAK Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Garut, format LAK mengikuti format dalam SAP. Dalam kasus unik, arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas dasar arus kas bersih apabila lebih mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas pemerintah daerah, misalnya hasil kerjasama operasional. Arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan perusahaan daerah disajikan secara terpisah dalam aktivitas pembiayaan.

21 4) CaLK Berdasarkan kebijakan akuntansi Pemkab Garut, CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis nilai pos keuangan termasuk penyajian informasi yang diharuskan/dianjurkan SAP. Berdasarkan LKPD Pemkab Garut, CaLK berisi informasi sebagai berikut. (1) Penjelasan umum CaLK: maksud dan tujuan penyusunan, landasan hukum, organisasi, domisili dan bentuk entitas, ketentuan perundang-undangan, ekonomi makro, dan kebijakan keuangan. (2) Penjelasan pos-pos Neraca: aset lancar, piutang, piutang lainnya, persediaan, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, aset lainnya, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan. (3) Penjelasan pos-pos LRA: Pendapatan Asli Daerah (PAD), transfer, lain-lain pendapatan yang sah, realisasi belanja dan transfer bagi hasil ke desa, realisasi pembiayaan, perhitungan anggaran. (4) Penjelasan pos-pos LAK: perubahan saldo kas, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan, arus kas dari aktivitas pembiayaan, arus kas dari aktivitas non anggaran. f. Rencana pengembangan sistem. Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembukuan Bidang Belanja, Kepala Seksi Penetapan Bidang Pendapatan, dan Kepala Seksi Pengawasan Inspektorat Daerah menegaskan bahwa sejauh ini masih belum ada rencana pengembangan sistem baik sistem transaksi maupun SPBB/K.

22 Namun, pembentukan fungsi atau bidang akuntansi secara khusus di tingkat SKPKD sudah mulai dibahas. Bidang akuntansi perlu dibentuk mengingat tupoksi Seksi Pembukuan Bidang Belanja yang dinilai tidak proporsional dalam koridor seksi di bawah bidang teknis. Pembentukan bidang akuntansi ini mengikuti pula rekomendasi pemeriksa BPK. Sekalipun tidak ada rencana pengembangan sistem, berdasarkan komunikasi selama studi lapangan, Bidang Perimbangan berniat mengembangkan sistem transaksi pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bagunan (BPHTB) untuk memperbaiki kontrol internal berdasarkan sistem yang diusulkan penulis. Secara mendasar, perbedaan sistem yang diusulkan penulis dengan sistem yang berjalan saat ini atas pembayaran BPHTB terletak pada formulir Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) pranomor dan munculnya dokumen tambahan berupa permohonan penerbitan SSPD. Selain itu, diterapkan validasi nominal nilai wajar atau harga pasar untuk BPHTB di atas 20 juta rupiah melalui pemeriksaaan lapangan oleh penilai. Diagram alir pengembangan sistem berdasarkan usulan penulis yang telah dipresentasikan dan diterima entitas dapat dilihat dalam lampiran 20.

C. 1.

Hasil Pemeriksaan Lembaga Pengawasan Temuan pemeriksaan. BPK memberikan opini wajar dengan pengecualian atas LKPD Pemkab Garut

tahun 2011. Pengecualian tersebut mengacu pada belum tertibnya penatausahaan aset yang menyebabkan pelaporan aset tidak diyakini kewajarannya. Beberapa temuan BPK atas permasalahan aset, antara lain:

23 1. tidak adanya pencatatan buku inventaris, kartu inventaris, dan dokumen lainnya sesuai amanat undang-undang; 2. 3. 4. penyajian aset tetap diyakini tidak wajar; penatausahaan persediaan belum memadai; dan pencatatan sumber perolehan aset tidak jelas (dana bantuan operasional sekolah, dana alokasi khusus, hibah, dan perolehan lain).

2.

Tindak lanjut. Atas temuan tersebut, BPK menyampaikan penyebab kondisi berupa kurangnya

pembinaan, pengendalian, dan pengawasan pengelolaan aset. Selain itu, pengurus dan penyimpan barang kurang tertib dalam menjalankan tugasnya. Berkenaan dengan temuan tersebut, DPPKA bekerjasama dengan Sekretariat Daerah dan Inspektorat Daerah menyelenggarakan sosialisasi penatausahaan aset untuk beberapa SKPD selama periode tindak lanjut. Di samping sosialisasi, dibentuk tim gabungan untuk menyelesaikan beberapa permasalahan aset di lapangan. Untuk menyajikan pos aset secara wajar, BPK mengusulkan pendataan ulang seluruh aset, reklasifikasi aset, dan kodefikasi aset di seluruh SKPD. Selain itu, pelaporan penghapusan barang, mutasi barang, asal perolehan barang, dan sertifikat kepemilikan tanah perlu dilengkapi. Usulan BPK berupa jurnal koreksi dan reklasifikasi dapat dilihat dalam lampiran 24.

BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A.

Landasan Teori

1. a.

Sistem informasi akuntansi. Kerangka kerja sistem informasi akuntansi. SIA adalah gabungan sumber daya yang digunakan untuk mengolah data

keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan untuk menentukan keputusan bisnis. SIA sangat diperlukan dalam mendukung aktivitas bisnis serta pertukaran dan penyajian informasi yang akurat dan tepat waktu. Menurut James A. Hall (2001), SIA terbentuk dari tiga kelas sistem utama, yakni sistem pemrosesan transaksi, sistem pelaporan buku besar/keuangan, dan sistem pelaporan manajemen. Gambar III.1. Kerangka Kerja SIA Sistem Pemrosesan Transaksi Sistem Pelaporan Buku Besar Umum Sistem Pelaporan Manajemen Sistem pemrosesan transaksi merupakan pusat seluruh fungsi sistem dengan mengonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan, mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal dan buku besar, serta mendistribusikan informasi ke personel operasi. Sistem Pelaporan Keuangan

24

25

Sistem pemrosesan transaksi menangani tiga siklus besar yang terdiri atas siklus pengeluaran, siklus pendapatan, dan siklus konversi. SPBB/K terbentuk dari dua subsistem, yaitu subsistem buku besar dan pelaporan keuangan. Subsistem buku besar berfungsi merangkum aktivitas siklus transaksi ke dalam akun-akun kontrol buku besar, sedangkan subsistem pelaporan keuangan berfungsi menyajikan status sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya tersebut kepada pemakai eksternal. Sistem pelaporan manajemen berfungsi menyediakan informasi keuangan internal yang diperlukan manajemen, seperti anggaran, laporan varian, analisis biaya-volumelaba, dan informasi internal manajemen lainnya.

b.

Gambaran umum atas sistem pemrosesan transaksi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sistem pemrosesan transaksi terdiri atas

tiga siklus transaksi utama. Siklus pengeluaran berkaitan dengan aktivitas perolehan barang dan jasa dari pihak lain beserta penetapan kewajiban pembayaran. Siklus konversi berhubungan dengan perubahan sumber daya entitas. Siklus pendapatan berhubungan dengan aktivitas distribusi barang dan jasa kepada entitas lain beserta penagihan pendapatan. Sama seperti sistem lainnya, sistem pemrosesan transaksi terdiri atas tiga komponen, yakni masukan, pemrosesan, dan penyimpanan. Masukan berkaitan dengan dokumen sumber transaksi seperti order pelanggan dan order pembelian yang digunakan sebagai dasar pencatatan. Pemrosesan berkaitan dengan pencatatan transaksi dalam jurnal dan register. Penyimpanan berhubungan dengan media penyimpanan data baik manual maupun terkomputerisasi.

26

c.

Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. Sistem ini dirancang untuk menghasilkan laporan periodik secara teratur dan

mendukung kebutuhan informasi kapanpun diperlukan (real time). Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi pokok yang menampung ringkasan data yang sudah diklasifikasi dalam jurnal. Hasil ringkasan data akuntansi dalam buku besar dan buku pembantu digunakan subsistem pelaporan keuangan dalam menyusun laporan keuangan. Aktivitas dasar dari sistem ini adalah memperbarui buku besar, posting jurnal penyesuaian, mempersiapkan laporan keuangan, dan menghasilkan laporan manajerial. 1) Fungsi yang terkait James A. Hall (2001) mengutarakan bahwa SPBB/K berfungsi merangkum aktivitas transaksi dan menyajikannya dalam laporan keuangan. Pada dasarnya seluruh fungsi manajemen yang menyelenggarakan pembukuan berhubungan dengan SPBB/K. Sumber data yang dikumpulkan dan diolah SPBB/K berasal dari semua subsistem dalam sistem pemrosesan transaksi, bendahara, bagian anggaran, dan kontroler. 2) Jaringan prosedur Sistem ini dapat dibagi kedalam lima tahap, yakni pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Dari hasil

identifikasi/pemeriksaan dokumen transaksi oleh bagian keuangan, dilaksanakanlah pencatatan (recording) dalam jurnal umum atau khusus berdasarkan dokumen transaksi. Jurnal transaksi kemudian diklasifikasikan kedalam masing-masing

27

rekening buku besar. Memasuki tahap pengikhtisaran, rekening buku besar dijadikan dasar penyusunan neraca saldo dan dilakukan penyesuaian atas pos-pos tertentu melalui jurnal penyesuaian. Hasil tahap ikhtisar digunakan dalam tahap pelaporan sebagai bahan penyusunan laporan keuangan. Gambar III.2. Diagram SPBB/K
Dokumen Sumber Entri Jurnal Posting Buku Besar Neraca Saldo Laporan Keuangan

Sebagai subsistem yang merupakan titik berkumpulnya seluruh subsistem SIA, SPBB/K memerlukan sistem pengkodean untuk memberikan identitas bagi masingmasing pos transaksi. Sistem pengkodean menjadi penting karena dapat memenuhi kebutuhan identifikasi data akuntansi yang unik, memudahkan meringkas data, memudahkan proses klasifikasi rekening, dan berguna untuk menyampaikan makna tertentu. Untuk menyusun sistem pengkodean, pertama-tama harus dipisahkan antara akun nominal dan akun riil. Tiap kelompok akun nominal dan riil disediakan sejumlah pengkodean tertentu yang dapat berupa angka atau huruf, blok, kelompok, desimal, atau angka urut didahului dengan huruf. 3) Dokumen yang digunakan Menurut James A. Hall (2001), dokumen yang digunakan dalam SPBB/K berbeda-beda tergantung kebijakan entitas menggunakan sistem manual atau sistem terkomputerisasi. Sistem manual menggunakan dokumen berupa dokumen, jurnal, dan buku besar. Sistem terkmputerisasi menggunakan berbagai macam file.

28

Dokumen dalam sistem manual terbagi menjadi dokumen sumber, dokumen produk, dan dokumen turnaround. Dokumen sumber merupakan bukti transaksi dan digunakan sebagai sumber data primer bagi entri data jurnal. Hasil entri jurnal selanjutnya diposting kedalam buku besar yang merupakan dokumen ringkasan transaksi keuangan. Sistem terkomputerisasi menggunakan file berupa file induk, file transaksi, file referensi, dan file arsip. Dalam sistem terkomputerisasi, file induk merupakan wujud buku besar dan buku pembantu yang berfungsi sebagai penampung data-data akuntansi. File transaksi yang merupakan file sementara pencatatan transaksi digunakan untuk memperbarui file induk. File transaksi dapat berupa pesanan penjualan, penerimaan persediaan, atau penerimaan kas. File referensi berisi data-data yang digunakan sebagai standar pemrosesan transaksi seperti besaran pajak dan daftar harga. Untuk menyimpan data transaksi, digunakan file arsip sebagai referensi informasi di masa mendatang. 4) Pengendalian internal Menurut Systrust yang diperkenalkan oleh AICPA, sistem yang andal adalah sistem yang memenuhi prinsip ketersediaan, keamanan, keterpeliharaan, dan integritas. Entitas harus menjamin sistem dapat dijalankan ketika dibutuhkan. Untuk itu, diperlukan upaya minimalisasi gangguan, pemeliharaan infrastruktur, dan prosedur alternatif apabila sistem utama tidak berfungsi. Pengamanan dan pemeliharaan atas sistem diupayakan melalui pemisahan tugas, perlindungan akses, dan pengembangan sistem. Integritas sistem dilaksanakan melalui pengendalian aplikasi mulai dari pengendalian sumber data hingga pengendalian output.

29

Pengendalian internal diperlukan karena dalam setiap proses selalu ada risiko kesalahan/ancaman. Pada akhirnya, pengendalian internal bertujuan agar semua catatan akuntansi dicatat dan diotorisasi dengan benar serta database dijaga dari kehilangan atau pencurian. Bentuk ancaman dan pengendalian ancaman beragam di tiap-tiap segmen proses sistem. Berikut tabel bentuk-bentuk ancaman dan pengendalian di tiap-tiap proses SPBB/K. Tabel III 1. Ancaman dan Bentuk Pengendalian Sistem Pelaporan Jenis Proses Ancaman Kehilangan dokumen transaksi Proses pemeriksaan dokumen transaksi Dokumen transaksi yang terjadi tidak riil Tercampurnya dokumen transaksi entitas yang berbeda Kesalahan dalam input data Pengendalian Disediakan tempat atau wadah khusus untuk menyimpan semua dokumen transaksi Melakukan pemeriksaan/konfirmasi kembali terkait dokumen transaksi tersebut Harus ada pemisahan yang jelas Pengendalian input dan proses, laporan rekonsiliasi dan pengendalian, jejak audit

Proses input dokumen transaksi/ posting buku besar/ penyusunan laporan keuangan

Adanya ancaman virus Proteksi dengan antivirus komputer Kehilangan data dan/atau Pengendalian akses, back-up data, penyembunyian pencurian jejak audit Terjadinya pemadaman Dilakukan saving/penyimpanan listrik Diolah dari berbagai sumber

5)

Laporan yang dihasilkan SPBB/K menghasilkan laporan berupa laporan keuangan tradisional yang

umumnya terdiri atas neraca, laporan laba/rugi, LAK, dan laporan perubahan modal. Selain laporan keuangan, entitas dapat menyusun laporan manajerial yang terdiri atas laporan pengendalian buku besar dan anggaran.

30

2. a.

Sistem informasi akuntansi keuangan daerah. Kerangka kerja sistem pemrosesan transaksi. Pengelolaan keuangan daerah terdiri atas tiga tahapan besar, yakni perencanaan,

pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Proses perencanaan meliputi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), hingga Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). SKPD bertugas menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang memuat rencana pendapatan dan belanja untuk masing-masing program dan kegiatan. SKPKD bertugas menelaah RKA-SKPD serta menyusun nota keuangan dan rancangan APBD. Setelah APBD disahkan, SKPD melaksanakan program kegiatan berdasarkan APBD. Setiap pengeluaran dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran dengan didukung oleh dokumen yang sah. Apabila pengeluaran tersebut menyebabkan timbulnya kewajiban pajak, bendahara wajib memungut pajak dan menyetorkannya ke rekening kas negara. Pembayaran atas beban pengeluaran didukung oleh Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD atau Surat Pencairan Dana (SPD). Dalam proses pencairan dana, SKPD wajib mengikuti prosedur penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan prosedur penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan kuasa BUD. Sebelum penerbitan SP2D, BUD wajib meneliti dan menguji kelengkapan dan kebenaran dokumen. Untuk memudahkan transaksi belanja, dalam akuntansi pemerintah dikenal sistem uang persediaan. Di awal tahun anggaran, setiap SKPD mendapat sejumlah

31

uang persediaan dengan besaran sesuai ketentuan yang berlaku. Uang persediaan tersebut dapat digunakan untuk berbagai jenis keperluan belanja. Untuk pengisian kembali, SKPD wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan melalui SPJ dan mengajukan permohonan pengisian kembali melalui SPM Ganti Uang Persediaan (SPM-GU). Terkait penerimaan daerah, seluruh penerimaan dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah (Rekening Kasda). Sistem ini dikenal dengan istilah treasury single account. Penerimaan yang diterima tidak dapat langsung digunakan untuk belanja. Sebagai bentuk pengendalian, seluruh penerimaan yang diterima setiap hari oleh Bendahara Penerimaan wajib disetor selambat-lambatnya satu hari kerja untuk menghindari kecurangan lapping. Penerimaan daerah berupa barang diakui sebagai aset daerah dan dicatat sebagai inventaris daerah. Berbeda dengan transaksi pendapatan dan belanja, transaksi pembiayaan hanya dilakukan oleh PPKD/SKPKD. Prosedur, dokumen, dan penggunaan Rekening Kasda serupa dengan transaksi pendapatan dan belanja. Perbedaannya hanya terletak pada nama dokumen dan pelaksana. Tabel III.2. Prosedur Akuntansi Pokok Dokumen
SP2D & SPJ Buku Jurnal Buku Pembantu Bukti Penerimaan Kas Bukti Pengeluaran Kas Bukti Memorial Buku Jurnal Penerimaan Kas Buku Jurnal Pengeluaran Kas Buku Jurnal Umum Kumpulan Rekening (Ringkasan dan Rincian)

Catatan
Buku Besar

Laporan
Laporan Keuangan

Kertas Kerja

Sumber: Modul Penyusunan LKPD

32

b.

Sistem pelaporan buku besar dan keuangan. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) serupa dengan Sistem Akuntansi

Pemerintah Pusat (SAPP). SAPP terdiri atas Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SABUN), sedangkan SAPD terdiri atas SAI dan Sistem Akuntansi Bendahara Umum Daerah (SABUD). SAI digunakan SKPD untuk menyusun LRA, Neraca, dan CaLK. SABUD digunakan SKPKD untuk menyusun LAK dan CaLK. Menurut Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, SAPD terdiri atas empat prosedur akuntansi, yakni prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, aset tetap, dan selain kas. Prosedur akuntansi adalah serangkaian proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, berkaitan dengan penerimaan kas, pengeluaran kas, perolehan aset tetap, dan transaksi selain kas yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi. SAPD disusun mengacu pada SAP dan ditetapkan dalam perbup. Sistem ini harus disusun berdasarkan asas pengendalian internal sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. LKPD yang merupakan keluaran SAPD tidak hanya berupa laporan keuangan tahunan. Menurut PP 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, pemerintah daerah diwajibkan menyusun LRSP. Di samping itu, berdasarkan PP 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah, Kepala Daerah wajib mempublikasikan laporan penggunaan dana yang diperoleh melalui penerbitan obligasi daerah, alokasi dana cadangan, serta laporan lain yang bersifat material.

33

1)

Fungsi yang terkait Pada dasarnya, hampir seluruh bagian fungsi pemerintah daerah berkaitan

secara langsung maupun tidak langsung dengan SPBB/K. Sekretariat Daerah, Kepala SKPD/SKPKD, PPTK, PPK-SKPD/SKPKD, bendahara, hingga Inspektorat Daerah berkaitan langsung dengan SPBB/K. Sekretariat Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggung jawab atas penyusunan LKPD. Kepala SKPD bertanggung jawab atas penyusunan LK-SKPD yang dipimpinnya. PPTK bertanggungjawab atas pencatatan transaksi yang menjadi dasar pembukuan belanja. PPK-SKPD bertanggungjawab atas beragam fungsi termasuk menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Bendahara bertanggungjawab

menatausahkan pembukuan yang menjadi wewenangnya. Inspektorat Daerah bertanggungjawab atas pelaksanaaan reviu laporan keuangan.

2) (1)

Jaringan prosedur Sistem Pencatatan Sistem pencatatan transaksi mengenal dua jenis pencatatan, yakni pencatatan

tunggal (single entry) dan pencatatan berpasangan (double entry). Sistem pencatatan berupa debet dan kredit yang umumnya dipakai merupakan bentuk dari pencatatan berpasangan. Sistem pencatatan yang digunakan pemerintah daerah sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sistem pencatatan berpasangan. Transaksi yang telah dicatat dalam jurnal secara periodik dicatat ke dalam buku besar.

34

(2)

Penerimaan pendapatan Prosedur pembukuan menurut Permendagri 55 Tahun 2008 dikembangkan

dalam tiga prosedur berdasarkan cara penerimaan pendapatan, yakni pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai, pembukuan atas pendapatan yang dibayar melalui rekening Bendahara Penerimaan, dan pembukuan atas pendapatan yang dibayar melalui Rekening Kasda. Tabel III.3 merepresentasikan ketiga prosedur penerimaan pendapatan Bendahara Penerimaan.

Tabel III.3. Prosedur Pembukuan Penerimaan SKPD

Penerimaan Tunai

Penyetoran Penerimaan Tunai Bendahara


Proses Penyetoran Penerimaan Tunai ke Kas Umum Daerah Surat Tanda Setoran

Bendahara
Proses Penerimaan Tunai

Penerimaan Melalui Rekening Bendahara Bendahara


Proses Penerimaan di Bank Bendahara Penerimaan

Penyetoran Penerimaan Melalui Rek. Bendahara Bendahara


Proses Penyetoran Penerimaan ke KUD

Penerimaan di Rek. Kas Umum Daerah Bendahara


Proses Penerimaan di KUD

Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran

Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang Sah

Surat Tanda Setoran Nota Kredit

Slip Setoran/Bukti Lain yang Sah

Buku Penerimaan dan Penyetoran

Melakukan Pengisian Register STS

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran

Buku Penerimaan dan Penyetoran

Register STS Buku Penerimaan dan Penyetoran

Buku Penerimaan dan Penyetoran

Melakukan Pengisian Register STS

Register STS Buku Penerimaan dan Penyetoran

Sumber: Lampiran Permendagri 55 Tahun 2008

35

Atas

prosedur

pembukuan

tersebut,

Bendahara

Penerimaan

wajib

menyelenggarakan pembukuan penerimaan dan mendokumentasikan setiap STS yang menjadi dokumen dasar penyetoran penerimaan dalam register STS. Disamping itu, Bendahara Penerimaan wajib menyerahkan laporan penerimaan kepada PPKD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya sebagai bahan proses verifikasi, evaluasi, dan analisis oleh PPKD. Untuk penerimaan yang dikelola PPKD, bentuk dokumen dan prosedur pencatatannya sedikit berbeda. Dokumen yang digunakan dalam pembukuan PPKD berupa buku penerimaan pendapatan PPKD. Buku penerimaan pendapatan PPKD tersebut diisi berdasarkan nota kredit bank dan bukti penerimaan pendapatan PPKD lainnya yang sah.

Tabel III.4. Prosedur Pembukuan Penerimaan PPKD

Pembukuan Penerimaan PPKD Bendahara PPKD


Proses Penerimaan di Kas Umum Daerah

Penyampaian Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD PPKD Fungsi Verifikasi Bendahara PPKD
Buku Pendapatan PPKD Buku Penerimaan yang Sah

Nota Kredit/Bukti Lain yang Sah

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan PPKD Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Proses Verifikasi

Buku Penerimaan PPKD

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Sumber: Lampiran Permendagri 55 Tahun 2008

36

(3)

Pengeluaran/Belanja Berdasarkan Permendagri 55 tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya, pembukuan belanja oleh Bendahara Pengeluaran menggunakan dokumen BKU dan BP BKU. BP BKU meliputi BP Kas Tunai, BP Simpanan/Bank, BP Panjar, BP Pajak, dan BP Rincian Obyek Belanja. Dokumen yang digunakan sebagai dasar pembukuan belanja adalah SP2D UP/GU/TU/LS, bukti transaksi yang sah dan lengkap, dan dokumen pendukung lainnya. Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan digunakan untuk membukukan satu transaksi keuangan yang dilakukan Bendahara Pengeluaran. Umumnya, pembukuan atas belanja cukup didasarkan atas dokumen SP2D. Pembukuan pengeluaran dibedakan menurut sumber dana yang digunakan, yakni pembukuan atas belanja uang persediaan dan belanja langsung. Pembukuan belanja uang persediaan dibedakan menjadi belanja yang menggunakan panjar dan tidak menggunakan panjar. Pembukuan belanja langsung dibedakan antara belanja pengadaan barang dan jasa dengan belanja gaji dan tunjangan. Prosedur pembukuan belanja dapat dilihat dalam lampiran 17-18. Untuk pengeluaran PPKD, proses pembukuannya tidak jauh berbeda dengan pembukuan belanja pada SKPD. Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan transaksi belanja ke dalam BKU pengeluaran baik dalam kolom penerimaan maupun pengeluaran dan pencatatan transaksi ke dalam BP Rekapitulasi Pengeluaran per Rincian Obyek. Dokumen yang mendasari pembukuan belanja PPKD adalah SP2D LS.

37

Tabel III.5. Prosedur Pembukuan Belanja PPKD

Penatausahaan Belanja SP2D LS Barang dan Jasa Bendahara


Proses Penerbitan SP2D

Penatausahaan Belanja SP2D LS Gaji Bendahara


Proses Penerbitan SP2D

Pembukuan Belanja SP2D LS PPKD Bendahara


Proses Penerbitan SP2D

SP2D LS

SP2D LS

SP2D LS

Melakukan Pengisian BKU Kolom Penerimaan

Melakukan Pengisian BKU Kolom Penerimaan

Melakukan Pengisian BKU Kolom Penerimaan

Melakukan Pengisian BKU Kolom Pengeluaran

Melakukan Pengisian BKU Kolom Pengeluaran

Melakukan Pengisian BKU Kolom Pengeluaran

Melakukan Pengisian BP Rincian Obyek Belanja

Melakukan Pengisian BP Rincian Obyek Belanja

Melakukan Pengisian BP Rincian Obyek Belanja

BKU BP Rincian Obyek Belanja

BKU BP Rincian Obyek Belanja

BKU BP Rincian Obyek Belanja

Sumber: Lampiran Permendagri 55 Tahun 2008 (4) Aset Berdasarkan PP 6 Tahun 2006 dan Permendagri 17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD), Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang (PB/KPB) harus melakukan pencatatan BMD ke dalam Daftar Barang

(DBPB/DBKPB). Selain itu, KPB harus menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan (LBKPS/T) untuk disampaikan kepada Pengguna Barang. Pengguna Barang selanjutnya menyusun Laporan Barang Pengguna

Semesteran/Tahunan (LBPS/T) untuk disampaikan kepada Pengelola Barang.

38

Berdasarkan laporan tersebut, Pengelola Barang menyusun Laporan BMD (LBMD) yang digunakan untuk menyusun neraca. Disamping pembukuan, penatausahaan aset mengenal proses inventarisasi dan penilaian BMD. Proses inventarisasi meliputi pencatatan BMD kedalam kartu inventarisasi barang, kartu inventarisasi ruangan, buku inventaris, buku induk inventaris, daftar buku inventaris, dan mutasi barang. Penilaian BMD dilaksanakan dalam rangka pengamanan dan penyusunan neraca. Penilaian BMD berpedoman pada SAPD dan didukung oleh data yang akurat atas seluruh kepemilikan BMD. Penilaian dilaksanakan oleh tim khusus dan dapat melibatkan lembaga independen.

Tabel III.6. Prosedur Pelaporan Aset Daerah

Penyimpan Barang
Buku Hasil Pengadaan

Pengguna Barang

Pengelola Barang

Lap Semester I Hasil Pengadaan

Lap Semester I Hasil Pengadaan

Lap Semester II Hasil Pengadaan

Lap Semester II Hasil Pengadaan

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Buku Hasil Pengadaan Daftar Pemeliharaan Barang

Buku Hasil Pengadaan

Daftar Pemeliharaan Barang

Sumber: Bidang Aset DPPKA Pemkab Garut

39

(5)

LK-SKPD PPK-SKPD/SKPKD bertanggungjawab atas proses penyusunan laporan LK-

SKPD. Jurnal dan posting transaksi keuangan yang telah dilakukan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Berikut prosedur penyusunan LK-SKPD menurut Modul Penyusunan LKPD. Langkah 1. Kertas Kerja a. PPK-SKPD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat bantu menyusun laporan keuangan secara manual.

Tabel III.7. Contoh Format Kertas Kerja SKPD

Ko Rek

Xxxxxxxxxxxxxxx Uraian Xxxxxxxxxxxxx Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Piutang Retribusi Persediaan Gedung/Bangunan Akumulasi Depresiasi RK PPKD EDL Cadangan Persediaan EDI Diinvestasikan dalam Aset Tetap PAD Retribusi Belanja Pegawai Belanja ATK Blnj Modal Pengadaan Konstruksi Gedung Jumlah EDL SiLPA

Neraca Saldo D K

Laporan Realisasi Anggaran D K

Jurnal Penyesuaian D K

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian D K

Jurnal Penutup D K

Neraca D K

Sumber: Modul Penyusunan LKPD b. PPK-SKPD merekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka neraca saldo tersebut diletakkan di kolom neraca saldo.

40

c.

Berdasarkan neraca saldo, PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk LRA dan memindahkannya ke kolom LRA.

d. e.

PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian. PPK-SKPD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal penyesuaian yang telah dibuat.

f. g.

Pembuatan jurnal penutup. Berdasarkan neraca saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen neraca dan memindahkannya ke kolom neraca.

Langkah 2. Penyusunan LK-SKPD a. 1. 2. b. 1. 2. c. 1. 2. d. LRA Buatlah format LRA. Isilah setiap kolom LRA sesuai ketentuan. Neraca Buatlah format neraca. Isilah setiap kolom neraca sesuai ketentuan. LAK Buatlah format LAK. Isilah setiap kolom LAK sesuai ketentuan. Penyusunan CaLK CaLK disusun dan disajikan secara sistematis sesuai dengan ketentuan SAP.

41

(6)

Penyusunan LKPD (laporan konsolidasi) LKPD disusun melalui proses konsolidasi atau penggabungan laporan keuangan

seluruh SKPD. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi, konsolidasi adalah cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik (reciprocal). Dalam hal konsolidasi dilakukan tanpa mengeliminasi akun timbal balik, nama akun timbal balik dan estimasi besaran nominal dicantumkan dalam CaLK. Entitas pelaporan melalui PPK-SKPKD menyusun laporan keuangan dengan menggabungkan laporan keuangan seluruh entitas akuntansi yang secara organisator berada di bawahnya. Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah digabungkan dengan lembaga teknis daerah (SKPD) yang membawahinya. Berikut prosedur konsolidasi penyusunan Neraca dan LRA menurut Modul Penyusunan LKPD.

Langkah 1. Kertas kerja Neraca a. b. Fungsi Akuntansi di SKPKD menyiapkan kertas kerja. PPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo neraca saldo masing-masing SKPD. Angka-angka tersebut diletakkan di kolom neraca SKPD. c. Fungsi Akuntansi SKPKD membuat jurnal eliminasi dengan mengeliminasi akun-akun resiprokal.

42

d.

PPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal eliminasi. Nilai yang telah disesuaikan diletakkan pada kolom neraca saldo setelah eliminasi.

e.

Berdasarkan neraca saldo yang telah dieliminasi, PPKD mengidentifikasi akunakun yang termasuk dalam komponen neraca dan memindahkannya ke kolom neraca pemda.

f.

Berdasarkan kolom neraca pemda, PPKD menyusun neraca gabungan pemerintah daerah.

Tabel III.8. Contoh Format Kertas Kerja SKPKD


Xxxxxxxxxxxxxxx Uraian Xxxxxxxxxxxxx Neraca Saldo Setelah Eliminasi D K

Ko Rek

Neraca SKPD D K

Neraca PPKD D K

Jurnal Eliminasi D K

Neraca PEMDA D K

Kas Umum Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan RK Dinkes Piutang Retribusi Piutang Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Persediaan Gedung/Bangunan Akumulasi Depresiasi Dana Cadangan EDL SILPA EDL Cadangan Piutang EDL Cadangan Persediaan EDI Diinvestasikan dalam Aset Tetap EDC Diinvestasikan dalam Dana Cadangan RK PPKD Jumlah

Sumber: Modul Penyusunan LKPD

43

Langkah 2. Kertas Kerja LRA a. Fungsi Akuntansi SKPKD menyiapkan kertas kerja.

Tabel III.9. Contoh Format Kertas Kerja LRA

Ko Rek 4 4.1 4.1.2 4.2 4.2.1 5 5.1 5.1.1 5.1.2 5.2 5.2.3 Pendapatan PAD

Uraian

LRA SKPD

LRA PPKD

LRA Gabungan

Retribusi Daerah Pendapatan Transfer Transfer DAU Jumlah Pendapatan Belanja Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang (ATK) Jumlah Belanja Operasi Belanja Modal Konstruksi Gedung Jumlah Belanja Modal Jumlah Belanja Surplus/(Defisit)

6 6.1 6.2

Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Neto SILPA

Sumber: Modul Penyusunan LKPD b. PPKD melakukan rekapitulasi jumlah total LRA masing-masing SKPD. Angkaangka tersebut diletakkan di kolom LRA SKPD. c. PPKD menjumlahkan seluruh akun LRA SKPD dan PPKD pada kolom LRA Gabungan. d. Berdasarkan kolom LRA Gabungan, PPKD dapat menyusun LRA pemerintah.

44

3) (1)

Dokumen yang digunakan Dokumen akuntansi penerimaan kas Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan adalah STS, nota kredit,

bukti transfer, dan dokumen lainnya. Pencatatan atas penerimaan kas dilakukan dalam buku jurnal penerimaan kas, buku besar, dan buku besar pembantu. (2) Dokumen akuntansi pengeluaran kas Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan adalah SP2D, SPJ, nota debet, bukti transfer, dan dokumen lainnya. Pencatatan atas pengeluaran kas dilakukan dalam buku jurnal pengeluaran kas, buku besar, dan buku besar pembantu. (3) Dokumen akuntansi aset tetap Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial. Pencatatan atas aset dilakukan dalam jurnal umum, buku besar, dan buku pembantu. (4) Dokumen akuntansi transaksi selain kas Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan adalah bukti memorial. Pencatatan atas transaksi selain kas dilakukan dalam buku jurnal umum, buku besar, dan buku besar pembantu. (5) Bendahara Umum Daerah (BUD) Berdasarkan Permendagri 55 tahun 2008 tentang Laporan Pertanggungjawaban Bendahara, BUD membuat Laporan atas Kas Umum Daerah dalam bentuk Laporan BUD (Laporan Posisi Kas Harian dan Rekonsiliasi Bank). Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh penatausahaan dan bukti transaksi pada kasda merupakan dasar dari penyusunan Laporan BUD. Selain Laporan BUD, BUD diwajibkan pula membuat Register SPP, SPM, dan SP2D.

45

4)

Pengendalian internal Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah (SPIP), Kepala Daerah wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Internal (SPI) atas penyelenggaraan kegiatan pemerintah. Sama seperti unsur-unsur internal control yang diperkenalkan COSO, SPIP terdiri atas unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian internal. Lingkungan pengendalian berhubungan dengan kondisi organisasi. Pimpinan dan pegawai instansi pemerintah harus memiliki perilaku yang positif dalam mendukung kondisi organisasi yang mendukung SPI. Struktur organisasi dan pendelegasian wewenang harus dapat mendukung SPI. Entitas pun harus memiliki hubungan kerja yang baik dengan pihak eksternal. Penilaian risiko berhubungan dengan identifikasi atau analisis risiko. Pimpinan entitas harus melakukan identifikasi risiko yang dapat mempengaruhi kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya. Penilaian risiko berguna agar entitas dapat mengelola risiko. Selain itu, penilaian risiko berguna untuk memenuhi ketersediaan mekanisme menghadapi perubahan yang mempengaruhi aktivitas entitas. Kegiatan pengendalian berupa kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme pengendalian. Kegiatan pengendalian yang memadai harus dikembangkan dan diterapkan dalam organisasi untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan. Informasi dan komunikasi berkaitan dengan sistem informasi. Sistem informasi dibangun untuk mendokumentasikan informasi operasional dan keuangan. Informasi tersebut selanjutnya dikomunikasikan kepada pihak yang membutuhkan.

46

Pemantauan

atau

monitoring

berhubungan

dengan

penilaian

kualitas

pelaksanaan sistem pengendalian internal. Pemantauan dilaksanakan secara terusmenerus untuk meneliti lebih lanjut, mengevaluasi, dan memperbaiki kelemahan yang ada. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi dilakukan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Pengendalian dilakukan melalui pengendalian umum dan aplikasi. Pengendalian umum meliputi pengamanan sistem informasi, pengendalian akses, pengendalian pengembangan aplikasi (software), pengendalian software, pemisahan tugas, dan kontinuitas pelayanan. Pengendalian aplikasi meliputi pengendalian otorisasi, kelengkapan data, akurasi data, dan keandalan pemrosesan data. Pemisahan fungsi menjadi ikon penting dan umum dalam pengendalian internal. Tanggung jawab atas otorisasi, persetujuan, pencatatan, dan reviu/audit tidak dirangkap oleh satu orang melainkan dilimpahkan secara sistemik agar tersedia checks and balance. Pengendalian aset dilaksanakan dengan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur pengamanan fisik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain; aset yang berisiko hilang/dicuri/rusak harus diamankan, formulir penting dipranomori, dan seluruh fasilitas dilindungi dengan sistem pemadaman kebakaran. SPIP yang telah disusun didokumentasikan untuk menggambarkan alur sistem informasi, pengumpulan dan penanganan data, serta pengendalian umum dan aplikasi. Dokumentasi tersebut harus dikomunikasikan, diketahui, dan dipahami oleh seluruh pegawai.

47

5) (1)

Laporan yang dihasilkan Neraca Berdasarkan PSAP Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, neraca

menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajiban dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas dana meliputi ekuitas dana lancar, investasi, dan cadangan. (2) LRA Berdasarkan PSAP Nomor 2 tentang LRA, LRA menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. (3) LAK Berdasarkan PSAP Nomor 3 tentang LAK, pelaporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan, dan saldo kas beserta setara kas. Informasi ini berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa mendatang serta menilai kecermatan arus kas yang telah dibuat sebelumnya. LAK menjadi alat pertanggungjawaban arus masuk keluar kas selama periode pelaporan. LAK menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Arus kas dari aktivitas operasi berhubungan dengan penerimaan perpajakan, penerimaan bukan pajak, hibah,

48

penerimaan laba perusahaan daerah dan investasi lainnya, transfer masuk/keluar, belanja nonmodal, bunga, subsidi, hibah, dan bantuan sosial. Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan terdiri atas perolehan dan penjualan aset baik berupa aset tetap maupu aset lainnya. Arus kas dari aktivitas pembiayaan meliputi penerimaan/ pengembalian/ pembayaran pokok/pemberian pinjaman, hasil penjualan surat utang, divestasi, pembentukan/pencarian dana cadangan, dan penyertaan modal. Arus kas dari aktivitas non anggaran meliputi penerimaan/pengeluaran PFK dan kiriman uang masuk/keluar. (4) CaLK Berdasarkan PSAP Nomor 4 tentang CaLK, CaLK disajikan secara sistematis sebagai referensi silang atas pos-pos keuangan dalam laporan keuangan. CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos keuangan serta informasi dan pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian wajar. CaLK menyajikan informasi berupa: a. kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; b. c. ikhtisar pencapaian kinerja keuangan; informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih; d. informasi yang harus disajikan berdasarkan PSAP dalam rangka penyajian wajar; e. f. informasi untuk pos-pos keuangan; dan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian wajar.

49

(5)

LRSP Kepala SKPD menyusun LRSP melalui PPK-SKPD. Kepala SKPD

menyerahkan laporan tersebut pada minggu pertama bulan Juli kepada PPKD untuk disusun LRSP Gabungan. LRSP disampaikan PPKD kepada Sekretariat Daerah pada minggu kedua bulan Juli. Kepala Daerah menerima LRSP dari Sekretariat Daerah paling lambat minggu ketiga bulan Juli. Kepala Daerah menyampaikan LRSP kepada DPRD di akhir bulan Juli. (6) LKPD PPK-SKPD menyiapkan LK-SKPD dan disampaikan kepada Kepala SKPD. Kepala SKPD selanjutnya menyerahkan LK-SKPD kepada PPKD sebagai bahan penyusunan LKPD Daerah (LKPD) paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan SKPD dilampiri dengan Surat Pernyataan Kepala SKPD bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal yang memadai dan SAP yang sesuai dengan peraturan perundangan. PPKD menyusun LKPD dengan cara menggabungkan (mengkonsolidasi) LKSKPD paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. LKPD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. LKPD terdiri atas Neraca, LRA, LAK, dan CaLK. LKPD disampaikan oleh Kepala Daerah kepada BPK tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Setelah diterima laporan hasil audit, Kepala Daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan. Prosedur penyusunan laporan keuangan dapat dilihat dalam lampiran 19.

50

B.

Pembahasan

1.

Kerangka kerja sistem pemrosesan transaksi dan pencatatan transaksi.

Berdasarkan Perbup 413 Tahun 2008 tentang Struktur dan Tupoksi Organisasi DPPKA, sistem pemrosesan transaksi bertumpu pada tiga bidang utama dibantu oleh tiga bidang pendukung. Tiga bidang utama meliputi Bidang Pendapatan, Bidang Perimbangan, serta Bidang Belanja. Tiga bidang pendukung sistem pemrosesan transaksi, diantaranya: Bidang Sekretariat Subbagian Keuangan yang memegang fungsi PPK-SKPD dalam hal pemeriksaan SPP/SPM dan penatausahaan dokumen Bendahara, Bidang Aset yang mengkordinir penatausahaan BMD, serta Jabatan Fungsional yang mengelola SIPKD. a. Bidang Pendapatan. Penatausahaan pendapatan dilaksanakan oleh tiga seksi yang bertanggung jawab atas fungsinya masing-masing. Kebutuhan pembayaran pajak diakomodasi oleh Seksi Pendaftaran dan Pendataan. Seksi ini dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama berupa front office yang bertugas langsung melayani Wajib Pajak (WP) yang hendak membayar pajak, bagian kedua berupa administration office yang bertugas melaksanakan verifikasi dan pendataan. Proses pencatatan pemasukan harian berada di bagian kedua seksi ini. Bagian kedua seksi ini bergabung dengan Seksi Penagihan yang bertugas memungut pajak dalam satu ruangan untuk memudahkan koordinasi. Pencatatan transaksi harian pemasukan dilaksanakan secara komputerisasi maupun manual dengan menerapkan pencatatan single entry. Pencatatan manual tetap

51

dipertahankan untuk mengurangi risiko kehilangan data atas pencatatan komputer. Pencatatan komputer masih dilaksanakan secara sederhana dengan aplikasi Microsoft Excell. Pencatatan transaksi harian ini biasanya dipakai oleh Seksi Pembukuan Bidang Belanja untuk merekonsiliasi saldo pendapatan dengan pembukuan yang berasal dari Bendahara Penerimaan atau nota bank. b. Bidang Perimbangan. Bidang Perimbangan dibagi menjadi tiga seksi, yakni Seksi Ekstensifikasi, Seksi PBB dan BPHTB, serta Seksi Pengelolaan Pendapatan Pusat dan Lain-lain. Seksi Ekstensifikasi bertugas menggali potensi penerimaan dan menentukan proyeksi penerimaan. Seksi PBB dan BPHTB bertugas melaksanakan penagihan PBB serta pelayanan pembayaran dan validasi BPHTB. Seksi Pengelolaan Pendapatan Pusat dan Lain-lain bertugas menatausahakan penerimaan dana perimbangan. Pembayaran atas kewajiban PBB dan BPHTB oleh WP dapat melalui tunai langsung maupun bank. Untuk transaksi PBB, pada dasarnya pembayaran transaksi telah melalui Rekening Kasda, tetapi tidak seluruh daerah berniat membayar ke bank karena alasan tertentu. Sehingga, staf seksi PBB dan BPHTB mendatangi daerah bersangkutan untuk menagih secara tunai dan menyetorkannya ke Rekening Kasda. Pencatatan atas transaksi PBB dilaksanakan setelah diterima nota bank setiap bulannya dengan menerapkan pencatatan single entry. Besaran transaksi yang diterima dijadikan sumber data daerah mana yang belum atau telah membayar serta pencapaian target penerimaannya.

52

Berbeda dengan PBB, WP dibebaskan untuk membayar BPHTB di bank maupun tunai langsung. Pembayaran tunai langsung dilayani oleh fungsi pelayanan BPHTB. Pencatatan atas transaksi BPHTB dilaksanakan dalam tiga langkah menggunakan sistem manual maupun komputer yang sama-sama menerapkan pencatatan single entry. Ketika WP hendak membayar, petugas pelayanan mencatat data sesuai dengan SSPD menggunakan Microsoft Excell. Setelah pencatatan selesai, dilanjutkan dengan pencatatan manual dalam buku penerimaan tunai harian. Pencatatan dalam buku manual ini dijadikan bahan pencatatan oleh staf lain di luar fungsi pelayanan. Dalam proses ini, dihasilkan LRTB BPHTB yang digunakan Seksi Pembukuan Bidang Belanja untuk merekonsiliasi saldo. Laporan rekapitulasi ini dapat dilihat dalam lampiran 2. Bendahara Penerimaan mencatat penerimaan BPHTB ketika Bendahara Penerimaan Pembantu Bidang Perimbangan menyerahkan kas tunai untuk disetorkan ke bank. Untuk pencatatan penyetoran BPHTB melalui bank oleh WP, seksi PBB dan BPHTB akan menerima dokumen pemasukan dari bank yang telah diklasifikasi berdasarkan transaksi harian setiap bulannya. Dokumen bank ini dijadikan dasar pencatatan penerimaan. Dari hasil pengamatan penulis, tidak terdapat kelemahan dalam pencatatan transaksi tetapi terdapat kelemahan berupa dokumen transaksi yang tidak dipranomori dan kelemahan peraturan perundangan yang mengatur Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP). Dokumen transaksi yang tidak dipranomori adalah dokumen SSPD. Dengan tidak adanya sistem pranomor ini, memungkinkan validasi SSPD tanpa melalui jalur resmi. Kelemahan dalam NJOPTKP terletak pada ketidakjelasan

53

ketentuan WP menerima hak NJOPTKP tersebut. Di dalam Perda 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, hanya disebutkan NJOPTKP berlaku untuk satu orang WP. Dalam praktiknya, NJOPTKP berlaku untuk satu orang WP untuk satu kali transaksi dalam satu tahun. Selain itu, tidak dapat dipungkiri WP dapat memecah satu transaksi menjadi dua transaksi dan melimpahkan transaksi kepada WP lain agar mendapat pengurangan NJOPTKP. Oleh karena itu, perlu revisi penetapan NJOPTKP beserta hubungan istimewa dalam Perda. Penerimaan yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi baik berupa DAU, DAK, dan DBH sama sekali tidak dicatat oleh Bidang Perimbangan. Pencatatan atas penerimaan tersebut diserahkan kepada Seksi Pembukuan Bidang Belanja berdasarkan nota bank. Seksi Pengelolaan Pendapatan Pusat dan Lain-lain bertugas memantau penerimaan agar tepat waktu sesuai dengan anggaran kas. c. Bidang Belanja. Untuk mengelola belanja, Bidang Belanja membagi tanggung-jawab atas bidangnya kepada tiga seksi. Ketiga seksi tersebut, yakni Seksi Perbendaharaan yang bertugas melaksanakan penatausahaan penerbitan SP2D, Seksi Belanja Pegawai dan Pembiayaan yang bertugas melaksanakan penatausahaan pegawai, dan Seksi Pembukuan yang merupakan pusat dan akhir dari seluruh bentuk pencatatan akuntansi oleh setiap seksi DPPKA dan SKPD. Pelaksanaan penatausahaan penerbitan SP2D oleh Seksi Perbendaharaan dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah verifikasi dokumen

54

permohonan pencairan dana. Setelah diverifikasi dan dinyatakan lengkap, tahap selanjutnya adalah pencetakan SP2D melalui SIPKD. Seksi Perbendaharaan memasukkan data berdasarkan dokumen permohonan pencairan dana dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang telah diinput SKPD bersangkutan melalui SIPKD untuk mencetak SP2D. Proses pencairan dana dapat terhambat apabila SKPD belum menginput data SPM. Register atas SP2D terbentuk secara otomatis melalui SIPKD. Setelah SP2D dicetak, SP2D diserahkan kepada Seksi Pembukuan untuk diinput dalam aplikasi pembukuan yang dimiliki Seksi Pembukuan. Rincian atas aktivitas Seksi Pembukuan dijelaskan dalam pembahasan SPBB/K. Belanja pegawai yang merupakan pos belanja dengan porsi terbesar dalam postur APBD dikelola oleh Seksi Belanja Pegawai dan Pembiayaan. Sekalipun seksi ini membawa istilah pembiayaan, tanggung jawab pembiayaan bukan merupakan tugas seksi ini melainkan dilimpahkan kepada Subbagian Keuangan. Subbagian Keuangan sendiri hanya bertugas menerbitkan SPM atas pengeluaran pembiayaan, sedangkan pencatatan pembiayaan diserahkan kepada Seksi Pembukuan. d. Bidang Sekretariat Subbagian Keuangan. Sebelum SP2D diterbitkan, berdasarkan ketentuan perundangan, perlu diterbitkan terlebih dahulu SPP dan SPM oleh satuan kerja yang bersangkutan. Subbagian Keuangan selaku pelaksana fungsi PPK-SKPD bertugas menerbitkan kedua dokumen ini melalui SIPKD. Sebelum cetak SPM, dokumen permohonan diverifikasi terlebih dahulu oleh Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

55

yang masih berada dalam Bidang Sekretariat. SPM yang telah dicetak dan ditandatangani diserahkan kepada Seksi Perbendaharaan. Subbagian Keuangan bertugas mencetak SPM atas pengeluaran yang menjadi beban DPPKA selaku SKPD dan selaku PPKD. Sebelum mencetak SPM, Seksi Evaluasi dan Pelaporan memeriksa dahulu kelengkapan berkas-berkas permohonan SPM. Selain menjalankan tugas menerbitkan SPM, Subbagian Keuangan bertugas menampung catatan Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, dan BUD berupa BKU, BP BKU, hingga register STS, SPM, dan SP2D. Hanya saja, tanggung jawab BUD berupa rekonsiliasi bank tidak dibuat. Berdasarkan usulan BPK, rekonsiliasi bank digantikan oleh dokumen berita acara rekonsiliasi. e. Bidang Aset Bidang Aset bertugas mengkoordinasi penatausahaan BMD. Untuk

menjalankan tanggungjawabnya, Bidang Aset dibagi menjadi tiga seksi, yakni Seksi Analisis Kebutuhan, Seksi Inventarisasi Barang Bergerak, dan Seksi Inventarisasi Barang Tidak Bergerak. Seksi Analisis Kebutuhan bertugas mengumpulkan dokumen kebutuhan BMD selama satu tahun dari setiap SKPD sebagai bahan penyusunan perencanaan belanja barang dan modal. Seksi Inventarisasi Barang Bergerak dan Tidak Bergerak bertugas melaksanakan segala bentuk penatausahaan BMD berdasarkan peraturan perundangan dimulai dari rekapitulasi kartu inventaris barang hingga penyusunan laporan BMD. Laporan BMD yang dihasilkan oleh Bidang Aset digunakan Seksi Pembukuan Bidang Belanja dalam menyusun neraca.

56

f.

Kelompok Jabatan Fungsional SIPKD merupakan aplikasi pengelolaan keuangan yang baru diterapkan tahun

anggaran 2011. SIPKD merupakan proyek aplikasi Kementerian Dalam Negeri yang berfungsi membantu proses pengelolaan keuangan daerah. Sekalipun dinilai canggih dan mengakomodasi seluruh kebutuhan pengelolaan keuangan daerah, dalam pelaksanaan masih belum sepenuhnya optimal diterapkan. Sejauh ini SIPKD baru optimal digunakan untuk mengelola penatausahaan belanja dan pelaporan bendahara. SPBB/K belum dapat diakomodasi oleh SIPKD. Hal ini disebabkan pula pihak pembukuan yang mempertahankan penggunaan aplikasi lain yang dinilai lebih sederhana. Selain itu, baru beberapa SKPD yang memiliki perangkat jaringan yang dapat mengakses SIPKD di kantornya masingmasing, sisanya harus mengakses SIPKD di ruangan yang disediakan oleh DPPKA. Untuk dapat mengoptimalkan keberadaan SIPKD, DPPKA merekrut pegawai honorer yang merupakan pegawai perusahaan pengembang SIPKD (USADI) untuk melaksanakan proses pengembangan aplikasi, pembinaan, dan pemeliharaan. Selama pemantauan oleh penulis, keberadaan pegawai fungsional ini sangat membantu SKPD dalam menggunakan aplikasi. Berdasarkan kuesioner pemahaman atas SIPKD, didapat informasi bahwa sebagian SKPD telah mengenal SKPD lebih dari 12 bulan, sedangkan sebagian lainnya (khususnya kecamatan yang baru ditetapkan sebagai SKPD) baru mengenal SKPD kurang dari 3 bulan. Dengan waktu penggunaan yang masih relatif baru, kehadiran pegawai sangat membantu SKPD dalam proses input data dan mengoreksi data yang diinput tidak sesuai dengan seharusnya.

57

2.

Sistem pelaporan buku besar dan keuangan.

a.

Fungsi yang terkait. Seperti telah dijelaskan dalam data dan fakta, fungsi yang terkait dengan

SPBB/K di DPPKA selaku entitas akuntansi dan pelaporan adalah Seksi Pembukuan Bidang Belanja. Dengan kata lain, tugas PPK-SKPD sekaligus PPK-SKPKD yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan berada di seksi ini. Menurut pandangan penulis, tugas Seksi Pembukuan yang merupakan bagian dari Bidang Belanja tidaklah tepat. Perbup Nomor 413 Tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tupoksi DPPKA pun tidak memberikan wewenang yang jelas dan tepat berkaitan dengan PPK-SKPD/SKPKD. Hasil wawancara dengan beberapa kepala seksi terkait fungsi akuntansi pun memberikan jawaban yang sama, bahwa seharusnya dibentuk bidang khusus yang menangani akuntansi. Bidang tersebut benar-benar fokus menangani akuntansi sesuai peraturan yang ada dan terpisah dari bidang teknis lainnya. Bidang teknis lainnya hanya terlibat proses pencatatan sebagai dokumen pegangan internal atau arsip. Menurut pernyataan Kepala Seksi Penetapan Bidang Pendapatan, ke depannya akan dicoba dibentuk bidang akuntansi yang fokus mengurus SPBB/K. Berdasarkan pernyataan Kepala Seksi Pembukuan, pihaknya telah mengusulkan kepada Kepala dinas terkait hal ini yang juga telah menjadi usulan BPK di tahuntahun kebelakang. Namun menurutnya masih belum ada respon yang jelas soal pembagian tupoksi yang jelas. Menurutnya, apabila terdapat Seksi Pembukuan dalam

58

sebuah bidang, maka tupoksi seksi tersebut hanya terbatas pada transaksi bidang yang bersangkutan. Berbeda dengan sekarang ini, Seksi Pembukuan memegang tanggungjawab pembukuan atas seluruh transaksi hingga penyusunan LKPD. Selain Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA, terdapat entitas lain yang berhubungan dengan SPBB/K secara khusus berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Entitas tersebut adalah Inspektorat Daerah. Sebelum Seksi Pembukuan menyusun LKPD, Inspektorat Daerah melaksanakan reviu atas LK-SKPD sekitar minggu pertama hingga minggu kedua bulan Februari dan menandatangani laporan keuangan yang telah direviu. LK-SKPD kemudian dilengkapi dengan surat pernyataan tanggungjawab dari Sekretariat Daerah. LK-SKPD yang telah direviu dijadikan dokumen dasar penyusunan laporan konsolidasi oleh Seksi Pembukuan. b. 1) Jaringan prosedur. Sistem pelaporan buku besar Berdasarkan penjelasan dalam data dan fakta dan landasan teori mengenai prosedur akuntansi, dapat dilihat perbedaan dokumen yang digunakan dalam entri jurnal atau posting. Menurut SPPKD Pemkab Garut, dokumen yang mendasari pencatatan adalah SPJ dan bukti memorial. Hal ini berbeda dengan pelaksanaannya yang menggunakan SP2D, STS, dan bukti memorial sebagai dokumen sumber tanpa menggunakan SPJ. Penulis tidak mendapatkan alasan mendasar dokumen SPJ dijadikan dasar pencatatan menurut SPPKD. Namun dapat dibenarkan SPJ dijadikan dokumen dasar mengingat SPJ membuktikan bahwa transaksi sudah benar-benar terjadi dibandingkan

59

dengan SP2D. Berdasarkan teori akuntansi pemerintah, pemerintah daerah sendiri diberikan kebebasan menentukan tanggal transaksi apakah berdasarkan tanggal penerbitan SP2D, tanggal pencairan SP2D, atau tanggal penerbitan SPJ. Begitu pula dengan dokumen yang dijadikan dasar pembukuan. Setelah dikonfirmasi kepada Kepala Seksi Pembukuan, prosedur yang mendasari SPJ sebagai dasar pencatatan tidak efektif diterapkan karena berarti seluruh Bendahara SKPD harus menyerahkan SPJ kepada Seksi Pembukuan yang tentunya akan memerlukan waktu administrasi yang lama. Dengan menggunakan SP2D dan STS, dokumen lebih mudah didapatkan. Untuk menghindari ketidaktepatan nominal saldo, ditetapkan prosedur bahwa setiap SKPD wajib menyerahkan laporan rekapitulasi belanja dan pendapatan berkala setiap bulannya. Seksi Pembukuan akan mengadakan pengecekan dengan catatan yang ada. Laporan bulanan SKPD tersebut berarti pula sama dengan SPJ Bendahara SKPD. Kelemahan yang ditemukan penulis mengenai penjurnalan yang tidak dapat dilaksanakan secara real-time masih belum dapat ditindaklanjuti oleh Seksi Pembukuan. Menurut Kepala Seksi Pembukuan, dahulu pernah dilaksanakan praktik demikian, tetapi untuk meringankan pekerjaan staf lebih memilih mengentri SP2D secara sekaligus. Proses input data yang dilaksanakan melalui aplikasi komputer sudah memadai dalam mewakili setiap proses sistem pelaporan buku besar. Kemudahan entri data yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa mengenal dasar ilmu akuntansinya menjadi keunggulan penggunaaan sistem komputerisasi ini. Pada akhirnya, hasil

60

output dari sistem ini telah berupa jurnal dan buku besar secara khusus untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Proses penyesuaian dan eliminasi akunakun resiprokal dilaksanakan langsung dalam kertas kerja penyusunan LKPD. 2) Sistem pelaporan keuangan Pelaksanaan konsolidasi laporan SKPD dan SKPKD membentuk LKPD telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur konsolidasi yang ditetapkan SAP. Penyusunan LRA dilaksanakan melalui dua cara, pertama dihasilkan melalui aplikasi yang dimiliki Seksi Pembukuan, kedua dihasilkan melalui prosedur konsolidasi LK-SKPD dan LK-SKPKD. Apabila terdapat perbedaan saldo, akan ditelusuri perbedaannya hingga tercapai kesesuaian saldo. Penyusunan neraca didasarkan atas data yang diterima dari Bidang Aset. Data dari Bidang Aset memuat rekapitulasi aset per SKPD. Data aset tersebut direkonsiliasi dengan Neraca SKPD hasil reviu. Apabila terdapat ketidaksesuaian saldo, dicari perbedaannya dan disesuaikan. Proses penyesuaian tidak lagi menggunakan prosedur jurnal dan buku besar melainkan langsung dikerjakan di kertas kerja. Berbeda dengan LRA dan Neraca, proses penetapan nominal LAK didasarkan secara manual berdasarkan data yang dimiliki Seksi Pembukuan dan LRA yang telah disusun dibandingkan dengan catatan-catatan bidang-bidang yang berhubungan dengan aktivitas operasi, pembiayaan, dan non-anggaran. Sesuai dengan ketentuan perundangan, CaLK telah memuat informasi yang dibutuhkan. Rincian atas pos-pos pendapatan, belanja, dan aset, diperoleh dari Bendahara teknis dan direkonsiliasi dengan saldo-saldo hasil perhitungan Seksi Pembukuan.

61

c.

Dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan dalam SPBB/K oleh Seksi Pembukuan dinilai

penulis telah memadai sesuai dengan teori dan ketentuan yang ada. Masing-masing dokumen yang terdiri atas SP2D, STS, nota bank, daftar aset, BKU, buku pembantu bendahara, dan laporan rekapitulasi bulanan SKPD tetap disimpan sebagai arsip sampai dengan beberapa tahun ke belakang. Arsip-arsip dokumen tersebut dapat

digunakan untuk membenahi data yang berubah seperti dalam kegiatan pengujian aplikasi oleh penulis yang mana dapat mengubah record data sebelumnya. d. Pengendalian internal. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, penulis merangkum beberapa bentuk praktik pengendalian internal yang berkaitan dengan SPBB/K yang harus diperhatikan dalam mendukung sistem. Bentuk-bentuk pengendalian internal berikut pembahasannya dijabarkan sebagai berikut. 1) Penyusunan standar kompetensi tugas dan fungsi masing-masing jabatan Dasar dari penyusunan standar kompetensi adalah ditempatkannya sumber daya manusia (SDM) pada jabatan atau tanggung-jawab yang sesuai dengan kapabilitasnya. Berkaitan dengan SPBB/K, standar kompetensi dibutuhkan untuk mendapatkan pegawai yang benar-benar mampu mengelola SPBB/K dengan baik. Hasil studi lapangan menunjukan respon yang positif bahwa pelaporan keuangan seharusnya dikordinir oleh seorang akuntan karena SPBB/K tidak hanya sekedar menyelenggarakan tata buku pencatatan tunggal melainkan banyak faktor penentu didalamnya.

62

Berdasarkan hasil opini BPK atas laporan keuangan yang dihasilkan, dapat diambil kesimpulan secara umum kompetensi SDM sudah cukup memadai dalam mengelola SPBB/K. Namun apabila dirinci lebih mendalam, DPPKA masih membutuhkan pegawai yang memiliki kompetensi di bidang akuntan, sistem informasi dan jaringan komputer, serta penilai aset. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, DPPKA dapat merekrut penerimaan pegawai atau menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan bagi pegawai yang ada. 2) Pengendalian fisik atas aset. Pengendalian fisik (physical control) adalah pembatasan akses terhadap sumber daya secara fisik. Pengendalian fisik atas aset dilakukan untuk mengamankan dan melindungi aset yang berisiko. Dari hasil studi lapangan, pengendalian fisik atas aset yang berkaitan dengan aset yang dimiliki oleh seksi pembukuan dalam mendukung SPBB/K sudah cukup memadai. Aset berupa komputer berada dalam tanggung-jawab masing-masing personal. Untuk melindungi dari bahaya kebakaran, DPPKA sudah mempersiapkan peralatan pemadam kebakaran dalam koridor ruangan dan juga memiliki sistem pemadam kebakaran lainnya. 3) Kebijakan dan prosedur ditetapkan dan didokumentasikan secara tertulis. SPBB/K berkaitan erat dengan berbagai macam prosedur manual maupun terkomputerisasi. Dokumentasi prosedur melaksanakan pekerjaan dan mengatasi kesalahan (error) penting sebagai panduan bagi pegawai, khususnya bagi pegawai baru atau terdapat perubahan kebijakan atau prosedur yang baru.

63

Selama studi lapangan, penulis tidak menemukan prosedur tertulis baik prosedur pembukuan maupun rekonsiliasi data dan konsolidasi laporan. Hasil sederhana dari kelemahan ini adalah ketika tidak semua pegawai dapat membenahi perubahan atau kerusakan data dalam aplikasi pembukuan yang digunakan. Penyusun aplikasi pun tidak meninggalkan bentuk manual aplikasi yang menerangkan fitur-fitur aplikasi dan tata cara mengatasi permasalahan yang ada. Tidak hanya dalam SPBB/K, siklus transaksi membutuhkan dokumentasi kebijakan dan prosedur secara tertulis agar pihak eksternal turut mengetahui aktivitas yang berkaitan dengannya. Selama studi lapangan, penulis hanya menemukan kebijakan dan prosedur tertulis di beberapa bidang seperti Subbagian Keuangan, Bidang Aset, Bidang Perimbangan, dan SIPKD. 4) Pemisahan fungsi. Pemisahan fungsi ditujukan untuk mengurangi risiko terjadinya kesalahan, pemborosan, atau kecurangan. Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian dipisah-pisahkan dan dilimpahkan kepada pegawai yang berbeda secara sistematis untuk menjamin adanya check and balance dan mengurangi kemungkinan kolusi. Pemisahan fungsi atas SPBB/K di DPPKA dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni fungsi pembukuan dan fungsi pelaporan. Fungsi pembukuan dilaksanakan oleh Bidang Aset dalam hal pembukuan aset, Subbagian Keuangan dalam hal pembukuan Bendahara, dan Bidang Pendapatan dalam hal pembukuan pendapatan. Fungsi pelaporan yang dipegang Seksi Pembukuan dibagi-bagi menjadi tugas validasi input data, entri data belanja, dan entri data pendapatan. Proses penyusunan laporan konsolidasi dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh staf.

64

5)

Pencatatan yang akurat, tepat klasifikasi, dan tepat waktu. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu bertujuan agar tersedia informasi yang

relevan dan terpercaya. Dalam merancang aplikasi entri data, perlu diperhatikan form yang mendukung akurasi data. Misalnya, untuk field nama unit organisasi atau transaksi, entri data dilakukan dengan memasukkan nomor kode. Aplikasi yang digunakan sudah cukup menampung kebutuhan akurasi. Sebelum proses entri data, pengentri data harus memilih terlebih dahulu unit organisasi yang berhubungan dengan transaksi yang akan diinput. Apabila input data diperuntukan untuk unit organisasi yang berbeda, sistem akan menolak penyimpanan data. Untuk membantu pengendalian akurasi input saldo, aplikasi menyediakan beberapa fitur pengendali yang dapat digunakan staf untuk mengecek ketepatan entri data. Apabila terdapat kesalahan dalam entri data, maka keluaran informasi akan menunjukan ketidakseimbangan saldo atau bentuk-bentuk catatan lainnya. 6) Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, serta terminal entri data. Pembatasan atas akses data dapat dilaksanakan dengan pengendalian logik (logical control), yakni pembatasan akses terhadap sumber daya informasi dengan menggunakan logika komputer misalnya penggunaan kode akses (password) untuk memasuki sistem jaringan komunikasi. Baik aplikasi pembukuan maupun SIPKD, telah menerapkan pengendalian logik ini. Untuk membedakan anatara pengguna yang satu dengan yang lainnya, digunakan username. Hanya cukup disayangkan penggunaan pengendalian logik dalam aplikasi pembukuan tidak dimanfaatkan dengan benar.

65

7)

Pelaksanaan validasi data untuk mengidentifikasi data yang salah. Validasi data berguna untuk memastikan data yang diproses adalah data yang

benar dan akurat. Aktivitas validasi SPBB/K di Seksi Pembukuan dilaksanakan dua kali, pertama sebelum entri data dengan memeriksa dokumen SP2D dan STS dengan dokumen BKU dan nota bank, kedua saat penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan dokumen pembanding yang didapat dari bidang lain atau SKPD lain. Berdasarkan penilaian penulis, aktivitas pengendalian dalam bentuk validasi sudah cukup memadai untuk menghindari kesalahan data. 8) Reviu laporan keuangan untuk mempertahankan akurasi dan validitas data. Reviu atas LK-SKPD bertujuan untuk memberikan keyakinan atas ketepatan saldo yang akan dijadikan bahan penyusunan laporan konsolidasi. Reviu atas laporan keuangan dilakukan dua kali, pertama reviu atas LK-SKPD yang dilaksanakan pada awal bulan Februari, kedua reviu atas LKPD. Berdasarkan pernyataan Kepala Seksi Pembukuan, pihaknya hanya akan menggunakan LK-SKPD sebagai bahan konsolidasi setelah direviu oleh Inspektorat Daerah. Hal ini disebabkan karena pada saat proses penyusunan LKPD, terkadang SKPD terus melaksanakan revisi. Sehingga, ketika diperiksa oleh BPK, kerap ditemukan saldo yang berbeda antara LKPD dengan LK-SKPD. 9) Rencana pemulihan setelah bencana (disaster recovery plan). Disaster recovery plan merupakan bentuk pengendalian menghindari

kehilangan data karena bencana yang mungkin terjadi. Contoh bentuk pengendalian ini adalah penggunaan prosedur back-up data. Selain back-up data, pengendalian atas

66

lingkungan kerja dan pemeliharaan perangkat keras (hardware) merupakan bentuk pengendalian ini. Sistem back-up data telah dilaksanakan dalam SPBB/K di Seksi Pembukuan. Back-up data tersebut berupa file arsip keluaran aplikasi yang berisi jurnal dan buku besar. Sayangnya, sistem remote server yang tidak dapat dikendalikan entitas menyebabkan penggandaan database aplikasi tidak dapat dilakukan. Sehingga, apabila kerusakan terjadi, entitas hanya memiliki jurnal dan buku besar. 10) Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi. Pengelolaan, pengembangan, dan perbaharuan sistem informasi mutlak diperlukan mengingat perkembangan kebutuhan entitas. Di samping itu, tidak menutup kemungkinan sistem informasi yang telah dibuat masih perlu diperbaiki. Proses ini telah dilaksanakan dengan baik dalam siklus transaksi. Upaya untuk meningkatkan pelayanan publik dan penyediaan aplikasi yang memadai telah menjadi perhatian masing-masing bidang. Dalam SPBB/K, sistem informasi yang ada telah dinilai cukup dan tidak ada rencana untuk upaya mengembangkan atau memperbarui sistem informasi. Menurut pandangan penulis, sistem informasi aset tetap perlu untuk dikelola, dikembangkan, dan diperbarui dengan baik. Saat ini, Bidang Aset dinilai masih belum dapat mengkoordinasi penatausahaan BMD secara optimal. Pengembangan prosedur inventarisasi dan pencatatan di seluruh SKPD harus diperkuat karena dalam pelaksanaannya masih belum mematuhi ketentuan yang ada. Alhasil, besaran nominal atas aset yang disajikan dalam neraca tidak dapat diyakini kewajarannya oleh pemeriksa BPK.

67

e.

Laporan yang dihasilkan Laporan keuangan yang merupakan keluaran SPBB/K dihasilkan dalam bentuk

neraca, LAK, dan LRA. Laporan keuangan pokok tersebut didukung dengan surat pernyataan tanggung jawab, nota pengantar, dan CaLK. Kualitas atas laporan keuangan dari segi format dan klasifikasi telah memenuhi ketentuan peraturan, hal ini didukung dengan opini BPK yang menyatakan kewajarannya atas penyajian pendapatan dan belanja. Hanya saja beberapa pos neraca perlu dikoreksi karena dinilai tidak sesuai dengan SAP. Berdasarkan usulan jurnal koreksi BPK, mayoritas kesalahan terdapat pada aset dalam neraca. Usulan koreksi atas kesalahan dalam LRA hanya terdapat beberapa butir saja. Apabila ditarik kesimpulan, maka dapat disimpulkan bahwa entitas telah mampu melaksanakan prosedur akuntansi penerimaan dan belanja dengan baik tetapi lemah dalam melaksanakan prosedur akuntansi aset dan selain kas. Kelemahan ini dapat dimaklumi karena entitas baru memiliki dan menguasai akuntansi penerimaan dan belanja yang dibantu dengan aplikasi terkomputerisasi. Pembukuan atas aset sendiri masih belum dapat tertampung dengan sistem yang ada. Di samping kelemahan dalam pembukuan aset, entitas dinilai penulis lemah dalam jurnal penyesuaian dan konsolidasi. Kelemahan ini disadari mengingat keterbatasan sumber daya manusia dalam akuntansi pemerintahan yang menyebabkan ketelitian atas pos-pos yang perlu disesuaikan menjadi lemah dan menyebabkan kesalahankesalahan dalam penyajiannya. Kelemahan ini pula yang menjadi bentuk kelemahan atas pengendalian internal berupa standar kompetensi pegawai.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Berdasarkan pengamatan penulis atas penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Pemkab Garut, secara khusus yang berkaitan dengan data dan fakta serta evaluasi pelaksanaan SPBB/K di DPPKA Pemkab Garut, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. a. Fungsi yang terkait Pemisahan fungsi atas SPBB/K di DPPKA dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni fungsi pembukuan dan fungsi pelaporan. Fungsi pembukuan dilaksanakan oleh masing-masing bidang. Fungsi pelaporan dilaksanakan oleh Seksi Pembukuan Bidang Belanja. Pemisahan tugas dalam fungsi pelaporan dibagibagi menjadi tugas validasi input data, entri data belanja, dan entri data pendapatan. Proses penyusunan laporan konsolidasi dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh staf. b. Menurut pandangan penulis, tugas Seksi Pembukuan Bidang Belanja dalam SPBB/K tidaklah tepat. Entitas perlu menetapkan bidang khusus yang mengurusi SPBB/K untuk skala pelaporan keuangan daerah agar lebih fokus dan tertata.
68

69

2. a.

Jaringan prosedur dan dokumen Untuk menghindari ketidaktepatan nominal saldo pos keuangan, ditetapkan prosedur bahwa setiap SKPD wajib menyerahkan LRTB atas belanja dan pendapatan setiap bulannya. Seksi Pembukuan akan mengadakan rekonsiliasi dengan catatan yang dimiliki.

b.

Fakta SKPD yang sering terlambat menyerahkan LRTB kepada Seksi Pembukuan memengaruhi proses rekonsiliasi saldo dan penyusunan LKPD.

c.

Terdapat perbedaan praktik dengan ketentuan terkait dokumen yang dijadikan dasar penjurnalan. Menurut SPPKD Pemkab Garut, dokumen yang mendasari pencatatan adalah SPJ dan bukti memorial. Hal ini berbeda dengan pelaksanaannya yang tidak mendasari SPJ. Prosedur yang mendasari SPJ sebagai dasar pencatatan dinilai tidak efektif diterapkan karena akan memerlukan waktu administrasi yang lebih lama.

d.

Pencatatan

transaksi

dalam

Bidang

Pendapatan

dilaksanakan

secara

komputerisasi maupun manual dengan menerapkan pencatatan single entry. Pencatatan manual tetap dipertahankan untuk mengurangi risiko kehilangan data atas pencatatan komputer. Pencatatan ini digunakan Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA untuk merekonsiliasi saldo. e. Pencatatan transaksi dalam Bidang Perimbangan terdiri atas pencatatan PBB dan BPHTB. Pencatatan atas transaksi PBB dilaksanakan setelah diterima nota bank setiap bulannya dengan menerapkan pencatatan single entry. Pencatatan atas transaksi BPHTB dilaksanakan dalam tiga langkah menggunakan sistem manual maupun komputer yang sama-sama menerapkan pencatatan single entry.

70

Dalam proses ini, dihasilkan LRTB PBB dan BPHTB yang digunakan Seksi Pembukuan Bidang Belanja untuk merekonsiliasi saldo. f. Penerimaan dana perimbangan berupa DAU, DAK, dan DBH, serta pendapatan lain-lain yang sah sama sekali tidak dicatat oleh Bidang Perimbangan. Pencatatan atas penerimaan tersebut diserahkan kepada Seksi Pembukuan Bidang Belanja berdasarkan nota bank. 3. a. Pengendalian internal Proses jurnal dan posting yang tidak dilaksanakan secara real time mereduksi kemampuan sistem menyajikan informasi keuangan secara memadai dan tepat waktu. b. Terdapat kelemahan dalam pembagian tugas staf Seksi Pembukuan dan standar kompetensi pegawai yang memengaruhi rentang waktu pemrosesan data dan kualitas laporan keuangan. Standar kompetensi yang masih belum memadai memberikan penilaian penulis bahwa entitas masih memerlukan tenaga akuntan, ahli komputer dan jaringan, serta penilai aset yang memadai. c. Baik aplikasi pembukuan maupun SIPKD, telah menerapkan pengendalian logik berupa sistem remote server dan username dan password. Untuk aplikasi pembukuan, penggunaan pengendalian logik dalam aplikasi pembukuan masih belum dimanfaatkan dengan benar dengan penggunaan password yang sama untuk semua username dan sangat mudah untuk diketahui. d. Aktivitas validasi data dinilai telah memadai melalui dua kali proses rekonsiliasi, pertama pada saat sebelum entri data, kedua pada saat penyusunan laporan keuangan.

71

e.

Pengendalian fisik atas aset sudah cukup memadai dengan menetapkan tanggung-jawab staf atas perangkat keras dan penyediaan sistem pemadam kebakaran.

f.

Selama studi lapangan, penulis tidak menemukan prosedur tertulis yang berhubungan dengan fungsi SPBB/K. Hasil sederhana dari kelemahan ini adalah ketika tidak semua pegawai dapat membenahi perubahan atau kerusakan data dalam aplikasi pada waktu pengujian aplikasi oleh penulis.

g.

Reviu atas laporan keuangan dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah untuk memberikan keyakinan atas ketepatan saldo dalam LK-SKPD yang akan dijadikan bahan penyusunan laporan konsolidasi oleh PPKD. Seksi Pembukuan selaku PPK-SKPKD, hanya akan menggunakan LK-SKPD sebagai bahan konsolidasi setelah direviu oleh Inspektorat Daerah. Hal ini disebabkan karena pada saat proses penyusunan LKPD, terkadang SKPD terus melaksanakan revisi atas catatan-catatan keuangannya. Sehingga, ketika diperiksa oleh pemeriksa BPK, kerap ditemukan saldo yang berbeda antara laporan keuangan konsolidasian dengan LK-SKPD.

h.

Sistem back-up data telah dilaksanakan dalam SPBB/K di Seksi Pembukuan. Back-up data tersebut berupa file arsip keluaran aplikasi yang berisi jurnal dan buku besar. File arsip tersebut disimpan dalam komputer yang berbeda. Sayangnya, sistem remote server yang tidak dapat dikendalikan entitas menyebabkan penggandaan database aplikasi tidak dapat dilakukan. Sehingga, apabila kerusakan terjadi, entitas hanya memiliki file keluaran berupa jurnal dan buku besar.

72

4. a.

Aplikasi yang digunakan Sekalipun SIPKD dinilai canggih dan mengakomodasi seluruh kebutuhan pengelolaan keuangan daerah, dalam pelaksanaan masih belum sepenuhnya optimal diterapkan. SIPKD baru optimal digunakan untuk mengelola penatausahaan belanja dan pelaporan pertanggungjawaban bendahara. SPBB/K belum dapat diakomodasi oleh SIPKD. Selain itu, baru beberapa SKPD yang yang dapat mengakses SIPKD di kantornya masing-masing.

b.

Dualisme aplikasi dan belum terintegrasinya seluruh perangkat organisasi dalam satu SKPD dan seluruh SKPD dalam satu sistem pengelolaan keuangan daerah menyebabkan beberapa kelemahan. Sistem yang ada seharusnya dapat mengintegrasikan seluruh sistem dalam siklus transaksi maupun SPBB/K dan dapat diakses oleh seluruh perangkat organisasi.

c.

Hasil pengujian penulis atas pengujian aplikasi yang digunakan dalam fungsi SPBB/K menunjukkan bahwa instruksi aplikasi dan bentuk keluaran aplikasi tidak bisa diubah. Selain itu, file induk dan data yang telah diinput dapat diubah atau dihapus.

d.

Aplikasi yang digunakan sudah cukup menampung kebutuhan akurasi. Untuk membantu pengendalian akurasi, aplikasi menyediakan beberapa fitur yang dapat digunakan staf untuk mengecek ketepatan entri data. Apabila terjadi ketidakseimbangan saldo, sistem akan mengeluarkan catatan tertentu.

e.

Sistem informasi aset tetap perlu untuk dikelola, dikembangkan, dan diperbarui dengan baik. Saat ini, Bidang Aset dinilai masih belum dapat mengkordinir penatausahaan BMD secara optimal.

73

5. a.

Laporan yang dihasilkan Kualitas atas laporan keuangan dinilai sudah cukup baik dengan didukung oleh opini BPK berupa wajar dengan pengecualian atas laporan yang dihasilkan.

b.

Berdasarkan usulan jurnal koreksi BPK, mayoritas kesalahan dalam laporan keuangan terdapat pada aset dalam neraca. Usulan koreksi atas kesalahan dalam LRA hanya terdapat beberapa butir saja. Apabila ditarik kesimpulan, maka dapat disimpulkan bahwa entitas telah mampu melaksanakan prosedur akuntansi penerimaan dan belanja dengan baik tetapi lemah dalam melaksanakan prosedur akuntansi aset dan selain kas. Selain itu, entitas juga lemah dalam jurnal penyesuaian dan konsolidasi.

B.

Saran

Setelah melaksanakan penelitian serta menganalisis dan mengevaluasi kelebihan dan kelemahan penerapan SIA di lapangan dengan cara membandingkan data dan fakta dan kajian teoritis yang berkaitan, saran yang dapat diberikan penulis sebagai bentuk perbaikan dan pengembangan sistem informasi akuntansi di Pemkab Garut adalah sebagai berikut. 1. Dibentuk bidang khusus yang mengelola SPBB/K Pemkab Garut di bawah kordinasi DPPKA. Bidang tersebut bertugas mengkoordinasi proses pencatatan transaksi hingga pelaporan keuangan seluruh SKPD termasuk melaksanakan konsolidasi laporan keuangan serta mengembangkan prosedur dan aplikasi yang digunakan.

74

2.

Ditingkatkan kembali pelatihan bagi pegawai berupa pengetahuan atas akuntansi khususnya atas jurnal penyesuaian/koreksi dan penyusunan laporan konsolidasi, penilaian dan penatausahaan aset, serta penggunaan sistem komputer hingga memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan.

3.

Aplikasi SPBB/K yang dimiliki Seksi Pembukuan DPPKA agar diterapkan pula diseluruh SKPD. Keluaran aplikasi dikirimkan secara online setiap bulan sebagai pengganti laporan rekapitulasi bulanan SKPD yang sering terlambat diterima.

4.

Pengendalian lojik berupa password agar diterapkan secara benar khususnya untuk aplikasi SPBB/K.

5.

Pembagian tugas staf pembukuan agar lebih proporsional agar dapat mempercepat proses pengolahan data.

6.

Penyusunan prosedur SPBB/K secara tertulis sebagai pedoman kerja bagi staf pembukuan. Setiap aplikasi yang digunakan perlu memiliki manual aplikasi sebagai panduan penggunaan aplikasi dan mengatasi troubleshooting atau error.

7.

SIPKD harus terus dikembangkan dan dioptimalisasi agar dapat menampung seluruh kebutuhan administrasi dalam siklus transaksi maupun SPBB/K dan dapat diakses oleh seluruh perangkat organisasi.

75

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2007. Sistem Administrasi Keuangan Daerah I. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Pemerintah Kabupaten Bandung. 2008. Modul Penyusunan Laporan Keuangan Pemda. Bandung: Pemerintah Kabupaten Bandung.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Barang Milik Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

76

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.

Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 19 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Garut.

Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut.

Peraturan Bupati Garut Nomor 413 Tahun 2009 Tentang Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Lampiran 1. Rincian Misi DPPKA Pemkab Garut

Misi 1 : meningkatkan pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Tujuan Sasaran Kebijakan 1. meningkatkan realisasi 1. tercapainya peningkatan 1. meningkatnya pendapatan; pendapatan daerah; realisasi pendapatan; 2. meningkatnya kinerja pendataan 2. meningkatkan akurasi data 2. terwujudnya akurasi data; potensi riil pendapatan; objek pajak/ retribusi; 3. terjalimnya koordinasi 3. meningkatnya koordinasi dengan 3. meningkatkan koordinasi pengelolaan pendapatan. stake holders. pengelolaan pendapatan. Misi 2 : meningkatkan profesionalisme sumber daya aparatur DPPKA Tujuan Sasaran Kebijakan 1. meningkatkan kualitas aparatur 1. tersedianya aparatur DPPKA 1. meningkatnya profesionalisme DPPKA; yang berkualitas; sumber daya aparatur DPPKA; 2. meningkatkan kedisiplinan 2. terciptanya kedisiplinan 2. meningkatnya prestasi kerja aparatur; aparatur; Aparatur DPPKA; 3. meningkatkan pemahaman 3. terwujudnya aparatur yang aparat akan tugas pokok dan memahami tugas pokok dan fungsi. fungsi. Misi 3: mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang akurat dan akuntabel Tujuan Sasaran Kebijakan 1. meningkatkan kondisi 1. terwujudnya kondisi 1. meningkatkan pengelolaan administrasi keuangan dan aset administrasi yang baik, benar keuangan dan aset daerah yang yang tertib dan baik; dan komprehensif; akurat dan akuntabel; 2. meningkatkan sarana dan 2. terwujudnya sarana dan 2. terpenuhinya sarana dan prasarana; prasarana penunjang; prasarana penunjang; 3. tercapainya tujuan dengan rencana 3. meningkatkan keselarasan 3. terciptanya keselarasan yang ditetapkan rencana dan pelaksanaan. rencana dan pelaksanaan. 5. 6. 7. Program peningkatan realisasi pendapatan. peningkatan akurasi data; peningkatan koordinasi pengelolaan pendapatan.

Program 1. peningkatan kualitas aparatur; 2. peningkatan kedisiplinan aparatur 3. perwujudan aparatur yang memahami tugas pokok dan fungsi.

Program 1. peningkatan pengelolaan tertib administrasi; 2. peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana; 3. peningkatan keselarasan rencana dan pelaksanaan.

Sumber : DPPKA Pemkab Garut

Lampiran 2. Dokumen Rekapitulasi Penerimaan BPHTB Bulanan

REKAPITULASI PENERIMAAN BPHTB SETOR KE BENDAHARA DPPKA MEI NO 1 1 2 ... TANGGAL 2 02/05/2012 02/05/2012 ... LILI BUDIMAN ELLY JUNIAR ... NAMA WP 3 Jl Papandayan Garut Jl Cipaku Indah Ledeng Bandung ... Adora Permata VV/9 Jombang Ciputat Tangerang ALAMAT 4 32.07.170.007.008.0017.0 32.07.170.007.008.0054.0 ... NOP PBB 5 Paminggir Garut Kota Langensari, Tarogong Kaler ... LOKASI OP 6 BESARNYA (Rp) 7 23.250.000 92.000.000 ... KET 8 4.1.1.12.01 0017-823214-360

15

04/05/2012

RUSMANTO COKRO B.

32.07.120.002.001.0015.0

600.000

Sumber: Bidang Perimbangan DPPKA Pemkab Garut

ii

Lampiran 3. Laporan Rekapitulasi Realisasi BPHTB Bidang Perimbangan s.d. 31 Mei 2012

REKAPITULASI REALISASI BPHTB BIDANG PERMIBANGAN S.D. 31 MEI 2012 4.1.1.12.0 1 S/D BULAN LALU 5 634.408.727 2.132.045.093 2.766.453.820 S/D BULAN INI 7 717.617.903 2.879.092.202 3.596.710.105 180 %

NO 1 I II

KODREK 2 4.2.1.01.0 2 4.2.1.01.0 2

URAIAN 3 BANK BJB Garut BPP JUMLAH

POKOK KETETAPAN 2011 4 4.000.000.000

BULAN INI 6 83.209.176 747.047.109 830.256.285

% 8

SISA 9

Sumber: Bidang Perimbangan DPPKA Pemkab Garut

iii

Lampiran 4. Buku Penerimaan/Penyetoran Bendahara Penerimaan


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU PENERIMAAN /PENYETORAN BENDAHARA PENERIMAAN TAHUN ANGGARAN 2012

SKPD Periode Nomor Tanggal 1 2 01 Januari 2012 02 Januari 2012

: :

1.20.05. - Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset JANUARI Penerimaan No. Bukti 3 BANK 00007/TBP/Penerimaan Tunai/1.20.05/I/2012 Penerimaan Tunai 4.1.1.12.01. Cara Pembayaran 4 Kode Rekening 5 Uraian 6 Saldo Awal Bendahara BPHTB Jumlah 7 21.225.850,00 02 Januari 2 012 00001/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012 Tanggal 8 Penyetoran No. STS 9 Jumlah 10 11 Keterangan

00001-A01

00002-A01 03 Januari 2012 00008/TBP/Penerimaan Tunai/1.20.05/I/2012 Penerimaan Tunai

21.225.850,00

00003-A01

4.1.1.01.05. Hotel Bintang Dua 03 Januari 2 012 00002/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012

00004-A01 03 Januari 2012 00009/TBP/Penerimaan Tunai/1.20.05/I/2012 Penerimaan Tunai

2.474.500,00

2.474.500,00

00005-A01

4.1.1.02.01.

Restoran

500.000,00 03 Januari 2 012 00003/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012

00006-A01

500.000,00

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut iv

Lampiran 5. Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU KAS UMUM BENDAHARA PENGELUARAN SKPD : 1.20.05. - Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

No. BKU 1 0005/III-B0

Tanggal 2 01 Maret 2012

No. Dokumen 3 0316/SP2D/2012 Penerimaan SP2D LS

URAIAN 4

Kode Rekening 5

PENERIMAAN 6 192.677.567

PENGELUARAN 7 145.665.660 15.784.400 14.390.000 14.422.800 2.411.503 3.204 2.411.503

SALDO 8 192.677.567,00 47.011.907,00 31.227.507,00 16.837.507,00 2.414.707,00 3.204,00 2.411.503,00 -

Pembayaran Gaji PNS Gol. 1 & 2 untuk Bulan Maret 2012

5.1.1.01.01. 5.1.1.01.02. 5.1.1.01.05. 5.1.1.01.06. 5.1.1.01.07. 5.1.1.01.08.

2.411.503

Pembayaran Gaji PNS Gol. 1 & 2 untuk Bulan Maret 2012

2) PPh

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

Lampiran 6. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU PEMBANTU SIMPANAN/BANK BENDAHARA PENGELUARAN TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD

: 1.20.05. DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Tanggal
1

No. BKU
2

Uraian
3 Saldo Awal Bulan Maret

Penerimaan
4 703.409.600,00 -

Pengeluaran
5 703.409.600,00

Saldo
6 703.409.600,00

7 Maret 2012 7 Maret 2012

00007/III-B01 00009/III-B01

Penerimaan UP Pergeseran Uang

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU PEMBANTU PAJAK BENDAHARA PENGELUARAN TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD : 1.20.05. - Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Tanggal
1 20 Januari 2012

No. BKU
2 00001/IB01

Uraian
3 Penerimaan Pajak dari SP2D dengan Nomor 0004/SP2D/2012 Pajak Penghasilan Penerimaan Pajak dari SP2D dengan Nomor 0083/SP2D/2012 Pajak Penghasilan Penerimaan Pajak dari SP2D dengan Nomor 0239/SP2D/2012 Pajak Penghasilan Penerimaan Pajak dari SP2D dengan Nomor 0162/SP2D/2012 Pajak Penghasilan Penerimaan Pajak dari SP2D dengan Nomor 0316/SP2D/2012 Pajak Penghasilan Penerimaan Pajak dari SP2D dengan Nomor 0393/SP2D/2012 Pajak Penghasilan

Penerimaan
4 2.281.589,00 5.702.026,00 5.869.153,00 2.411.503,00 2.411.503,00 5.900.584,00 -

Pengeluaran
5 2.281.589,00 5.702.026,00 5.869.153,00 2.411.503,00 2.411.503,00 5.900.584,00

Saldo
6 2.281.589,00 5.702.026,00 5.869.153,00 2.411.503,00 2.411.503,00 5.900.584,00 -

20 Januari 2012

00002/IIB01

1 Februari 2012

00003/IIB01

1 Februari 2012

00004/IIB01

1 Maret 2012

00005/IIIB01

1 Maret 2012

00006/IIIB01

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut vi

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD : 1.20.05. - Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Tanggal 1 7 Maret 2012 7 Maret 2012 7 Maret 2012 7 Maret 2012 7 Maret 2012 7 Maret 2012 7 Maret 2012

No. BKU 2 00009/III-B01 00010/III-B01 00011/III-B01 00012/III-B01 00013/III-B01 00014/III-B01 00015/III-B01

Uraian 3 Saldo Awal Bulan Maret Pergeseran Uang Pelimpahan Uang ke BPP Pelimpahan Uang ke BPP Pelimpahan Uang ke BPP Pelimpahan Uang ke BPP Pelimpahan Uang ke BPP

Penerimaan 4 703.409.600,00 -

Pengeluaran 5 183.400.200,00 223.131.500,00 89.892.500,00 8.540.000,00 56.374.000,00 142.071.400,00

Saldo 6 703.409.600,00 520.009.400,00 296.877.900,00 206.985.400,00 198.445.400,00 142.071.400,00

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

vii

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA BENDAHARA PENGELUARAN TAHUN ANGGARAN 2012 SKPD KODE REKENING URAIAN JUMLAH ANGGARAN (DPA) JUMLAH ANGGARAN (DPPA) Tanggal 1 20 Januari 2012 20 Januari 2012 1 Februari 2012 1 Februari 2012 No. BKU 2 00001/I-B01 00002/II-B01 00003/II-B01 00004/II-B01 : 1.20.05. DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : 1.20.1.20.05.00.00.5.1.1.01.01 : Gaji Pokok PNS/Uang Representasi : Rp. 15.624.100.818,00 : Rp. Uraian 3 Pembayaran Gaji PNS GOL 1 - 2 untuk bulan Januari 2012 Pembayaran Gaji PNS GOL 3 - 4 untuk bulan Januari 2012 Pembayaran Gaji PNS GOL 3 - 4 untuk bulan Februari 2012 Pembayaran Gaji PNS GOL 1 - 2 untuk bulan Februari 2012 Belanja LS 4 143.081.200,00 212.424.440,00 216.958.780,00 145.665.660,00 Belanja TU 5 Belanja UP/GU 6 Jumlah 7 143.081.200,00 355.505.640,00 572.464.420,00 718.130.080,00

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

viii

Lampiran 7. Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN BENDAHARA PENGELUARAN SKPD Tahun Anggaran : 1.20.05. - Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset : 2012

Kode Rekening 1 1.20.1.20.05.01. 1.20.1.20.05.01.01. 1.20.1.20.05.01.01.5.2.2. 1.20.1.20.05.01.01.5.2.2.01. 1.20.1.20.05.01.01.5.2.2.01.04. 1.20.1.20.05.01.02. 1.20.1.20.05.01.02.5.2.2. 1.20.1.20.05.01.02.5.2.2.03. 1.20.1.20.05.01.02.5.2.2.03.02.

Uraian 2 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PENYEDIAAN JASA SURAT MENYURAT Belanja Barang dan Jasa Belanja Bahan Pakai Habis Belanja perangko, materai dan benda pos lainnya PENYEDIAAN JASA KOMUNIKASI, SUMBER DAYA AIR DAN LISTRIK Belanja Barang dan Jasa Belanja Jasa Kantor Belanja Air

Belanja 3 97.027.280,00 1.926.000,00 1.926.000,00 1.926.000,00 1.926.000,00 2.644.280,00 2.644.280,00 2.644.280,00 2.644.280,00

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

ix

Lampiran 8. Laporan Rekapitulasi Harian Bendahara


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT REKAPITULASI HARIAN BEND IX TAHUN ANGGARAN 2011 TANGGAL KAS DAERAH 31-Des-10 03-Jan-11 04-Jan-11 05-Jan-11 06-Jan-11 ... 23-Des-11 27-Des-11 28-Des-11 29-Des-11 30-Des-11 31-Des-11 JUMLAH

PENERIMAAN 64.578.213.445,00 95.256.543.568,00 41.590.603,00 18.588.111,00 54.841.439,00 ... 11.936.715.796,00 33.506.048.661,00 32.213.231.124,00 12.058.403.536,00 9.339.447.943,00 3.326.227.834,00 2.200.546.675.318,00 0,00

PENGELUARAN 0,00 63.824.619.162,00 0,00 0,00 0,00 ... 54.513.370.847,00 47.776.648.464,00 6.484.788.417,00 8.984.396.502,00 12.141.465.601,00 49.143.226.532,00 2.142.833.087.144,00 0,00 2.142.833.087.144,00 0,00 LRA Penerimaan RSU Selisih Deposito Saldo Awal TA. 2011 Pengembalian TA Berjalan

SALDO 64.578.213.445,00 96.010.137.851,00 96.051.728.454,00 96.070.316.565,00 96.125.158.004,00 ... 91.800.754.592,00 77.530.154.789,00 103.258.597.496,00 106.332.604.530,00 103.530.586.872,00 57.713.588.174,00

BKU SELISIH (-)

2.200.546.675.318,00 0,00 2.067.371.345.150,00 63.792.595.410,00 2.003.578.749.740,00 196.967.925.578,00 125.000.000.000,00 64.578.213.445,00 6.914.352.064,00 473.000.069,00 235.200,00 2.124.800,00 196.967.925.578,00

57.713.588.174,00 0,00

Pengembalian TA Sebelumnya Kesalahan Koreksi Bank Tgl. 23 Desember 2010 Kesalahan Koreksi Bank AKPER Tgl. 23 Desember 2010

Sumber: Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA Pemkab Garut x

Lampiran 9. Laporan Penutupan Kas Bulanan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN NOMOR Kepada Yth. Pengguna Anggaran DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET Di Tempat Dengan Memperhatikan Peraturan Bupati No. Mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami sampaikan Laporan Penutupan Kas Bulanan yang terdapat di Bendahara Pengeluaran SKPD DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET adalah sejumlah Rp 703.409.600,00 dengan perician sebagai berikut : A Kas di Bendahara Pengeluaran A.1. Saldo awal bulan tanggal 1 MARET 2012 Rp. A.2. Jumlah Penerimaan Rp. 4.407.996.110,00 A.3. Jumlah Pengeluaran Rp. 4.407.996.110,00 A.4. Saldo Akhir bulan tanggal 31 MARET 2012 Rp. Saldo Akhir bulan tanggal 31 MARET 2012 terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. - , Saldo di Bank sebesar Rp. - dan Pajak yang belum dipertanggungjawabkan Rp. Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu B.1. Saldo awal bulan tanggal 1 MARET 2012 Rp. B.2. Jumlah Penerimaan Rp. 703.409.600,00 B.3. Jumlah Pengeluaran Rp. B.4. Saldo Akhir bulan tanggal 31 MARET 2012 Rp. 703.409.600,00 Saldo Akhir bulan tangga 31 MARET 2012 terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. 703.409.600,00 dan Saldo di Bank sebesar Rp. - dan Pajak yang belum di pertanggungjawabkan Rp. Rekapitulasi Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran C.1. Saldo di Kas Tunai Rp. 703.409.600,00 C.2. Saldo di Bank Rp. C.3. Pajak yang belum di setorkan Rp. C.4. Saldo Total Rp. 703.409.600,00 Uang Panjar yang belum dipertanggungjawabkan D.1. Pemegang Panjar Rp. D.2. Pemegang Panjar Rp. D.3. Saldo Total Rp. -

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

xi

Lampiran 10. Laporan Pertanggungjawaban Administratif/Fungsional Bendahara Pengeluaran


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT LAPORAN PERTANGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN (SPJ BELANJA - ADMINISTRATIF) SKPD Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran Bulan
Kode Rekening 1 5.1. 5.1.1. 5.1.1.01. 5.1.1.01.01. 5.1.1.01.02. 5.1.1.01.03. 5.1.1.01.05. 5.1.1.01.06. 5.1.1.01.07. 5.1.1.01.08. 5.1.1.01.17. Uraian

: 1.20.05. - Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset : Totong, S.E., M.Si : Dedi : 2012 : Maret
SPJ-LS Gaji Jumlah Anggaran 3 37.615.697.981 37.615.697.981 26.555.685.025 15.624.100.818 1.459.173.546 324.399.075 996.243.625 7.919.512.692 181.862.697 392.572 50.000.000 s.d. Bulan lalu 4 954.742.574 954.742.574 954.742.574 718.130.080 70.976.205 37.490.000 53.385.000 58.483.040 16.264.271 13.978 Bulan ini 5 2.022.928.423 2.022.928.423 482.561.285 363.259.440 36.041.163 18.745.000 26.785.000 29.411.200 8.312.087 7.395 s.d. Bulan ini 6(4+5) 2.977.670.997 2.977.670.997 1.437.303.859 1.081.389.520 107.017.368 56.235.000 80.170.000 87.894.240 24.576.358 21.373 SPJ-LS Barang&Jasa s.d. Bulan lalu 7 Bulan ini 8 s.d. Bulan ini 9(7+8) SPJ UP/GU/TU s.d. Bulan lalu 10 Bulan ini 11 s.d. Bulan ini 12(10+11) Jumlah SPJ s.d. Bulan ini 13(6+9+12) 2.977.670.997 2.977.670.997 1.437.303.859 1.081.389.520 107.017.368 56.235.000 80.170.000 87.894.240 24.576.358 21.373 Sisa Pagu Anggaran 14(3-13) 34.638.026.984 34.638.026.984 25.118.381.166 14.542.711.298 1.352.156.178 268.164.075 916.073.625 7.831.618.452 157.286.339 371.199 50.000.000

2 BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Gaji dan Tunjangan Gaji Pokok PNS/Uang Representasi Tunjangan Keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Umum Tunjangan Beras Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji Uang Duka Wafat/Tewas 1)

Sumber : Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

xii

Lampiran 11. Register STS Bendahara Penerimaan SKPKD


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT REGISTER STS SKPD : 1.20.05. DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TAHUN ANGGARAN 2012 Bendahara Penerimaan : Tuti Yulianti

No 1 1 2 3 4 5

No. STS 2 00001/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012 00002/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012 00003/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012 00004/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012 00005/STS/Penerimaan Tunai/1.20.05/A01/I/2012

Tanggal 3 02 Januari 2012 03 Januari 2012 03 Januari 2012 03 Januari 2012 03 Januari 2012

Kode Rekening 4 4.1.1.12.01. 4.1.1.01.05. 4.1.1.02.01. 4.1.1.04.01. 4.1.1.08.01.

Uraian 5 BPHTB Hotel Bintang Dua Restoran Reklame Pajak Air tanah

Jumlah 6 21.225.850,00 2.474.500,00 500.000,00 19.564.851,00 5.960.300,00

Penyetor 7

Keterangan 8 Pajak BPHTB Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Reklame Pajak Tanah Air

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

xiii

Lampiran 12. Register SP2D Bendahara Umum Daerah


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT REGISTER SP2D TAHUN ANGGARAN 2012 Mulai Dari : 01 JANUARI 2012 Sampai Dengan : 30 MARET 2012

Urusan Pemerintahan : 1.20. - OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAI Organisasi : 1.20.05. - DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

No. Urut Tanggal UP 1


1 2 3 4

Nomor SP2D LS GU TU Gaji 2


20-Jan-12 20-Jan-12 01-Feb-12 01-Feb-12 00469/UP/2011

Jumlah S P 2 D (Rp) Uraian UP Barang & Jasa 4


Pembayaran Gaji PNS GOL 1 - 2 untuk bulan Januari 2012 Pembayaran Gaji PNS GOL 3 - 4 untuk bulan Januari 2012 Pembayaran Gaji PNS GOL 1 - 2 untuk bulan Februari 2012 Pembayaran Gaji PNS GOL 3 - 4 untuk bulan Februari 2012

LS GU TU Gaji 5
189.431.018 283.478.218 192.677.567 289.155.771

Barang & Jasa

3
0004/SP2D/2012 0083/SP2D/2012 0162/SP2D/2012 0239/SP2D/2012

Sumber: Subbagian Keuangan DPPKA Pemkab Garut

xiv

Lampiran 13. Jurnal Khusus Penerimaan Kas

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT JURNAL PENERIMAAN KAS TAHUN ANGGARAN 2011

TANGGAL KASDA : No. STS / Nota Kredit 1 2 Kode SKPD

03-Jan-11 Kode Rekening Nama Rekening DEBET Rp 3 4 5 KREDIT Rp 6

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD Kas di Kas Daerah R/K SKPD R/K SKPD

95.105.495.000 95.105.495.000 9.089.498 9.089.498 17.942.645 17.942.645 114.664 114.664 1.839.179 1.839.179 7.848.464 7.848.464 3.628.000 3.628.000 38.182.010 38.182.010 400 400 3.858.231 3.858.231 68.545.477 59.734.986 8.810.491

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

1.17.01

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

83

1.20.03

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

84

1.20.11

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

85

1.20.05

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01

86

1.04.01

1.1.1.01.01 1.1.8.01.01 1.1.8.01.01

Jumlah Penyetoran ke Kas Daerah untuk tanggal : 03/01/2011

95.256.543.568

95.256.543.568

Sumber: Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA Pemkab Garut

xv

Lampiran 14. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT JURNAL PENGELUARAN KAS TAHUN ANGGARAN 2011

TANGGAL KASDA : No. SP2D Tgl. SP2D No. BKU Kode SKPD

14-Jan-11

Kode Rekening

Nama Rekening DEBET Rekening Rp Rp 6 KREDIT

876/00074/LS/2011 13-Jan-11 No BKU :

1.01.01.01 LS

1.1.8.01.01 1.1.1.01.01

R/K SKPD Kas di Kas Daerah Pembayaran Susulan Gaji PNS an. Darmaji dan Rini Atini

6.402.353 6.402.353

1.1.8.01.01 1.1.1.01.01

R/K SKPD Kas di Kas Daerah Koreksi Bank

2.124.800 2.124.800

1.1.8.01.01 1.1.1.01.01

R/K SKPD Kas di Kas Daerah Koreksi Bank

235.200 235.200

Jumlah Pengeluaran Kas Daerah untuk tanggal : 14/01/2011

8.762.353

8.762.353

Sumber: Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA Pemkab Garut

xvi

Lampiran 15. Format Buku Besar Beberapa Akun Belanja dan Pendapatan

REKENING ANGGARAN Tanggal Pembebanan 1 22-Agust-11 03-Nop-11 22-Des-11

: :

5.1.1.04.02 Rp. Kode SKPD 2 1.20.05 1.20.05 1.20.05

Belanja Pemungutan Pajak Daerah 900.500.000,00 Kode Keterangan Kegiatan 3 1.20.00.00 1.20.00.00 1.20.00.00 LS - Belanja Tidak Langsung LS - Belanja Tidak Langsung LS - Belanja Tidak Langsung TOTAL MUTASI D / K 4 Rp 5 336.329.335,00 96.352.890,00 467.817.775,00 900.500.000,00 900.500.000,00 Rp 6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rp 7 336.329.335,00 432.682.225,00 900.500.000,00 Debet Kredit Saldo

31-Des-11

Jurnal Penutup

REKENING ANGGARAN Tanggal Pembebanan 1 28-Mar-11 31-Mar-11 31-Mar-11 30-Jun-11 30-Jun-11 30-Sep-11 30-Sep-11 31-Des-11

: :

5.2.1.02.07 Rp. Kode SKPD 2 1.22.01 1.01.01 1.01.01 1.01.01 1.01.01 1.01.01 1.01.01 1.01.01

Honorarium Tim Kegiatan 26.332.627.600,00 Kode Keterangan Kegiatan 3 1.22.20.28 1.01.16.84 1.01.16.87 1.01.16.84 1.01.16.87 1.01.16.84 1.01.16.87 1.01.16.84 4 UP - Pemekaran Desa (Desa Bojong Kec. Pameungpeuk) UP - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang UP - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang GU - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang GU - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang GU - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang GU - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang GU - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang Rp 5 5.300.000,00 4.829.534.775,00 1.739.647.125,00 4.513.341.950,00 1.223.900.950,00 4.511.812.600,00 1.203.900.800,00 5.385.083.125,00 Rp 6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rp 7 5.300.000,00 4.834.834.775,00 6.574.481.900,00 11.087.823.850,00 12.311.724.800,00 16.823.537.400,00 18.027.438.200,00 23.412.521.325,00 Debet Kredit Saldo

xvii

31-Des-11 31-Des-11 31-Des-11

1.01.01 1.07.01 2.01.03

1.01.16.87 1.07.17.14 2.01.25.07

GU - Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang GU - Sosialisasi/Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan TU - Sosialisasi Sertifikasi Hak Atas Tanah (Sehat) Nelayan dan Pelaku TOTAL MUTASI D / K

2.637.465.325,00 15.000.000,00 9.100.000,00 26.074.086.650,00 26.074.086.650,00

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

26.049.986.650,00 26.064.986.650,00 26.074.086.650,00

31-Des-11

Jurnal Penutup

0,00

REKENING ANGGARAN Tanggal Pembebanan 1 26-Agust-11 30-Des-11 31-Des-11 31-Des-11 31-Des-11

: :

5.2.2.21.05 Rp. Kode SKPD 2 1.07.01 1.17.01 1.17.01 1.17.01 1.17.01

Belanja Jasa Konsultansi Penilaian / Appraisal 781.105.000,00 Kode Keterangan Kegiatan 3 1.07.15.02 1.17.20.09 1.17.20.09 1.17.20.09 1.17.20.09 4 LS - Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang TU - Pembelian Tanah untuk Art Center (Banprop) TU - Pembelian Tanah untuk Art Center (Banprop) GU - Pembelian Tanah untuk Art Center (Banprop) LS - Pembelian Tanah untuk Art Center (Banprop) TOTAL MUTASI D / K Rp 5 60.000.000,00 81.105.000,00 0,00 2.505.150,00 27.530.000,00 171.140.150,00 164.472.650,00 Rp 6 0,00 0,00 6.667.500,00 0,00 0,00 6.667.500,00 0,00 0,00 Rp 7 60.000.000,00 141.105.000,00 134.437.500,00 136.942.650,00 164.472.650,00 Debet Kredit Saldo

31-Des-11

Jurnal Penutup

REKENING ANGGARAN Tanggal Kasda 1 26-Jan-11 22-Feb-11

: :

4.1.1.05.01 Rp. No. STS / Nota Kredit 2 677 787

Pajak Penerangan Jalan 8.550.000.000,00 Kode Keterangan SKPD 3 1.20.05 1.20.05 4 Rp 5 0,00 0,00 Rp 6 699.409.937,00 612.506.548,00 Rp 7 699.409.937,00 1.311.916.485,00 Debet Kredit Saldo

xviii

23-Mar-11 28-Apr-11 26-Mei-11 28-Jun-11 18-Jul-11 22-Agust-11 21-Sep-11 20-Okt-11 21-Nop-11 19-Des-11

1507 2395 3358 4947 5979 8214 9756 11514 13357 15607

1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 1.20.05 TOTAL MUTASI D / K

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.958.872.533,00

620.223.122,00 620.183.940,00 662.733.288,00 669.671.780,00 676.527.748,00 673.187.666,00 646.677.643,00 1.029.869.801,00 1.009.887.398,00 1.037.993.662,00 8.958.872.533,00 0,00

1.932.139.607,00 2.552.323.547,00 3.215.056.835,00 3.884.728.615,00 4.561.256.363,00 5.234.444.029,00 5.881.121.672,00 6.910.991.473,00 7.920.878.871,00 8.958.872.533,00

31-Des-11

Jurnal Penutup

0,00

REKENING ANGGARAN Tanggal Kasda

: :

4.3.3.01.11 Rp. No. STS / Nota Kredit

Binwas TPI 22.629.575,00 Kode SKPD Keterangan Debet Rp Kredit Rp Saldo Rp

1 01-Nop-11 01-Nop-11

2 12240 12240

3 1.20.05 1.20.05

4 Nota Kredit 937/1063/BBH/LS/KEU/2011 Nota Kredit 937/1063/BBH/LS/KEU/2011 TOTAL MUTASI D / K

5 0,00 0,00 0,00 22.629.575,00

6 14.624.146,00 8.005.429,00 22.629.575,00 0,00

7 14.624.146,00 22.629.575,00

31-Des-11

Jurnal Penutup

0,00

Sumber: Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA Pemkab Garut

xix

Lampiran 16. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT NERACA PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) NO 1 1.1 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan BLUD RSU Kas di BLUD RSU Piutang Pajak dan Retribusi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tagihan Ganti Rugi Piutang Lainnya Persediaan Jumlah Aset Lancar : 1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen : Jumlah Investasi Jangka Panjang : 1.3 ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan. Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap : DANA CADANGAN Dana Cadangan Jumlah Dana Cadangan : ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi Piutang pada BPR Piutang Pasien Aktiva Tidak produktif Aset Lain-lain : B.6 137.356.147.395,00 404.253.893.367,00 527.384.870.111,00 621.231.302.078,00 66.314.543.277,00 48.149.000,00 0,00 1.756.588.905.228,00 B.7 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 B.8 B.8.1 B.8.2 B.8.3 B.8.4 B.8.5 B.8.6 26.300.000,00 350.481.250,00 1.888.777.550,00 1.434.561.294,00 272.896,00 34.962.014.500,00 0,00 0,00 26.300.000,00 363.031.250,00 585.829.500,00 1.311.186.079,00 272.896,00 0,00 134.960.494.095,00 334.780.436.396,00 513.392.185.202,00 548.700.710.948,00 63.855.699.410,00 0,00 0,00 1.595.689.526.051,00 B.5.1 36.375.514.662,47 0,00 36.375.514.662,47 36.375.514.662,47 51.311.011.591,95 0,00 51.311.011.591,95 51.311.011.591,95 B.5 0,00 0,00 B.3 B.4 B.1 B.1.1 B.1.2 B.1.3 B.1.4 B.2.1 157.713.588.174,00 583.363.583,00 48.495.209,00 912.220.461,00 23.192.993.638,00 0,00 0,00 4.707.549.689,00 20.716.186.144,00 207.874.396.898,00 114.577.727.590,00 530.292.356,00 3.350.690.690,00 0,00 17.412.895.386,00 0,00 0,00 4.886.907.365,00 18.562.422.240,00 159.320.935.627,00 URAIAN REF 31 Desember 2011 31 Desember 2010

1.4

1.5

xx

Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET : 2 2.1 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Kepada Pihak Ketiga (PFK) Bagian Lancar Utang Luar Negeri Utang Jangka Pendek Lainnya : Utang Kepada Pihak Ketiga Utang Kepada PT. Askes Utang Kepada PDAM Jumlah Kewajiban Jangka Pendek : 2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Luar Negeri Utang Dana Talangan Bank Indonesia Jumlah Kewajiban Jangka Panjang : JUMLAH KEWAJIBAN : 2.3 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA): Pendapatan yang ditangguhkan Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Dana yang harus disediakan untuk : Pembayaran Utang Jangka Pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar : EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Diinvestasikan Dalam Aset lainnya Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi : EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan : JUMLAH EKUITAS DANA : JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA B.14 B.13 B.12 B.11 B.10.1 B.10 B.9.3 B.9.4 B.9 B.9.1 B.9.2

38.662.407.490,00 2.041.501.224.278,47

2.286.619.725,00 1.808.608.092.994,95

71.253.491,00 0,00

17.070.095,00 75.696.060,00

15.612.563.194,00 23.709.138.832,00 0,00 39.392.955.517,00

6.368.572.133,00 14.834.245.453,00 0,00 21.295.583.741,00

0,00 1.264.743.861,00 1.264.743.861,00 40.657.699.378,00

0,00 1.264.743.861,00 1.264.743.861,00 22.560.327.602,00

159.125.283.215,00 61.130.721,00 27.900.543.327,00 20.716.186.144,00

115.051.213.514,00 3.390.427.027,00 22.299.802.751,00 18.562.422.240,00

(39.321.702.026,00) 168.481.441.381,00

(21.278.513.646,00) 138.025.351.886,00

36.375.514.662,47 1.756.588.905.228,00 38.662.407.490,00

51.311.011.591,95 1.595.689.526.051,00 2.286.619.725,00

(1.264.743.861,00) 1.830.362.083.519,47

(1.264.743.861,00) 1.648.022.413.506,95

2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.843.524.900,47 2.041.501.224.278,47

0,00 0,00 1.786.047.765.392,95 1.808.608.092.994,95

xxi

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT LAPORAN REALISASI ANGGARAN TA 2011 DAN 2010 (Dalam Rupiah) URAIAN PENDAPATAN DAN BELANJA PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah PENDAPATAN TRANSFER TRANSFER PEMERINTAH PUSAT DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Lainnya (Bantuan Keuangan) LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH Pendapatan Hibah Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya (Bantuan dari Provinsi) C.1.2 C.1.1 REF ANGGARAN 2011 2.062.933.884.142,00 126.679.276.213,00 18.848.342.000,00 16.288.699.900,00 3.154.949.709,00 REALISASI 2011 2.066.858.426.039,00 122.418.643.665,00 24.457.259.912,00 15.290.954.951,00 1.617.928.866,00 % 100,19% 96,64% 129,76% 93,87% 51,28% REALISASI 2010 1.695.066.200.909,00 108.914.763.969,00 10.805.033.932,00 14.494.494.942,00 2.489.552.978,00

88.387.284.604,00 1.823.726.910.429,00 1.768.755.940.040,00 1.382.054.565.960,00 72.692.413.453,00 53.151.593.507,00 1.141.860.459.000,00 114.350.100.000,00 386.701.374.080,00 0,00 386.701.374.080,00 54.970.970.389,00 54.970.970.389,00 0,00

81.052.499.936,00 1.837.995.497.574,00 1.783.060.285.438,00 1.396.358.911.358,00 91.046.329.302,00 50.309.765.056,00 1.140.671.417.000,00 114.331.400.000,00 386.701.374.080,00 0,00 386.701.374.080,00 54.935.212.136,00 54.935.212.136,00 0,00

91,70% 100,79% 100,81% 101,04% 125,25% 94,65% 99,90% 99,98% 100,00% 0,00% 100,00% 99,93% 99,93% 0,00%

81.125.682.117,00 1.475.269.530.900,00 1.433.534.965.328,00 1.283.191.311.728,00 83.547.476.394,00 48.221.069.334,00 1.031.869.766.000,00 119.553.000.000,00 150.343.653.600,00 18.289.800.000,00 132.053.853.600,00 41.734.565.572,00 41.734.565.572,00 0,00

C.1.3

112.527.697.500,00 6.500.000.000,00 0,00 106.027.697.500,00

106.444.284.800,00 6.450.000.000,00 0,00 99.994.284.800,00

94,59% 99,23% 0,00% 94,31%

110.881.906.040,00 4.100.000.000,00 0,00 106.781.906.040,00

BELANJA DAERAH

C.1.4

2.164.909.401.598,00

2.011.183.799.850,00

92,90%

1.689.086.148.835,00

xxii

BELANJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan BELANJA MODAL Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan. Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga TRANSFER TRANSFER BAGI HASIL KE DESA Bagi Hasil Retribusi SURPLUS / (DEVISIT) PEMBIAYAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Penggunaan SILPA Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Pinjaman SILPA

C.1.4.1

1.872.255.068.738,00 1.291.968.016.695,00 368.114.073.641,00 6.744.843,00 42.968.837.500,00 74.417.968.309,00 94.779.427.750,00

1.827.821.089.223,00 1.272.147.570.891,00 348.691.150.336,00 6.744.835,00 41.987.854.750,00 74.045.366.266,00 90.942.402.145,00 180.601.217.327,00 4.279.108.000,00 73.641.242.872,00 23.482.774.490,00 66.123.850.380,00 13.074.241.585,00 2.734.804.980,00 2.734.804.980,00

97,63% 98,47% 94,72% 100,00% 97,72% 99,50% 95,95% 62,57% 88,63% 64,79% 27,10% 96,52% 87,38% 68,30% 68,30%

1.530.601.822.113,00 1.089.982.048.937,00 222.899.801.190,00 222.899.801.190,00 16.994.670.000,00 124.072.147.819,00 76.653.154.167,00 155.205.402.443,00 2.432.881.858,00 27.905.979.415,00 53.387.754.134,00 38.909.655.812,00 32.569.131.224,00 3.263.924.279,00 3.263.924.279,00

C.1.4.2

288.622.518.565,00 4.827.804.656,00 113.654.932.170,00 86.667.527.208,00 68.510.263.000,00 14.961.991.531,00

C.1.4.3

4.004.314.295,00 4.004.314.295,00

C.1.4.4

27.500.000,00 27.500.000,00 (101.975.517.456,00)

26.688.320.00 26.688.320,00 55.674.626.189,00 103.450.657.026,00 116.476.353.086,00 115.051.213.515,00 1.425.139.571,00

97,05% 97,05%

15.000.000.00 15.000.000,00 5.980.052.074,00

C.1.5

101.975.517.455,00 115.051.213.515,00 115.051.213.515,00 0,00

101,45% 101,24% 100,00% 0,00%

109.071.161.440,00 121.121.145.154,00 121.121.145.154,00 0,00

13.075.696.060,00 2.000.000.000,00 11.000.000.000,00 75.696.060,00

13.025.696.060,00 2.000.000.000,00 10.950.000.000,00 75.696.060,00

99,62% 100% 99,55% 100,00%

12.049.983.714,00

11.800.000.000,00 249.983.714,00

C.1.6

0,00

159.125.283.215,00

115.051.213.514,00

xxiii

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT LAPORAN ARUS KAS TA 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) 2010

No 1

No 3

URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Masuk Kas Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Hibah Pendapatan lainnya (Bantuan Keuangan dari Provinsi) Jumlah Arus Masuk Kas Arus Keluar Kas Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Hibah Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tak Terduga Bagi Hasil Retribusi Jumlah Arus Keluar Kas Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (1) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Arus Masuk Kas Jumlah Arus Masuk Kas Arus Keluar Kas Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangunan Belanja Jalan. Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Jumlah Arus Keluar Kas Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan (2) URAIAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Arus Masuk KAS Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Jumlah Arus Masuk Kas Arus Keluar Kas

REF D.1.2

2011

24.457.259.912,00 15.290.954.951,00 1.617.928.866,00 81.052.499.936,00 91.046.329.302,00 50.309.765.056,00 1.140.671.417.000,00 114.331.400.000,00 0,00 386.701.374.080,00 54.935.212.136,00 6.450.000.000,00 99.994.284.800,00 2.066.858.426.039,00

10.805.033.932,00 14.494.494.942,00 2.489.552.978,00 81.125.682.117,00 83.547.476.394,00 48.221.069.334,00 1.031.869.766.000,00 119.553.000.000,00 18.289.800.000,00 132.053.853.600,00 41.734.565.572,00 4.100.000.000,00 106.781.906.040,00 1.695.066.200.909,00

1.272.147.570.891,00 348.691.150.336,00 6.744.835,00 41.987.854.750,00 74.045.366.266,00 90.942.402.145,00 2.734.804.980,00 26.688.320,00 1.830.582.582.523,00 236.275.843.516,00 D.1.3 0 ,00 0,00 4.279.108.000,00 73.641.242.872,00 23.482.774.490,00 66.123.850.380,00 13.074.241.585,00 180.601.217.327,00 (180.601.217.327,00) REF D.1.4 2011

1.089.982.048.937,00 222.899.801.190,00 0,00 16.994.670.000,00 124.072.147.819,00 76.668.154.167,00 3.263.924.279,00 0,00 1.533.880.746.392,00 161.185.454.517,00

0 ,00 0,00 2.432.881.858,00 27.905.979.415,00 53.387.754.134,00 38.909.655.812,00 32.569.131.224,00 155.205.402.443,00 (155.205.402.443,00) 2010

1.425.139.571,00 1.425.139.571,00

0,00 0,00

xxiv

Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Pinjaman dan Bunga Pemberian Pinjaman Jumlah Arus Keluar Kas Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pembiayaan (3) Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Arus Masuk Kas Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) : Iuran Wajib Pegawai (IWP) PPh Pasal 21 Tabungan Perumahan (TAPERUM) Penerimaan PFK Lainnya Jumlah Arus Masuk Kas Arus Keluar Kas Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) : Iuran Wajib Pegawai (IWP) PPh Pasal 21 Tabungan Perumahan (TAPERUM) Penerimaan PFK Lainnya Jumlah Arus Keluar Kas Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Non Anggaran (4) KENAIKAN / PENURUNAN KAS Saldo Awal Kas di BUD Saldo Akhir Kas Daerah (SILPA) Kas di Kas Daerah Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran UYHD Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran Utang PFK Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran - Jasa Giro Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan BLUD RSU Saldo Akhir Kas di BLUD RSU Saldo Kas

2.000.000.000,00 10.950.000.000,00 75.696.060,00 0,00 13.025.696.060,00 (11.600.556.489,00) D.1.5

0,00 11.800.000.000,00 249.983.714,00 0,00 12.049.983.714,00 (12.049.983.714,00)

69.372.895.950,00 47.112.064.491,00 1.959.764.000,00 12.606.745.331,00 131.051.469.772,00

62.136.437.362,00 34.796.428.321,00 1.987.279.175,00 18.871.981.309,00 117.792.126.167,00

69.372.895.950,00 47.112.064.491,00 1.959.764.000,00 12.606.745.331,00 131.051.469.772,00 0,00 44.074.069.700,00 115.051.213.514,00 159.125.283.214,00 157.713.588.174,00 499.474.580,00 71.253.491,00 12.635.512,00 48.495.209,00 912.220.461,00 159.257.667.427,00

62.136.437.362,00 34.796.428.321,00 1.987.279.175,00 18.871.981.309,00 117.792.126.167,00 0,00 (6.069.931.640,00) 121.121.145.154,00 115.051.213.514,00 114.577.727.590,00 473.485.924,00 17.070.095,00 39.736.337,00 0,00 0,00 115.108.019.946,00

No

URAIAN Keterangan: 1) Saldo Kas di Kas Daerah (termasuk Deposito) 2) Kas di Bendahara Pengeluaran Terdiri dari: a. Sisa Belanja UYHD b. Utang PFK di Bendahara Pengeluaran c. Jasa Giro 3) Kas di BLUD RSU Terdiri dari: a. Kas di BLUD RSUD b. Kas di Bendahara Penerimaan RSUD

REF

2011 157.713.588.174,00 583.363.583,00 499.474.580,00 71.253.491,00 12.635.512,00 960.715.670,00 912.220.461,00 48.495.209,00

2010 114.577.727.590,00 530.292.356,00 473.485.924,00 17.070.095,00 39.736.337,00 3.350.690.690,00

Sumber : Seksi Pembukuan Bidang Belanja DPPKA Pemkab Garut xxv

Lampiran 17. Diagram Alir Pelaksanaan Belanja Daerah

PPTK

PA/Kuasa PA

Bendahara Pengeluaran

PPK SKPD

Kepala SKPD

Bukti Transaksi BKU Buku Pembantu

Sumber: SPPKD Pemkab Garut

xxvi

Lampiran 18. Diagram Alir Pembukuan dan Pertanggungjawaban Belanja SKPD

Pembukuan Belanja UP/TU/GU Rekening Bendahara Bendahara


Proses Belanja UP/GU/TU

Pembukuan Belanja UP/GU/TU Kas Tunai Bendahara


Proses Belanja UP/GU/TU

Pertanggungjawaban Penggunaan TU

PA/KPA

PPK SKPD

Bendahara
Bukti/Buku Belanja Bukti/Buku Setoran

Bukti/Buku Belanja Bukti Pembayaran

Bukti/Buku Belanja Bukti Pembayaran Bukti/Buku Belanja Bukti/Buku Setoran Laporan Penggunaan TUP Melakukan Pengisian BKU Ya

Bukti/Buku Belanja Bukti/Buku Setoran Laporan Penggunaan TUP

Melakukan Pengisian Buku Kas Umum

Melakukan Pengisian Buku Pembantu Simpanan/Bank

Melakukan Pengisian BP Kas/Tunai

Apakah Disetujui ?

Tidak

Melakukan Pengisian Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

Melakukan Pengisian BP Rincian Obyek Belanja

Bukti/Buku Belanja Bukti/Buku Setoran Laporan Penggunaan TUP

Bukti/Buku Belanja Bukti/Buku Setoran Laporan Penggunaan TUP

BKU BKU BP Simpanan/Bank BP Rincian Obyek Belanja BP Kas Tunai BP Rincian Obyek Belanja Proses Pengesahan

Bukti/Buku Belanja Bukti/Buku Setoran Laporan Penggunaan TUP

Sumber: Lampiran Permendagri 55 Tahun 2008

xxvii

Lampiran 19. Diagram Alir Pelaporan Keuangan Daerah

Sumber: PP 8 Tahun 2006 xxviii

Lampiran 20. Diagram Alir Pelayanan Pembayaran BPHTB (pelaksanaan yang berjalan saat ini)
Wajib Pajak/Kuasa SSPD Pelayanan BPHTB SSPD Bendahara Penerimaan

Entri Data Validasi / Cetak SSPD & Kwitansi Rp/ Nota Bank Rp/ Nota Bank

SSPD & Kwitansi

SSPD & Kwitansi Rp/ Nota Bank

SSPD

Rp/ Nota Bank

(usulan perubahan penulis)


Wajib Pajak/Kuasa
PP SSPD

Fungsi BPHTB
PP SSPD

Bendahara Penerimaan

Fungsi Akuntansi

BPHTB > 20 juta BPHTB < 20 juta


Cek fisik OP / Penentuan HT/NP

Entri Data Validasi / Cetak SSPD, (Dok. Validasi)

Rp/ Nota Bank

Rp/ Nota Bank SSPD

SSPD

SSPD

SSPD

Rp/ Nota Bank

Rp/ Nota Bank

SSPD

xxix

Lampiran 21. Format Dokumen Penatausahaan Aset

Format Kartu Persediaan barang Gudang Nama Barang Satuan : : : Kartu No. : Spesifikasi : Jumlah Harga Barang Yang diterima/Yang Dikeluarkan/Sisa Bertambah 8 Berkurang 9 Sisa 10 11

Tanggal Diterima 1

No./Tgl Surat Dasar Penerimaan/ Pengeluaran 2

Barang-barang Uraian Masuk 3 4 Keluar 5 Sisa 6

Harga Satuan 7

Ket

Format Kartu Inventaris Barang (KIB. A) NO KODE LOKASI : Nomor No Urut 1 Nama Barang/ Jenis Barang 2 Kode Barang 3 Register 4 Luas (M2) 5 Tahun Pengadaan 6 Letak/ Alamat 7 Hak 8 Status Tanah Sertifikat Tanggal 9 Nomor 10 11 12 13 14 Penggunaan Asal Usul Harga (Ribuan) Ket

xxx

BUKU INVENTARIS SKPD KABUPATEN PROVINSI NOMOR : : : GARUT JAWA BARAT Spesifikasi Barang No. Sertifikat No. Chasis Nama/Jenis Merk Barang /Type No. Pabrik No. Mesin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 No. Kode Lokasi JUMLAH Asalusul/Cara Perolehan Barang Ukuran Barang/ Konstruksi (P,S,D) Keadaan Barang (B/KB/RB)

No Urut

Kode Barang

Register

Bahan

Tahun Perolehan

Satuan

Barang

Harga

Ket

Format Daftar Usulan Barang Yang Akan dihapus DAFTAR USULAN BARANG YANG AKAN DIHAPUS

No Urut 1

Nama Barang 2

No. Kode Barang 3

No. Kode Lokasi 4

Merk/ Type 5

Dokumen Kepemilikan 6

Tahun Pembuatan/ Pembelian 7

Harga Beli/ Perolehan 8

Keadaan Barang (B,KB,RB) 9

Ket.

10

xxxi

Lampiran 22. Menu Aplikasi SIPKD

CETAK DAFTAR

UTAMA DATA UTAMA UTILITY PENGATURAN FILE PENDUKUNG POKOK

DATA MASTER JENIS

PENGATURAN

FILE PENDUKUNG

SPD APBD UTAMA PERENCANAAN JENIS DAFTAR PENGANGGARAN

UTAMA CETAK

SIPKD

DPA FILE PENDUKUNG KUA/PPAS

CETAK

UTAMA TRANSAKSI NON KAS

CETAK

UTAMA

PENATAUSAHAAN BUD PENATAUSAHAAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PENATAUSAHAAN FILE PENDUKUNG PENGELUARAN

PERTANGGUNGJAWABAN JURNAL KONSOLIDATOR JURNAL FILE PENDUKUNG

xxxii

Lampiran 23. Menu Aplikasi SPBB/K DPPKA


ENTRI DATA

MASTER KODE
ENTRI DATA

Register SPJ SPJ Belanja STS Pencairan SP2D Jurnal Korolari Neraca Awal SKPD

KODE REKENING

PELAPORAN SKPD

Jurnal Buku Besar Neraca LRA SKPD Monitoring APBD SKPD

P A R A M E T E R

KODE BIDANG & SKPD

KODE PROGRAM

PROGRAM & KEGIATAN TAHUN INI

SKPD TAHUN INI

PEJABAT PEMDA TAHUN INI

MENU UTAMA
MENU SIKLUS APBD

PEJABAT SKPD TAHUN INI

P A R A M E T E R

- SPP - SP2D

BENDAHARA PENGELUARAN

MENU AKUNTANSI

MENU ANGGARAN

MENU PERBENDAHARAAN PELAPORAN

- Buku pengeluaean - Buku bank - Buku pajak - Buku panjar - Buku rekap

ENTRI DATA

PELAPORAN PEMDA

Jurnal Buku Besar Lap. Keu. Konsolidasi LRA Konsolidasi Monitoring APBD Pemda - Executive Summary

Belanja tidak langsung Belanja langsung Pendapatan Pembiayaan Anggaran Kas TAPD SPD

xxxiii -

RKA DPA DPPA Alokasi Program Monitoring Cash Budget Monitoring RKA Monitoring Record Perda Perda perubahan

BENDAHARA PENERIMAAN

- Buku penerimaan - Buku rincian penerimaan - Buku rekap harian - SPJ penerimaan

Lampiran 24. Usulan Jurnal Koreksi dan Reklasifikasi BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Garut

DAFTAR USULAN JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2011 URAIAN KOREKSI/KLASIFIKASI Kas di Bendahara Pengeluaran Pendapatan ditangguhkan [koreksi jasa giro yang belum dicatat] Utang PFK Kas di Bendahara Pengeluaran [koreksi hutang PFK atas mamin kegiatan Disperindag yang disetor sebagai pajak daerah Pendapatan ditangguhkan RSU dr. Slamet Kas di Bendahara Penerimaan [koreksi kas di Bendahara Penerimaan RSU dr. Slamet] Kas di BLUD RSU dr. Slamet Pendapatan BLUD RSUD [koreksi atas kurang catatnya pendapatan dari Kas RSU dr. Slamet dalam LK Pemda TA 2011] Dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek Utang pasien Jamkesda [koreksi utang jamkesda yang belum dibayar pada akhir tahun B.2.2.2 8.197.315 8.197.315 REK KKP B.2.2.2 NERACA K 1.280.077 Dalam Rp LRA K

D 1.280.077

B.2.5.2

912.220.461 912.220.461

B.2.5.2

912.220.461 912.220.461

YP

2.347.212.386 2.347.212.386

xxxiv

Diinvestasikan dalam aset lainnya Tuntutan ganti rugi [koreksi pembayaran TGR yang belum dicatat oleh keuangan] Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek Utang kepada PT Askes [koreksi hutang askes yang masih kurang dicatat oleh pemda] Diinvestasikan dalam investasi Jangka Panjang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah [koreksi penyertaan modal dengan menggunakan metode ekuitas] Cadangan persediaan Persediaan [koreksi atas Aset Peralatan berupa Notebook dan Tabung Oksigen di gudang yang masih dicatat di persediaan Cadangan persediaan Persediaan [koreksi atas persediaan obat dari Dinas Kesehatan Provinsi di Gudang Obat FAMM yang belum ada Nota Hibahnya] Persediaan Cadangan persediaan [koreksi atas persediaan bahan habis pakai pada Bidang P2 Dinas Kesehatan yang belum dilaporkan] Kas di Bendahara Penerimaan BLUD Pendapatan yang ditangguhkan [koreksi atas uang kas yang berada di kasir RSUD yang belum disetor pada rekening BLUD per 31 Desember 2011]

B.8.2

750.000 750.000

B.9.4

751.699 751.699

B.5.1

26.214.097.194 26.214.097.194

B.11 B.4

52.325.000 52.325.000

B.11 B.4

1.690.184.334 1.690.184.334

B.4 B.11

454.150.015 454.150.015

B.1.3 B.11

48.495.209 48.495.209

xxxv

EDI-Diinvestasikan pada aset tetap (peralatan dan mesin) Peralatan dan mesin [koreksi atas pencatatan ganda pada peralatan dan mesin Dinas Pendidikan] EDI-Diincestasikan pada aset tetap (peralatan dan mesin) Peralatan dan mesin [koreksi atas pencatatatan ganda pada peralatan dan mesin Dinas Kesehatan] EDI-Piutang Jamkesda Piutang jamkesda [jurnal eliminasi piutang Jamkesda] Piutang Jamkesda Ekuitas Dana Lancar - Candangan Piutang [koreksi piutang Jamkesmas yang diakui] JURNAL REKLASIFIKASI Bagi hasil pajak PBB Bagi hasil SDA - prrtambangan minyak bumi [reklasifikasi salah catat minyak bumi yang masuk ke PBB] Aset lainnya Persediaan Cadangan Persediaan Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklasifikasi atas aset tetap Dinas Pendidikan yang tlah dihibahkan kepada sekolah swasta tetapi belum dibuatkan nota hibahnya dan masih tercatat di persediaan] Aset lain-lain (Tanah) Aset tetap tanah

YP

60.200.000 60.200.000

YP

270.000.000 270.000.000

YP

13.083.954.505 13.083.954.505

YP

20.698.028.532 20.698.028.532

31.543.955 31.543.955

B.8.5 B.4

3.649.564.173 3.649.564.173 3.649.564.173 3.649.564.173

YP

2.037.991.000 2.037.991.000

xxxvi

Diinvestasikan dalam AT tanah Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklas aset tetap tanah ke aset lain-lain tanah yang akan diserahkan ke masyarakat pada Dispertacip] Bangunan Gedung (disdik) Aset tetap tanah (pertacip) [reklas aset tanah pada dinas pertacip yang diserahkan ke dinas pendidikan - Gd. Sekolah] Aset lain-lain (tanah) Aset tetap tanah Diinvestasikan dalam AT tanah Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklas aset tetap tanah pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi-relokasi bencana Aset tetap-Gedung dan Bangunn Aset tetap tanah [reklasifikasi aset tetap tanah bangunan dan gedung pada disdik pada pembangunan sarana prasarana lapangan rancabango] Aset lain-lain (gedung dan bangunan) Aset tetap gedung dan bangunan Diinvestasikan dalam AT gedung dan bangunan Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklasifikasi aset tetap gedung ke aset lain-lain pada DISNAKANLA] Aset lain-lain (peralatan dan mesin) Peralatan dan mesin Diinvestasikan dalam AT peralatan dan mesin YP

2.037.991.000 2.037.991.000

16.705.000 16.705.000

YP

245.000.000 245.000.000 245.000.000 245.000.000

YP

49.200.000 49.200.000

YP

10.365.205.599 10.365.205.599 10.365.205.599 10.365.205.599

YP

1.216.847.000 1.216.847.000 1.216.847.000

xxxvii

Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklasfisikasi aset peralatan mesin di pihak ketiga pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan kelautan) Aset lain-lain (jalan, irigasi, dan jaringan) Jalan, irigasi, dan jaringan Diinvestasikan dalam AT JIJ Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklasifikasi aset pada TPH yang ada di masyarakat Aset lain-lain (jalan, irigasi, dan jaringan) Jalan, irigasi, dan jaringan Diinvestasikan dalam AT JIJ Diinvestasikan dalam aset lainnya [reklasifikasi aset yang ada pada masyarakat di Disnankala] Aset lain-lain (aset tetap lainnya) Aset tetap lainnya Diinvestasikan dalam AT lainnya Diinvestasikan dalam AT lainnya [reklas aset tetap lainnya pada Disnankala yang ada pada masyarakat] Penerimaan pembiayaan-hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Pendapatan-hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan [reklas penerimaan dividen dari BUMD yang dicatat dengan metode biaya bukan metode ekuitas] YP 6.686.514.010

1.216.847.000

6.686.514.010 6.686.514.010 6.686.514.010

YP

253.660.000 253.660.000 253.660.000 253.660.000

YP

10.507.232.718 10.507.232.718 10.507.232.718 10.507.232.718

1.425.139.571 1.425.139.571

xxxviii

Anda mungkin juga menyukai