TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
MOCHAMAD KHAIRUDIN
NIM F3411067
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
MOCHAMAD KHAIRUDIN
NIM F3411067
ABSTRAK
PEMAHAMAN WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP
PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA
Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pemahaman Wajib Pajak Badan
terhadap pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Surakarta. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara sebagai data
primer dan penelitian kepustakaan sebagai data sekunder. Responden dalam
penelitian ini adalah Wajib Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden, dalam hal ini
diperoleh hasil dari studi penulis dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan
tingkat penyampaian SPT Badan.
Hasil studi menunjukkan tingkat penyampaian SPT di KPP Pratama
Surakarta menurun dari tahun 2011 sebesar 56% menjadi 49% di tahun 2012 dan
di tahun 2013 sebesar 39%. Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya
pemahaman Wajib Pajak Badan dalam melaporkan SPT: kurangnya minat wajib
pajak dalam mengikuti sosialisasi oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) dan kurang
optimalnya pelayanan Account Representative (AR). Hal ini dapat berpengaruh
dalam kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan
berpengaruh juga terhadap tingkat pendapatan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Surakarta, oleh karena itu DJP harus meningkatkan kualitas dan kuantitas
penyuluhan dan kinerja Account Representative (AR).
Kata Kunci : Pemahaman, Wajib Pajak Badan dan SPT
ii
ABSTRACT
UNDERSTANDING OF THE BOARD OF TAX PAYER
NOTICE REPORTING (SPT) ANNUAL
IN TAX OFFICE PRIMARY SURAKARTA
iii
iv
vi
Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan.
Tugas Akhir ini dengan judul Pemahaman Wajib Pajak Badan Terhadap
Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Surakarta ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Ahli
Madya Diploma III Perpajakan di Fakultas ekonomi dan Bisnis Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan laporan Tugas Akhir ini :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-NYA.
2. Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas sebalas maret surakarta.
3. Drs. Hanung Triatmoko M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi
Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
Surakarta
4. Ibu Titik Setyaningsih, selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah
memberikan pengarahan selama penyususnan Tugas Akhir ini.
vii
viii
Surakarta,
Juli 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. .1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
E. Metode Penelitian ........................................................................ 6
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak ........................................................................................... 11
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ....................................................................... 25
B. Pembahasan Masalah.................................................................. 34
C. Temuan ....................................................................................... 43
1. Kelebihan ............................................................................... 43
2. Kelemahan ............................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Pernyataan
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
SE-96/PJ/2010
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
2009
619.922,20
-
Penerimaan
Perpajakan
601.251,80
Pandapatan Dalam
Negeri
18.670,40
Pajak Perdagangan
Internasional
Sumber : www.anggaran.depkeu.go.id
Sistem
perpajakan
2010
723.306,70
-
2011
873.874,00
-
2012
1.016.237,30
-
2013
1.192.994,10
-
694.392,10
28.914,50
-
819.752,50
54.121,50
-
968.293,20
47.944,10
-
1.134.289,20
58.704,90
-
setelah
reformasi
berintikan
kesederhanaan,
dan
individu-individu
yang
berpenghasilan.
Untuk
menaikkan
dengan informasi dan penghitungan pajak secara benar, lengkap, dan jelas,
maka tujuan ditetapkannya asas Self Assesment System (SAS) dapat terwujud
dan dapat memudahkan sebagian tahapan pengolahan dan administrasi data
perpajakan.
Bagi pihak pemungut pajak (Fiskus), SPT merupakan sarana untuk
melakukan pengawasan terhadap Wajib Pajak. Salah satu bentuk dari
pengawasan itu adalah dengan dilakukannya pemeriksaan terhadap Wajib
Pajak, yang bertujuan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada
Wajib Pajak (Suandy, 2010).
Berdasarkan fakta di atas maka penulis ingin mengulas tentang
Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap pelaporan SPT. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka penulis mencoba untuk menuangkan pemikiran dan
pembahasan dalam sebuah laporan yang berjudul :
PEMAHAMAN WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP PELAPORAN
SURAT
PEMBERITAHUAN
(SPT)
TAHUNAN
DI
KANTOR
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat didentifikasikan masalahmasalah yang berkaitan dengan pelaporan SPT sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap Pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT) tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Surakarta ?
2. Apa saja faktor yang menghambat tingkat pemahaman Wajib Pajak Badan
terhadap pelaporan SPT tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surakarta ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pemahaman Wajib Pajak Badan dalam membayar pajak
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman
wajib pajak badan dalam melaporkan SPT Tahunan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangan
mengenai ilmu pengetahuan tentang kebijakan pemerintah mengenai
kesadaran Wajib Pajak Badan dalam menghitung dan melaporkan
besarnya pajak yang terutang atas Wajib Pajak Badan.
2. Bagi Akademik
Manfaat dari penelitian ini bagi akademik yaitu diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta bagi bahan masukan dibidang penelitian
yang sejenis.
3. Bagi Pembaca
Manfaat dari penelitian bagi pembaca tugas akhir ini agar dapat
bermanfaat bagi pembaca tentang pemahaman Wajib Pajak dalam
membayar pajak.
4. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan dapat sebagai bahan
masukkan informasi kepada para pegawai Kantor Pelayanan Pajak untuk
dijadikan panduan mengenai pemahaman Wajib Pajak dalam membayar
pajak.
5. Bagi Mahasiswa
Merupakan kesempatan penulis untuk memperluas ilmu pengetahuan dan
sebagai sarana penerapan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah ke
dalam praktek yang sesungguhnya.
6. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah referensi dan sebagai acuan mahasiswa lain dalam
menyusun tugas akhir untuk masa yang akan datang.
E. METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Sugiyono (2010) mendefinisikan bahwa objek penelitian adalah sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data tertentu. Hal ini Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta menjadi objek utama penelitian mengenai Pemahaman
Wajib Pajak Badan terhadap pelaporan SPT dalam rangka peningkatan
penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir adalah:
1) Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka (Moleong, 2007). Data kualitatif diperoleh melalui
berbagai macam teknik pengumpulan melalui wawancara,
kuesioner dan analisis dokumen. Penulis menggunakan data
kualitatif,
karena
data
kualitatif
memberikan
penjelasan
atau
dianalisis
menggunakan
teknik
perhitungan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajak
1. Pajak Secara Umum
Pajak memiliki berbagai definisi, yang pada hakikatnya mempunyai
pengertian yang sama. Beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh
para ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkkan dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Mardiasmo, 2010).
b. Menurut Dr. P. J. A. Andriani. Pajak adalah iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang Wajib Pajak
membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah
untuk
berhubungan
membiayai
dengan
pengeluaran-pengeluaran
tugas
negara
yang
umum
diselenggarakan
pajak
merupakan
perwujudan
dari
kewajiban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan
11
12
13
c. Fungsi Demokrasi
Yaitu suatu fungsi yang merupakan salah satu wujud sistem gotong
royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi
kemaslahatan manusia. Fungsi demokrasi dikaitkan dengan hak
seseorang apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah.
d. Fungsi Redistribusi
Yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan
keadilan masyarakat. Hal ini dapat terlihat misalnya dengan adanya
tarif progresif yang mengenakan pajak lebih besar kepada masyarakat
yang mempunyai penghasilan besardan pajak yang lebih kecil kepada
masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih sedikit (kecil).
3. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Pemungutan Pajak Harus Adil (syarat keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang undang
dan pelaksana pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan
diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta
disesuaikan dengan kemampuan masing masing. Sedangkan adil dalam
pelakasanaannya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak
untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan
mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
14
perdagangan,
sehingga
tidak
menimbulkan
kelesuan
perekonomian masyarakat.
d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi anggaran, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh Undang-undang perpajakan yang baru.
4. Pengelompokan Pajak
a. Menurut Golongannya (Mardiasmo, 2010)
1) Pajak Langsung
Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain.
2) Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
15
16
17
18
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal.
2) Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya.
3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran,
pemecahan,
pengambilalihan
usaha,
atau
hak
pembiayaan,
pertambangan.
penambangan,
atau
tanda
permodalan
turut
dalam
serta
dalam
perusahaan
19
20
Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang
rupiah, dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak (DJP).
21
Penghasilan
adalah
sebagai
sarana
untuk
melaporkan
dan
22
(SPT)
23
Pertambahan Nilai.
b. Rp
24
BAB III
PEMBAHASAN
Kotamadya
Surakarta,
Kabupaten
Karanganyar
dan
Kabupaten Surakarta.
b. Kantor Pelayanan Pajak Klaten dengan wilayah kerja meliputi Kota
Administrasi Klaten, Kota Boyolali, Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Wonogiri.
25
26
pada
Keputusan Menteri
Keuangan Republik
27
Kanwil DJP Jawa Tengah II, Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta.
KPP Pratama Surakarta mulai beroperasi tanggal 30 Oktober 2007 dan
sampai saat ini wilayah KPP Pratama Surakarta sudah meliputi 5 (lima)
kecamatan, yaitu Laweyan, Jebres, Serengan, Pasar Kliwon, dan
Banjarsari.
Pembentukan KPP Pratama diseluruh Indonesia berlangsung dalam
periode tahun 2007-2008. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur
organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan
prasarana, serta manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam
struktur DJP terefleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya
Account Representative untuk pelayanan kepada WP, penerapan Kode
Etik Pegawai yang diawasi oleh Komite Kode Etik Pegawai, dan sistem
penggajian yang lebih baik.
KPP Pratama merupakan penggabungan 3 (tiga) jenis unit kantor
yang berbeda, yakni Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Karikpa (Kantor Pemeriksaan
dan Penyidikan Pajak) dengan masing-masing seksi ke dalam seksi-seksi
yang baru sebagai berikut:
a. Waskon (Pengawasan dan Konsultasi)
Berdasarkan wilayah di kota Surakarta, maka seksi waskon di KPP
Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4 (empat), dengan pembagian
wilayah sebagai berikut Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan,
Waskon II untuk wilayah Kecamatan Jebres, Waskon III untuk
28
29
yang
berlaku
sebagai
upaya
mengurangi
perpajakan,
pengamatan
potensi
perpajakan,
dan
30
pembetulan
Surat
Ketetapan
Pajak;
Menghitung
mewujudkan
kemandirian
pembiayaan
Anggaran
31
3) Nilai
a) Integritas
Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang
teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan
dengan bertindak jujur, konsisten, dan adil.
b) Profesionalisme
Memiliki kompetensi dibidang profesi dan menjalankan tugas
dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta
norma-norma profesi, etika, dan sosial.
c) Inovasi
Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternatif
pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan
aturan dan norma yang berlaku.
d) Teamwork
Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang/pihak
lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan
pekerjaan.
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi digunakan untuk menunjukkan adanya pembagian kerja
dan menunjukkan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain itu juga digunakan untuk
menunjukkan spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian
laporan.
32
Gambar 3.1
Stuktur Organisasi di KPP Pratama Surakarta
33
34
7. Seksi Penagihan
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran
tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta
penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
B. PEMBAHASAN
1. Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap Pelaporan SPT Tahunan
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini
yaitu dengan cara membagikan kuesioner yang berjumlah 30 buah kepada
Wajib Pajak berdasarkan data Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP
Pratama Surakarta. Karakteristik responden disajikan dalam tabel:
Tabel 3.1
Statistik Responden
Berdasarkan Jenis Usaha
KATEGORI
Jenis Usaha
KETERANGAN
DARI 30 RESPONDEN
a. Pedagang
15 (50%)
b. Pabrikan
10 (33%)
c. Jasa
d. Lain-lain
Jumlah
Sumber : Data primer diolah
3 (10%)
2 (7%)
30 (100%)
35
a. Brevet
10 (33%)
b. Penyuluhan pajak
16 (53%)
c. Tidak ada
1 (3%)
d. Lain-lain
3 (10%)
30 (100%)
Jumlah
Sumber : Data primer diolah
yang memperoleh
PERTANYAAN
Dari 30 Responden
Setuju
Tidak
22 (74%)
8 (27%)
30 (100%)
29 (97%)
1 (3%)
24 (80%)
6 (20%)
36
37
dan
fungsi
internet
untuk
mempermudah
Wajib
Pajak
dalam
38
benar,
lengkap,
jelas
dan
menandatanganinya.
Hal
ini
39
WP Badan Terdaftar
Presentase WP
Badan non-efektif
2011
7.202
319
4%
322
4%
2012
7.902
325
2013
8.472
Sumber: Sub PDI KPP Pratama Surakarta diolah
3%
40
41
Tahun
Tabel 3.5
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Badan
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Tahun 2011-2013
Wajib Pajak
Realisasi Penyampaian SPT
Terdaftar
Wajib SPT
2011
7.202
6.470
2.250 (35%)
2012
7.902
4.593
2.249 (49%)
8.472
4.914
2013
Sumber : Sub PDI KPP Pratama Surakarta diolah
2.733 (56%)
Wajib
Pajak
dalam
melaksanakan
kewajiban
42
43
dapat
C. TEMUAN
Setelah penulis melakukan penelitian di KPP Pratama Surakarta
mengenai Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap Pelaporan SPT Tahunan
di KPP Pratama Surakarta, penulis menemukan kelebihan dan kekurangan
mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan
a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta terus berusaha untuk
meningkatkan pemahaman Wajib Pajak Badan dalam pelaporan SPT
Tahunan di KPP Pratama Surakarta guna mengoptimalkan
penerimaan negara.
b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan mempunyai manfaat baik untuk
KPP maupun Wajib Pajak Badan.
c. Penerapan Self Assesment di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Surakarta sudah terbilang baik.
44
BAB IV
PENUTUP
pemahaman
Wajib
Pajak
Badan
dalam
melaporkan
45
46
B. SARAN
Setelah mengemukakan kesimpulan atas analisis dan pembahasan
pada bab-bab sebelumnya, penulis akan mencoba memberikan saran yang
dapat membantu Pemahaman Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaporan SPT
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas maupun kuantitas penyuluhan dan sosialisasi
terhadap Wajib Pajak, khususnya Wajib Pajak Badan sehingga upaya
penyuluhan dan sosialisasi tersebut benar-benar memberi pengaruh
yang efektif tentang Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap
kewajiban perpajakannya.
2. Meningkatkan kualitas kinerja Account Representative. Berdasarkan
pengamatan, keaktifan Account Representative dalam melakukan
pembinaan kepada Wajib Pajak yang menjadi tanggung jawabnya
harus ditingkatkan.
3. Meningkatkan
jumlah
wajib
pajak
efektif
dengan
kegiatan
47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KUESIONER
Bapak/Ibu dimohon untuk mengisi dan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu kolom yang tersedia dibawah ini.
Nama Perusahaan*
Bidang Usaha
Pengetahuan Pajak
di Dapat Dari
a. Pedagang
c. Jasa
b. Pabrikan
d. lain-lain ...
a. Brevet
c. Tidak Ada
Petunjuk pengisian :
Jawaban dapat diberikan dengan cara memberi silang (X) pada salah satu
kolom sebagai jawaban, sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan, yaitu :
SS
= Sangat Setuju
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS
Keterangan :
*Boleh Tidak Diisi
NO
1
2
3
PERTANYAAN
Saat ini formulir Surat Pemberitahuan (SPT)
sudah sederhana.
SPT dapat diperoleh dengan mudah dan cepat
dengan mengakses melalui internet.
Aparat Pajak memberikan bantuan kepada
Wajib Pajak untuk mempermudah dalam
pengisian SPT.
Penyuluhan pajak yang dilakukan DJP dengan
memberikan
informasi
terbaru,
sangat
membantu Wajib Pajak dalam melakukan
kewajibannya.
SS
Wawancara :
TS
STS
3.
4.
5.
6.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20
September 2010
Direktur Jenderal,
ttd.
Mochamad Tjiptardjo
NIP
19510428197512102