Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“ PERILAKU YANG TIDAK MENDUKUNG


PELAKSANAAN
DEMOKRASI DI INDONESIA “

Oleh :
 FARDAN RUHMI RAHMAN
 KELVIN ANTHONY
 GENNARO JORDAN GINTING
 INRI C BR PURBA
 SHAFIA KAMILA
 SABRINA HAFIZA PUTRI
 THERESIA CHATRINE
Pendahuluan :
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana seluruh rakyatnya turut serta memerintah
dengan perantaraan wakilnya dimana keputusan-keputusan penting, baik secara langsung
atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas
dari masyarakat dewasa. Demokrasi juga diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara.

Dunia industri telah mengalami pasang surut perkembangan industri juga diikuti kebutuhan
dana yang besar sehingga industri harus mencari sumber dana guna melakukan
operasionalisasinya. Kebutuhan sumber dana tersebut dapat dipenuhi dengan melakukan go
publik atau menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal. Alternatif ini
merupakan altenatif yang lebih mudah dan murah jika dibandingkan sumber pendanaan lain
misalnya melakukan peminjaman atau utang pada pihak lain.

Pasar modal merupakan tempat para pemodal dan pencari modal. Ada tiga tujuan utama
diadakannya pasar modal; Pertama, mempercepat proses

perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan. Kedua,


pemerataan pendapatan bagi masyarakat dan Ketiga, meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam penghimpunan dana secara produktif. Satu upaya agar masyarakat mau melakukan
investasi adalah: investasi tersebut aman dan transparansi. Indikator yang dapat dijadikan
pertimbangan bagi investor dalam investasi yaitu informasi tentang keberhasilan
perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan.

Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging
market) yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro ekonomi
secara umum. Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1998 merupakan awal runtuhnya pilar-
pilar perekonomiannasional Indonesia. Badai krisis ini mengakibatkan inflasi yang tinggi
sehingga berakibat runtuhnya sektor ekonomi terutama pada pasar modal. Inflasi
berpengaruh sangat besar terhadap pasar modal yaitu terjadi penurunan yang drastis
terhadap harga saham perusahaan yang ada di Bursa. Selain itu timbul krisis kepercayaan
dalam dunia perbankan Indonesia yaitu dalam bentuk penarikan dana besar-besaran (rush)
oleh deposan untuk kemudian disimpan di luar negeri (capital flight).

Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai
kekuatan suatu perekonomian . Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang
diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapat
dipandang sebagai harga dari suatu mata uang asing. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca perdagangan nasional. Neraca perdagangan
nasional yang mengalami defisit cenderung untuk menaikkan nilai valuta asing. Dan
sebaliknya, apabila neraca pembayaran kuat (surplus dalam neraca keseluruhan) dan
cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus menerus bertambah jumlahnya, nilai
valuta asing akan bertambah murah. Maka perubahanperubahan kurs valuta asing dapat
dipergunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan perkembangan suatu
perekonomian.

Tingkat suku bunga merupakan daya tarik bagi investor menanamkan investasinya dalam
bentuk deposito atau SBI sehingga investasi dalam bentuk saham akan tersaingi. Menurut
Cahyono (2000: 117) terdapat 2 penjelasan mengapa kenaikan suku bunga dapat
mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga mengubah peta hasil
investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi
dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten, sehingga
labanya bisa terpangkas.

Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan
lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan menyimpan
dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun. Penurunan penjualan
perusahaan dan laba akan menekan harga saham Terkait dengan hal tersebut diatas dalam

penelitiannya, Lee (199 2:1592) telah ditemukan bahwa perubahan tingkat bunga (interest
rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham.
Penjelasan :

Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 hingga 1998 telah berlangsung
hampir dua tahun dan telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan
ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja
yang menganggur. Krisis ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter
saja, karena sebagian diperberat oleh berbagai musibah nasional yang datang secara
bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi seperti kegagalan panen padi di banyak tempat
karena musim kering yang panjang dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran
hutan secara besar-besaran di Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak
kota pada pertengahan Mei 1998 lalu dan kelanjutannya.

Beberapa penyebab krisis moneter di Indonesia antara lain adalah menurunnya nilai mata
uang rupiah sehingga kondisi perekonomian tidak terkendalikan oleh pemerintah, adanya
gejolak politik yang bisa memberikan dampak buruk pada perekonomian, dan
membengkaknya angka utang luar negeri. Selain itu, krisis moneter juga dipicu oleh inflasi
rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan yang menimbulkan kekacauan di
Indonesia.

Beberapa tokoh yang terlibat dalam krisis moneter di Indonesia antara lain Presiden
Soeharto, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan George
Soros. Presiden Soeharto memecat beberapa menteri dan pejabat tinggi yang dianggap
bertanggung jawab atas krisis moneter tersebut. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) berhasil menemukan cara mengatasi krisis moneter 1998 dengan
tepat. George Soros dituding sebagai biang kerok karena membuat kurs sejumlah negara
Asia, termasuk Indonesia, anjlok.

Dampak dari krisis moneter di Indonesia antara lain banyak perusahaan yang mengalami
kebangkrutan karena tidak mampu membayar utang dan kekurangan bahan baku impor,
serta meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Krisis moneter juga menimbulkan
berbagai kekacauan dan kerusuhan masyarakat. IMF sebagai organisasi dana moneter
internasional sempat memberikan sejumlah solusi untuk membantu Indonesia
menanggulangi krisis moneter dengan menawarkan paket reformasi keuangan, namun paket
reformasi keuangan yang dianjurkan IMF malah membuat nasabah memutuskan untuk
menarik dana besar-besaran. Hal ini membuat bank-bank memberikan pinjaman secara
terbatas, di sisi lain Bank Indonesia juga harus menggelontorkan banyak dan krisis moneter
terus berlanjut dan makin parah

pemerintah Indonesia meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada awal
tahun 1998.IMF memberikan pinjaman dan memberikan dukungan teknis dan bantuan
kepada pemerintah Indonesia dalam merombak sistem perbankan dan keuangan negara.
IMF membantu Indonesia memulihkan pertumbuhan ekonominya dan mengembalikan
stabilitas keuangan pada waktu yang relatif cepat.

Peran IMF dalam membantu Indonesia mengatasi krisis moneter pada tahun 1998 adalah
sebagai berikut :

 Membantu Indonesia menstabilkan mata uangnya dengan memberikan pinjaman.

 .Memberikan dukungan teknis dan bantuan kepada pemerintah Indonesia dalam


merombak sistem perbankan dan keuangan negara.

 .Membantu Indonesia memulihkan pertumbuhan ekonominya dan mengembalikan


stabilitas keuangan pada waktu yang relatif cepat. Meskipun upaya IMF untuk
membantu Indonesia dalam menangani krisis moneter pada tahun 1998 dianggap
kontroversial oleh beberapa pihak, namun langkah-langkah yang diambil oleh IMF
dalam membantu Indonesia memperkuat ekonominya dan melindungi kesejahteraan
masyarakatnya dianggap berhasil

Krisis moneter Indonesia pada tahun 1998 menunjukkan betapa pentingnya peran IMF
dalam menangani krisis ekonomi yang melanda negara-negara anggotanya.
Kesimpulan :
Krisis Moneter Asia yang terjadi pada tahun 1997 melanda hampir semua negara di Asia,
termasuk Korea Selatan. Akan tetapi, Korea Selatan dapat terselamatkan dari krisis
tersebut. Tentunya ada beberapa upaya yang melatar-belakangi kesuksesan Korea Selatan
dalam melewati Krisis Moneter Asia tahun 1997 itu. Korea Selatan memiliki kekuatan dan
juga kelemahan pasca krisis tersebut berlangsung. Krisis ini bermula di Thailand, jatuhnya
nilai mata uang Baht setelah pemerintah Thailand terpaksa mengambangkan baht karena
sedikitnya valuta asing yang dapat mempertahankan jangkarnya ke dolar Amerika Serikat.

Beberapa alasan yang menyebabkan cepatnya proses recovery di Korea Selatan. Pertama,
yang melatarbelakangi cepatnya pemulihan ekonomi di Korea Selatan adalah depresiasi
nilai tukar Won terhadap Dollar dan peningkatan kondisi ekonomi global sehingga
meningkatkan ekspornya. Faktor kedua yang menyebabkan Korea Selatan mampu
memulihkan perekonomiannya lebih cepat adalah restrukturisasi sektor finansial yang
cukup agresif. Faktor ketiga yang menyebabkan masa pemulihan ekonomi Korea Selatan
lebih cepat adalah performa perekonomian Korea Selatan dalam proses recovery telah
mampu mengembalikan kepercayaan luar negri.

Pemerintahan Kim Dae Jung melakukan kebijakan untuk merestrukturisasi kondisi


perekonomian Korea Selatan dengan menggunakan bantuan dana dari IMF, World Bank
dan negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya
pemerintahan Kim Dae Jung meminimalisir intervensi pemerintah terhadap pasar, melalui
deregulasi ekonomi, privatisasi ekonomi dan liberalisasi pasar modal melalui serangkaian
kebijakan restrukturisasi dan reformasi di sektor korporasi, finansial, tenaga kerja dan
publik, dimana serangkaian kebijakan tersebut menimbulkan implikasi.

Saran :

Dari hal ini kita dapat mengetahui masalah utama yang terjadi pada mei 1998 adalah krisis
moneter yang mengancam dunia

Anda mungkin juga menyukai