DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8:
UNIVERSITAS MATARAM
i
2022/2023
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Perkembangan Sektor Keuangan...................................................................2
B. Krisis Ekonomi,Pemulihan Ekonomi,dan Lembaga Keuangan.......................4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
Daftar Referensi........................................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor keuangan suatu negara akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
negara tersebut. Hal ini karena pembangunan dalam sektor keuangan melibatkan
dan efisiensi, serta mendorong rate of return yang rasional. (Agrawal, 2001)
Pembangunan sektor keuangan suatu negara sering dihadapkan pada kondisi sektor
Sektor keuangan yang berkembang dengan baik maka akan mendorong peningkatan
terhadap ekonomi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
pasar modal berjalan cukup pesat, terutama 17 tahun terakhir ini, dimana sejak tahun
riil, mengingat fungsi utamanya adalah sebagai financial intermediary bagi sector riil.
melampaui sektor riil, terutama setelah tahun 2010.Jika ditelusur lebih dalam, dari
dan kemudian diikuti oleh kapitalisasi bank yang dilihat dari dana pihak ketiga (DPK)
bergairah. Namun di sisi lain, kondisi ini juga mengkhawatirkan, mengingat terdapat
1) adanya ketimpangan investor asing dan local yang diindikasikan karena kurangnya
2
3) spread bunga kredit dan deposito yang masih tinggi.
ketimpangan kesejahteraan masyarakat baik antar sector, antar daerah, maupun antar
proses penyaluran dana kepada sector riil mengingat bunga kredit dianggap terlalu
menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi
mendominasi sektor keuangan. Piihan bank based diambil karena dirasakan lebih
dekat dengan sektor industri sehingga lebih mudah memperoleh informasi. Bank
based lebih mudah mengidentifikasi sektor usaha dan perusahaan yang prospektif
sehingga investasi lebih optimal. Sementara market based, dapat mengurangi inheren
inefisiensi yang ada dalam bank-based system dan terdapat peluang risk sharing dan
3
risk management sehingga dapat meminimalisasi dampak dari shock dalam
perekonomian.
Di Indonesia, sektor keuangan digerakkan oleh dua sektor keuangan yaitu lembaga
perbankan yang terdiri dari bank-bank umum dan lembaga non perbankan yang terdiri
pergerakan kapitalisasi obligasi, meskipun tidak sepesat kapitalisasi pasar saham dan
bank, namun mempunyai laju yang positif. Sebagian besar berupa obligasi negara.
mengklaim bahwa political economy ini dapat berdampak baik secara langsung
perkembangan sektor keuangan , dimana institusi ekonomi itu sendiri endogen dan
ditentukan oleh kekuatan politik . Lebih lanjut , berangkat dari teori " economic
kelompok kekuatan politik , yaitu kekuatan politik de jure atau institusi politik dan
panel 60 negara 1980- 2006 , hasil empiris penelitian mereka menunjukkan bahwa
4
mempengaruhi perkembangan sektor keuangan . Hasil lain dari penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa kekuatan politik de jure memiliki dampak yang lebih besar
Sri Mulyani pernah menjelaskan, krisis moneter pertama terjadi karena adanya
perubahan fixed exchange rate menjadi floating exchange rate. Hal itu menyebabkan
balance of payment crisis, yakni krisis yang dipicu oleh neraca pembayaran karena
rezim nilai tukar. Terpaan krisis moneter tersebut membuat pemerintah melakukan
reformasi, dengan melahirkan Undang-Undang Keuangan Negara, Undang-Undang
Perbankan.pemberian independensi Bank Indonesia, serta regulasi prudential yang
melarang pinjaman kepada perbankan, atau perusahaan yang masih memiliki
hubungan.Selanjutnya, krisis ekonomi Indonesia yang kedua pernah terjadi pada
2008 disebabkan sentimen eksternal, yakni dari perusahaan global Lehman Brothers
yang melakukan produk investasi derivatif. Dilansir dari laman Kementerian
Keuangan, saat itu Indonesia belum memiliki pengawasan bank, alhasil kepanikan
global akibat jatuhnya Lehman Brothers turut berdampak pada Indonesia, dengan
5
anjloknya nilai tukar. Perjalan krisis ekonomi Indonesia selanjutnya terjadi pada 2013.
situasi perekonomian Indonesia pada krisis ekonomi 2013 cenderung lebih baik,
dibandingkan krisis ekonomi 2008. Hal itu disimpulkan dari sejumlah indikator, seperti
indeks harga saham gabungan atau IHSG, kurs rupiah, neraca perdagangan, cadangan
devisa, dan neraca transaksi berjalan.
Kritis Ekonomi
Virus Covid-19yang terus mutasi dan menyebar ke seluruh dunia hingga memaksa
semua orang harus beradaptasi dengan kehidupan era new normal.Hal ini terjadi
sekitar akhir tahun 2019 dunia dikejutkan dengan adanya berita wabah yaitu
terdeteksi virus corona yang bermula dari Kota Wuhan, Tiongkok yang hingga kini
menjadi ancaman serius secara global.Adanya virus ini berdampak terhadap hampir
seluruh sektor industri dan penurunan perekonomian. Pada tanggal 11 Maret
2020 Badan Word HealthOrganization (WHO) mengumumkan secara resmi bahwa
virus Corona (Covid-19) sebagai pandemi dan enjadi problema seluruh dunia.
Setelah info tersebut di umumkan, mulai terjadi gejolak pada pasar dan menjadi
polemik dari berbagai sektor kehidupan seperti di bidang ekonomi, keuangan,
pendidikan, politik, pasar modal dan lain sebagainya.
Fenomena pandemi covid-19 menyebabkan ketidakpastian di masa mendatang.
Persoalan ini memberikan dampak yang lebih jauh terhadap penurunan
investasi, masalah sosial seperti meningkatnya angka pengangguran serta tingkat
kriminal. Hal ini tentu saja tidak mudah bagi setiap negara untuk mengambil kebijakan
dalam mengatasi krisis kesehatan dan kebijakan pemulihan ekonomi dalam waktu
bersamaan (Darmastuti Shanti,et al., 2021).
Krisis ekonomi secara global saat ini hampir sama dengan kejadian krisis pada
tahun 1998, 2008, cuman berbeda penyebab, kondisi dan cara mengatasinya.
Masing-masing Negara dihadapkan polemik dan tantangan yang berbeda untuk
memilih langkah kebijakan dalam menghadapi persoalan ekonomi. Dalam krisis ini,
secara tidak langsung membebankan APBN karena krisis kesehatan (banyak korban
6
meninggal karena virus tersebut) sehingga pemerintah harus mengambil
langkah-langkah untuk menyelamatkan masyarakat yang berakibat mematikan
kegiatan social ekonomi. Kondisi ini tentu berdampak pada perputaran roda
perekonomian di dalam negeri dan perekonomian secara global pun otomatis
juga terganggu. Peranan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi
serta memacu pertumbuhan ekonomi, terutama di negara yang sedang
berkembang, dilakukan melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Prediksi
Bank Dunia atau World Bank, Dana Moneter Internasional (International
Monetary Fund/IMF), dan Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD).
7
pelaksanaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan. Kebijakan fiskal yaitu
penyesuaian pendapatan dan pengeluaran pemerintah sesuai dengan rancangan
APBN yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pelaksanannya, kebijakan fiskal
menjadi wewenang pemerintah dan DPR dengan mengubah besaran pajak yang harus
dipenuhi oleh wajib pajak (Sudirman, 2014).
Pemulihan Ekonomi
Di samping itu, pemerintah Indonesia juga membuat rancangan kebijakan
moneter dalam rangka pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
Kebijakan moneter tersebut ditujukan untuk menjaga nilai tukar rupiah,
mengontrol inflasi, dan memberikan stimulus moneter bagi dunia usaha
(Nainggolan, 2020). Contoh kebijakan moneter yang ditetapkan adalah penyediaan
lebih banyak instrumen lindung nilai terhadap risiko nilai tukar rupiah, sehingga selaras
dengan kebijakan fiskal berupa pembebasan pajak impor bagi pelaku usaha
(Purwanto, 2020). Hal ini diharapkan kebijakan yang ada dapat mencapai
kestabilan ekonomi dan meningkatkan perekonomian nasional.
Menurut data dari Bank Indonesia, kebijakan moneter tahun 2022 akan lebih
diarahkan untuk menjaga stabilitas, sementara kebijakan makroprudensial,
sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif
dan hijau, tetap untuk mendorong pertumbuhan.
8
Pemulihan ekonomi baik di global maupun di Indonesia diprediksi terus berlanjut
di tengah kenaikan kasus Covid-19varian Omicron hingga 2022 hingga percepatan
kebijakan moneter dibeberapa bank sentral.Menurut data Bank Indonesia
pemulihan tersebut diprakirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya
bertumpu pada Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan
perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India. Perbaikan yang terus berlangsung
dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Desember 2021 antara lain
Purchasing Managers' Index(PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang
tetap kuat. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan
pertumbuhan ekonomi global tetap berlanjut hingga mencapai 4,4% pada 2022.
Menurut data OJK, di sektor perbankan telah menurunkan suku bunga kredit
produktif yang sudah terus turun sejak 2016 menjadi di bawah 10 persen. Suku
bunga kredit modal kerja turun mulai Mei 2016 dari 11,74 persen menjadi
9,27persen di Januari 2021. Suku bunga kredit investasi posisi Mei 2016 di 11,42
persen turun menjadi 8,83 persen di Januari 2021. Sementara suku bunga kredit
konsumsi sudah turun dari Mei 2016 di posisi 13,74 persen menjadi 10,95 persen
pada Januari 2021. Sementara itu, selama pandemi menjadi sebab utama
lambatnya penurunan suku bunga kredit perbankan di tengah ketidakpastian
perekonmian di masa mendatang. Secara umum, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
perbankan telah mengalami penurunan secara bertahap per masing-masing segmen
(Korporasi, Ritel, KPR).
9
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah suatu lembaga atau badan usaha yang menawarkan jasa di
bidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menggunakannya
dalam bentuk aset keuangan lain.Lembaga keuangan mencakup berbagai operasi
bisnis dalam sektor jasa keuangan termasuk bank, perusahaan perwalian, perusahaan
asuransi, perusahaan pialang, dan pedagang investasi.Lembaga keuangan adalah suatu
lembaga atau badan usaha yang menawarkan jasa di bidang keuangan dengan
menghimpun dana dari masyarakat dan menggunakannya dalam bentuk aset
keuangan lain.Lembaga keuangan mencakup berbagai operasi bisnis dalam sektor jasa
keuangan termasuk bank, perusahaan perwalian, perusahaan asuransi, perusahaan
pialang, dan pedagang investasi.
Lembaga keuangan yang paling terkenal adalah bank, yakni jenis lembaga keuangan
yang menerima simpanan, menawarkan layanan rekening giro, membuat pinjaman
10
bisnis, pribadi, dan hipotek, dan menawarkan produk keuangan dasar seperti sertifikat
deposito (CD) dan rekening tabungan untuk individu dan usaha kecil. Bank adalah
tempat kebanyakan orang melakukan kegiatan perbankan mereka.Selain itu, di antara
lembaga keuangan non-bank yang paling dikenal adalah perusahaan asuransi. Asuransi
menyediakan untuk perorangan maupun korporasi. Asuransi merupakan salah satu
layanan keuangan tertua.Perlindungan aset dan perlindungan terhadap risiko
keuangan yang dijamin melalui produk asuransi merupakan layanan penting yang
memfasilitasi investasi individu dan perusahaan yang mendorong pertumbuhan
ekonomi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
11
Sektor keuangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu Negara
menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi
Lembaga keuangan melayani banyak orang dalam berbagai hal. Karena operasi
keuangan adalah bagian penting dari perekonomian mana pun, individu dan
perusahaan mengandalkan lembaga keuangan untuk transaksi dan investasi.Fungsi
dari lembaga keuangan adalah menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik
modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor
kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.
12
Daftar referansi
Maharani,Yunita.dan Marheni.2022.’’Strategi Kebijakan Dalam Mengatasi Krisis
Ekonomi di Masa Pandemi Covid 19”. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. Vol.
17, No. 2,. https://doi.org/10.35449/jemasi.v17i02.532.
Abdullah, Burhanuddin. Juni 2003. ìPeran Kebijakan Moneter dan Perbankan Dalam
Mengatasi Krisis Ekonomi di Indonesia.Bahan Kuliah Kursus Reguler Angkatan XXXVI
Lemhanas.
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-dengan-lembaga-keuangan/.
Diakses pada tanggal 19 September.
13
14