Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBANGUNAN SEKTOR KEUANGAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERKEMBANGAN

EKONOMI POLITIK DI INDONESIA

Dosen pengampu : BASARIAH,M.Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 8:

HANDRYAWAN SAPUTRA (E1B020048)

FINA LESTARI E1B020039

KOMALA MALA HAYATI (E1B020067)

PENDIIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

i
2022/2023

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Perkembangan Sektor Keuangan...................................................................2
B. Krisis Ekonomi,Pemulihan Ekonomi,dan Lembaga Keuangan.......................4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................11

Daftar Referensi........................................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor keuangan suatu negara akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di

negara tersebut. Hal ini karena pembangunan dalam sektor keuangan melibatkan

rencana dan implementasi dari kebijakan untuk mengintensifkan tingkat moneterisasi

perekonomian melalui peningkatan akses terhadap institusi keuangan, transparansi,

dan efisiensi, serta mendorong rate of return yang rasional. (Agrawal, 2001)

Pembangunan sektor keuangan suatu negara sering dihadapkan pada kondisi sektor

keuangan yang mengalami pendalaman (financial deepening) dan sektor keuangan

yang mengalami pendangkalan (shallow finance). (Fry, 1995).

Sektor keuangan yang berkembang dengan baik maka akan mendorong peningkatan

kegiatan perekonomian. Sebaliknya, sektor keuangan yang tidak dapat berkembang

baik maka akan menyebabkan perekonomian mengalami hambatan likuiditas dalam

upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pendalaman sektor keuangan

(financial deepening) merupakan sebuah termin yang digunakan untuk menunjukkan

terjadinya peningkatan peranan dan kegiatan dari jasa-jasa keuangan terhadap

ekonomi. Financial deepening merupakan sebuah terminologi yang digunakan untuk

menunjukan terjadinya kenaikan peranan dan kegiatan dari jasa-jasa keuangan

terhadap ekonomi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Perkembangan Sektor keuangan

Perkembangan sector keuangan di Indonesia, yang terdiri dari perbankan dan

pasar modal berjalan cukup pesat, terutama 17 tahun terakhir ini, dimana sejak tahun

1998 . Seharusnya, perkembangan sector ini menjadi pendukung perkembangan sector

riil, mengingat fungsi utamanya adalah sebagai financial intermediary bagi sector riil.

Namun demikian, pada perkembangannya, pergerakan sektor keuangan justru

melampaui sektor riil, terutama setelah tahun 2010.Jika ditelusur lebih dalam, dari

sektor keuangan, kapitalisasi pasar sahamlah yang mendominasi perkembangan ini

dan kemudian diikuti oleh kapitalisasi bank yang dilihat dari dana pihak ketiga (DPK)

yang dikumpulkan bank.

 Perkembangan Sektor Keuangan Indonesia


Perkembangan ini tampaknya membaik karena berarti pasar modal di Indonesia cukup

bergairah. Namun di sisi lain, kondisi ini juga mengkhawatirkan, mengingat terdapat

beberapa masalah seiring dengan perkembangan sector ini, yaitu

1) adanya ketimpangan investor asing dan local yang diindikasikan karena kurangnya

edukasi finansial di Indonesia.

2) maraknya transaksi keuangan yang bersifat spekulatif.

2
3) spread bunga kredit dan deposito yang masih tinggi.

Permasalahan pertama dan kedua memungkinkan menimbulkan instabilitas

perekonomian, berupa kemungkinan capital outflow, bubble ekonomic, dan

ketimpangan kesejahteraan masyarakat baik antar sector, antar daerah, maupun antar

individu.Rendahnya akses masyarakat pada sektor keuangan juga menjadi masalah

yang berdampak pada ketimpangan sosial. Sedangkan masalah ketiga menghambat

proses penyaluran dana kepada sector riil mengingat bunga kredit dianggap terlalu

tinggi bagi investor.

Sektor keuangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu Negara

sebagai penyedia dana utama bagi pembiayaan perekonomian. Sektor keuangan

menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi

teknologi.Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika kapasitas perekonomian mengalami

peningkatan dibanding dengan periode sebelumnya. Sementara peningkatan kapasitas

ekonomi terjadi jika terdapat investasi baru ke dalam perekonomian.Hampir semua

negara berupaya mendorong perkembangan sektor keuangan untuk meningkatkan

perekonomian sehingga mampu tumbuh lebih tinggi. Pertumbuhan sistem keuangan

di Indonesia lebih dekat kepada tipe bank-based system dimana perbankan

mendominasi sektor keuangan. Piihan bank based diambil karena dirasakan lebih

dekat dengan sektor industri sehingga lebih mudah memperoleh informasi. Bank

based lebih mudah mengidentifikasi sektor usaha dan perusahaan yang prospektif

sehingga investasi lebih optimal. Sementara market based, dapat mengurangi inheren

inefisiensi yang ada dalam bank-based system dan terdapat peluang risk sharing dan

3
risk management sehingga dapat meminimalisasi dampak dari shock dalam

perekonomian.

Di Indonesia, sektor keuangan digerakkan oleh dua sektor keuangan yaitu lembaga

perbankan yang terdiri dari bank-bank umum dan lembaga non perbankan yang terdiri

dari pasar modal,lembaga pembiayaan, asuransi, dana pensiun dan pengadaian.

Perkembangan sektor keuangan juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti

perkembangan sektor riil, regulasi pemerintah di bidang ekonomi, perkembangan

sosial masyarakat, politik dan demokrasi serta dunia internasional.Sedangkan untuk

pergerakan kapitalisasi obligasi, meskipun tidak sepesat kapitalisasi pasar saham dan

bank, namun mempunyai laju yang positif. Sebagian besar berupa obligasi negara.

 Faktor political economy


Voghouei et al,( 2011 ) mengidentifikasi bahwa faktor political economy merupakan

faktor yang sangat signifikan mempengaruhi perkembangan sektor keuangan . Mereka

mengklaim bahwa political economy ini dapat berdampak baik secara langsung

maupun tidak langsung determinan - determinan perkembangan sektor keuangan

lainnya . Di dalam penelitiannya , mereka menguji dampak institusi ekonomi terhadap

perkembangan sektor keuangan , dimana institusi ekonomi itu sendiri endogen dan

ditentukan oleh kekuatan politik . Lebih lanjut , berangkat dari teori " economic

institution " Acemoglu et al . ( 2004 ) , mereka menguji hipotesisnya terhadap dua

kelompok kekuatan politik , yaitu kekuatan politik de jure atau institusi politik dan

kekuatan politik de facto atau distribution of resource . Dengan menggunakan data

panel 60 negara 1980- 2006 , hasil empiris penelitian mereka menunjukkan bahwa

kekuatan politik secara statistik signifikan mempengaruhi institusi ekonomi , sehingga

4
mempengaruhi perkembangan sektor keuangan . Hasil lain dari penelitian tersebut

juga menunjukkan bahwa kekuatan politik de jure memiliki dampak yang lebih besar

dibanding kekuatan politik de facto.

B.Krisis Ekomomi,Pemulihan Ekonomi dan Lembaga Keuangan.

Market Business News mendefinisikan krisis ekonomi sebagai situasi dimana


keadaan ekonomi negara memburuk secara signifikan. Penurunan ini biasanya
disebabkan oleh krisis keuangan dan dapat berbentuk stagflasi, resesi, hingga depresi
ekonomi. Ketika berada dalam masa krisis, nilai Produk Domestik Bruto (PDB),
likuiditas, harga properti, serta saham menurun drastic. Krisis ekonomi memiliki
beberapa perbedaan mendasar dari krisis keuangan. Krisis keuangan biasanya
melibatkan sektor keuangan dan perbankan. Indonesia sudah tiga kali mengalami krisis
ekonomi, periode pertama pada 1997-1998, kemudian pada 2008, dan terakhir pada
2013. Masyarakat mengenal krisis ekonomi 1998 sebagai sebuah krisis moneter
(krismon) dan krisis 2008 sebagai imbas krisis keuangan global.

Sri Mulyani pernah menjelaskan, krisis moneter pertama terjadi karena adanya
perubahan fixed exchange rate menjadi floating exchange rate. Hal itu menyebabkan
balance of payment crisis, yakni krisis yang dipicu oleh neraca pembayaran karena
rezim nilai tukar. Terpaan krisis moneter tersebut membuat pemerintah melakukan
reformasi, dengan melahirkan Undang-Undang Keuangan Negara, Undang-Undang
Perbankan.pemberian independensi Bank Indonesia, serta regulasi prudential yang
melarang pinjaman kepada perbankan, atau perusahaan yang masih memiliki
hubungan.Selanjutnya, krisis ekonomi Indonesia yang kedua pernah terjadi pada
2008 disebabkan sentimen eksternal, yakni dari perusahaan global Lehman Brothers
yang melakukan produk investasi derivatif. Dilansir dari laman Kementerian
Keuangan, saat itu Indonesia belum memiliki pengawasan bank, alhasil kepanikan
global akibat jatuhnya Lehman Brothers turut berdampak pada Indonesia, dengan

5
anjloknya nilai tukar. Perjalan krisis ekonomi Indonesia selanjutnya terjadi pada 2013.
situasi perekonomian Indonesia pada krisis ekonomi 2013 cenderung lebih baik,
dibandingkan krisis ekonomi 2008. Hal itu disimpulkan dari sejumlah indikator, seperti
indeks harga saham gabungan atau IHSG, kurs rupiah, neraca perdagangan, cadangan
devisa, dan neraca transaksi berjalan.

 Kritis Ekonomi 
Virus Covid-19yang terus mutasi dan menyebar ke seluruh dunia hingga memaksa
semua orang harus beradaptasi dengan kehidupan era new normal.Hal ini terjadi
sekitar akhir tahun 2019 dunia dikejutkan dengan adanya berita wabah yaitu
terdeteksi virus corona yang bermula dari Kota Wuhan, Tiongkok yang hingga kini
menjadi ancaman serius secara global.Adanya virus ini berdampak terhadap hampir
seluruh sektor industri dan penurunan perekonomian. Pada tanggal 11 Maret
2020 Badan Word HealthOrganization (WHO) mengumumkan secara resmi bahwa
virus Corona (Covid-19) sebagai pandemi dan enjadi problema seluruh dunia.
Setelah info tersebut di umumkan, mulai terjadi gejolak pada pasar dan menjadi
polemik dari berbagai sektor kehidupan seperti di bidang ekonomi, keuangan,
pendidikan, politik, pasar modal dan lain sebagainya.
Fenomena pandemi covid-19 menyebabkan ketidakpastian di masa mendatang.
Persoalan ini memberikan dampak yang lebih jauh terhadap penurunan
investasi, masalah sosial seperti meningkatnya angka pengangguran serta tingkat
kriminal. Hal ini tentu saja tidak mudah bagi setiap negara untuk mengambil kebijakan
dalam mengatasi krisis kesehatan dan kebijakan pemulihan ekonomi dalam waktu
bersamaan (Darmastuti Shanti,et al., 2021).

Krisis ekonomi secara global saat ini hampir sama dengan kejadian krisis pada
tahun 1998, 2008, cuman berbeda penyebab, kondisi dan cara mengatasinya.
Masing-masing Negara dihadapkan polemik dan tantangan yang berbeda untuk
memilih langkah kebijakan dalam menghadapi persoalan ekonomi. Dalam krisis ini,
secara tidak langsung membebankan APBN karena krisis kesehatan (banyak korban

6
meninggal karena virus tersebut) sehingga pemerintah harus mengambil
langkah-langkah untuk menyelamatkan masyarakat yang berakibat mematikan
kegiatan social ekonomi. Kondisi ini tentu berdampak pada perputaran roda
perekonomian di dalam negeri dan perekonomian secara global pun otomatis
juga terganggu. Peranan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi
serta memacu pertumbuhan ekonomi, terutama di negara yang sedang
berkembang, dilakukan melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Prediksi
Bank Dunia atau World Bank, Dana Moneter Internasional (International
Monetary Fund/IMF), dan Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD).

Di mana Bank Dunia memproyeksikan perekonomian Indonesia sepanjang tahun


2020 tidak tumbuh atau 0%. Sementara IMF memproyeksikan pertumbuhan
ekonomi sepanjang tahun 2020 akan kontraksi atau -0,5%. Berdasarkan data
statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negative.Hal
ini menunjukkan bahwa Indonesia masih terjebak dalam krisis ekonomi selanjutnya
sepanjang tahun 2021 Indonesia mengalami berbagai gejolak serta tantangan
dalam menanggani covid-19 varian delta, omicorn hingga program vaksinasi dari
pemerintah untuk rakyat Indonesia terus dipromosikan Dilihat dari segi ekonomi di
ambil data kementerian keuangan pada tahun 2021 pemulihan ekonomi dunia
pada Kuartal III 2021 secara umum mengalami perlambatan akibat melonjaknya kasus
harian Covid-19 varian delta di sejumlah negara.Pertumbuhan ekonomi pada
Kuartal III-2021 mencapai 3,51% (year on year/yoy), tumbuh melambat jika
dibandingkan dengan Kuartal II-2021 yang mencapai 7,07%. Disebabkan
pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021 tumbuh melambat akibat naiknya kasus
harian di awal januari 2022 sehingga menurunkan mobilitas dan kegiatan
masyarakat. Dalam rangka mendorong perbaikan ekonomi, Bank Indonesia terus
meningkatkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan instansi terkait,
termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter-fiskal, kebijakan peningkatan
ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan, di tengah berlanjutnya akselerasi

7
pelaksanaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan. Kebijakan fiskal yaitu
penyesuaian pendapatan dan pengeluaran pemerintah sesuai dengan rancangan
APBN yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pelaksanannya, kebijakan fiskal
menjadi wewenang pemerintah dan DPR dengan mengubah besaran pajak yang harus
dipenuhi oleh wajib pajak (Sudirman, 2014).

Kebijakan fiskal juga sangat berpengaruh kepada pendapatan nasional, distribusi


penghasilan, kesempatan kerja, hingga inventasi nasional Indonesia (Ginting &
Silalahi, 2020). Kebijakan stimulus fiskal merupakan salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah dalam mendukung percepatan pembangunan ekonomi. Di sisi
lain, stimulus fiskal juga menjadi penting sebagai kebijakan counter cyclical untuk
mengembalikan kestabilan perekonomian yang sedang mengalami resesi/krisis
(Lativa, Saniatul 2021).

 Pemulihan Ekonomi
Di samping itu, pemerintah Indonesia juga membuat rancangan kebijakan
moneter dalam rangka pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
Kebijakan moneter tersebut ditujukan untuk menjaga nilai tukar rupiah,
mengontrol inflasi, dan memberikan stimulus moneter bagi dunia usaha
(Nainggolan, 2020). Contoh kebijakan moneter yang ditetapkan adalah penyediaan
lebih banyak instrumen lindung nilai terhadap risiko nilai tukar rupiah, sehingga selaras
dengan kebijakan fiskal berupa pembebasan pajak impor bagi pelaku usaha
(Purwanto, 2020). Hal ini diharapkan kebijakan yang ada dapat mencapai
kestabilan ekonomi dan meningkatkan perekonomian nasional.

Menurut data dari Bank Indonesia, kebijakan moneter tahun 2022 akan lebih
diarahkan untuk menjaga stabilitas, sementara kebijakan makroprudensial,
sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif
dan hijau, tetap untuk mendorong pertumbuhan.

8
Pemulihan ekonomi baik di global maupun di Indonesia diprediksi terus berlanjut
di tengah kenaikan kasus Covid-19varian Omicron hingga 2022 hingga percepatan
kebijakan moneter dibeberapa bank sentral.Menurut data Bank Indonesia
pemulihan tersebut diprakirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya
bertumpu pada Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan
perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India. Perbaikan yang terus berlangsung
dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Desember 2021 antara lain
Purchasing Managers' Index(PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang
tetap kuat. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan
pertumbuhan ekonomi global tetap berlanjut hingga mencapai 4,4% pada 2022.

Selanjutnya salah satu kebijakan lain di bidang moneter yaitu terjadinya


penurunan suku bunga kredit hal ini diharapkan dapat mendongkrak
pertumbuhan kredit dalam rangka pemulihan ekonomi. Untuk itu, stimulus
ekonomi di tanah air melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 hingga
2022 masih sangat dibutuhkan, seperti bantuan sosial, bantuan langsung tunai,
bantuan untuk UMKM dan program padat karya adalah stimulus langkah terbaik,
cepat, dan relatif mudah penerapan yang terjadi di lapangan.

Menurut data OJK, di sektor perbankan telah menurunkan suku bunga kredit
produktif yang sudah terus turun sejak 2016 menjadi di bawah 10 persen. Suku
bunga kredit modal kerja turun mulai Mei 2016 dari 11,74 persen menjadi
9,27persen di Januari 2021. Suku bunga kredit investasi posisi Mei 2016 di 11,42
persen turun menjadi 8,83 persen di Januari 2021. Sementara suku bunga kredit
konsumsi sudah turun dari Mei 2016 di posisi 13,74 persen menjadi 10,95 persen
pada Januari 2021. Sementara itu, selama pandemi menjadi sebab utama
lambatnya penurunan suku bunga kredit perbankan di tengah ketidakpastian
perekonmian di masa mendatang. Secara umum, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
perbankan telah mengalami penurunan secara bertahap per masing-masing segmen
(Korporasi, Ritel, KPR).

9
 Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah suatu lembaga atau badan usaha yang menawarkan jasa di
bidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menggunakannya
dalam bentuk aset keuangan lain.Lembaga keuangan mencakup berbagai operasi
bisnis dalam sektor jasa keuangan termasuk bank, perusahaan perwalian, perusahaan
asuransi, perusahaan pialang, dan pedagang investasi.Lembaga keuangan adalah suatu
lembaga atau badan usaha yang menawarkan jasa di bidang keuangan dengan
menghimpun dana dari masyarakat dan menggunakannya dalam bentuk aset
keuangan lain.Lembaga keuangan mencakup berbagai operasi bisnis dalam sektor jasa
keuangan termasuk bank, perusahaan perwalian, perusahaan asuransi, perusahaan
pialang, dan pedagang investasi.

Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu:


1.Lembaga keuangan bank
2.Lembaga keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana, dan
bursa efek).

Secara umum, Lembaga Keuangan sangat diperlukan dalam perekonomian modern


karena fungsinya sebagai mediator antara kelompok masyarakat yang kelebihan dana
dan kelompok masyarakat yang memerlukan dana.Lembaga keuangan melayani
banyak orang dalam berbagai hal. Karena operasi keuangan adalah bagian penting dari
perekonomian mana pun, individu dan perusahaan mengandalkan lembaga keuangan
untuk transaksi dan investasi.Fungsi dari lembaga keuangan adalah menyediakan jasa
sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab
dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana
tersebut.

Lembaga keuangan yang paling terkenal adalah bank, yakni jenis lembaga keuangan
yang menerima simpanan, menawarkan layanan rekening giro, membuat pinjaman

10
bisnis, pribadi, dan hipotek, dan menawarkan produk keuangan dasar seperti sertifikat
deposito (CD) dan rekening tabungan untuk individu dan usaha kecil. Bank adalah
tempat kebanyakan orang melakukan kegiatan perbankan mereka.Selain itu, di antara
lembaga keuangan non-bank yang paling dikenal adalah perusahaan asuransi. Asuransi
menyediakan untuk perorangan maupun korporasi. Asuransi merupakan salah satu
layanan keuangan tertua.Perlindungan aset dan perlindungan terhadap risiko
keuangan yang dijamin melalui produk asuransi merupakan layanan penting yang
memfasilitasi investasi individu dan perusahaan yang mendorong pertumbuhan
ekonomi.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sektor keuangan adalah adalah sektor yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang


menyediakan jasa keuangan kepada nasabah komersial dan ritel, termasuk
perusahaan dana investasi, bank, dan asuransi.

11
Sektor keuangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu Negara

sebagai penyedia dana utama bagi pembiayaan perekonomian. Sektor keuangan

menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi

teknologi.Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika kapasitas perekonomian mengalami

peningkatan dibanding dengan periode sebelumnya. Sementara peningkatan kapasitas

ekonomi terjadi jika terdapat investasi baru ke dalam perekonomian.

Lembaga keuangan melayani banyak orang dalam berbagai hal. Karena operasi
keuangan adalah bagian penting dari perekonomian mana pun, individu dan
perusahaan mengandalkan lembaga keuangan untuk transaksi dan investasi.Fungsi
dari lembaga keuangan adalah menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik
modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor
kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.

12
Daftar referansi
Maharani,Yunita.dan Marheni.2022.’’Strategi Kebijakan Dalam Mengatasi Krisis
Ekonomi di Masa Pandemi Covid 19”. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. Vol.
17, No. 2,. https://doi.org/10.35449/jemasi.v17i02.532.

Mansur,Alfan dan nizar,M.A.2019.”Mengukur Perkembangan Sektor Keuangan di


Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi”.
https://www.researchgate.net/publication/354776893_Mengukur_Perkembangan_Se
ktor_Keuangan_di_Indonesia_dan_Faktor_-_Faktor_yang_Mempengaruhi.
pdf,diakses pada tanggal 5 Juli 2022

Abdullah, Burhanuddin. Juni 2003. ìPeran Kebijakan Moneter dan Perbankan Dalam
Mengatasi Krisis Ekonomi di Indonesia.Bahan Kuliah Kursus Reguler Angkatan XXXVI
Lemhanas.

Yesidora,Amelia.2022.’’Mengenal Perjalanan Krisis Ekonomi di Indonesia”.


https://katadata.co.id/intannirmala/ekonopedia/62b0889cd7310/mengenal-
perjalanan-krisis-ekonomi-di-indonesia.Diakses pada tanggal 21 Juni 2022.

“Perkembangan Sektor Keuangan Vs Sektor Riil di


Indonesia”.https://dosen.perbanas.id/perkembangan-sektor-keuangan-vs-sektor-riil-
di-indonesia/?print=print.

https://www.jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-dengan-lembaga-keuangan/.
Diakses pada tanggal 19 September.

13
14

Anda mungkin juga menyukai