Anda di halaman 1dari 9

0

PEMBANGUNAN SEKTOR KEUANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Ekonomi Politik


Dosen Pengampu : Zulkan, M.Ak

Disusun Oleh :

Intan Lidia Putri 402.2021.011


Yuni 402.2021.019

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDIN
SAMBAS
2022/1444
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu negara yang mempunyai sektor keuangan sangat berpengaruh pada


pertumbuhan ekonomi, pada pembangunan dalam sektor keuangan melibatkan
rencana dan penerapan pada kebijakan agar mengintensifkan tingkat moneterisasi
perekonomian dari peningkatan akses pada institusi keuangan, efesiensi, dan
transparansi. Suatu negara yang melakukan pembangunan sektor keuangan selalu
menghadapi kondisi sektor keuangan yang pendangkalan maupun sektor
keuangan pendalaman.
Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang mempunyai karakter
yang mana tidak berbeda jauh dengan negara yang berkembang lainnya yaitu
memiliki tujuan dari pembangunan ekonominya agar mencapai laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.
Seperti yang kita tahu jika pembangunan sektor keuangan berjalan dengan
sangat baik maka tentu akan mempengaruhi lajunya pertumbuhan ekonomi
disuatu negara. di Indonesia sektor keuangan dijalankan oleh dua lembaga
keuangan ialah lembaga perbankan yang mana terdiri dari bank-bank umum dan
lembaga non perbankan yang terdiri dari lembaga pembiayaan asuransi, pasar
modal, pengadaian, dan dana pensiun.
Suatu pembangunan di sektor keuangan memiliki faktor internal yang
mempengaruhinya yaitu peraturan perbankan yang ada di pasar modal, dan ada
juga faktor lain yang mempengaruhi sektor keuangan yaitu perkembangan sosial
masyarakat, pengembangan sektor riil, politik, regulasi pemerintah di bidang
ekonomi dan demokrasi serta dunia internasional. 1Pertumbuhan ekonomi stabil
berjalan dengan baik apabila pembangunan sektor keuangan nya baik juga, maka
darii itulah kami membuat judul makalah tentang “Pembangunan Sektor
Keuangan”
1
Agrawal, (2001), Analisis Pengaruh Sektor Keuangan Syariah Terhadap
Financial Deeping Di Indonesia
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dicantumkan, maka dapat
disimpulkan rumusan masalahnya yaitu :
1. Jelaskan tentang pengertian sektor keuangan dan tujuan
pembangunan sektor keuangan?
2. Jelaskan tentang perkembangan sektor keuangan?
3. Jelaskan tentang inklusi keuangan ?
4. Jelaskan tentang regulasi dan pengawasan sektor keuangan?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dicantumkan maka dapat
disimpulkan tujuan masalahnya yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang sektor keuangan dan tujuan
pembangunan sektor keuangan.
2. Untuk mengetahui tentang perkembangan sektor keuangan.
3. Untuk mengetahui inklusi keuangan.
4. Untuk mengetahui tentang regulasi dan pengawasan sektor
keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN
3

A. SEKTOR KEUANGAN
Sektor keuangan merupakan sektor yang terdiri dari perusahaan-perusahan
yang menyediakan jasa keuangan kepada nasabah komersial dan ritel, termasuk
perusahaan dana investasi, bank dan asuransi. Sekumpulan perusahaan atau
lembaga ini yang mana lembaga-lembaga pendukungnya sring disebut sebagai
IJK (Industri Jasa Keuangan), yang mana sering dianggap sebagai pilar
perekonomian nasional yang diharapkan dapat memajukan kesejahteraan umum
dan berdaya saing global.
Sektor keuangan mempunyai peran yang sangat strategis terutama melalui
fungsi intermediasi dan penyediaan dana, untuk mendorong perekonomian
indonesia. Meskipun pengembangannya telah diupayakan dan berlangsung
dengan baik namun sektor keuangan Indonesia masih belum mencapai tingkat
yang optimal. Pendanaan kegiatan-kegiatan ekonomi selama ini lebih banyak
bertumpu pada industri perbankan.
Adapun langkah-langkah pendalaman sektor keuangan perlu difokuskan pada
institusi dan pasar keuangan. Pemilihan fokus ini tentu saja tidak dapat dimaknai
bahwa upaya pendalaman sektor keuangan boleh mengabaikan faktor-faktor lain
yang juga berpengaruh terhadap pengembangan sektor keuangan, baik dari sisi
perbaikan akses maupun peningkatan efesiensi sektor keuangan.2

B. PERKEMBANGAN SEKTOR KEUANGAN


Menurut DFID (Departement For International Development) sektor keuangan
disebut berkembang jika memenuhi beberapa kondisi sebagi berikut :
1. Efesiensi dan kekompetitifan sektor keuangan semkain meningkat.
2. Cakupan pelayanan keuangan yang tersedia semakin meningkat.
3. Diversifikasi lembaga keuangan semakin meningkat.
4. Jumlah uang yang diperantarakan melalui sektor keuangan semakin
meningkat.

2
Syahrir Ika, (2021), Meneropong Arah Sektor Keuangan
4

5. Tingkat pengalokasian modal oleh lembaga keuangan kepada badan usaha


swasta dengan merespon sinyal pasar (dibanding pinjaman langsung
pemerintah dari bank pemerintah).
6. Peraturan dan stabilitas sektor keuangan semakin meningkat.
Lalu berakitan dengan perkembangan sektor keuangan, menurut Levine
(1997) terdapat empat tahap perkembangan sektor keuangan yaitu :
1. Sektor keuangan mulai mengalami perkembangan.
2. Sektor perbankan semakin memegang peranan penting dalam penyaluran
kredit dibandingkan dengan bank sentral.
3. Semakin berkembangnya sektor keuangan nonbank, seperti asuransi, dana
pensiun dan lembaga pembiayaan.
4. Semakin berkembangnya bursa saham.
Menurut Levine (1997) membuktikan bahwa perkembangan sektor keuangan
akan berpengaruh terhadap perekonomian, khusunya dalam mendorong proses
pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena sektor keuangan dapat menurunkan resiko,
memobilisasi tabungan, menurunkan biaya transaksi dan informasi dan
mendorong terjadinya spesialisasi.3

C. INKLUSI KEUANGAN
Inklusi keuangan menurut Joshi (2011) merupakan sebuah proses memastikan
akses yang layak pada produk dan layanan keuangan yang mana dibutuhkan oleh
kelompok yang rentan seperti bagian terlemah dari kelompok berpendapatan
rendah, pada niaya yang terjangkau dalam suatu kondisi yang adil serta transparan
oleh para pelaku bisnis. Lalu secara umum inklusi keuangan merupakan
mengenai penyediaan akses terhadap layanan keuangan yang memadai, aman,
nyaman, dan terjangkau bagi kelompok yang kurang beruntung atau rentan ,
termasuk didalamnya mereka yang berpendapatan rendah serta penduduk yang
tidak tercatat dan menghuni kawasan perdesaan, yang selama ini tidak dilayani
atau terabaikan dari sektor keuangan formal.

3
Very Budiyanto,(2019), Sektor Kuangan Dan Microfiance
5

Inklusi keuangan bagi bank sentral menjadi hal yang penting karena beberapa
alasan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh dari inklusi keuangan terhadap pembangunan
keuangan, pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan
pengurangan kemiskinan.
2. Inklusi keuangan memiliki implikasi penting bagi stabilitas keuangan
dan moneter.
Inklusi keuangan mempunyai peran dalam mengatasi kemiskinan di
Indonesia, namun keterserdiaan layanan keuangan bagi penduduk yang belum
mempunyai akses keuangan akan mengarah pada peningkatan aktivitas ekonomi
pada wilayah pendudk tersebut tinggal. Adapun beberapa studi seperti yang
dilakukan oleh Boston Counsulting Group (BCG), yang mana menunjukkan
bahwa layanan keuangan melalui telepon seluler di beberapa negara mampu
meningkatan produk domestik bruto hingga 5 persen dan menciptakan lebih dari 4
juta pekerjaan baru di negara-negara tersebut. Solusi-solusi yang berbasis
teknologi seperti mobile banking dan ATM, menggunakan digitalisasi yang
memungkinkan para penyedia layanan keuangan menjangkau penduduk di
pedesaan dan daerah terpencil dengan lebih mudah.4

D. REGULASI DAN PENGAWASAN SEKTOR KEUANGAN


Sesuai dengan pasal 34 UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
dipersyaratkan pembentukan suatu lembaga pengawasan sektor jasa keuangan
yang baru dan independen yang dibentuk dengan Undang-Undang. Sebagai
perwujudan pasal tersebut dibentuklah OJK (Otoritas Jasa Keuangan) melalui UU
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Pada Pasal 4 No 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK
dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan didalam sektor keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel, dan mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
4
Roberto Akyuwen dan Jaka Waskito,(2018), Memahami Inklusi Keuangan,
Yogyakarta
6

Secara umum, terdapat tiga pilar pengawasan sistem keuangan yang ada di
suatu negara yaitu sebagai berikut :
1. Kementrian Keuangan sebagai otoritas fiskal, dalam hal ini memiliki
wewenang untuk membuat kebijakan dan pengaturan di bidang fiskal.
2. Bank Sentral sebagai otoritas moneter, dalam hal ini mempunyai
kewewenangan untuk membuat kebijakan dan pengaturan di bidang
moneter khusunya yang terkait nilai tukar dan inflasi.
3. Otoritas Stabilitas sistem keuangan dalam hal ini mempunyai
wewenang untuk melakukan pengaturan, dan pengawasan
makroprudensial dan mikroprudensial terhadap lembaga keuangan.
Dan pengauran maupun pengawasan terkait stabilitas sistemkeuangan
dapat dilakukan oleh bank sentral secara individu maupun bersama-
sama dengan otoritas sistem keuangan lainnya.5

BAB III
PENUTUP

5
Tirta Segara,(2019), OJK dan Pengawasan Mikroprudensial
7

A. KESIMPULAN
Sektor keuangan merupakan sektor yang terdiri dari perusahaan-perusahan
yang menyediakan jasa keuangan kepada nasabah komersial dan ritel, termasuk
perusahaan dana investasi, bank dan asuransi. Menurut Levine (1997)
membuktikan bahwa perkembangan sektor keuangan akan berpengaruh terhadap
perekonomian, khusunya dalam mendorong proses pertumbuhan ekonomi. Hal ini
karena sektor keuangan dapat menurunkan resiko, memobilisasi tabungan,
menurunkan biaya transaksi dan informasi dan mendorong terjadinya spesialisasi
Inklusi keuangan menurut Joshi (2011) merupakan sebuah proses memastikan
akses yang layak pada produk dan layanan keuangan yang mana dibutuhkan oleh
kelompok yang rentan seperti bagian terlemah dari kelompok berpendapatan
rendah, pada niaya yang terjangkau dalam suatu kondisi yang adil serta transparan
oleh para pelaku bisnis. Sesuai dengan pasal 34 UU Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia, dipersyaratkan pembentukan suatu lembaga pengawasan
sektor jasa keuangan yang baru dan independen yang dibentuk dengan Undang-
Undang.

B. SARAN
Sektor keuangan sangat penting bagi perekonomian yang ada di Indonesia
karena ini bisa mensejahterakan masyarakat, maka dari itu pemerintah harus
mengoptimalkan kinerja di sektor keuangan. Seperti melakukan perkembangan
sektor keuangan yang menggunakan teknologi di era digitaliasi. Pemerintah harus
melakukan inklusi keuangan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
8

Agrawal, (2001), Analisis Pengaruh Sektor Keuangan Syariah Terhadap Financial


Deeping Di Indonesia

Roberto Akyuwen dan Jaka Waskito,(2018), Memahami Inklusi Keuangan,


Yogyakarta

Syahrir Ika, (2021), Meneropong Arah Sektor Keuangan

Tirta Segara,(2019), OJK dan Pengawasan Mikroprudensial

Very Budiyanto,(2019), Sektor Kuangan Dan Microfiance

Anda mungkin juga menyukai