Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

OJK BERSAMA BANK INDONESIA DAN KEMENTRIAN


KEUANGAN DALAM ANTISIPASI DAMPAK COVID 19
DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI TAHUN INI

Oleh :
1. Adhil Satria Negara

Kelas XMIPA
MATA PELAJARAN : EKONOMI LINTAS MINAT
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam rangka mewujudkan perekonomian nasional yang
mampu Tumbuh secara stabil dan berkelanjutan,
menciptakan kesempatan kerja yang Luas dan seimbang di
semua sektor perekonomian, serta memberikan
Kesejahteraan secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia
maka program Pembangunan eknomi nasional harus
dilaksanakan secara komprehensif dan Mampu menggerakan
kegiatan perekonomian nasional yang memiliki Jangkauan
yang luas dan menyentuh ke seluruh sektor riil dari
perekonomian Masyarakat Indonesia. Program
pembangunan ekonomi nasional juga harus Dilaksanakan
secara transparan dan akuntabel yang berpedoman pada
prinsip Demokrasi ekonomi sebagaimana diamanatkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai tujuan Tersebut,
program pembangunan ekonomi nasional perlu didukung
oleh tata Kelola pemerintahan yang baik dan secara terus-
menerus melakukan reformasi Terhadap setiap komponen
dalam sistem perekonomian nasional. Salah satu Komponen
penting dalam sistem perekonomian nasional dimaksud
adalah Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan
yang menjalankan fungsi Intermediasi bagi berbagai
kegiatanproduktif di dalam perekonomian Nasional.
....... 1
B. Perumusan Masalah

Agar penelitian skripsi ini mengarah pada pembahasan yang


Diharapkan dan terfokus pada pokok permasalahan yang
ditentukan dan tidak
Terjadi pengertian yang kabur karena ruang lingkupnya
terlalu luas, maka perlu
Adanya pembatasan masalah. Pembahasan ini akan dibatasi
pada pelaksanaan
Upaya indepedensi dalam upaya pengawasan bank yang
dilakukan oleh OJK
(Otoritas Jasa Keuangan).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas,
maka Penulis dapat merumuskan permasalahan dalam
penulisan ini yaitu sebagai
Berikut:
1. Bagaimana independensi OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
dalam melakukan
Tugasnya?
2. Bagaimana sumber pendanaan OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) yang masih
Berasal dari bank yang diawasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Bank
Indonesia

1.Otoritas Jasa Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Pasal 55 UU No. 21 Tahun 2011, disahkan pada
tanggal 22 November 2011 dan diundangkan pada tanggal 22
November 2011. Tanggal 31 Desember 2012 pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan non bank
lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas
Pasar Modal ke Otoritas Jasa Keuangan. Tanggal 31
Desember 2013 pengaturan dan pengawasan perbankan
beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK
berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka I Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Otoritas jasa keuangan merupakan lembaga independen dan
berkedudukan di luar pemerintah sehingga OJK dalam
mengambil keputusan, menjalankan fungsi, tugas dan
wewenangnya bebas dari segala macam intervensi ataupun
campur tangan dari pihak manapun.
2.Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah lembaga independen yang salah satu
kewenangannya adalah mengatur perbankan di seluruh
Indonesia. Sedangkan OJK adalah lembaga independen yang
mengatur industri jasa keuangan di Indonesia.

Namun karena industri jasa keuangan juga termasuk


perbankan, hal ini kerap membuat bingung masyarakat
awam. Untuk memperjelas perbedaan keduanya, berikut
adalah hal-hal yang perlu dipahami.

Untuk mencapai tujuan ini, BI memiliki tiga pilar penopang


yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
mengatur dan menjaga sistem pembayaran; dan menjaga
stabilitas sistem keuangan. Ketiga pilar tersebut sangat
terkait dengan industri perbankan di Indonesia.
B. Perbedaan Peranan Antara BI dan OJK

1.Bank Indonesia
Perbedaan pertama dari BI dan OJK terletak pada tugas
utama kedua lembaga ini. Bank Indonesia, sebagai bank
sentral negara, memiliki satu tugas utama yakni mencapai
dan menjaga kestabilan nilai rupiah.Untuk mencapai tujuan
ini, BI memiliki tiga pilar penopang yaitu menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter; mengatur dan menjaga
sistem pembayaran; dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Ketiga pilar tersebut sangat terkait dengan industri
perbankan di Indonesia.BI melalui BI Repo Rate-nya dapat
mengendalikan bunga pinjaman dan bunga tabungan di
perbankan, sehingga secara langsung dan tidak langsung
akan berdampak pada situasi moneter di Indonesia. BI juga
mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat melalui
perbankan, sehingga dapat menjaga sistem pembayaran di
Indonesia tetap stabil.Selain itu, BI juga harus memastikan
uang rupiah dapat diakses oleh masyarakat di pedesaan dan
pedalaman melalui perpanjangan tangan BI, yaitu perbankan
yang masuk ke daerah pelosok, seperti Bank Rakyat
Indonesia (BRI).
BI menjaga stabilitas sistem keuangan melalui perbankan
dengan cara mengeluarkan berbagai peraturan, seperti Loan
to Value (LTV) terkait ketentuan pemberian kredit,
KUR(Kredit Usaha Rakyat), Tabunganku, tak terkecuali biaya
administrasi yang ditimpakan kepada top up e-money.
2.OJK( OTORITAS JASA KEUANGAN )
Sementara OJK, berdasarkan UU No. 21 tentang OJK,
disebutkan bahwa OJK memiliki tiga misi utama yaitu
mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan dan
akuntabel.
Kedua, mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan ketiga melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat.
Tugas utama OJK yaitu melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
perbankan, kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal,
kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransi
C.Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan diartikan sebagai manajemen dana,
baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam
berbagai bentuk investasi secara efektif, pengumpulan dana
untuk pembiayaan investasi secara efisien, dan pengelolaan
aktiva dengan tujuan yang menyeluruh. Dengan demikian,
fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan
dapat di bagi menjadi tiga area utama, yaitu keputusan
investasi atau penggunaan dana, keputusan pendanaan atau
mendapatkan dana dan keputusan manajemen aktiva,
termasuk mengatur pembagian keuntungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil
analisa yang Diperoleh seperti yang telah diuraikan pada bab-
bab sebelumnya, dapat ditarik
Kesimpulan bahwa:
1. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga baru yang
didirikan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Jasa
Keuangan yang Berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan Terhadap keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan secara Terpadu. Otoritas Jasa
Keuangan dibentuk dengan tujuan agar Keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara Teratur,
adil, transparan, dan akuntabel; mampu mewujudkan sistem
Keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
mampu Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan perlu memiliki berbagai kewenangan,
baik dalam rangkapengaturan maupun pengawasan sektor
jasa keuangan. Kewenangan di bidang pengaturan diperlukan
dalam mengimplementasikan berbagai ketentuan baik yang
diatur dalam UU Otoritas Jasa Keuangan maupun UU di
sektor jasa keuangan lainnya, yang ditetapkan dalam bentuk
peraturan Otoritas Jasa Keuangan maupun Peraturan Dewan
Komisioner.
B. SARAN
Dari hasil peneltian yang dilakukan penulis, maka penulis
dapat Memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Agar tidak terjadi benturan antara Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan pengawasan
terhadap industri perbankan, Maka perlulah adanya
kejelasan mengenai pembagian tugas, wewenang, Dan
koordinasi antara Bank Indonesia dengan OJK
perbankan. Untuk itu, diperlukan adanya revisi
dariUndang-undang Bank Indonesia mengenai fungsi
pengawasannya yangtelah dialihkan kepada OJK. Selain
itu perlunya pembentukan sebuah komite yang nantinya
menangani industri keuangan syari’ah. Hal ini karena
banyaknya lembaga jasa keuangan, seperti bank, pasar
modal, hingga lembaga keuangan nonbank yang
berbentuk syariah. Komite ini diperlukan tak hanya
untuk mengawasi, tetapi juga untuk mengembangkan
industri keuangan syariah yang memiliki potensi yang
cukup besar.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat beanfaat
bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan


dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai