Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SISTEM MONETER

NAMA : FAJARIANA EKA WATI

NIM : 23215048

Lembaga yang sangat penting berperan dalam system moneter adalah bank sentral, di Indonesia disebut
sebagai Bank Indonesia. Untuk mengenal Bank Indonesia silahkan membuka web Bank Indonesia
(bi.go.id) dan jawablah pertanyaan pertanyaan berikut:

1. Bank Indonesia merupakan lembaga Negara di Indonesia independen, jelaskan maksudnya?


Jawab :
Sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-
undang baru, yaitu Undang-Undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada
tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga
negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu
lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan
dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang
tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank
Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun
dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah
memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik
Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar
dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan
Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada di luar Pemerintah. Status dan kedudukan
yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya
sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang
mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum
perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar
pengadilan. Ada beberapa hal yang menunjukkan independensi BI, antara lain:
• BI dipimpin oleh Dewan Gubernur yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas
pertimbangan DPR. Namun, Dewan Gubernur tidak bertanggung jawab kepada Presiden atau DPR
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
• BI memiliki anggaran sendiri yang diatur dalam undang-undang. Anggaran BI tidak berasal dari
APBN.
• BI memiliki kewenangan untuk menetapkan suku bunga acuan, yang merupakan instrumen utama
kebijakan moneter. BI tidak perlu meminta persetujuan pemerintah dalam menetapkan suku bunga
acuan.
Independensi BI penting untuk menjaga stabilitas moneter. Stabilitas moneter merupakan salah
satu pilar penting bagi perekonomian suatu negara. Stabilitas moneter dapat dicapai jika BI dapat
secara independen menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang sesuai dengan
tujuannya. Berikut adalah beberapa manfaat dari independensi BI:
• BI dapat lebih fokus pada pencapaian tujuannya, yaitu menjaga stabilitas moneter.
• BI dapat lebih terhindar dari tekanan politik yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter.

• BI dapat lebih dipercaya oleh masyarakat dan pelaku ekonomi.

Independensi BI juga merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kepercayaan investor
asing. Investor asing akan lebih tertarik untuk menanamkan modal di Indonesia jika mereka yakin
bahwa BI dapat menjaga stabilitas moneter.

2. Bagaimana kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga Negara diantara lembaga tinggi Negara
yang lain dan bagaimana hubungan Bank Indonesia dengan DPR, Presiden, Pemerintah, dan BPK?
Jawab :
Kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga negara di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Menurut undang-undang tersebut, BI merupakan
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Hal ini berarti
bahwa BI tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara lainnya, seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Presiden, Pemerintah, dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BI memiliki tugas dan wewenang untuk
menjaga stabilitas moneter. Stabilitas moneter merupakan salah satu pilar penting bagi
perekonomian suatu negara. BI dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya secara independen
karena memiliki anggaran sendiri yang diatur dalam undang-undang. Anggaran BI tidak berasal dari
APBN.Hubungan BI dengan DPR, Presiden, Pemerintah, dan BPK dapat dikategorikan sebagai
hubungan kerja sama dan koordinasi. BI dapat memberikan laporan kepada DPR dan Presiden
mengenai pelaksanaan tugas dan wewenangnya. BI juga dapat berkonsultasi dengan Pemerintah dan
BPK dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan BI dengan lembaga-lembaga
tersebut:
• Hubungan BI dengan DPR
BI dapat memberikan laporan kepada DPR mengenai pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Laporan tersebut dapat diberikan secara berkala atau sewaktu-waktu jika diperlukan. DPR dapat
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang BI.
• Hubungan BI dengan Presiden
BI dapat berkonsultasi dengan Presiden dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Presiden dapat memberikan arahan kepada BI dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
• Hubungan BI dengan Pemerintah
BI dapat berkoordinasi dengan Pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Koordinasi tersebut dapat dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas moneter dan perekonomian
nasional.
• Hubungan BI dengan BPK
BI dapat diperiksa oleh BPK. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa BI telah
melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Secara umum, hubungan BI dengan lembaga-lembaga tersebut bersifat kerja sama dan
koordinasi. Hubungan tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas moneter dan perekonomian
nasional.
3. Apa tujuan dan tugas Bank Indoensia?

Jawab :

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek,
yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang
negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-
batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak
akan dapat diukur dengan mudah.

Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia, memiliki tujuan dan tugas yang fokus
menjaga kestabilan perekonomian, terutama nilai rupiah. Ada tiga tugas utama yang harus dilakukan
oleh Bank Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut :

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter : Bank Indonesia bertanggung jawab untuk
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang tepat untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.

2. Pengaturan dan pemeliharaan kelancaran sistem pembayaran : Bank Indonesia harus mengatur
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran untuk memastikan terjadwal dan efisiennya transaksi
pembayaran dalam perekonomian Indonesia.

3. Stabilitas sistem keuangan : Bank Indonesia juga perlu menjaga stabilitas sistem keuangan untuk
menjamin kehidupan dan kestabilan perekonomian Indonesia.

Dalam lingkup kerjanya, Bank Indonesia memiliki tiga bidang tugas utama yang dianalogikan
sebagai tiga pilar :

• Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

• Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

• Stabilitas sistem keuangan

Bank Indonesia memiliki otonomi penuh dalam menetapkan dan melaksanakan setiap tugas dan
izinnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang, dan ia bebas dari campur tangan pemerintah
dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini
4. Gambarkan Struktur Organisai Bank Indonesia!

Jawab :

Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia, memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
beberapa departemen dan kantor perwakilan yang berperan dalam mendukung tugas utama bank.
Berikut adalah beberapa departemen dan kantor perwakilan yang ada di Bank Indonesia:

1. Dewan Gubernur : Dewan ini mengatur strategi dan kebijakan Bank Indonesia. Dewan Gubernur
terdiri dari seorang Gubernur sebagai pemimpin, yang saat ini adalah Perry Warjiyo, dan seorang
Deputi Gubernur Senior sebagai wakil.

2. Departemen : Bank Indonesia memiliki beberapa departemen yang mengatur berbagai aspek
kebijakan dan operasional. Beberapa departemen yang ada di Bank Indonesia meliputi :

1) Departemen Moneter

2) Departemen Stabilitas Sistem Keuangan

3) Departemen Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

4) Departemen Pendukung Kebijakan

5) Departemen Pendukung Organisasi

6) Departemen Internasional

7) Departemen Statistik
8) Departemen Jasa Perbankan, Perizinan, dan Operasional Tresuri

9) Laporan Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan

10) Departemen Manajemen Risiko

11) Departemen Komunikasi

12) Departemen Manajemen Strategi dan Tata Kelola

13) Departemen Hukum

14) Departemen Sumber Daya Manusia

15) Departemen Pengembangan dan Inovasi Digital

16) Departemen Inovasi dan Digitalisasi Data

17) Departemen Layanan Digital dan Keamanan Siber

18) Departemen Keuangan

19) Departemen Audit Internal

20) Strategi Departemen Pengadaan

21) Departemen Pengelolaan Logistik

3. Kantor Perwakilan : Bank Indonesia juga memiliki kantor perwakilan di dalam dan luar negeri untuk
menjaga dan mengembangkan hubungan internasional.

4. Regional Baca Juga Berita (Rilis) Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) : Bank Indonesia
mengatur satuan kerja regional baca juga berita (Rilis) dan statistik ekonomi dan keuangan daerah
(SEKDA) untuk memantu dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan di tingkat daerah.Struktur
organisasi Bank Indonesia terus mengalami penyempurnaan untuk berjalan dengan baik dalam
dinamika perekonomian nasional dan internasional.
5. Siapakah dewan gubernur Bank Indonesia, dan bagaimana pengangkatan dan pemberhetian dewan
gubernur?

Jawab :

Dewan Gubernur Bank Indonesia saat ini terdiri dari:

 Gubernur: Perry Warjiyo

 Deputi Gubernur Senior: Destry Damayanti

 Deputi Gubernur: Doni Primanto Joewono


 Deputi Gubernur: Juda Agung

 Deputi Gubernur: Aida S. Budiman

 Deputi Gubernur: Filianingsih Hendarta

Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Gubernur Bank Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

 Gubernur BI diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas pertimbangan DPR.

 Deputi Gubernur Senior diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur BI.
 Deputi Gubernur diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur BI setelah
mendapat pertimbangan Dewan Moneter Nasional.

Masa jabatan Gubernur BI dan Deputi Gubernur Senior adalah 5 tahun dan dapat diangkat kembali
untuk satu kali masa jabatan. Masa jabatan Deputi Gubernur adalah 3 tahun dan dapat diangkat kembali
untuk satu kali masa jabatan. Berikut adalah persyaratan untuk menjadi anggota Dewan Gubernur BI:

 Warga Negara Indonesia

 Berumur sekurang-kurangnya 40 tahun

 Memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 10 tahun di bidang ekonomi, keuangan,


perbankan, atau hukum

 Memiliki integritas dan moral yang tinggi

Anggota Dewan Gubernur BI tidak boleh merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, anggota partai politik, atau pejabat negara lainnya. Anggota Dewan Gubernur
BI dilarang melakukan kegiatan usaha, jabatan, atau pekerjaan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan dengan tugas dan wewenangnya sebagai anggota Dewan Gubernur BI. Dewan Gubernur BI
bertanggungjawab kepada Presiden dan DPR atas pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

6. Jelaskan instrument kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia!

Jawab :

Bank Indonesia memiliki dua instrumen utama untuk menjalankan kebijakan moneter, yaitu:

1. Kebijakan diskonto

Kebijakan diskonto adalah kebijakan yang mengatur tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia untuk memberikan pinjaman kepada bank umum. Bank umum dapat meminjam uang
dari Bank Indonesia dengan jaminan surat berharga. Tingkat suku bunga diskonto ini akan
mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar uang, sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah uang
beredar di masyarakat. Jika Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga diskonto, maka bank umum
akan lebih mahal untuk meminjam uang dari Bank Indonesia. Hal ini akan mendorong bank umum untuk
mengurangi pinjamannya, sehingga akan mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Sebaliknya,
jika Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga diskonto, maka bank umum akan lebih murah untuk
meminjam uang dari Bank Indonesia. Hal ini akan mendorong bank umum untuk meningkatkan
pinjamannya, sehingga akan meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat.

2. Operasi pasar terbuka

Operasi pasar terbuka adalah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan membeli
atau menjual surat berharga kepada bank umum di pasar uang. Operasi pasar terbuka ini akan
mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat. Jika Bank Indonesia membeli surat berharga dari
bank umum, maka Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar di masyarakat. Sebaliknya, jika
Bank Indonesia menjual surat berharga kepada bank umum, maka Bank Indonesia akan mengurangi
jumlah uang beredar di masyarakat.
Selain dua instrumen utama tersebut, Bank Indonesia juga dapat menggunakan instrumen-
instrumen kebijakan moneter lainnya, seperti:

 Kebijakan rasio cadangan wajib


Kebijakan rasio cadangan wajib adalah kebijakan yang mengatur jumlah dana yang harus
disimpan oleh bank umum di Bank Indonesia. Rasio cadangan wajib ini akan mempengaruhi
jumlah uang yang dapat dipinjamkan oleh bank umum kepada masyarakat. Jika Bank Indonesia
menaikkan rasio cadangan wajib, maka bank umum akan memiliki lebih sedikit dana yang dapat
dipinjamkan kepada masyarakat. Hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat.
Sebaliknya, jika Bank Indonesia menurunkan rasio cadangan wajib, maka bank umum akan
memiliki lebih banyak dana yang dapat dipinjamkan kepada masyarakat. Hal ini akan
meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat.
 Kebijakan kredit langsung
Kebijakan kredit langsung adalah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan
memberikan pinjaman langsung kepada sektor riil, seperti sektor pertanian, industri, atau
perdagangan. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
 Kebijakan insentif makroprudensial

Kebijakan insentif makroprudensial adalah kebijakan yang diberikan oleh Bank Indonesia
kepada bank umum untuk mendorong mereka untuk menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian
dalam pemberian kredit. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Anda mungkin juga menyukai