ABSTRAK
Pengangguran adalah seseorang yang termasuk angkatan kerja yang ingin bekerja tetapi
belum mendapatkan pekerjaan. Terjadinya pengangguran karena jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih sedikit dibandingkan jumlah pencari kerja. Dampak dari
pengangguran adalah timbulnya ketidakstabilan diberbagai bidang secara
multidimensional. Kebijakan ekonomi dalam mengatasi pengangguran adalah dengan
membuka lapangan kerja melalui berbagai sektor, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan
baik secara formal maupun nonformal, meningkatkan pengembangan SDM serta
membuka kesempatan kerja di luar negeri. Pemikiran Ibn Khaldun, ek onomi suatu
negara secara empiris mencakup berbagai permasalahan ekonomi mikro dan makro.
Dewasa ini dengan resesi yang berkepanjangan yang diikuti dengan semakin tinggi
jumlah pengangguran, pemikiran ekonomi Islam Ibn Khaldun memiliki peluang yang
besar sebagai landasan pemikiran dan kebijakan negara dalam mencari jalan keluar
dari kemelut ekonomi dunia.
A. PENDAHULUAN
Pengangguran adalah seseorang yang termasuk angkatan kerja yang ingin bekerja
, tetapi belum mendapatkan pekerjaan.( Hananto, 1983) Berdasarkan pengertian dari
International Labour Organization (ILO) yang dimaksud pengangguran adalah
mereka yang bekerja kurang dari satu jam per minggu.
Mereka yang bekerja dibagi menjadi dua, yaitu : fully employed dan under
employed. Angkatan kerja yang bekerja penuh diartikan sebagai dimanfaatkan penuh
(fully emeployed) dan yang bekerja tidak penuh yakni yang kurang dimanfaatkan
(under employed) didasarkan pada jumlah jam kerja seminggu yang lebih dikenal
dengan setengah penganggur karena upah yang rendah, setengah penganggur karena
pendidikan yang dimiliki tidak sesuai dengan jenis pekerjaan dan lain-lain.
Angkatan kerja
Menurut sensus 2000 Badan Pusat Statistik yang dimaksud dengan sedang
mencari kerja adalah :
b. Mereka yang pernah bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan
berusaha mendapatkan pekerjaan atau pencari kerja lama.
Setengah penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari jam kerja
normal (kurang 35 jam perminggu). Tingkat setengah penganggur adalah angka
yang menunjukkan persentase jumlah yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu terhadap jumlah yang bekerja seluruhnya. Apabila dirumuskan sebagai
berikut :
TSP Terpaksa = Jumlah yang bekerja<35 jam perminggu & masih mencari
pekerjaan dibagi jumlah yang bekerja seluruhnya dikalikan seratus persen.
TSP Sukarela = Jumlah yang bekerja <35 jam perminggu & tidak bersedia
menerima tawaran pekerjaan dibagi jumlah yang bekerja seluruhnya dikalikan
seratus persen.
Kesempatan kerja adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja di suatu wilayah
(Kasto, 1995). Kesemptan kerja ini dapat dikelompokkan berdasarkan : lapangan
usaha menurut sektor, jabatan atau jenis pekerjaan, dan status pekerjaan.
a. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
Pemikiran Ibn Khaldun tentang ekonomi terkait dengan aspek negara (G), syariah
(S), masyarakat (N), kesejahteraan/kemakmuran (W), pembangunan (g), dan keadilan
(J) yang dinamakan lingkaran keadilan negara.
2. Implementasi Syari’ah (S) tidak bisa diwujudkan kecuali oleh Masyarakat (N).
5. Pembangun (g) yang dilakukan oleh Masyarakat (N) dan Pemerintah (G) tidak
akan tercapai kecuali dengan Keadilan (J).
3. Masyarakat yang lemah dan kacau (N) akan mempengaruhi dan mengganggu
pemahaman dan implementasi Syari’ah (S).
Gerakan ekonomi syariah yang sedang berlangsung sekarang ini, sangat kondusif
dan signifikan untuk membangun. Pemahaman syari’ah dan implementasi
pembangunan ekonomi umat akan mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan
makmur berdasarkan syari’ah. Apabila masyarakat telah makmur maka dapat
melaksanakan pembangunan secara lebih adil. Apabiala gerakan ekonomi syari’ah ini
berjalan baik secara akademis maupun prakatek maka akan bermuara pada kejayaan
negara.
Umat Islam pada dasarnya mampu untuk menyajikan semua variabel dalam
lingkaran keadilan menjadi kekuatan besar untuk negara, akan tetapi variabel-variabel
tersebut tidak digerakan oleh pemerintah sebagai pemegang kekuasaan. Pemerintah
mulai melupakan kewajiban-kewajiban dan tanggung jawabnya. Pemerintah gagal
mengimplementasikan syari’ah sebagai pedoman dan rujukan ketaatan dalam nilai –
nilai di masyarakat, pemerintah juga lalai di dalam menjamin keadilan dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan masyarakat, dampaknya adalah pembangunan
dan kemakmuran mengalami kemunduran dan pengangguran semakin mengingkat
jumlahnya.
Kesempatan kerja sebagai bagian dari kegiatan ekonomi oleh Ibn Khaldun disebut
sebagai penghidupan. Penghidupan dapat diperoleh dari :
3. Menjadi pelayan
6. Kebidanan, kedokteran
Ibn Khaldun juga telah merumuskan teori harga dan hukum supply and
demand sebelum ekonomi barat modern merumuskannya. Menurutnya bila suatu
kota berkembang dan populasinya bertambah banyak, rakyatnya semakin
makmur, maka permintaan terhadap barang-barang semakin meningkat, akibatnya
harga menjadi naik. Pasar menurutnya merupakan tempat yang menyediakan
kebutuhan manusia, baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Dalam ekonomi, Ibn Khaldun juga membahas upah buruh. Menurutnya buruh
adalah sumber nilai. Faktor yang paling menentukan, urgen, dan bernilai dalam
ekonomi menurut Ibn Khaldun adalah kerja buruh yang memiliki skills.
Pendapatan adalah nilai kerja manusia, oleh karena itu keuntungan hanya dapat
diperoleh dengan usaha dan kerja. Demikian halnya dengan penghasilan yang
diperoleh dari pertambangan, pertanian, atau peternakan, karena kalau tidak ada
kerja dan usaha (buruh) maka tidak akan ada hasil keuntungan.
Menurut Ibn Khaldun kerja merupakan faktor penting dalam menciptakan
kemajuan dan semaraknya kebudayaan. Bahkan kerja buruh merupakan faktor
terpenting bagi pertumbuhan kemajuan dan peradaban. Jadi setiap kali kuantitas
kerja secara umum meningkat maka akan meningkat pulalah kemakmuran suatu
masyarakat, dan sebaliknya bilamana kuantitas kerja menurun maka akan
menurun pulalah kondisi ekonomi suatu masyarakat yang dapat berakibat
timbulnya disintegrasi politik.
Faktor-faktor produksi menurut Ibn Khaldun ada tiga, yaitu alam, pekerjaan
dan modal. Alam merupakan sumber daya yang membekali manusia berupa
materi yang ada kalanya dapat dipergunakan secara langsung dan ada kalanya
pula setelah ia olah. Pekerjaan merupakan faktor utama yang melebihi kedua
faktor lainnya yakni alam dan modal. Pekerjaan merupakan faktor yang selalu ada
dalam semua bentuk produksi. Modal kedudukannya adalah sebagai salah salah
satu alat produksi.
Pemikiran Ibn Khaldun tersebut di atas dapat digunakan sebagai landasan dan
pilar utama dalam ekonomi Islam terutama dalam merumuskan pemikiran tentang
devision of labour, karena pemikiran Ibn Khaldun tentang ekonomi memiliki
signifikansi yang sangat besar bagi pengembangan ekonomi Islam ke depan.
E. KESIMPULAN
1. Pengangguran terjadi karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit
dibandingkan jumlah pencari kerja.
6. Secara historis pemikiran Ibn Khaldun tentang ekonomi jauh mendahului para
sarjana Barat modern.
7. Kajian empiris tentang ekonomi Islam yang dilakukan Ibn Khaldun mencakup
berbagai permasalahan ekonomi, baik secara makro maupun micro.
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto, 2014, Pemikiran Ekonomi Ibn Khaldun, Sekjen DPP Ikatan Ahli Ekonomi
slam Indonesia (IAEI). http//shariaeconomic.wordpress.com
Badan Pusat Statistik, 2001a, Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000
Seri L.2.2. Jakarta :BPS
Hananto, Sigit, 1983, Perkembangan Kesempatan Kerja dan Ciri-Ciri Pekerja Sektor
Formal-Informal. Paper Lokakarya Nasional Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja.
Jakarta : 12-14 Januari.
Kasto, 1995. Karakteristik Demografi, Sosial dan Ekonomi Sumber Daya . Pemuda
Indonesia. Populasi. 6.(1).
Manning, Chris. 1983. Kegiatan Ekonomi Angkatan Kerja. Lapangan Pekerjaan Jenis
dan Status Pekerjaan, dalam Peter F.Mc Donald (ed).Pedoman Analisis Data Sensus
1971-1980. Canberra : Australian Universities International Development Program.
Mantra, Ida Bagus. 2010. Demografi Umum, Penerbit Pustaka Pelajar .Edisi Kedua.
Yogyakarta.
Swasono, Sri Edi. 1986. Kependudukan, Kolonisasi, dan Transmigrasi. Dalam Sri Edi
Swasono dan Masri Singarimbun (eds). Transmigrasi di Indonesia 1905-1985. Penerbit
UI Press. Jakarta.
Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis Memetakan Ekonomi Indonesia.
Penerbit Grasindo. Jakarta.