Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGANGGURAN DAN

KEMISKINAN DI INDONESIA
 kemiskinan  pengangguran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat
kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah
pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan
ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan
ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan
menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta
pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia
bertambah.
Sampai Agustus 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran
terbuka di Indonesia mencapai 7,14% atau 8,32 juta orang dari jumlah angkatan
kerja yang berjumlah 116,53 juta orang. Demikian disampaikan oleh Kepala BPS
Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya Jalan DR. Soetomo, Jakarta, Rabu
(1/12/2010). "Dibandingkan Agustus 2009, jumlah pengangguran di Indonesia
semakin berkurang. Pada Agustus 2010 7,14%, sementara di Agustus 2009 7,87%,"
ujar Rusman. Secara jumlah, total pengangguran di Indonesia pada Agustus 2010
juga menurun, dari 8,96 juta orang di Agustus 2009 menjadi 8,32 juta orang di
Agustus 2010. "Penurunannya karena pertumbuhan ekonomi, kalau bagus akan
banyak lapangan kerja yang tumbuh. Semua lapangan kerja naik, kecuali pertanian
turun 117 ribu orang (0,28%)," ujar Rusman. Selain itu lapangan kerja di sektor
transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi juga menurun 500 ribu orang atau
8,16%. Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2010 mengalami kenaikan
terutama di sektor industri sebesar 772 ribu orang (5,91%) dan sektor konstruksi
sebesar 748 ribu orang (15,44%). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami
penurunan adalah sektor pertanian sebesar 1,3 juta orang (3,11%) dan sektor
transportasi sekitar 198 ribu orang (3,41%). Sektor pertanian, perdagangan, jasa
kemasyarakatan dan sektor industri secara berurutan menjadi penyumbang
terbesar penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2010.Selain masalah di atas,
masalah kependudukan yang berhubugan erat dengan pengangguran adalah
kemiskinan, Sejak tahun 2002, sebuah tim yang terdiri dari para analis Indonesia
dan manca negara, dibawah naungan Program Analisa Kemiskinan di Indonesia
(INDOPOV) di kantor Bank Dunia Jakarta, telah mempelajari karakteristik
kemiskinan di Indonesia. Mereka telah berusaha untuk mengidentifikasikan apa
yang bermanfaat dan tidak bermanfaat dalam upaya pengentasan kemiskinan, dan
untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja yang tersedia untuk Pemerintah dan
lembaga- lembaga non-pemerintah dalam upaya mereka untuk memperbaiki
standar dan kualitas kehidupan masyarakat miskin Makalah mencoba untuk
menganalisa sifat multi-dimensi dari pengangguran dan kemiskinan di Indonesia
pada saat ini melalui pandangan baru yang didasarkan pada perubahan-perubahan
penting yang terjadi di negeri ini selama satu dekade terakhir. Sebelum ini, Bank
Dunia telah menyusun Kajian-Kajian Kemiskinan, yaitu pada tahun 1993 dan 2001,
namun kajian-kajian tersebut tidak membahas masalah kemiskinan secara
mendalam. Kajian ini memaparkan kekayaaan pengetahuan yang dimiliki oleh Bank
Dunia dan Pemerintah Indonesia dan penulis berharap bahwa kajian ini akan
menjadi sumbangan penting untuk menghangatkan diskusi kebijakan yang ada dan,
pada akhirnya akan membawa perubahan dalam penyusunan kebijakan dan
pelaksanaan upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil
rumusan masalah sebagai berikut: Bagaiman Keadaan Pengangguran Dan
Kemiskinan Di Indonesia Serta Apa Saja Kebijakan Untuk Mengatasi Masalah
Tersebut?

1.3 Tujuan 
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui keadaan
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia serta langkah apa saja untuk
menghadapi permasalahan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pengangguran


Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu
tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti
mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti
mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas
masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya: 
Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang
yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali
atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan
berusaha memperoleh pekerjaan. 
Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga
kerja Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang
menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja. Definisi
pengangguran menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak
bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. 

2.2 Jenis-Jenis Pengangguran


Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau
tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
- Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
- Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
- Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu :
- Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
- Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti : akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan dan pengguanaan
teknologi, akibat kebijakan pemerintah.
- Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang
muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
- Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian
musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
- Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
- Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

2.3 Sebab-Sebab Terjadinya Pengganguran


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
- Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
- Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
- Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan
kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
- Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur
Angkatan Kerja Indonesia.
- Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan
kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke
daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

2.4. Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian 


Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu:

2.4.1 Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara


Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan
dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi,
hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang
telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan
perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
- Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa
menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih
rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena
itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
- Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector
pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan
menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat
pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat
pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi
pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus
menurun.
- Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran
akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan
terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak
merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga
pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

2.4.2 Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat


Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
- Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
- Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.

2.5 Kebijakan-Kebijakan Pengangguran


Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya
yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :

2.5.1 Cara Mengatasi Pengangguran Struktural


Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
- Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
- Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
- Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang kosong, dan
- Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

2.5.2 Cara Mengatasi Pengangguran Friksional


Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-
cara sbb:
- Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,
terutama yang bersifat padat karya
- Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang
timbulnya investasi baru
- Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
- Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector
agraris dan sector formal lainnya
- Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan
jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja
secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

2.5.3 Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.


Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
- Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
- Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu
ketika menunggu musim tertentu.

2.5.4 Cara mengatasi Pengangguran Siklus


Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
- Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
- Meningkatkan daya beli Masyarakat.

2.6 Defenisi Kemiskinan


Menurut wikipedia Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal
yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air
minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang
juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu
mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai
warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk
kepada negara-negara yang "miskin".
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara
kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di
bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak
negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

2.7 Jenis-Jenis Kemiskinan Dan Definisinya


Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis
kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan
relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis
kemiskinan disebut kemiskinan absolut
- Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-
rata dari distribusi yang dimaksud.
- Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-
kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

2.8 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan


Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor
tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya
serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan
kemiskinan :
- Tingkat dan laju pertumbuhan output
- Tingkat upah neto
- Distribusi pendapatan
- Kesempatan kerja
- Tingkat inflasi
- Pajak dan subsidi
- Investasi
- Alokasi serta kualitas SDA
- Ketersediaan fasilitas umum
- Penggunaan teknologi
- Tingkat dan jenis pendidikan
- Kondisi fisik dan alam
- Politik
- Bencana alam
- Peperangan
2.9 Kebijakan Antikemiskinan
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu
strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
- pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
- Pemerintahan yang baik (good governance)
- Pembangunan sosial
Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah
yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
a. Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
pedesaan
b. Intervensi jangka menengah dan panjang meliputi: Pembangunan sektor swasta,
Kerjasama regional, APBN dan administrasi, Desentralisasi, Pendidikan dan
Kesehatan Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak
sekali terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia
ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya
keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal
tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin
banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk
mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program
untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari
pemerintah sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki
kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seornag pengangguran dan menjadi
beban pemerintah. 
Dengan besarnya tingkat pengangguran tersebut maka semakin besar pula tigkat
kemiskinan di Indonesia. Indonesia yang sekarang tentu saja sangat berbeda dari
Indonesia satu dekade yang lalu. Maka bukan hal yang mengejutkan apabila
strategi-strategi pengentasan kemiskinan telah berubah seiring dengan perubahan
yang telah dialami oleh Indonesia oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul
“Pengentasan Kemiskinan” dan penulis sangat berharap bahwa kajian kemiskinan
ini dapat menjadi sumbangan berarti dalam menghadapi berbagai tantangan.

3.2 Saran 
Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan atau pun kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kelancaran dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://bangaisabe.blogspot.com/2008/11/pengangguran-di-indonesia-semakin.html
http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-
masih-tingginya-pengangguran-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html
http://www.scribd.com/doc/15891512/Makalah-Masalah-Kemiskinan-Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai