Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

NAMA: SARIFA SOUMENA

NIM:170206001

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDI DAN DAKWAH
2019

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan syukur dengan tulus kehadirat Allah Swt, karena berkat
taufik hidayat-Nya PROPOSAL INI ini dapat terselesaikan,

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan kita Nabi besar
Muhammad Saw, berserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan di iringi
upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Demi kesempurnaan makalah ini penyusun menerima kritik dan saran yang membangun,
supaya makalah ini jadi yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya.
Akhirnya kami berdo’a kehadirat Allah Swt mudah-mudahan upaya ini senantiasa
mendapat bimbingan ridha Allah Swt. Amin ya Robbal Alamin.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi
ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak
pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga
kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti
ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di
Indonesia bertambah.

Sampai Agustus 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia mencapai 7,14% atau 8,32 juta orang dari jumlah angkatan kerja yang berjumlah 116,53
juta orang. Demikian disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan dalam jumpa pers di kantornya
Jalan DR. Soetomo, Jakarta, Rabu (1/12/2010). "Dibandingkan Agustus 2009, jumlah pengangguran
di Indonesia semakin berkurang. Pada Agustus 2010 7,14%, sementara di Agustus 2009 7,87%," ujar
Rusman. Secara jumlah, total pengangguran di Indonesia pada Agustus 2010 juga menurun, dari 8,96
juta orang di Agustus 2009 menjadi 8,32 juta orang di Agustus 2010. "Penurunannya karena
pertumbuhan ekonomi, kalau bagus akan banyak lapangan kerja yang tumbuh. Semua lapangan
kerja naik, kecuali pertanian turun 117 ribu orang (0,28%)," ujar Rusman. Selain itu lapangan kerja di
sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi juga menurun 500 ribu orang atau 8,16%.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2010 mengalami kenaikan terutama di sektor industri
sebesar 772 ribu orang (5,91%) dan sektor konstruksi sebesar 748 ribu orang (15,44%). Sedangkan
sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah sektor pertanian sebesar 1,3 juta orang (3,11%)
dan sektor transportasi sekitar 198 ribu orang (3,41%). Sektor pertanian, perdagangan, jasa
kemasyarakatan dan sektor industri secara berurutan menjadi penyumbang terbesar penyerapan
tenaga kerja pada bulan Agustus 2010.Selain masalah di atas, masalah kependudukan yang
berhubugan erat dengan pengangguran adalah kemiskinan, Sejak tahun 2002, sebuah tim yang
terdiri dari para analis Indonesia dan manca negara, dibawah naungan Program Analisa Kemiskinan
di Indonesia (INDOPOV) di kantor Bank Dunia Jakarta, telah mempelajari karakteristik kemiskinan di
Indonesia. Mereka telah berusaha untuk mengidentifikasikan apa yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat dalam upaya pengentasan kemiskinan, dan untuk memperjelas pilihan-pilihan apa saja
yang tersedia untuk Pemerintah dan lembaga- lembaga non-pemerintah dalam upaya mereka untuk
memperbaiki standar dan kualitas kehidupan masyarakat miskin Makalah mencoba untuk
menganalisa sifat multi-dimensi dari pengangguran dan kemiskinan di Indonesia pada saat ini
melalui pandangan baru yang didasarkan pada perubahan-perubahan penting yang terjadi di negeri
ini selama satu dekade terakhir. Sebelum ini, Bank Dunia telah menyusun Kajian-Kajian Kemiskinan,
yaitu pada tahun 1993 dan 2001, namun kajian-kajian tersebut tidak membahas masalah kemiskinan
secara mendalam. Kajian ini memaparkan kekayaaan pengetahuan yang dimiliki oleh Bank Dunia dan
Pemerintah Indonesia dan penulis berharap bahwa kajian ini akan menjadi sumbangan penting
untuk menghangatkan diskusi kebijakan yang ada dan, pada akhirnya akan membawa perubahan
dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan
pengangguran di Indonesia.

2. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut: Bagaiman Keadaan Pengangguran Dan Kemiskinan Di Indonesia Serta Apa Saja
Kebijakan Untuk Mengatasi Masalah Tersebut?

3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui keadaan pengangguran
dan kemiskinan di Indonesia serta langkah apa saja untuk menghadapi permasalahan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

1 Defenisi Pengangguran

Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu
pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja
mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja
tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:

Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan
kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang
meskipun dapat dan mampu melakukan kerja. Definisi pengangguran menurut Menakertrans
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

2.Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja
secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu :

- Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak


bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

- Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

- Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh


tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi


beberapa jenis, yaitu :

- Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang


diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

- Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang


diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : akibat permintaan
berkurang, akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi, akibat kebijakan pemerintah.

- Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul


akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering
disebut pengangguran sukarela.

- Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim


misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.

- Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau


penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin

- Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan


perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand).

3. Sebab-Sebab Terjadinya Pengganguran

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:

- Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja

Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada


kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

- Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang

- Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang.

Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,
pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

- Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur
Angkatan Kerja Indonesia.

- Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang

Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di
daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara
lainnya.
4. Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian

Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu


mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu:

1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara

Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.

Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian,
seperti yang dijelaskan di bawah ini:

- Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat


kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial
(pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.

- Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak
berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian,
pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan
terus menurun.

- Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan


menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha)
untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi
menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

2. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat

Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya
dan terhadap masyarakat pada umumnya:

- Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian

- Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan

- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.


5. Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang


disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :

1. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

- Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja

- Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sector ekonomi yang kekurangan

- Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)


kerja yang kosong, dan

- Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

2. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:

- Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,


terutama yang bersifat padat karya

- Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang


timbulnya investasi baru

- Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri

- Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris


dan sector formal lainnya

- Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan


jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

3. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :

- Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan

- Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika


menunggu musim tertentu.
4. Cara mengatasi Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :

- Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

- Meningkatkan daya beli Masyarakat.

6. Defenisi Kemiskinan

Menurut wikipedia Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang
biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan
kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari
segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang
"miskin".

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok


masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat
kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua
masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

7. Jenis-Jenis Kemiskinan Dan Definisinya

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang
pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut

- Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi


pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi
yang dimaksud.

- Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan


minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

8. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut
sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan :

- Tingkat dan laju pertumbuhan output

- Tingkat upah neto

- Distribusi pendapatan
- Kesempatan kerja

- Tingkat inflasi

- Pajak dan subsidi

- Investasi

- Alokasi serta kualitas SDA

- Ketersediaan fasilitas umum

- Penggunaan teknologi

- Tingkat dan jenis pendidikan

- Kondisi fisik dan alam

- Politik

- Bencana alam

- Peperangan

9. Kebijakan Antikemiskinan

Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi
dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.

Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :

- pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan

- Pemerintahan yang baik (good governance)

- Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai


dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :

a. Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan

b. Intervensi jangka menengah dan panjang meliputi: Pembangunan sektor swasta,


Kerjasama regional, APBN dan administrasi, Desentralisasi, Pendidikan dan Kesehatan Penyediaan
air bersih dan Pembangunan perkotaan
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekali terdapat
pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah
sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia
menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya
maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk
mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program untuk menampung
para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya kita secara pribadi
juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak menjadi seornag
pengangguran dan menjadi beban pemerintah.

Dengan besarnya tingkat pengangguran tersebut maka semakin besar pula tigkat kemiskinan di
Indonesia. Indonesia yang sekarang tentu saja sangat berbeda dari Indonesia satu dekade yang lalu.
Maka bukan hal yang mengejutkan apabila strategi-strategi pengentasan kemiskinan telah berubah
seiring dengan perubahan yang telah dialami oleh Indonesia oleh karena itu dibuatlah makalah yang
berjudul “Pengentasan Kemiskinan” dan penulis sangat berharap bahwa kajian kemiskinan ini dapat
menjadi sumbangan berarti dalam menghadapi berbagai tantangan.

2. Saran

Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan atau pun kejanggalan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kelancaran dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://bangaisabe.blogspot.com/2008/11/pengangguran-di-indonesia-semakin.html

http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-tingginya-
pengangguran-di-indonesia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran

http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html

http://www.scribd.com/doc/15891512/Makalah-Masalah-Kemiskinan-Ekonom

Anda mungkin juga menyukai