Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGANGGURAN

DI INDONESIA

Mata Kuliah : Pengantar Makroekonomi

Nama :

 Lulu Wafidatuz Zahra (20220430201)


 Riska Merliana Rahmasari (20220430197)
 Alifvia Kityn Zalza Billa (20220430199)
 Mardhatillah Elfa (20220430222)

Program Studi Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2022/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
taufik dan hidayah-nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah yang berjudul “Pengangguran di Indonesia” ini, bertujuan untuk


mengetahui pengaruh serta dampak dari pengangguran terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia pada umumnya.

Disini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Namun berkat bantuan dan dorongan dosen pengampu Mata Kuliah Pengantar
Makroekonomi, serta adanya bantuan dari bebagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini
dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya. Sehingga dapat menambah pengetahuan
dan ilmu bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi
ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga
tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997
membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi
Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak
memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.

Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus
2022 sebanyak 143,72 juta orang, naik 3,57 juta orang dibanding Agustus 2021. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,83 persen poin.

Penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari
Agustus 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah Sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (1,57 juta orang). Hanya Sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang yang mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,05
juta orang. Sebanyak 55,06 juta orang (40,69 persen) bekerja pada kegiatan formal, naik 0,14
persen poin dibanding Agustus 2021.

Persentase setengah pengangguran dan pekerja paruh waktu mengalami penurunan,


masing-masing sebesar 2,39 persen poin dan 1,77 persen poin dibandingkan Agustus 2021.
Persentase pekerja komuter Agustus 2022 sebesar 5,97 persen, mengalami peningkatan 0,37
persen poin dibanding Agustus 2021.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun sebesar 0,63
persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021. Terdapat 4,15 juta orang (1,98 persen)
penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19
(0,24 juta orang); Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,32 juta orang); sementara
tidak bekerja karena COVID-19 (0,11 juta orang); dan penduduk bekerja yang mengalami
pengurangan jam kerja karena COVID-19 (3,48 juta orang).
B. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah yang kami ambil
sebagai berikut :

1. Apa pengertian definisi pengangguran

2. Masalah pengangguran di Indonesia

C. Tujuan Penulisan

Tujuan kami membuat makalah ini yang berjudul “Makalah Pengangguran di Indonesia”
adalah :

1. Mengetahu Definisi Pengangguran

2. Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia

3. Mengetahui keadaan pengangguran d Indonesia

4. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pengangguran.

5. Mengetahui data – data tentang pengangguran.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data dalam penyusunan makalah ini didapatkan dari sejumlah
informasi aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan
masalah tersebut dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data secara browsing di Internet, dengan membaca pada media cetak serta dari
pengetahuan yang kami ketahui mengenai topik dari makalah kami.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Pengangguran

secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan
kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian
mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut.

Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja namun
sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang
tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.

Definisi pengangguran menurut Menakertrans

Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan
suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan.

Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

2. Masalah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah- masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Untuk mengukur tingkat
pengangguran suatu wilayah bisa diperoleh melalui dua pendekatan :
a. Pendekatan Angkatan Kerja (Labour force approach)

Besar kecilnya tingkat pengangguran dapat dihitung berdasarkan presentase dan


perbandingan jumlah antara orang yang menganggur dan jumlah angkatan kerja.

Pengangguran =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100%

b. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (Labour utilization approach)

 Bekerja penuh (employed) adalah orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya
mencapai 35 jam per minggu.
 Setengah menganggur (underemployed) adalah mereka yang bekerja namun belum
dimanfaatkan penuh atau jam kerjanya dalam seminggu kurang dari 35 jam.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran


konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan


sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi
kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan
kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang
mendukung. Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja.

Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP), Mengingat 70 persen penganggur


didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi
penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.
Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun
kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk
berupaya mengatasi pengangguran. Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam
kesepakatan GNPP tersebut, menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa
terhadap masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari
bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak
pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan.

Pertumbuhan ekonomi itu dinilai semu karena kesejahteraan masyarakat tidak semakin
membaik. Hal itu tercermin dari munculnya kasus busung lapar di beberapa lokasi. Direktur Utama
Indef M Fadhil Hasan mengungkapkan hal tersebut saat memublikasikan Kajian Tengah Tahun 2005
di Jakarta, Rabu (3/8). ”Ini merupakan anomali dalam perekonomian Indonesia,” ungkap Fadhil
menjelaskan. Menurut dia, pertumbuhan semu itu terjadi karena kontribusi penggerak ekonomi
pada periode tersebut lebih disebabkan oleh berlangsungnya penurunan impor sehingga ekspor
bersih Indonesia seolah-olah membaik.

Anda mungkin juga menyukai