Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“PENGANGGURAN”

Dosen Pengampu : Nina Fitriana, SE.,M,Si.

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Marsela Oktavia (2101120003)
2. Audri Putri Rispani (2101120009)

3. M. Saffrowi (2101120019)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya , sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“pengangguran” guna memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Makalah ini disusun dan dibuat agar dapat menambah pengetahuan dan
memperluas ilmu mengenai cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia sebagai negara berkembang yang harus mendukung pembangunan
nasional yang betujuan agar terciptanya stabilitas nasional yang baik dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menekan angka pengangguran
di Indonesia.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami menyadari bahwa
banyak kekurangan dan kelemahan pada penyusunan dan penulisan. Demi
kesempurnaan makalah ini, kami sangat berharap adanya perbaikan, kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang........................................................................................1

2. Rumusan Masalah...................................................................................2

3. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Tingkat Pengangguran di Indonesia........................................................3

2. Jenis – Jenis Pengangguran....................................................................8

3. Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran.........................................12

4. Rata-Rata Upah Buruh..........................................................................14

5. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat......................14

6. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran............................15

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan...........................................................................................17

2. Saran.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAK.................................................................................19

II
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia
adalah masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung
maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah
sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang
cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi
sangat besar dan kompleks. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu
karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga
kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena
pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja,
yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang
usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan
yang menghambat inventasi. Masalah pengangguran memang selalu menjadi
suatu persoalan yang perlu dipecahkan dalam perekonomian Negara Indonesia.

1
2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia?

2. Apasaja jenis - jenis dari pengangguran?

3. Berapa Rata - Rata upah buruh?

4. Apa saja dampak-dampak dari pengangguran?

5. Apa upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran?

3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia

2. Agar dapat mengetahui pengangguran di Indonesia

3. Mengetahui rata - rata upah buruh

4. Mengetahui dampak dari pengangguran secara umum

5. Untuk menegtahui bagaimana cara pemerintah dalam mengaatasi


pengangguran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Tingkat Pengangguran

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar,


yang berarti Indonesia memiliki modal tenaga kerja yang melimpah namun juga
memberikan tingkat kesempatan penduduk untuk menganggur menjadi tinggi jika
tidak diiringi dengan pertumbuhan lapangan kerja. Pada 26 tahun terakhir tingkat
pengangguran di Indonesia tercatat mengalami trend yang berfluktuatif, yang
mana pada 1990-an tingkat pengangguran relatif lebih kecil karena berada pada
angka 2 persen, namun terus meningkat setiap tahunnya dan berfluktuasi setelah
mencapai tingkat tertinggi pada tahun 2005 yang mencapai 11 persen hingga pada
tahun 2015 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebanyak 5,99 persen (BPS).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di
Indonesia pada Februari 2022 adalah sebesar 8,40 juta penduduk. Dibandingkan
jumlah pada Februari tahun lalu, maka angkanya menurun sekitar 350 ribu lebih
orang. Sedangkan jika dibandingkan jumlah pada Agustus tahun lalu,
penurunannya sekitar 700 ribuan orang. Sehingga tingkat pengangguran terbuka
(TPK) Indonesia pada Februari 2022 adalah sebesar 5,83 persen. Dibanding tahun
lalu, maka persentasenya menurun. Untuk diketahui, TPK pada Februari 2021
sebesar 6,26 persen. Namun angka itu belum mencapai perolehan pada Februari
2020, sebulan tepat sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi global. Angka TPK saat itu sebesar
4,94 persen. Terlepas dari faktor pandemi, perlu diperhatikan pula bahwa sejak
2019, tren tingkat pengangguran selalu menurun saat Februari, lalu meningkat di
bulan Agustus. Hal ini terjadi lantaran jumlah penduduk bekerja meningkat di
bulan Februari, lalu menurun di bulan Agustus. Riset jumlah penduduk bekerja
dan menganggur selalu dilakukan BPS dua kali setahun, yakni di bulan Februari
dan Agustus. Definisi BPS menetapkan TPK sebagai persentase jumlah
pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja terdiri dari
akumulasi angka penduduk usia kerja 15 tahun ke atas yang telah bekerja aktif
maupun berhalangan sementara, dan angka penduduk usia kerja yang sedang
menganggur. Berdasarkan riset BPS, jumlah angkatan kerja Indonesia pada
Februari 2022 mencapai 144,01 juta orang. Jumlah ini pun jadi yang tertinggi
dalam tiga tahun terakhir .

Februari 2022: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,83 persen


dan Rata-rata upah buruh sebesar 2,89 juta rupiah per bulan

3
Jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta
orang dibanding Februari 2021. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik
sebesar 0,98 persen poin.

Penduduk yang bekerja sebanyak 135,61 juta orang, naik sebanyak 4,55 juta orang
dari Februari 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase
terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen poin).
Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Jasa
Lainnya (0,51 persen poin).

Sebanyak 81,33 juta orang (59,97 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,35
persen poin dibanding Februari 2021.

Persentase setengah pengangguran turun 0,85 persen poin, sementara persentase


pekerja paruh waktu turun sebesar 0,15 persen poin dibandingkan Februari 2021.

Jumlah pekerja komuter pada Februari 2022 sebanyak 7,07 juta orang, jumlah pekerja
komuter terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83 persen, turun
sebesar 0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.

Terdapat 11,53 juta orang (5,53 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-
19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (0,96 juta orang), Bukan Angkatan
Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,55 juta orang), sementara tidak bekerja karena
COVID-19 (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan
jam kerja karena COVID-19 (9,44 juta orang).

Rata-rata upah buruh dari Februari 2021 ke Februari 2022 naik 1,12 persen dari 2,86
juta rupiah menjadi 2,89 juta rupiah.

Rata-rata upah buruh laki-laki sebesar 3,14 juta rupiah dan rata-rata upah buruh
perempuan sebesar 2,43 juta rupiah.

Rata-rata upah buruh tertinggi berada di kategori Informasi dan Komunikasi yaitu
sebesar 4,86 juta rupiah, sedangkan terendah berada di kategori Jasa Lainnya yaitu
sebesar 1,73 juta rupiah.

Terdapat 10 dari 17 kategori lapangan pekerjaan dengan rata-rata upah buruh lebih
tinggi daripada rata-rata upah buruh nasional.
 Rata-rata upah buruh berpendidikan universitas sebesar4,37 juta rupiah,
sedangkan rata-rata upah buruh berpendidikan SD ke bawah sebesar 1,81
juta rupiah.

4
 Menurut kelompok umur, rata-rata upah buruh tertinggi sebesar 3,70 juta
rupiah pada kelompok umur 50–54 tahun, sedangkan terendah sebesar 1,66
juta rupiah pada kelompok umur 15–19 tahun.

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen)

Provinsi 2021 2022

Februari Agustus Tahunan Februari Agustus Tahunan

ACEH 6,30 6,30 - 5,97 6,17

SUMATERA 6,01 6,33 - 5,47 6,16


UTARA

SUMATERA 6,67 6,52 - 6,17 6,28


BARAT

RIAU 4,96 4,42 - 4,40 4,37

JAMBI 4,76 5,09 - 4,70 4,59

SUMATERA 5,17 4,98 - 4,74 4,63


SELATAN

BENGKULU 3,72 3,65 - 3,39 3,59

LAMPUNG 4,54 4,69 - 4,31 4,52

KEP. BANGKA 5,04 5,03 - 4,18 4,77


BELITUNG

KEP. RIAU 10,12 9,91 - 8,02 8,23

DKI JAKARTA 8,51 8,50 - 8,00 7,18

JAWA BARAT 8,92 9,82 - 8,35 8,31

JAWA 5,96 5,95 - 5,75 5,57


TENGAH

DI 4,28 4,56 - 3,73 4,06


YOGYAKARTA

JAWA TIMUR 5,17 5,74 - 4,81 5,49

5
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen)

Provinsi 2021 2022

Februari Agustus Tahunan Februari Agustus Tahunan

BANTEN 9,01 8,98 - 8,53 8,09

BALI 5,42 5,37 - 4,84 4,80

NUSA 3,97 3,01 - 3,92 2,89


TENGGARA
BARAT

NUSA 3,38 3,77 - 3,30 3,54


TENGGARA
TIMUR

Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen)

Provinsi 2021 2022

Februari Agustus Tahunan Februari Agustus Tahunan

SUMATERA 6,01 6,33 - 5,47 6,16


UTARA

SUMATERA 5,17 4,98 - 4,74 4,63


SELATAN

SUMATERA 6,67 6,52 - 6,17 6,28


BARAT

SULAWESI 7,28 7,06 - 6,51 6,61


UTARA

SULAWESI 4,22 3,92 - 3,86 3,36


TENGGARA

SULAWESI 3,73 3,75 - 3,67 3,00


TENGAH

SULAWESI 5,79 5,72 - 5,75 4,51


SELATAN

6
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen)

Provinsi 2021 2022

Februari Agustus Tahunan Februari Agustus Tahunan

SULAWESI 3,28 3,13 - 3,11 2,34


BARAT

RIAU 4,96 4,42 - 4,40 4,37

PAPUA BARAT 6,18 5,84 - 5,78 5,37

PAPUA 3,77 3,33 - 3,60 2,83

NUSA 3,38 3,77 - 3,30 3,54


TENGGARA
TIMUR

NUSA 3,97 3,01 - 3,92 2,89


TENGGARA
BARAT

MALUKU 5,06 4,71 - 4,98 3,98


UTARA

MALUKU 6,73 6,93 - 6,44 6,88

LAMPUNG 4,54 4,69 - 4,31 4,52

KEP. RIAU 10,12 9,91 - 8,02 8,23

KEP. BANGKA 5,04 5,03 - 4,18 4,77


BELITUNG

KALIMANTAN 4,67 4,58 - 4,62 4,33


UTARA

KALIMANTAN 6,81 6,83 - 6,77 5,71


TIMUR

7
1. Jenis – Jenis Pengangguran

Konsep/Penjelasan Teknis
1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih.
2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan
pengangguran.
3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan
kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1
jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan
pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
5. Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan dari seseorang
yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja
karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok dan sebagainya.
Contoh:
a. Pekerja tetap, pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti, sakit,
mogok, mangkir, mesin/ peralatan perusahaan mengalami kerusakan, dan sebagainya.
b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan
sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggu panen atau musim hujan untuk
menggarap sawah).
c. Pekerja profesional (mempunyai keahlian tertentu/khusus) yang sedang tidak bekerja
karena sakit, menunggu pekerjaan berikutnya/pesanan dan sebagainya. Seperti dalang,
tukang cukur, tukang pijat, dukun, penyanyi komersial dan sebagainya
6. Penganggur terbuka, terdiri dari:
a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum molai bekerja.
(lihat pada "An ILO Manual on Concepts and Methods")
 Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang tersebut
sedang mencari pekerjaan, seperti mereka:
1. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

8
2. Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan
sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.
3. Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih berusaha
untuk mendapatkan pekerjaan lain.
Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan, jadi
mereka yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan dan yang permohonannya telah
dikirim lebih dari satu minggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari pekerjaan
asalkan seminggu yang lalu masih mengharapkan pekerjaan yang dicari. Mereka yang
sedang bekerja dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lain tidak dapat
disebut sebagai penganggur terbuka.
 Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang "baru", yang bertujuan
untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau
tanpa mempekerjakan buruh/pekerja dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan
yang dimaksud adalah apabila "tindakannya nyata", seperti: mengumpolkan
modal atau perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan
sebagainya, telah/sedang dilakukan.
 Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat, dan baru
mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha.
Mempersiapkan suatu usaha yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha
sendiri (own account worker) atau sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak
dibayar atau sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar.
Penjelasan:
Kegiatan mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan tidak terbatas dalam jangka waktu
seminggu yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu yang lalu asalkan
seminggu yang lalu masih berusaha untuk mempersiapkan suatu kegiatan usaha.
7. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran
terhadap jumlah angkatan kerja.
8. Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang
dari 35 jam seminggu).
Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:
a. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia
menerima pekerjaan (daholu disebut setengah pengangguran terpaksa).
b. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia
menerima pekerjaan lain (daholu disebut setengah pengangguran sukarela).
9. Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah di sekolah formal, molai dari
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum
pencacahan. Tidak termasuk yang sedang libur sekolah.
10. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumah tangga
tanpa mendapatkan upah, misalnya: ibu-ibu rumah tangga dan anaknya yang membantu

9
mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah
walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga dianggap bekerja.
11. Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni mereka
yang sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) yang
tidak melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang lalu.
12. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai
seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah
dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).
13. Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang
digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi
dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu.
Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung molai berangkat dari rumah sampai
tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak merupakan jam kerja, seperti mampir
ke rumah famili/kawan dan sebagainya.
14. Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor
tempat seseorang bekerja. Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.
15. Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak
bekerja. Jenis pekerjaan pada publikasi ini, didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan
Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada ISCO 88.

16. Upah/gaji bersih adalah imbalan yang diterima selama sebolan oleh buruh/karyawan
baik berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Imbalan
dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah/ gaji bersih yang dimaksud
tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak
penghasilan dan sebagainya.
17. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di
suatu unit usaha/kegiatan. Molai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7
kategori yaitu:
a. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara
ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam
rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak
dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau
berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau
buruh/pekerja tidak tetap.
c. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas resiko
sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang
dibayar.
d. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau
instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang
maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai

10
buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan
tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebolan
terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bolan. Apabila majikannya
instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.
e. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebolan terakhir) di
usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga
atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian
meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan
perburuan, termasuk juga jasa pertanian.
f. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran
yang disepakati.
g. Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebolan terakhir), di
usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.Usaha non
pertanian meliputi: usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor
konstruksi/ bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan
komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa
perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.Huruf e dan f yang
dikembangkan molai pada publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya
dikategorikan pada huruf d dan a (huruf e termasuk dalam d dan huruf f termasuk dalam
a).
h. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain
yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari:
 Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang
membantu suaminya/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar.
 Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar.
Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya dan
tidak dibayar.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran

 Ketidakseimbangan Antara Pekerjaan dan Jumlah Tenaga Kerja


Penyebab pengangguran di Indonesia dan alasannya yang pertama adalah
adanya ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang
meningkat setiap tahunnya. Adanya persaingan ketat di antara para fresh

11
graduate maupun yang sudah berpengalaman membuat fenomena baru
bahwa ketidakseimbangan tersebut telah terjadi.

 Kemajuan Teknologi Penyebab pengangguran di Indonesia dan


alasannya yang selanjutnya adalah kemajuan teknologi. Memang
kemajuan teknologi merupakan suatu kebanggaan karena kinerja manusia
pastinya akan lebih cepat dan mudah. Namun hal tersebut juga harus
diwaspadai karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara pekerja
yang telah digantikan posisinya oleh robot. Biasanya alasan utamanya
adalah karena biayanya jauh lebih murah dengan kerja cepat dan akurat.

 Kemampuan Para Pencari Kerja yang Tidak Sesuai Penyebab


pengangguran di Indonesia dan alasannya yang selanjutnya adalah
banyaknya kriteria para pencari kerja yang tidak sesuai dengan permintaan
perusahaan. Perusahaan akan membutuhkan karyawan yang sesuai dengan
kriteria kebutuhan pada posisi yang akan ditempati oleh para calon
karyawan. Hal tersebut biasanya menjadi kendala pada saat perusahaan
membutuhkan karyawan dengan keterampilan tinggi. Secara otomatis,
akan hanya ada beberapa pelamar yang memiliki kesempatan untuk
diterima.

 Kurangnya Pendidikan dan Keterampilan Penyebab pengangguran di


Indonesia dan alasannya yang berikutnya adalah adanya masalah pada
keterampilan dan pendidikan para pelamar. Kurangnya tingkatan
pendidikan akan menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk dijadikan
sebagai tenaga kerja. Akibatnya, kebanyakan orang yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan tinggi biasanya hanya menjadi buruh kasar. Jika
pekerjaan kasar tidak ada dan tidak adanya jiwa seorang pengusaha, maka
seseorang dapat menjadi pengangguran permanen. Selain itu, keterampilan
juga penting untuk melatih kemampuan mereka untuk memasuki dunia
kerja.

 Budaya pilih – pilih pekerjaan Pada dasarnya setiap orang ingin


bekerja ssesuai dengan latar belakanfg pendidikan. Dan lagi ditambah

12
dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di
Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran
terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).

 Adanya PHK Penyebab pengangguran di Indonesia dan alasannya


yang selanjutnya adalah adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK.
PHK akan terjadi setelah berakhirnya kontrak kerja atau adanya
pengurangan tenaga kerja. Biasanya sebuah perusahaan juga akan
melakukan metode ini untuk menstabilkan sistem kerja.

 Pasar Global Penyebab pengangguran di Indonesia dan alasannya


yang berikutnya adalah adanya persaingan di era pasar global saat ini.
Kemungkinan akan meningkatnya perusahaan asing yang didirikan tetapi
mereka cenderung memasukkan beberapa pekerja dari negara mereka
daripada menggunakan tenaga kerja asli. Terciptanya keseimbangan antara
pekerja asing dan pekerja asli merupakan masalah yang harus ditanggapi
secara serius di Indonesia. Langkah dan peraturan yang sesuai harusnya
perlu ditegakkan agar keseimbangan di lingkungan para pekerja dapat
tercipta dengan baik.

 Tingginya Harapan Para Calon Pekerja Tingginya harapan sebagian


besar perusahaan di Indonesia yang tidak diikuti dengan peningkatan
kemampuan dan keterampilan para pencari kerja menyebabkan angka
pengangguran di Indonesia. Perusahaan selalu ingin mempekerjakan orang
yang terampil dan memiliki kemampuan yang mereka butuhkan.

3. Rata-Rata Upah Buruh

„ Rata-rata upah buruh pada Februari 2022 sebesar 2,89 juta rupiah. Rata-rata
upah buruh dari Februari 2021 ke Februari 2022 naik 1,12 persen dari 2,86 juta
rupiah menjadi 2,89 juta rupiah. Rata-rata upah buruh laki-laki sebesar 3,14 juta
rupiah dan rata-rata upah buruh perempuan sebesar 2,43 juta rupiah.Rata-rata
upah buruh tertinggi berada di kategori Informasi dan Komunikasi yaitu sebesar
4,86 juta rupiah, sedangkan terendah berada di kategori Jasa Lainnya yaitu sebesar

13
1,73 juta rupiah.Terdapat 10 dari 17 kategori lapangan pekerjaan dengan rata-rata
upah buruh lebih tinggi daripada rata-rata upah buruh nasional.Rata rata upah
buruh berpendidikan universitas sebesar4,37 juta rupiah,sedangkan rata-rata upah
buruh berpendidikan SD ke bawah sebesar 1,81 juta rupiah. Menurut kelompok
umur, rata-rata upah buruh tertinggi sebesar 3,70 juta rupiah pada kelompok umur
50–54 tahun, sedangkan terendah sebesar 1,66 juta rupiah pada kelompok umur
15–19 tahun. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2022 BRS
No.36/05/Th. XXV, 09 Mei 2022.

4. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian

a) Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan


tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena
pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang
dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial
(pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai
oleh masyarakat pun akan lebih rendah.

b) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari


sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus
dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

c) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya


pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang
sehingga permintaan terhadap barang - barang hasil produksi akan
berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.

14
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan
ekonomi pun tidak akan terpacu.

5. Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran

a. Menyelenggarakan bursa pasar kerja


Bursa tenaga kerja merupakan penyampaian informasi kepada
masyarakat luas terkait lowongan kerja. Informasi tersebut disebarkan
langsung oleh perusahaan-perusahaan maupun pihak-pihak yang
membutuhkan tenaga kerja. Tujuan dari bursa kerja yaitu agar
terjadinya komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja di
sebuah tempat secara langsung. Selama ini banyak informasi lowongan
kerja yang tidak tersampaikan kepada masyarakat sehingga umumnya
hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.

b. Meningkatkanketerampilan tenaga kerja


Salah satu langkah terbaik sebagai cara menurunkan angka
pengangguran dan dapat bersaing dengan negara lain adalah dengan
peningkatan keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional.

c. Meningkatkan mutu pendidikan


Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan akan mendorong
meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan memungkinkannya
untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih luas.

d. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja


Pusat-pusat latihan kerja mesti didirikan demi melaksanakan pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi formasi yang tersedia. Dengan begitu, SDM
yang akan bekerja memiliki pengalaman dan sertifikat bahwa dia bisa
bekerja di bidang tertentu.

15
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali,sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu
karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari
kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain
itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.

16
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi
kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2
UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas
lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di
Indonesia. Semua permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh
pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang
dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan ataupengangguran
bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang
multidimensi pula.

2. Saran Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus


ada peran pemerintah. Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan
yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan
yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil
yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan
pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-
masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah,
masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan
jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1177/
sdgs_11/2httphttps://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220129095139-97-
753184/10-cara-mengatasi-pengangguran-di-indonesia

https://www.gramedia.com/literasi/jenis-pengangguran/

https://www.merdeka.com/-penyebab-pengangguran-di-indonesia-dan-
alasannya-kln.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai