Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INDONESIAN ECONOMY
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
DOSEN PENGAMPU
Dwi

Kelompok 4
Disusun oleh :
1. Deni Setiawan 0221 22 044
2. Rahmalia Herlina Putri 0221 22 055
3. Michele Aprilia 0221 22 065

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia"
secara tepat waktu.
Makalah "Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia" disusun guna memenuhi
tugas pada mata kuliah Indonesian economy di Universitas Pakuan. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Distribusi
Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 12 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan ketimpangan pendapatan yang
diukur berdasarkan Gini rasio :.........................................................................................3
B. Tolak ukur ketidakmerataan pendapatan..................................................................3
C. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan pendapatan di ndonesia...5
D. Faktor faktor penyebab kemiskinan di Indonesia.....................................................5
E. Kebijakan mengatasi kemiskinan di Indonesia..........................................................6
BAB III P E N U T U P...........................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................8
B. Saran-saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian
pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di
banyak negara berkembang yang mencakup lebih dari satu milyar penduduk dunia.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang diakibatkan oleh kondisi nasional suatu
negara dan situasi global. Globalisasi ekonomi dan bertambahnya ketergantungan
antar negara, tidak hanya merupakan tantangan dan kesempatan bagi pertumbuhan
ekonomi serta pembangunan suatu negara, tetapi juga mengandung resiko dan
ketidakpastian masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul
Munir (2002:10), suatu negara dikatakan miskin biasanya ditandai dengan tingkat
pendapatan perkapita rendah, mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
(lebih dari 2 persen per tahun), sebagian besar tenaga kerja bergerak di sektor
pertanian dan terbelenggu dalam lingkaran setan kemiskinan. Kemiskinan juga
menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah negara indonesia,
dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan permasalahan
tersebut. Kondisi kemiskinan Indonesia semakin parah akibat krisis ekonomi yang
menerjang Indonesia pada tahun 1998, jumlah penduduk miskin di Indonesia
bertambah pesat, padahal sebelumnya jumlah penduduk miskin terus berkurang.
Secara absolut dan presentase penduduk miskin meningkat sangat tajam dari 22,5 juta
orang atau 11,34% pada tahun 1996 menjadi 49,5 juta jiwa atau 20,30% pada tahun
1998. Pada saat krisis terjadi penambahan penduduk miskin (banyak penduduk
menjadi miskin mendadak) sebanyak 27 juta jiwa atau 120%, suatu jumlah yang luar
biasa besar. Jumlah penduduk miskin ini secara absolut hampir 2 mendekati jumlah
penduduk miskin pada tahun 1976 yang berjumlah 54,2 juta jiwa. Meskipun krisis
ekonomi telah berlalu, namun pada tahun 2003 jumlahnya tetap naik, yaitu 37,3 juta
jiwa atau 17,42% dari jumlah penduduk Indonesia ( Mahri, 2006)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apa saja faktor penyebab ketidak merataan pendapatan di Indonesia
2. Apa saja tolak ukur ketidakmerataan pendapatan
3. Bagaimana Kebijakan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan pendapatan di
ndonesia
4. Apa saja faktor-faktor penyebab kemiskinan
5. Bagaimana kebijakan untuk mengatasi kemiskinan.

C. Tujuan Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya penulis memiliki tujuan sebagai berikut
1. Untuk mengetahui faktor penyebab ketidak merataan pendapatan di Indonesia

1
2

2. Untuk mengetahui tolak ukur ketidakmerataan pendapatan


3. Untuk mengetahui Kebijakan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan
pendapatan di ndonesia
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan
5. Untuk mengetahui kebijakan untuk mengatasi kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan ketimpangan pendapatan


yang diukur berdasarkan Gini rasio :
1. Pertumbuhan ekonomi
Produktiftas tenaga kerja dan investasi dan indeks Pembangunan manusia (IPM)
perpulai di Indonesia dari tahun 2008/2012. Menurut todaro (2003) peningkatan
pertumbuhan ekonomi akan meningkatan ketimpangan pendapat dan sebaliknya.
Namun di pulau papua pada tahun 2010 tidak demikian dimana penurunan
pertumbuhan ekonomi di bandingkan tahunsebelum nya menyebabkan ketimpangan
pendapatan malah mengalami peningkatan dari 0,34 menjadi 0,37
2. Prodiktifitas tenaga kerja
Juga mempengaruhi ketimpangan pendafatan peningkatan produktifitas tenaga kerja
pada daerah A yang tidak di ikuti oleh peningkatan prodiktifitas tenaga kerja di daerah
B akan menyebabkan tinggi nya produksi pada daerah A sedangkan daerah B tidak
3. Investasi
Tinggi nya kegiatan investasi di daerah A dan rendah nya investasi di daerah B maka
daerah A akan jauh cepat berkembang di bandingkan dengan daerah B oleh karena itu
hal ini akan mendorong tinggi nya ketimpangan pendafatan antara daerah A dan
daerah B
4. Kondisi indeks Pembangunan manusia (IPM)
IPM nya tidak merata antar daerah menyebabkan daerah yang IPM nya lebih tinggi
akan memiliki kualitas manusia yang baik sehingga dapat menunjang Pembangunan
dan sebalik nya.

B. Tolak ukur ketidakmerataan pendapatan


Distribusi pendapatan atau kemerataan pendapatan yaitu kesamaan atau kesetaraan dalam
pendapatan di masyarakat pada suatu negara.
Dengan mempelajari dan mengetahui mengenai tingkat distribusi pendapatan maka kita
akan bisa memahami tentang seberapa besar kesenjangan atau ketimpangan pendapatan
antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin di dalam suatu negara. Dengan kata
lain, distribusi pendapatan menunjukan kemerataan pendapatan suatu negara. Ada tiga
tolak ukur untuk mengetahui ketidakmerataan pendapatan yaitu : rasio indeks Gini, kurva
Lorenz, dan kriteria bank dunia.

1. Rasio Indeks Gini : rasio indeks gini atau biasa disebut koefisien gini merupakan
ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan di suatu negara. Angka
koefisien gini berkiasar antara 0-1. Semakin kecil koefisien gini maka semakin merata

3
4

distribusi pendapatannya. Semakin besar koefisien gini (semakin mendekati satu),


semakin tidak merata pendapatannya. Kriteria ketimpangan pendapatan berdasarkan
koefisien gini, yaitu :

 0.71 – 1.00 menunjukan ketimpangan sangat tinggi


 0.50 – 0.70 menunjukan ketimpangan tinggi
 0.36 – 0.49 menunjukan ketimpangan sedang
 0.20 – 0.35 menunjukan ketimpangan rendah
2. Kurva Lorenz : Kurva lorenz merupakan kurva yang menunjukan perbandingan
persentase pendapatan yang diperoleh dengan persentase jumlah penduduk. 3 Tolak
Ukur Untuk Mengetahui Pemerataan Pendapatan.
3. Kriteria Bank Dunia : menurut bank dunia, kriteria dari ketidakmerataan didasarkan
pada bagian/persentase pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan
penduduk. Ketiga lapisan penduduk tersebut, yaitu :
 40% penduduk berpendapatan terendah (penduduk termiskin)
 40% penduduk berpendapatan menengah
 20% penduduk berpendapatan tinggi (penduduk terkaya)
Di dalam menghitung distribusi pendapatan menurut bank dunia yang menjadi
patokan adalah 40% penduduk termiskin, kriterianya sebagai berikut :

 jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan nasional, berarti
ketimpangan tinggi.
 jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% – 17% pendapatan nasional berarti
ketimpangan sedang.
 jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan nasional, berarti
ketimpangan rendah.
Kesenjangan atau ketimpangan yang terjadi bisa memunculkan benih benih kecemburuan
sosial, selain itu tingkat kriminalitas pun bisa semakin bertambah jika terlalu banyak
penduduk yang berada di garis kemiskinan. Maka sudah sepantasnya pemerintah dari
negara mana saja memperhatikan mengenai pemerataan pendapatan ini, jangan sampai
kemajuan yang terjadi di dalam suatu negara hanya dinikmati oleh kalangan itu – itu saja,
yaitu kalangan para orang kaya. Sedangkan yang berada di garis kemiskinan tidak bisa
merasakan dampak dari kemajuan dan pembangunan yang terjadi di negara nya. Karena
ketimpangan pendapatang yang terlalu tinggi akan berakibat buruk.
5

C. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan pendapatan di


ndonesia
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi ketimpangan
ekonomi yaitu melalui kebijakan pemekaran daerah, sehingga pemerataan pembangunan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih mudah terwujud. Pernyataan ini bertolak
belakang dengan hasil studi dari Bappenas (2008) yang menyatakan bahwa sebagian
besar pemerintahan daerah baru tidak mampu mengurangi ketimpangan ekonomi dan
indikator pembangunan sosial dengan wilayah induknya, walaupun sudah berdiri lebih
dari lima tahun.

D. Faktor faktor penyebab kemiskinan di Indonesia


Menurut Henry George, penyebab utama kemiskinan adalah kepemilikan pribadi dan
monopoli individu atas tanah. Pandangan ini muncul pada saat kepemilikan tanah menjadi
alat ukur kekayaan pribadi.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor pribadi, faktor geografis, faktor ekonomi dan
faktor sosial. Berikut beberapa faktor penyebab kemiskinan, di antaranya:

 Faktor pribadi

Faktor pribadi yang menyebabkan kemiskinan antara lain:


 Penyakit mental, hal ini membuat orang menjadi tidak mampu melakukan sesuatu,
dan menyebabkan pengurangan pendapatan sehingga meningkatkan kemiskinan.
 Kecelakaan, membuat orang berhenti menjadi tidak produktif atau bahkan
berhenti bekerja sehingga membuat orang tersebut miskin.
 Kemalasan, merupakan faktor terbanyak yang menyebabkan kemiskinan, banyak
orang yang mempunyai kesempatan bekerja, tapi tidak bekerja karena malas.
 Pemborosan, hal ini juga dapat menjadi penyebab kemiskinan. Orang yang boros
akan tetap miskin berapa pun penghasilan yang mereka dapat.
 Faktor geografis

Faktor geografis yang menyebabkan kemiskinan antara lain:


 Iklim dan cuaca yang kurang baik dapat menyebabkan produktivitas menurun.
Kondisi ini dapat meningkatkan kemiskinan.
 Tidak adanya sumber daya alam yang memadai.
 Bencana alam, seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi yang menyebabkan
kerusakan serius berupa materi maupun non materi.
 Faktor ekonomis

Faktor ekonomis yang menyebabkan kemiskinan, yaitu:


 Distribusi kekayaan yang tidak merata. Dalam sistem kapitalis yang kaya terus
menjadi kaya dan yang miskin semakin miskin.
 Depresi ekonomi yang menyebabkan penurunan dalam perdagangan, penutupan
pabrik, dan jutaan pengangguran buruh serta pedagang kecil.
 Pengangguran, merupakan penyebab kemiskinan yang paling serius.
6

 Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, seperti membeli perhiasan.


 Faktor sosial

Faktor sosial yang menyebabkan kemiskinan, seperti:


 Sistem pendidikan yang kurang baik dapat menyebabkan orang menganggur dan
mengalami kemiskinan.
 Perumahan yang mahal/tidak cukup membuat orang terpaksa tinggal di
pemukiman kumuh yang kotor dan tidak sehat.
 Salah mengelola rumah tangga juga dapat menyebabkan kemiskinan.

E. Kebijakan mengatasi kemiskinan di Indonesia


ada beberapa cara mengatasi kemiskinan yang bisa Anda lakukan sebagai individu, yaitu
dengan melakukan donasi.
Cara mengatasi kemiskinan juga bisa diatasi ketika mendapatkan pendidikan yang layak,
menghilangkan ketimpangan gender, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Kemiskinan identik dengan kelaparan, tempat tinggal yang tidak layak, tidak bersekolah,
sehingga berdampak langsung pada perasaan kehilangan atas hak untuk hidup. Akan
tetapi kemiskinan menjadi kunci keberhasilan pembangunan, sehingga kemiskinan
menjadi trending issue di seluruh negara di dunia.
Berikut ini cara mengatasi kemiskinan :
1. Menciptakan kesadaran
Cara mengatasi kemiskinan bisa dilakukan dengan menciptakan kesadaran, di mana
media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari,
sehingga bisa menggunakannya sebagai suara kebaikan sosial. Berbagi tautan di
Facebook, Twitter, dan platform lain akan memungkinkan orang untuk belajar lebih
banyak tentang kemiskinan global dan akan meningkatkan kesadaran umum akan
masalah ini.
2. Ambil Tindakan Sendiri
Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan mengambil tindakan sendiri,
tentu dengan beberapa cara sederhana yang dapat kita bantu sebagai individu, seperti
mendanai pendidikan anak miskin atau dengan mensponsori keluarga miskin dan
memengaruhi orang lain untuk melakukannya. Anda juga bisa mengumpulkan uang
dan menyumbangkannya ke organisasi nirlaba juga dapat membantu.
3. Melakukan Donasi
Dengan menyumbangkan atau melakukan donasi, bisa membantu dalam melakukan
banyak hal. Tidak selalu harus berbentuk uang, Anda juga bisa menyumbangkan buku
kepada anak miskin atau membeli bahan makanan untuk keluarga miskin selama
seminggu untuk membantu memerangi kelaparan. Menyumbangkan pakaian bekas,
furnitur, dan perlengkapan mandi juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin.
7

4. Menghilangkan Ketimpangan Gender


Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan menghilangkan ketimpangan
gender, di mana dua pertiga dari penduduk dunia yang buta huruf adalah perempuan,
rasio anak laki-laki dan perempuan harus dibuat setara dalam pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi. Anak perempuan yang masih bersekolah, lebih kecil
kemungkinannya untuk menikah sebelum usia 18 tahun, sehingga menurunkan tingkat
perkawinan anak sebesar 64 persen di seluruh dunia.
5. Ciptakan Pekerjaan di Seluruh Duniame
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional, 197 juta orang tanpa pekerjaan di
seluruh dunia, sehingga cara mengatasi kemiskinan bisa dilakukan dengan
menciptakan pekerjaan di seluruh dunia. Akan lebih banyak pilihan pekerjaan di suatu
negara berarti lebih banyak cara untuk menghentikan kemiskinan. Oleh karena itu,
dengan meningkatkan lapangan kerja, orang yang tidak melek huruf dapat diajari
beberapa keterampilan agar mereka dapat dipekerjakan.
6. Meningkatkan Akses Sanitasi Layak dan Air Bersih
Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan, dengan meningkatkan akses sanitasi
yang layak serta air bersih. Akses terhadap air bersih dan sanitasi secara langsung,
juga bisa mempengaruhi kesehatan dan pendidikan. Saat ini, 800 juta orang hidup
tanpa akses air bersih dan 2,5 miliar hidup tanpa sanitasi yang memadai. Kamar
mandi yang kotor membuat anak perempuan tidak dapat bersekolah, sehingga
menghentikan mereka untuk menerima pendidikan. Kurangnya air bersih
menyebarkan penyakit seperti diare dan kolera, yang merenggut nyawa lebih dari satu
juta anak setiap tahun.
7. Mendidik Semua Orang
Cara mengatasi kemiskinan adalah dengan pendidikan, yang tentu membantu
meningkatkan penghasilan individu untuk setiap anggota keluarga. UNESCO juga
menunjukkan bahwa keterampilan membaca dasar dapat mengangkat 171 juta orang
keluar dari kemiskinan ekstrem, yang pada akhirnya mengurangi total kemiskinan
dunia sebesar 12 persen. UNESCO juga menyebutkan saat ini ada sekitar satu miliar
orang dewasa buta huruf di dunia.
8. Strategi Individu
Orang yang memiliki keterampilan, pendidikan akan cenderung lebih kompetitif di
pasar tenaga kerja, dan akibatnya akan memiliki risiko yang lebih rendah untuk
mengalami kemiskinan. Individu yang memiliki lebih banyak pendidikan,
keterampilan, dan pelatihan biasanya lebih kompetitif dalam hal mendapatkan
pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi peluang individu
untuk mengalami kemiskinan. Selain itu, mampu mempersiapkan diri secara finansial
ketika terjadi guncangan ekonomi, salah satunya menyisihkan sejumlah pendapatan
setiap bulan untuk menghasilkan beberapa tingkat keamanan ekonomi jika diperlukan.
8

9. Strategi Kebijakan
Cara mengatasi kemiskinan adalah mengkaji apa yang dapat dilakukan pada tingkat
kebijakan untuk mengurangi jumlah rumah tangga yang miskin. Setidaknya ada
empat strategi luas yang dapat digunakan untuk mengurangi kemiskinan di tingkat
nasional, negara bagian, dan lokal, yaitu kebutuhan untuk menciptakan pekerjaan
dengan gaji yang memadai, meningkatkan aksesibilitas barang sosial dan publik
utama. Selain itu kebijakan yang mendorong pembangunan aset, terutama yang
sederhana, sangat penting, serta menyediakan jaring pengaman sosial yang kuat dan
efektif sangat penting dalam mengatasi kemiskinan di tingkat nasional, negara bagian,
atau local
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Distribusi pendapatan atau kemerataan pendapatan yaitu kesamaan atau
kesetaraan dalam pendapatan di masyarakat pada suatu negara.
Dengan mempelajari dan mengetahui mengenai tingkat distribusi pendapatan maka kita
akan bisa memahami tentang seberapa besar kesenjangan atau ketimpangan pendapatan
antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin di dalam suatu negara. Dengan kata
lain, distribusi pendapatan menunjukan kemerataan pendapatan suatu negara.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan ketimpangan pendapatan yang diukur
berdasarkan Gini rasio :
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Prodiktifitas tenaga kerja
3. Investasi
4. Kondisi indeks Pembangunan manusia (IPM)
Penyebab utama kemiskinan adalah kepemilikan pribadi dan monopoli individu
atas tanah. Pandangan ini muncul pada saat kepemilikan tanah menjadi alat ukur
kekayaan pribadi. Berikut beberapa faktor penyebab kemiskinan, di antaranya:

 Faktor pribadi
 Faktor geografis
 Faktor ekonomis
 Faktor sosial
Upaya mengatasi kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan di Indonesia telah

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Sayekti, Nidya Waras. 2017. “Ketimpangan ekonomi dan kebijakan pemerataan


pembangunan di provinsi banten,
https://ejurnal.dpr.go.id/index.php/jurnalbudget/article/download/5/10#:~:text=Salah%20satu
%20upaya%20yang%20dilakukan,kesejahteraan%20masyarakat%20lebih%20mudah
%20terwujud, diakses pada 26 september 2023 pukul 16.01

Ciplux. 2022. “3 Tolak ukur untuk mengetahui pemerataan pendapatan”,


https://pengayaan.com/3-tolak-ukur-untuk-mengetahui-pemerataan-pendapatan.html, diakses
pada 27 september 2023 pukul 07.35

10

Anda mungkin juga menyukai