DI SUSUN OLEH
MUHAMMAD FARRAS NASRIDA
NIM 8186162003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menulis dan menyelesaikan tugas makalah perekonomian
indonesia ini tepat pada waktunya. Selain itu kami bisa membuat suatu penulisan yang Insa
Allah akan bermanfaat bagi kami dan masyarakat luas.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan
mendukung dalam penulisan makalah ini, dan kami menyadari bahwa penulisan makalah
Teori Pertumbuhan Ekonomi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak akan membuat kami menjadi lebih baik lagi dalam
penulisan makalah kedepannya.
Kami berharap semoga penulisan makalah ini memberi manfaat bagi kita semua yang
membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.......................................................................... 3
2.2 Teori pertumbuhan ekonomi..................................................................................... 3
2.3 Tahap – tahap pertumbuhan ekonomi...................................................................... 4
2.4 Pertumbuhan ekonomi di Indonesia........................................................................ 8
2.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi................................... 11
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
Jadi, analisis dari Kurva diatas yaitu kurva permintaan dan penawaran sebagai
sesuatu yang menentukan harga per satuan (unit) dari masing-masing faktor
produksi. Apabila harga-harga unit faktor produksi tersebut dikalikan dengan
kuantitas faktor produksi yang digunakan bersumber dari asumsi utilitas
(pendayagunaan) faktor produksi secara efisien (sehingga biayanya berada pada
taraf minimum), maka kita bisa menghitung total pembayaran atau pendapatan
yang diterima oleh setiap faktor produksi tersebut. Sebagai contoh, penawaran
dan permintaan terhadap tenaga kerja dianggap akan menentukan tingkat upah.
Kemudian, jika upah ini dikalikan dengan seluruh tenaga kerja yang tersedia di
pasar, maka akan didapat jumlah keseluruhan pembayaran upah, yang
terkadang disebut dengan total pengeluaran upah (total wage bill).
3) Analisis kebijakan distribusi pendapatan.
Distribusi pendapatan adalah suatu keadaan yang mencerminkan merata atau
timpangnya pembagian hasil suatu negara di kalangan penduduknya. Para
ekonom pada umumnya membedakan dua ukuran pokok distribusi pendapatan.
Keduanya digunakan untuk tujuan analisis dan kuantitatif tentang keadilan
distribusi pendapatan. Kedua ukuran tersebut adalah distribusi pendapatan
ukuran dan fungsional. Distribusi fungsional sudah dibahas pada no 2. Distribusi
pendapatan ukuran adalah besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima
masing masing orang. Ukuran ini menghitung jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap individu tanpa melihat sumbernya.
Ada tiga alat ukur tingkat ketimpungan pendapatan dengan bantuan distribusi
ukuran, yakni Rasio Kuznets, Kurva Lorenz, dan Koefisien Gini.
A. Rasio Kuznets
Rasio ini sering dipakai sebagai ukuran tingkat ketimpangan antara dua
kelompok ekstrem (sangat miskin dan sangat kaya) di suatu negara.
B. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz menunjukkan hubungan kuantitatif aktual antara presentase
penerimaan pendapatan dengan presentase pendapatan total yang benar benar
mereka terima.
Ket. Kurva:
Sumbu Horizontal menunjukkan jumlah penerima pendapatan dalam
presentase kumulatif
Sumbu Vertikal menunjukkan pangsa pendapatan yang diterima oleh
masing masing presentase jumlah penduduk
Semakin jauh Kurva Lorenz dari garis diagonal (garis kemerataan), maka
semakin tinggi pula derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan. Begitu juga
sebaliknya.
1. Koefisien Gini
Koefisien Gini adalah suatu ukuran singkat mengenai ketidakmerataan distribusi
pendapatan dalam suatu negara. Gini diperoleh dari menghitung luas daerah
antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibanding
dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana kurva lorenz itu berada.
G1 = Perkiraan nilai G
Xk = Kumulatif proporsi populasi
Yk* = Kumulatif proporsi income / pendapatan
*Yk diurutkan dari kecil ke besar
Tabel Distribusi Ukuran Pendapatan Perorangan di Satu Negara Berdasarkan
Pangsa Pendapatan – Kuintil dan Desil
Pangsa Pangsa
Pendapatan/orang (%) (%)
Individu (unit uang) Kuintil Desil
1 0,8 1,8
2 1,0 3,2
3 1,4 3,9
4 1,8 5 5,1
5 1,9 9 5,8
6 2,0 13 7,2
7 2,4 22 9,0
8 2,7 51 13,0
9 2,8 22,5
10 3,0 28,5
11 3,4
12 3,8
13 4,2
14 4,8
15 5,9
16 7,1
17 10,5
18 12,0
19 13,5
20 15,0
Catatan: Ukuran
ketimpangan = jumlah
pendapatan dari 40 persen
rumah tangga termiskin dibagi
dengan jumlah pendapatan
dari 20 persen rumah tangga
terkaya = 14/51 = 0,28.
Pada abad ke 19 banyak ahli ekonomi yang menganalisis dan membahas, serta
mengemukakan teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi, diantaranya Frederich List, Bruno
Hilder Brand, Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow.
Frederich List
Beliau adalah penganut paham Laisser Faire dan berpendapat bahwa sistem ini dapat
menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal tetapi proteksi terhadap industri-industri
tetap diperlukan. Pertumbuhan ekonomi sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah,
organisasi swasta, dan kebudayaan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi hanya terjadi apabila
dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perseorangan.
Menurutnya negara-negara yang paling sedanglah yang paling cocok untuk industri, sebab
pendapatan penduduk yang sedang merupakan pasara yang cukup, disamping sektor
pertanian yang sudah efisien. Pendekatan frederich dalam menentukan tahap - tahap
perkembangan ekonomi berdasarkan pada “cara produksinya”. Pertumbuhan ekonomi
menurut frederich list beberapa tahap antara lain :
1. Masa berburu/mengembara
2. Masa bertani dan kerajinan
3. Masa kerajinan, industri, dan perdagangan
Karl Bucher
Menurut rostow dalam masyarakat tradisional ini produksi perkapita masih sangat
terbatas dan sumber daya produksi utama adalah sektor pertanian, sehingga sangat kecil
kemungkinan untuk mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan kedudukan masayarakat
tidak akan jauh berbeda dengan kedudukan ayahnya dan sistem mobilitasnya umumnya
berdasarkan sistem warisan (pemeberian).
Dalam segi politik masayarakat tradisional umunya tuan tanahlah yang memiliki
otoritas tertinggi hal itu tidak lain karena pemilik tanah merupakan stratifikasi tertinggi dalam
masayarakat tradisonal. Kalau dilihat sistem ilmu pengetahuan dalam masyarakat ini
cenderung menyelsaikan persoalan dengan cara-car yang kurang rasional dan masih
menggunakan cara berpikir budayawi dari tadisi turun temuurun.
Tahap prasyarat lepas landas ini adalah masa transisi dimana ketika suatu masyarakat
telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar untuk mencpai pertumbuhan yang
mempunyai kekuatan untu terus berkembang. Tahap prasyarat lepas landas ini dibagi menjadi
dua tipe oleh Rostow:
· Yang pertama adalah tahap yang dilakukan dengan mengubah masyarakat tradisional
yang telah ada, sedangkan yang kedua adalah brown free yaitu Amerika, Kanada, Australia,
Selandia baru,
· Yang ke dua mereka tidak perlu merubah sistem tradisional dikarenakan masyarakat
itu terdiri dari imigran-imigran yang diperlukan sebagai tahap masa prasyarat lepas landas.
Pada tahap ini sikap mental tradisional secara perlahan-lahan mulai berkurang. Proses
ini biasanya diawlai dengan munculnya kelompok elit baru yang mempunyai gagasan bahwa
modernisasi ekonomi adalah sesuatu yang mungkin dan bahkan sangat didambakan.
Kemajuan ekonomi merupakan syarat penting untuk mencapai tujuan lain yang dianggap
terbaik, misalnya kebanggaan nasional, keuntungan pribadi, kesejahteraan umum, atau
kehidupan yang lebih baik bagi anak cucu. Kelompok elit baru ini mau bekerja keras,
meningkatkan tabungan dan mengambil resiko dalam mengejar keuntungan modernisasi.
Di Indonesia yang sejak awal abad 17 mulai dijajah oleh Belanda, pada abad ke 19
mulai muncul berbagai gerakan kebangsaan untuk menentang kekuasaan Belanda. Pada awal
abad 20 gerakan kemerdekaan tersebut semakin terorganisir dan terarah dan semakin intensif
masa penjajahan Jepang (1942-1945) berakhir. Cita-cita perjuangan kemerdekaan itu
kemudian dirumuskan sedemikian rupa dengan tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan
suatu masyarakat yang adil dan makmur.
Tahap ini merupakan tahap interval dimana tahap masyarakat tradisional dan tahap
prasyarat untuk lepas landas telah dilewati. Pada periode ini beberapa penghalang
petumbuhan dihilangkan dan kekuatan-kekuatan yang menimbulkan kemajuan ekonomi
diperluas dan dikembangkan serta mendominasi masyarakat sehingga menyebabkan
efektivitas investasi dan meningkatnya tabungan masyarakat
Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20 sampai
dengan 30 tahun. Untuk take off suatu negara harus memenuhi tiga syarat (karakteristik)
berikut.
(a) Investasi netto meningkat sekitar dua kali lipa hingga menjadi di atas 10 persen dari
pendapatan nasional
Untuk take off suatu perekonomian memerlukan tingkat investasi yang relatif tinggi
yaitu minimal 10,5 persen dari pendapatan bersih nasional (Net National Income = NNI).
Laju pertumbuhan investasi yang tinggi ini memungkinkan laju pertumbuhan pendapatan
nasional melampaui laju pertumbuhan penduduk sehingga pendapatan per kapita masyarakat
akan meningkat.
(b) Berkembangnya satu atau beberapa sektor (industri) manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan yang tinggi
(c) Hadirnya secara cepat suatu kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung
hasrat ekspansi di sektor modern dan menumbuhkan daya dorong kepada pertumbuhan
Persyaratan take off yang terakhir adalah hadir atau munculnya kerangka budaya yang
mendorong perluasan sektor modern. Syarat penting untuk itu adalah kemampuan
perekonomian untuk meningkatkan tabungan dari pendapatan yang semakin meningkat.Hal
ini diperlukan untuk meningkatkan permintaan efektif terhadap barang-barang manufaktur,
dan kemampuan untuk menciptakan manfaat eksternal melalui ekspansi leading growth
sector Menurut Rostow untuktake off suatu masyarakat memerlukan seperangkat prasyarat
besar-besaran, sampai ke jantung ekonomi, politik dan tatanan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
Pada masa ini masyarakat masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi
modern pada sebagian faktor produksi dan kekayaan alamnya.Periode ini memerlukan waktu
sekitar 40 atau 50 tahun. Karakteristik periode ini adalah sebagai berikut:
Kematangan Teknologi
Manajemen Usaha
Kepemimpinan dalam dunia usaha (perusahaan) mengalami perubahan, dimana
peranan manajer semakin penting dan terpisah-pisah dari pemilik (the owner).Perubahan ini
mendorong lahirnya para manajer profesional yang mempunyai kedudukan yang semakin
penting.Watak para pengusaha (manajer) berubah dari pekerja keras dan kasar menjadi
manajer yang halus dan sopan.
Kejenuhan Masyarakat
Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang
berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah
produksi. Karakteristiknya sebagai berikut :
Dalam tahap ini terdapat tiga tujuan utama masyarakat yang diperebutkan dalam memperoleh
sumberdaya yang tersedia dan dukungan politik, yaitu:
1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negari dan kecenderungan ini
berwujud penakhlukan negara lain.
2. Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata bagi penduduk
dengan cara melakukan pemerataan pendapatan.
3. Mempertinggi tingkat konsumsi masayarakat diatas konsumsi keperluan utama yang
sederhana seperti, makanan, pakaian, perumahan menjadi barang tahan lama dan
mewah.
Perilaku kenaikan harga secara agresif sudah terlihat dari tahun 1955, ketika itu laju
inflasi naik 33% dan terus meningkat bahkan pada akhir kekuasaan orde lama laju inflasi
mencapai 650%
Pada masa peralihan orde lama ke orde baru, ditandai dengan kondisi perekonomian yang
tidak menentu, antara lain:
Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai denga krisis moneter yang
berlanjut menadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belim menunjukan tanda-tanda ke arah
pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi, namun laju inflasi masih cukup tinggi,
sehingga dikatakan negatif karena sama sekali tidak mengalami pertumbuhan malah semakin
menurun.
Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada, dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semakin mahal
Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan
berpihak pada dasar
Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehinga mampu
meningkatkan cadangan devisa dan menstabilakan nilai rupiah
Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan
tingkat suku bunga ini juga harus antisipatif dan dapat diterima pasar
Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu
membiayai pengeluaran pemerintah (tidak defisit).
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto
riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila
terjadi pertumbuhan output riil.
Banyak para ahli yang mengemukakan tentang teori dan model pertumbuhan ekonomi
seperti teori inovasi Schum Peter, model pertumbuhan ekonomi Harrot-Domar, model Input-
Output Leontief model pertumbuhan Lewis, dan model pertumbuhan ekonomi Rostow.
Indonesia juga telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi sejak
kemerdekaan sampai sekarang, peralihan dari masa orde lama ke orde baru telah
memberikan iklim politik yang dinamis sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan perekonomian di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
2009. h.128-129.
http://fikhbosua.blogspot.co.id/2011/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
W.W. Rostow, “The Take-Off Into Self- Sustainage Growth”, Economic Jurnal,
Maret 1956. Rostow, The Stages of Economic Growth, hlm. 18-19
http://www.materibelajar.id/2015/12/teori-tentang-pertumbuhan-ekonomi.html
https://protuslanx.wordpress.com/2010/10/23/teori-tahap-tahap-pertumbuhan-walt-whitman-
rostow/