Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN INDEKS GINI DESA CARACAS

Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan

Dosen Pengampu:
Tri Ratna Saridewi, S.Pi., M.Si.
Dr . Dayat, SP. M.Si

OLEH :
Nama : Shafa Radizta Dewantara
NIRM : 02.01.20.189
Tingkat : 1B

JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDY PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa tolok ukur,
diantaranya dengan mengukur tingkat pendapatan, tingkat kemiskinan dan tingkat
pemerataan di wilayah tersebut. Dalam pembangunan pemerataan merupakan hal yang
sangat berpengaruh besar terhadap tercapainya tujuan dari pembangunan serta berhasilnya
pembangunan suatu wilayah. Upaya untuk memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya
baru nyata tampak sejak Pelita III, dimana strategi pembangunan diubah dengan
menempatkan pemerataan sebagai aspek pertama dalam trilogi pembangunan yang dikenal
dengan delapan jalur pemerataan yaitu : (1) pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak,
berupa pangan, sandang dan perumahan; (2) kesempatan memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan; (3) pembagian pendapatan; (4) kesempatan kerja; (5) kesempatan
berusaha; (6) kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi
muda dan kaum wanita; (7) penyebaran pembangunan; dan (8) kesempatan memperoleh
keadilan (Dumairy, 2004 Dalam journal Shita Tiara).

Dalam realitasnya sering terdapat kegagal pada pembangunan karena negara yang
kurang dalam memperhatikan pemerataan pendistribusian pendapat masyarakat terutama
pada wilayah pedesaan, seringkali para masyarakat kelas bawah mendapatkan pendapatan
dari usahanya dengan sangat sedikit, dapat dilihat bagaimana pekerja-pekerja honorer
mendapatkan gajinya tidak sebanding dengan apa yang dikerjakannya. Kegagalan
pemerataan distribusi pendapatan tidak hanya berpengaruh buruk terhadap bidang
perekonomian saja, tetapi juga sosial, politik dan keamanan. Ketimpangan pendapatan
akan menyebabkan tumbuhnya kecemburuan sosial dan kemiskinan yang nantinya dapat
berujung pada resiko terbesar seperti kerusuhan dan gerakan separatis (Sofyan, 2010).

Pembangunan yang berkualitas adalah pembangunan yang bersifat inklusif atau


bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan lebih merata. Ketimpangan
distribusi pendapatan maupun pertumbuhan ekonomi bergantung kepada kebijakan
pemerintah yang berkuasa. Untuk mengukur ketimpangan pada pemerataan pendapatan
digunakannya indeks gini yang merupakan indeks untuk menggambarkan tingkat
pemerataan antar individu atau antar kelompok individu di suatu masyarakat.

1.2 Tujuan

Dalam kegiatan praktikum Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan ini


terdapat tujuan , yaitu :

1. Analisis distribusi pendapatan masyarakat di lingkungan sekitar.


2. Memenuhi tugas praktikum mata kuliah Perencanaan Pembangunan
Wilayah Pedesaan.

1.3 Manfaat

Dalam kegiatan praktikum Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan ini


terdapat manfaat, yaitu :

1. Dapat mengetahui pemerataan distribusi pendapatan masyarakat di


lingkungan sekitar.
2. Dapat mengetahui ketimpangan di wilayah mahasiswa.
3. Dapat memenuhi tugas praktikum mata kuliah Perencanaan Pembangunan
Wilayah Pedesaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketimpangan Pendapatan

Ketimpangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan sebagai


ketidak seimbangan, ketidak merataan, perbedaan, dan jurang pemisah dalam klasifikasi
masyarakat. Ketimpangan pendapatan disuatu wilayah berpengaruh terhadap pemerataan
pembangunan di wilayah tersebut, terdapatnya perbedaan pembangunan di suatu wilayah
karena potensi SumberDayaAlam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbeda-
beda. Dalam buku Sukirno (2010), Kuncoro (2006) mengemukakan bahwa ketimpangan
mengacu pada standar hidup yang relatif pada seluruh masyarakat. Perbedaan ini yang
membuat tingkat pembangunan di berbagai wilayah dan daerah berbeda-beda, sehingga
menimbulkan gap atau jurang kesejahteraan di berbagai wilayah tersebut.

Pembangunan ekonomi memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu


wilayah karena untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang sering dinilai oleh tinggi
rendahnya pendapatan perkapita. Ketimpangan ekonomi adalah perbedaan pembangunan
ekonomi antar suatu wilayah dengan wilayah lainnya secara vertikal dan horizontal yang
menyebabkan disparitas atau ketidak pemerataan pembangunan. Salah satu tujuan
pembangunan ekonomi daerah adalah untuk mengurangi ketimpangan (disparity) (Shita
Tiara). Jika sebagian masyarakat belum dapat menikmati pendapatan nasional secara
bersama-sama maka dapat diartikan bahwa telah terjadinya ketimpangan.

Ketimpangan pendapatan merupakan salah satu aspek dalam kemiskinan yang


perlu dilihat dan diperhatikan, pada dasarnya ketimpangan pendapatan merupakan ukuran
kemiskinan yang relative, yaitu perhitungan kemiskinan berdasarkan proporsi distribusi
pendapatan daerah. Jika pembangunan disuatu wilayah berhasil maka pemerataan
pendistribusian pendapatan dapat dipastikan menurun dan terciptanya kesejahteraan pada
keluarga. Ketimpangan pendapatan lebih besar terjadi di negara-negara yang baru memulai
pembangunannya, sedangkan bagi negara maju atau lebih tinggi tingkat pendapatannya
cenderung lebih merata atau tingkat ketimpangannya rendah.
Mengukur ketimpangan pendapatan disuatu wilayah dapat menggunakan indeks
gini ratio yang menunjukan ketimpangan rendah, sedang, dan tinggi. Jika semakin tinggi
ketimpangan pendapatan disuatu wilayah makan akan menyebabkan permasalah yang
timbul dikehidupan masyarakat, hal tersebut dapat merusakan struktur masyarakat dan
kehidupannya. Biasanya, permasalahan dari ketimpangan pendapatan adalah permasalah
ekonomi dan permasalahan sosial.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan

Adelman dan Morris (1973) mengemukakan delapan faktor yang menyebabkan


ketimpangan distribusi pendapatan di negara-negara sedang berkembang, yakni :

1) Tingginya pertambahan penduduk yang akan berdampak pada penurunan


pendapatan per kapita;
2) Inflasi yaitu pertambahan pendapatan uang tetapi tidak dengan pertambahan
produksi barang-barang;
3) Ketimpangan pembangunan antar daerah;
4) Banyaknya investasi dalam proyek padat modal (capital intensive). Sehingga
persentase pendapatan modal dari tambahan harta lebih besar dibandingkan
dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, maka pengangguran
bertambah;
5) Mobilitas sosial masyarakat yang rendah;
6) Pelaksanaan kebijaksanaan industri subtitusi impor yang mengakibatkan harga-
harga barang hasil industri mengalami kenaikan untuk melindungi usaha-usaha
golongan kapitalis Ketimpangan Sedang 40% penduduk berpendapatan rendah
dan menerima 12%-17% dari total pendapatan Ketimpangan Rendah 40%
penduduk berpendapatan rendah dan menerima > 17% dari total pendapatan,
7) Ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang ekspor
negaranegara sedang berkembang yang menyebabkan memburuknya nilai tukar
(term of trade) bagi negara yang sedang berembang dalam perdagangan dengan
negara maju, dan
8) Industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga,
dan lain-lain akan hancur.
2.3 Indeks Gini Ratio

Indeks gini merupakan satu indeks untuk menggambarkan pemerataan pendapatan


disuatu wilayah, dengan mengetahui pendapatan masyarakat berdasarkan kelas
pendapatannya. Indeks gini pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh ilmuan statistik
di Italia, yaitu Corrado Gini. Indeks gini digunakan untuk mengukur ketidak merataan
pendapatan disuatu wilayah secara menyeluruh.

Indeks gini dapat berkisar dari 0 hingga 1, sesuai dengan tingkat ketimpangannya.
Jika indeks gini menunjukan pada angka 0 maka pemerataan pendapatan disuatu wilayah
terjadi merata secara sempurna, jika indeks gini menunjukan angka pada 1 maka
ketimpangan di wilayah tersebut benar-benar sempurna. Dalam indeks gini terdapat
tingkatan indeks yang menunjukan merata atau terjadinya ketimpangan. Jika indeks gini
masuk pada kurang dari 0,3 maka masuk kedalam ketimpangan yang rendah, jika
ketimpangan pada 0,3 hingga 0,5 merupakan ketimpangan yang moderat, dan pada 0,6
ketimpangan yang tinggi. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 2, berikut ini :

Tabel 2. Tingkat ketimpangan.

No Nilai Koefisien Tingkat Ketimpangan


1 < 0,3 Rendah
2 0,3-0,5 Moderat
3 > 0,5 Tinggi

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor Per.25/MEN/IX/2009 Tentang Tingkat Pengembangan
Pemukiman Transmigrasi, gini rasio merupakan ukuran pemerataan pendapatan
yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan dalam 10 kelas pendapatan.

Dalam perhitungannya, indeks gini memiliki rumus yang dapat digunakan


, yaitu :

k
IG 1   Pj ( j   j 1 )
j 1
Diketahui :

IG = indeks gini

P = Peluang

= n/k

N = Jumlah contoh dengan nilai sama

k = Jumlah contoh

 = Persen kumulatif pendapatan


BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum dimulai pada tanggal 11 Juni 2021dan berakhir dengan deadline
pengumpulan laporan pada 17 Juli 2021. Pelaksanaan praktikum dilakukan di Desa Caracas,
Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam kegiatan praktikum ini membutuhkan alat dan bahan sebagai kelengkapan
dalam kegiatan praktikum. Alat dan bahan adalah sebagai, berikut :

a. Alat :
- Laptop dengan jaringan internet
- Alat tulis lengkap
b. Bahan :
Data Pendapatan Masyarkat di Desa Caracas.

3.3 Metode Pelaksanaan


Mengingat Kecamatan Kalijati dan Desa Caracas pada saat ini sedang masuk dalam
zona merah akibat pandemi covid-19, maka metode yang digunakan ialah dengan
menggunakan wawancara kepada masyarakat di Desa Caracas, terutama yang ada di
lingkungan rumah. Selain itu, data sekunder dari BPS digunakan dalam praktikum ini dan
dari literatur lainnya.

3.4 Tata Cata Pelaksanaan

1. Wawancara bersama masyarakat sekitar rumah di Desa Caracas, Kecamatan


Kalijati.
2. Menghitung tingkat ketimpangan yang terjadi di Desa Caracas, Kecamatan
Kalijati.
3. Melakukan analisi tingkat ketimpangan yang terjadi di Desa Caracas, Kecamatan
Kalijati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Wilayah Praktikum


4.1.1 Kondisi Umum Desa

Desa Caracas awalnya masuk dalam wilayah Kecamatan Pabuaran. Caracas hanya terpisah
dari Pabuaran pada tahun 1884. Tiga tahun lalu, Caracas hanya memasuki jalan kalijati, dengan
jumlah penduduk 3.496 orang. Pemerintah desa Caracas baru saja mengadakan pemilihan kepala
desa baru dan mulai menjabat pada Desember 2012. Desa Caracas terbagi menjadi tiga bagian
yaitu desa kecil Caracas I, desa kecil Caracas II dan desa kecil Kareo, dan pusat pemerintahan
terletak di Caracas II.

Tabel 1. Potensi Sumber Daya Desa Caracas

Sumber Daya Luas/ Banyak


Persawahan 81 Ha
Tanaman sayuran/buah 81 Ha
Sapi 5
Domba 354
Ayam 565400
Bebek 370
Pohon 45 Ha

4.1.2 Letak Dan Batas Wilayah:

Desa Caracas berada di kecamatan Kalijati, Kabuaten Subang


Batas-Batas Desa
 Utara : Desa Kosar
 Selatan : Kecamatan Kalijati
 Barat : Kecamatan Purrwadadi
 Timur : Desa Sawangan

4.1.3 Perhubungan
 Transportasi : masih terbatas, namun terdapat angkutan desa sebanyak 2 unit.
 Komunikasi : TV, sinyal HP (Handphone) cukup baik. Tidak ada saluran telepon rumah,
namun memiliki wartel di Desa Caracas.
 Jarak tempuh dari Kecamatan Kalijati : 7 km
 Jarak tempuh dari Kabupaten Subang : 26 km
 Jarak tempuh dari provinsi : 85 km

4.1.4 Kondisi Demografi, Desa Caracas

Tabel 2. Kelompok Umur di Desa Caracas


No Desa Kelompok Umur (Tahun)

0 – 17 18 – 65 66 – 79 80 – 99

1 Desa Caracas 967 1850 406 202

Dst

Berdasarkan tabel 2., rentang umur di Desa Caracas didominasi pada kelompok umur 18-
65 tahun. Artinya, Desa Caracas telah didominasi oleh masyarakat pada usia produktif, sehingga
dapat berperan aktif pada peningkatan dan pembangunan desa khususnya pada sektor pertanian,
serta dapat menghasilkan barang dan jasa dalam menunjang kehidupannya. Secara psikologis,
pada kelompok umur 18-65 tahun sudah seharusnya mampu mengendalikan emosi, hawa nafsu,
dan pemikirannya, serta mampu membedakan antara yang benar dan salah. Pada rentang umur 18-
65 tahun, masyarakat di Desa Caracas sudah dapat dikatakan orang dewasa pada fase dewasa awal,
madya, dan lanjut.

Pada umur 0-17 tahun merupakan kelompok umur yang disebut dengan kelompok anak-
anak dan remaja, yang dimana masyarakat tersebut merupakan calon generasi penerus di Desa
Caracas. Kelompok umur 0-17 tahun ini diperlukan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
cukup dalam menjadikannya kader-kader di masa depan.

Tabel 3. Tingkatan pendidikan masyarakat Desa Caracas


No Desa Jenjang Pendidikan (orang)
SD SLTP SLTA PT

1 Desa Caracas 376 405 607 514

dst

Berdasarkan tabel 3, tingkat pendidikan di Desa Caracas didominasi pada jenjang


pendidikan tingkat SLTA, selanjutnya pada tingkat Perguruan Tinggi (PT), SLTP, dan SD. Tabel
tersebut menunjukkan, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka tingkat aspirasi dan
informasi masyarakat terhadap kemajuan pembangunan Desa Caracas semakin besar. Secara
psikologis, tingkat pendidikan yang tinggi akan semakin mampu dalam mengedepankan trinitas
sebagai manusia atau hakikat sebagai manusia dewasa.

Tabel 4. Persebaran Jenis Kelamin Desa Caracas


No Kampung/RW Jenis kelamin
Lelaki Wanita Jumlah
1 Caracas 1777 1854 3631

Dst

Berdasarkan tabel 4., persebaran jenis kelamin di Desa Caracas didominasi oleh wanita,
yaitu 1854 orang. Berbeda tipis dengan total masyarakat berjenis kelamin laki-laki, yaitu 1777
orang. Berdasarkan stratifikasi sosial yang ada di Desa Caracas, bahwa laki-laki dinilai lebih tinggi
kedudukannya dibandingkan dengan wanita. Maka dari itu, secara ekonomi dan psikologis laki-
laki dewasa diharapkan mampu mencari nafkah dan memiliki penghasilan, serta mampu
mengedepankan trinitas sebagai manusia atau hakikat sebagai manusia dewasa.

Tabel 5. Persebaran Jenis Mata Pencaharian di Desa Caracas


No Kampung/ Mata Pencaharian
RW
Pedaga Aparat Pegawa TNI/PO Lain
Petani
ng Desa i LRI nya

1 Caracas 1996 81 74 1241 1 222


Ds
t

Berdasarkan tabel 5., diperoleh data pekerja yang ada di Desa Caracas, Kec. Kalijati,
didominasi oleh masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian. Hal tersebut didukung dan sesuai
dengan pada data Tabel 1. Potensi Sumber Daya Desa Caracas yang menunjukkan luas lahan
persawahan sekitar 81 Ha.

4.1.5 Sumber Pendapatan Masyarakat Desa Caracas

Dalam praktikum ini dilakukan wawancara terhadap 5 jenis pekerjaan, yaitu petani, PNS,
tukang ojeg, pedagang, dan karyawan pabrik. Pendapatan tersebut dapat disajikan dalam tabel
berikut :

Tabel 6. Pendapatan Yang didapatkan oleh Masyarakat Desa Caracas

No Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Pendapatan Bersih Total Pendapatan Bulanan

1 Petani 28,500.00 - 28,500.00 855,000.00

2 Pedagang 190,000.00 150,000.00 40,000.00 1,200,000.00

3 Tukang ojek 75,000.00 30,000.00 45,000.00 1,350,000.00

4 Karyawan pabrik 2,800,000.00 - 2,800,000.00 2,800,000.00

5 PNS 4,800,000.00 - 4,800,000.00 4,800,000.00

Pengeluaran merupakan biaya yang digunakan oleh masyarakat untuk meneruskan


atau memberikan modal pada usahanya. Dalam biaya lain untuk pedagang merupakan
bahan-bahan yang dibutuhkan di toko, sedangkan pada profesi tukang ojek adalah untuk
kebutuhan bahan bakar motor dan makan pengemudi ojek tersebut. Biaya lain tersebut
dihitung dalam waktu satu hari.

4.2 Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Desa Caracas

Dalam mengukur ketimpangan pendapatan, diukur menggunakan indeks gini.


Indeks gini merupakan satu indeks untuk menggambarkan pemerataan pendapatan disuatu
wilayah, dengan mengetahui pendapatan masyarakat berdasarkan kelas pendapatannya.
Indeks gini dapat berkisar dari 0 hingga 1, sesuai dengan tingkat ketimpangannya. Jika
indeks gini menunjukan pada angka 0 maka pemerataan pendapatan disuatu wilayah terjadi
merata secara sempurna, jika indeks gini menunjukan angka pada 1 maka ketimpangan di
wilayah tersebut benar-benar sempurna. Dalam indeks gini terdapat tingkatan indeks yang
menunjukan merata atau terjadinya ketimpangan. Jika indeks gini masuk pada kurang dari
0,3 maka masuk kedalam ketimpangan yang rendah, jika ketimpangan pada 0,3 hingga 0,5
merupakan ketimpangan yang moderat, dan pada 0,6 ketimpangan yang tinggi.

Tabel 6. Nilai Perhitungan Indeks Gini Dalam Ketimpangan Pendapatan


Masyarakat Desa Caracas, Kecamatan Kalijati.
Kumulatif Pendapatan
Kumulatif Penduduk

Peluang Kumulatif
Jumlah Penduduk
Pendapatan (ribu

(ribu rupiah)

pendapatan

Pi-(Фi+Фi-1)
Peluang
rupiah)

Фi+Фi-1
No

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (6*7)


1 855 2 2 1710 0.077691958 0.2 0.077691958 0.01553839
2 1200 2 4 4110 0.186733303 0.2 0.264425261 0.05288505
3 1350 2 6 6810 0.309404816 0.2 0.496138119 0.09922762
4 2800 2 8 12410 0.563834621 0.2 0.873239437 0.17464789
5 4800 2 10 22010 1 0.2 1.563834621 0.31276692
Jumlah 0.65506588

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwasanya nilai indeks gini sebesar 0.65506588 yang
berarti nilai ini >0,5 yang menunjukkan bahwa ketimpangan yang terjadi di Desa Caracas
merupakan ketimpangan tingkat tinggi, hal tersebut mengakibatkan tidak meratanya pendapatan
yang diterima oleh masyarakat di Desa Caracas. Faktor yang mempengaruhi terjadinya
ketimpangan yang tinggi ialah Upah murah yang menyebabkan masyarakat bawah tidak mampu
mengangkat diri dari jurang kemiskinan, belum lagi dari adanya pembatasan mobilitas masyarakat
di suatu wilayah tertentu. Jika terus-terusan seperti ini masyarakat miskin atau masyarakat yang
mempunyai usaha kecil tidak akan dapat menikmati hasil keuntungan secara bersama-sama.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut sebaiknya pemerintah mengkaji ulang dan
memperhatikan upah yang diberikan kepada masyarakat kelas bawah, selain itu perusahaan atau
pedagang menentukan harga berpedoman kepada Undang-undang yang berlaku. Dalam
masyarakat, perlunya diadakan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat yang memiliki potensi
sehingga masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup dan kesehatannya secara mandiri. Membuka
lapangan kerja juga dapat menjadi solusi yang cukup berpengaruh pada pendapatan masyarakat
dan Upah Minimum Regional (UMR) daerah setempat.

Untuk mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk, pemerintah telah melakukan


beberapa langkah, antara lain meliputi hal-hal berikut ini :

a) Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.


b) Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang
mampu.
c) Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.
d) Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha mikro
dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan air
bersih, WC umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan penduduk sangat
memengaruhi dinamika pembangunan dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan penduduk
merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang sedang dan akan
dilakukan oleh pemerintah. Dengan kata lain, dalam konsep pembangunan, penduduk adalah
subjek dan sekaligus objek pembangunan.

Sebagai subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai pelaku dan pelaksana


pembangunan. Adapun sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan sasaran pembangunan.
Permasalahan penduduk di Indonesia baik dari jumlah penduduk (kuantitas) maupun mutu
(kualitas) merupakan suatu masalah yang dilematis dan kontradiktif.

Di satu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan modal dan potensi yang dapat
meningkatkan produksi nasional apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang
efektif sehingga sangat menguntungkan bagi usaha pembangunan di segala bidang. Sebaliknya
penduduk dengan mutu dan kualitas yang rendah yang tidak mampu bersaing karena minimnya
kesempatan kerja yang tersedia, akan menjadi beban dan penghambat pembangunan. Oleh karena
itu, sebagai subjek pembangunan, penduduk harus terus dibina dan dikembangkan sehingga
mampu menjadi motor penggerak dan modal dasar pembangunan. Selain itu, pembangunan juga
harus dikembangkan dengan memperhitungkan kondisi dan kemampuan penduduk sehingga
penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Desa Caracas dengan mayoritas penduduk adalah seorang petani dan kondisi demografi
yang berada pada rentang umur 18-65 tahun, memiliki kondisi perekonomian berada pada rata-
rata pendapatan yang rendah. Nilai indeks gini sebesar 0.65506588 yang berarti nilai ini berada
pada rentang nilai > 0,5 menunjukkan bahwa ketimpangan yang terjadi di Desa Caracas
merupakan ketimpangan klasifikasi tingkat tinggi, hal tersebut mengakibatkan tidak meratanya
dan rendahnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat di Desa Caracas, serta pendapatan yang
fluktuatif.

5.2 Saran

Semoga pemerintah pusat maupun daerah dapat melakukan pengoptimalisasian dan


upaya pemerataan kerja serta fasilitas penunjang lainnya. Hal tersebut bertujuan agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, pembinaan pra kerja pun sangat penting
dilakukan, supaya lebih siap dalam bekerja.

Daftar Pustaka
Kurnia Nia Sari. 2021. PROGRAMA DESA CARACAS 2021. BPP Kalijati, Kecamatan Kalijati,
Kabupaten Subang.

Ratna Tri Saridewi. 2021. Buku Panduan Praktikum Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor,
Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan. POLBANGTAN BOGOR

Anda mungkin juga menyukai