Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa,
yang tersebar di berbagai pulau-pulau yang terkenal subur dan kaya akan sumber daya alam dan
hayati telah mengalami pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2015 sebanyak 4,73
persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015 yang tumbuh 4,92 persen. Struktur ekonomi
Indonesia secara spasial pada triwulan III tahun 2015 tersebut masih didominasi oleh kelompok
provinsi di pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan
kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,27 persen, diikuti oleh
Pulau Sumatera sebesar 22,37 persen, dan Pulau Kalimantan 7,99 persen. 1 Ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan yang tidak merata di Indonesia yang tersentralistik hanya di pulau Jawa
serta dengan kenaikan pertumbuhan sebesar itu belum bisa menunjukkan bahwa Indonesia
sebagai negara yang makmur, subur dan sejahtera karena jumlah angka rata-rata tersebut masih
dibawah angka kemiskinan di Indonesia yaitu 11,22 persen pada tahun 2015.2
Indonesia adalah negara yang mampu keluar dari krisis keuangan global tahun 2008 yang
disebabkan oleh runtuhnya lembaga-lembaga keuangan internasional di barat, terutama di
Amerika Serikat dan Inggris, beberapa negara Asia Timur seperti Malaysia, Singapura dan
Thailand.3 Ini membuktikan bahwa petumbuhan ekonomi Indonesia relatif mengalami
pertumbuhan fluktuasi tajam. Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan,
namun tetap saja terdapat ketimpangan perolehan pendapatan yang dirasakan karena kesenjangan
ekonomi/ketimpangan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat yang berpendapatan
tinggi dan kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, serta tinggi rendahnya tingkat
kemiskinan. Salah satu ketidak merataan distribusi pendapatan adalah pembangunan yang
berlangsung hanya terfokus pada pada kawasan tertentu sehingga memunculnya kawasan-

Ekonomi Indonesia Triwulan III-2015 Tumbuh 4,73 Persen Meningkat Dibanding Triwulan II-2015.
http://bps.go.id/brs/view/1200 Ekonomi Indonesia Triwulan III-2015 Tumbuh 4,73 Persen Meningkat Dibanding
Triwulan II-2015. Diakses pada 10 Febuari 2016
2
Persentase Penduduk Miskin Maret 2015 Mencapai 11,22 Persen http://www.bps.go.id/brs/view/id/1158. Diakses
pada 10 Febuari 2016
3
krisis keuangan global dan pertumbuhan ekonomi: analisa dari perekonomian asia timur
http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnalekonomi/Documents/11ec79729230486aa426daa84fbca561ArisyiFRazTamarindPKIndraDeaKArtikasihSyalindraCi
t.pdf . Diakses pada 10 Febuari 2016.

kawasan kumuh di tengah beberapa kota besar, serta sebaliknya hadirnya kawasan-kawasan
pemukiman mewah di tepian kota atau bahkan di pedesaan adalah suatu bukti nyata dari adanya
suatu ketimpangan yang terjadi. Perbedaan gaya hidup masyarakat merupakan bukti lain dari
ketimpangan. Serta individu masyarakat yang sudah kaya atau mampu menjadi tambah kaya,
sedangkan individu masyarakat yang miskin atau kurang mampu akan tetap miskin atau semakin
miskin. Sehingga pembangunan dan pertumbuhan ekonomi hanya dapat dinikmati oleh
penduduk kalangan atas. Sementara penduduk miskin tidak menunjukkan peningkatan yang
signifikan.
1.2. Defenisi dan Diskripsi Topik
Penulis akan mengalisa Kebijakan distribusi pendapatan dan Pengetasan Kemiskinan
pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Penulis akan membatasi kajian
penelitian yang fokus pada era Kabinet Indonesia Bersatu II.
Income Distribution
Distribusi Pendapatan memiliki arti sebuah hubungan antara pertumbuhan dan distribusi
yang menghasilkan restribusi pendapatan untuk menaikkan pendapatan dengan cara bagaimana
sebuah sistem perekonomian bekerja sebagai contoh sebuah analisis dari distribusi sebagai
sebuah parameter yang mempengaruhi sebuah output dari mekanisme ekonomi yang signifikan
dan didapat dari banyak isu penomena sosial yang terjadi serta kebijakan ekonomi yang
dilegitimasikan di suatu tempat. Distibusi pendapatan bertujuan untuk menghilangkan gap atau
jarak dari pertumbuhan ekonomi dengan bagaimana mekanisme politik bekerja.4
Di dalam bukunya Adam Smith The Wealth Nations menulis bagaimana Pemilik modal
dan Landlord membagi Share profit kepada pekerja untuk menjadikan good society di antara
pekerja. Kebijakan yang dibuat membuat sebuah kompetisi terjadi, pekerja akan mencari
pekerjaan yang berpenghasilan besar, namun yang menjadi masalah adalah pekerja tersebut
meninggalkan sektor terpenting sehingga terpusat hanya di satu tempat pembangunan terjadi.
Ekonomi sebagai faktor dari sebuah produksi, karena setiap produksi pasti terdapat
sistem perekonomian yang mengatur dari kebijakan yang dibuat. Faktor produksi terdiri dari
Labor, Land, Capital.5 Distribusi pendapatan secara nasional mengartikan pemerataan atau
4

Arrow, Kenneth and Michael D Intriligator. 2000. Handbook of Income distribution:volume 1. English: Norh
Holland. Hal: 2-5
5
Riddel Tom, Jean Shackelford dan Steve Steamos. 1944. Economics: A tool for understanding society.
Pennylvania:Library of Congress Cataloging. Hal. 74-79

ketidakmerataan pembangunan. 6 Penulis mengkaji distribusi pendapatan di Indonesia karena


distribusi pendapatan di Indonesia banyak terjadi masalah yang disebabkan kurangnya
pemerataan pembangunan. Pembangunan sarana dan prasarana hanya fokus di wilayah pulau
Jawa dengan dibuktikan dari data tahun 1970 dan 1976, mayoritas pembangunan berada di
kawasan perkotaan atau rural areas di Pulau Jawa.7 Faktor-faktor yang ketidakmerataan
ekonomi adalah:8 Pendapatan perkapita berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
ketidakmerataan distribusi pendapatan. Tenaga kerja berpengaruh secara signifikan dan negatif
terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan. Kesehatan berpengaruh secara signifikan dan
negatif terhadap distribusi pendapatan. Tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan dan
negatif terhadap distribusi pendapatan.
Pengetasan Kemiskinan
Kemiskinan adalah situasi ketidakmampuan seseorang yang tidak dikehendaki
kemauannya. Kemiskinan ditandai rendahnya pendidikan, produktivitas kerja, income, kesehatan
dan kesejahteraan. Menurut Emil Salim, lima karakter penduduk miskin adalah: 9

Tidak memiliki faktor produksi sendiri


Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan
sendiri
Tingkat pendidikan pada umumnya rendah
Banyak di antara mereka yang tidak mempunyai fasilitas
Di antara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai keterampilan atau
pendidikan yang memadai.
Sedangkan menurut Bank Dunia Kemiskinan dibagi menjadi dua yaitu Extreme Poverty
dan Moderate Poperty. Extreme Poverty adalah kemiskinan seseorang dengan pendapatan di
bawah US$1.25 per hari sedangkan Moderate Poperty adalah pendapatan seseorang di bawah
US$ 2 per hari.10

Distribusi Pendapatan. https://core.ac.uk/download/files/379/11726781.pdf . Diakses pada 10 Febuari 2016


Booth Anne & Peter McCawley. 1981. The Indonesian Economy During Soeharto Era. Kuala Lumpur: Oxford
University Press. Hal 181-184
8
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan distribusi pendapatan Indonesia: studi kasus 26
Propinsi di Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-108416.pdf. Diakses pada 10 Febuari 2016
9
Kadji Yulianto.Kemiskinan dan Konsep Teoritisnya.
10
Measuring Poverty.
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTPOVERTY/EXTPA/0,,contentMDK:20202198~me
nuPK:435055~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK:430367,00.html , Diakses pada 10 Febuari 2016
7

Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan diperlukan suatu kebijakan dari pemerintah


yang mengarahkan pada pemerataan pembangunan, tidak hanya fokus di satu tempat.
Selanjutnya model pembangunan mendorong dan mendukung usaha-usaha masyarakat agar
mampu memenuhi semua kebutuhannya.
1.3. Rumusan Masalah
Dalam tugas Individu ini, penulis membahas mengenai kesenjangan distribusi pendapatan
yang akan dibahas dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi era Kabinet Indonesia Bersatu II SBY?
2. Program Pemerintah apa yang dijalankan pada era Kabinet Indonesia Bersatu II SBY
untuk mengatasi kesenjangan distribusi pendapatan guna mengurangi kemiskinan?
3. Berapa jumlah persentase kemiskinan di Indonesia era Kabinet Indonesia Bersatu II
SBY?

BAB II
ANALISIS PEMBAHASAN

II.i. Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan SBY 2009-2014


Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan dari satu
perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan
sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada
suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perubahan yang bersifat kuantitatif
(quantitatif change) dan diukur dengan data Produk Domestik Bruto (PDB) yang diukur selama
kurun waktu tertentu.11
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah faktor
sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu penegtahuan dan teknologi, faktor
budaya, dan faktor sumber daya modal. Dibawah ini adalah grafik mengenai pertumbuhan
perekonomian Indonesia.

Tahun
GDP (annual percent change)
GDP per Capita (in USD)

2009

2010

2011

2012

2013

2014

4.60%

6.10%

6.50%

6.20%

5.80%

5.02%

2,345

2,984

3,467

3,546

3,468

GDP per Capita (in USD)

GDP (annual percent


change)

3,467
6.50%
6.10%

3,531.50

6.20%

3,546

3,4683,531.50

2,984

5.80%
5%

4.60%
2009

2010

2,345
2011

2012

2013

2009

2014

11

2010

2011

2012

2013

pengertian pertumbuhan ekonomi. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26531/4/Chapter%20II.pdf .


Data: Diolah dari Badan Pusat Statistik
Diakses pada 10 Febuari 2016

2014

Grafik di atas merupakan grafik pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejak tahun 2009
hingga tahun 2014. Pada tahun 2009 ke tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia terus
mengalami peningkatan, yang puncaknya adalah pada tahun 2011. Hal tersebut terjadi karena
Indonesia terus memperbaiki dan mengolah faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya
alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya, dan faktor sumber daya modal
dengan lebih baik lagi. Namun, tahun 2011 sampai 2014 perekonomian Indonesia merupakan
keadaan perekonomian yang sangat buruk dengan mengalami pase penurunan yang signifikan.
Hal tersebut mengindikasikan adanya masalah pada faktor-faktor tersebut.

II.ii. Kebijakan Distribusi Pendapatan dan Pengetasan Kemiskinan Kabinet


Indonesia Bersatu II dan Evaluasi Kinerja
Rencana Pembangunan Indonesia pada era Kepemimpinan kedua SBY tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang kemudian
dijabarkan pada Rencana kerja Pemerintah (RKP) tahunan. Selanjutnya Pemerintahan SBY
menerbitkan peraturan Presiden no 15 tahun 2010, tentang percepatan penanggulangan
kemiskinan. 12
Instrumen Penanggulangan Kemiskinan

12

Partai Demokrat. 2012. Program penanggulangan kemiskinan. Partai demokrat. Hal. 20-47

II.ii.1. Klaster 1
1. Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM) Program Pengentasan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II
dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam
jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga
generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.
Pelaksanaan PKH ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
pemerintah memberi bantuan tunai bersyarat bagi keluarga sangat miskin (KSM) yang memiliki
ibu hamil, anak balita, dan anak usia SD-SMP. Pada tahun 2010 program ini mencakup 774.293
KSM yang tersebar di 20 provinsi, 88 kabuten dan 946 kecamatan. Pada tahun 2014 diperluas
hingga 3,2 Juta RTSM dengan bantuan Rp. 1,8 Juta/KSM/tahun dan penambahan lokasi baru. 13

2. Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)


BSM adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu atau pra
sejahtera I untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah. Bantuan ini memberi peluang bagi
siswa untuk mengikuti pendidikan di level yang lebih tinggi. Selain itu juga bertujuan untuk
mengurangi jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya pendidikan. Nilai Beasiswa
13

Evaluasi Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.


http://www.bappenas.go.id/files/publikasi_utama/Evaluasi%20RPJMN%202010-2014.pdf. Diakses pada tanggal 21
Maret 2016

untuk Siswa Miskin Jenjang Pendidikan Dasar adalah Rp.30.000 per siswa per bulan/
Rp.360.000 per siswa per tahun. Sementara Siswa Miskin Jenjang Pendidikan Menengah, Atas,
dan Kejuruan adalah Rp. 65.000,00 per siswa per bulan.
Pada tahun 2010 penerima BSM 5,2 juta siswa dari tingkat SD hingga menengah, berikut
pertumbuhan penerima beasiswa: 14

3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi
satuan pendidikan dasar dan menengah pertama sebagai wujud pelaksanaan program wajib
belajar 9 tahun. Berikut tabel dana yang diberikan oleh Pemerintah:

14

Ibid, hal III.13

Penerima BOS meningkat dari 39,6 juta siswa pada tahun 2005 menjadi sekitar 45,1 juta
siswa untuk jenjang pendidikan dasar, dan ditambah sekitar 9,8 juta siswa jenjang pendidikan
menengah pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2014 BOS mencankup 30,4 juta siswa
SD/MI/sederajat, 14,1 juta siswa SMP/MTs/sederajat, dan 9,8 juta siswa SMA/SMK/MA. 15
4. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan hampir miskin. Tujuan Jamkesmas adalah meningkatkan akses terhadap masyarakat
miskin dan hampir miskin agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan. Pada saat ini Jamkesmas
melayani 76,4 juta jiwa. Persentase penduduk miskin yang memiliki Jamkesmas meningkat dari
48% pada tahun 2009 menjadi 64,58% pada tahun 2012. Jumlah puskemas yang memberikan
pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin telah meningkat dari 8.541 pada tahun 2009
menjadi 9.125 pada tahun 2012, dan persentase rumah sakit yang melayani paisen penduduk
miskin meningkat dari 62% menjadi 85%.16
5. Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)
Subsidi pangan yang diperuntukkan bagi keluarga miskin sebagai upaya dari pemerintah
untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan pada keluarga miskin.
Pendistribusian beras ini diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin dimana masingmasing keluarga akan menerima beras minimal 10 Kg/KK tiap bulan dan maksimal 20 Kg/ KK
tiap bulan dengan harga bersih Rp 1.000/kg di titik-titik distribusi. Keberhasilan Program Raskin
diukur berdasarkan tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu: tepat sasaran, tepat jumlah, tepat
harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi.

II.ii.2. Klaster II
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
PNPM dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan
prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong
prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
15

Ibid, IV-16
Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2010-2014. http://www.bappenas.go.id/files/1613/7890/3140/Buku-EvaluasiParuh-Waktu-RPJMN_Bappenas.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016.
16

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat


dikategorikan menjadi dua yakni:(1) PNPM-Inti terdiri dari program/proyek pemberdayaan
masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri
Perkotaan, Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), dan
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK). (2) PNPM-Penguatan terdiri
dari

program-program

pemberdayaan

masyarakat

berbasis

sektor

untuk

mendukung

penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target sektor tertentu.


Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan
PNPM Mandiri.
Sejak tahun 2009, PNPM telah dilaksanakan di seluruh kecamatan dengan jumlah lokasi
intervensi yang semakin meningkat hingga tahun 2014. Berikut jumlah kecamatan yang telah
dimasuki PNPM:17

Kegiatan PNPM-DKT atau program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus


(P2DTK) hingga tahun 2012 adalah tersalurkan Bantual Langsung Masyarakat (BLM) untuk
membiayai 8.651 subproyek/kegiatan. Adapun untuk Program Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), pada tahun 2012 mampu membangun infrastruktur sosial
ekonomi di 237 desa atau 28,1 persen lebih dari target RPJMN 2010-2014 sebanyak 185
kawasan. Total capaian pembangunan infrastruktur sosial ekonomi pada tahun 2010 hingga 2012
adalah 711 desa. Menunjukkan bahwa selama periode 2007-2014, berdasarkan kebutuhan
masyarakat, pemanfaatan BLM PN PM Mandiri lebih banyak dipergunakan untuk pembangunan
sarana mobilitas penduduk, seperti jalan, jembatan dan irigasi, kegiatan ekonomi, bidang
kesehatan, bidang kesehatan, dan pendidikan.
17

Ibid, III.16

10

Pemanfaatan BLM PNMPM Mandiri


Pendidikan
10%

Pariwisata
0%
Lingkungan
0%
Kesehatan
Energi
12%
1%
Ekonomi
13%

Transportasi
56%

sosial
4%

Pertanian
4%

II.ii.3. Klaster III


1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dana pinjaman dalam bentuk Kredit Modal Kerja
(KMK) dan atau Kredit Investasi (KI) dengan plafon kredit dari Rp. 5 Juta sampai dengan Rp.
500 juta. Agunan pokok KUR adalah proyek/usaha yang dibiayai, namun Pemerintah membantu
menanggung melalui program penjaminan hingga maksimal 70% dari plafon kredit. Bantuan
berupa fasilitas pinjaman modal ini adalah untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan
yang sebelumnya hanya terbatas pada usaha berskala besar dan kurang menjangkau pelaku usaha
mikro kecil dan menengah seperti usaha rumah tangga dan jenis usaha mikro lain yang bersifat
informal, mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM.
Dari periode 2007-2009, jumlah KUR yang disalurkan adalah Rp. 17,2 triliun dan
meningkat pada periode tahun 2010-2014, hingga mencapai Rp. 137,1 triliun, sehingga realisasi
penyaluran dari tahun 2007 hingga mei 2014 adalah Rp. 154,3 triliun. Adapun jumlah debitur
yang menerima KUR terdapat 11,0 juta debitur dengan rata-rata KUR per debitur Rp. 13,9 juta.
Mekanisme volume penyaluran KUR mengalami peningkatan dan jumlah bank penyalur KUR
2014 sebanyakan 33 bank. Penyaluran KUR telah mencapai Rp. 15,8 Triliun kepada 995.983
debitur.18

18

Ibid, III-17

11

2. Kredit Usaha Bersama (KUBE)


KUBE adalah program yang bertujuan meningkatkan kemampuan anggota KUBE di
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan: meningkatnya
pendapatan keluarga; meningkatnya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatan, tingkat
pendidikan; Meningkatnya kemampuan anggota KUBE dalam mengatasi masalah-masalah yang
mungkin terjadi dalam keluarganya maupun dengan lingkungan sosialnya; Meningkatnya
kemampuan anggota KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya, baik dalam
keluarga maupun lingkungan sosialnya. Sasaran program KUBE adalah keluarga miskin
produktif/orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang
yang mempunyai sumber mata pencaharian, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang
layak bagi kemanusiaan; Keluarga Miskin yang mengalami penurunan pendapatan dan
kesejahteraannya atau mengalami penghentian penghasilan.

II.iii. Kemiskinan di Indonesia:


Terpilihnya Presiden SBY pada tahun 2009 memperlihatkan kepercayaan masyarakat
terkait kinerja sebelumnya sebagai incumbent. Program bantuan pemerintah SBY atau Bantuan
Langsung Tunai (BLT) merupakan daya tarik politik ekonomi yang ditawarkan, walaupun jika
dibandingkan dengan kepemimpinan SBY sebelumnya masyarakat tetap sulit mencari kerja dan
jumlah kemiskinan yang masih terus ada. 19 Berikut statistik kemiskinan dan ketidaksetaraan di
Indonesia

Statistik kemiskinan dan ketidaksetaraan di Indonesia 2009-2014


Tahun
Kemiskinan
Relatif (%dari
populasi)
Kemiskinan
Absolut (dalam
jutaan)
Koefesien
Gini/Rasio Gini

2009

2010

2011

2012

2013

2014

14.2

13.3

12.5

11.7

11.5

11

33

31

30

29

29

28

0.37

0.38

0.41

0.41

0.41

0.41

19

Fenomena Kemenangan Partai Demokrat. http://www.tempo.co/read/kolom/2009/04/20/70/FenomenaKemenangan-Partai-Demokrat . Diakses pada 10 Febuari 2016

12

Data Statistik di atas menunjukkan penurunan kemiskinan nasional dari tahun 2009
sampai tahun 2014. Namun, pemerintahan SBY menggunakan persyaratan dan kondisi yang
tidak ketat mengenai definisi garis kemiskinan, sehingga yang tampak adalah gambaran yang
lebih positif dari kenyataannya. Tahun 2014 pemerintah Indonesia mendefinisikan garis
kemiskinan dengan perdapatan per bulannya atau melihat dari per kapita sebanyak Rp. 312,328.
Jumlah tersebut adalah setara dengan USD $25 yang dengan demikian berarti standar hidup yang
sangat rendah. jika menggunakan nilai garis kemiskinan yang digunakan Bank Dunia, yang
mengklasifikasikan persentase penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari
USD $1.25 per hari sebagaian mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, maka persentase
tabel di atas tidak akurat karena nilainya seperti dinaikkan beberapa persen. Menurut Bank
Dunia, angka penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari USD $2 per hari
mencapai angka 50.6 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2009. Ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk Indonesia hidup hampir di bawah garis kemiskinan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini angka kemiskinan di Indonesia memperlihatkan
penurunan yang signifikan. Meskipun demikian, diperkirakan penurunan ini akan melambat di
masa depan. Mereka yang dalam beberapa tahun terakhir ini mampu keluar dari kemiskinan
adalah mereka yang hidup di ujung garis kemiskinan yang berarti tidak diperlukan sokongan
yang kuat untuk mengeluarkan mereka dari kemiskinan. Namun sejalan dengan berkurangnya
kelompok tersebut, kelompok yang berada di bagian paling bawah garis kemiskinanlah yang
sekarang harus dibantu untuk bangkit. Ini lebih rumit dan akan menghasilkan angka penurunan
tingkat kemiskinan yang berjalan lebih lamban dari sebelumnya.

II.iii.1. Kemiskinan di indonesia dan distribusi geografis


Kemiskinan di Indonesia menunjukkan angka persentase yang selalu menurun dari tahun
ke tahun. Ketidakmerataan pembangunan dan distribusi ekonomi menyebabkan pembangunan
hanya terjadi di pulau Jawa yang notabene-nya setengah jumlah total penduduk Indonesia berada
di pulau Jawa. Salah satu karakteristik kemiskinan di Indonesia adalah perbedaan yang begitu
besar antara nilai kemiskinan relatif dan nilai kemiskinan absolut dalam hubungan dengan lokasi
geografis. Kemiskinan absolut merupakan situasi dimana penduduk atau sebagian penduduk
yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk
13

mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum. Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan


absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1,25/hari dan Kemiskinan menengah
untuk pendapatan dibawah $2 per hari. Jika dalam pengertian absolut lebih dari setengah jumlah
total penduduk Indonesia yang hidup miskin berada di pulau Jawa (yang berlokasi di bagian
barat Indonesia dengan populasi padat).
Sedangkan dalam pengertian kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang tidak berhubung
dengan garis kemiskinan, kemiskinan jenis ini bersumber dari prefektif masing-masing orang,
yaitu karena orang tersebut merasa miskin atau walaupun sudah mencapai tingkat kebutuhan
dasar minimum tetapi masih jauh lebih rendah di bandingkan dengan keadaan masyarakat
sekitarnya, maka orang tersebut masih berada dalam keadaan miskin. Ini terjadi karena
kemiskinan lebih banyak di tentukan oleh keadaan sekitarnya, daripada lingkungan orang yang
bersangkutan.20 Provinsi-provinsi di Indonesia Timur menunjukkan nilai kemiskinan yang lebih
tinggi. Tabel di bawah ini menunjukkan lima propinsi di Indonesia dengan angka kemiskinan
relatif yang paling tinggi. Semua propinsi ini berlokasi di luar wilayah Indonesia Barat seperti
Jawa, Sumatra dan Bali, yang adalah wilayah-wilayah yang lebih berkembang.
Provinsi dengan angka kemiskinan Relatif Tinggi
Papua

27.80%

Papua Barat

26.30%

Nusa Tenggara Timur

19.60%

Maluku

18.40%

Gorontalo

17.40%

Persentase berdasarkan jumlah Penduduk per Provinsi tahun 2014

Tingkat kemiskinan di provinsi-provinsi di Indonesia Timur ini, di mana sebagian besar


penduduknya adalah petani, kebanyakan ditemukan di wilayah pedesaan. Di daerah tersebut
masyarakat adat sudah lama hidup di pinggir proses dan program pembangunan. Migrasi ke
daerah perkotaan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan dan dengan demikian
dapat menghindari kemiskinan.

20

mengukur kemiskinan. http://www.sigana.web.id/index.php/kemiskinan-absolut.html . Diakses pada 10 Febuari


2016

14

Bertentangan dengan angka kemiskinan relatif di Indonesia Timur, tabel di bawah ini
menunjukkan angka kemiskinan absolut di Indonesia yang berkonsentrasi di pulau Jawa dan
Sumatra.
Provinsi dengan angka kemiskinan Absolut Tinggi
Jawa Timur

4.7

Jawa Tengah

4.6

Jawa Barat

4.2

Sumatra Utara

1.4

Lampung

1.1

Dalam jumlah Jutaan pada tahun 2014

Stabilitas harga makanan (khususnya beras) adalah masalah penting bagi Indonesia
sebagai negara yang penduduknya menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk
membeli beras. Oleh karena itu, tekanan inflasi harga beras (misalnya karena gagal panen) dapat
memiliki konsekuensi serius bagi mereka yang miskin atau hampir miskin dan secara signifikan
menaikkan persentase angka kemiskinan di negara ini.
II.iii.1.a. Kemiskinan Di Indonesia: Kota Dan Desa
Sejak pertengahan tahun 1990 jumlah absolut penduduk pedesaan menurun dan saat ini
lebih dari setengah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Kecuali beberapa
propinsi, wilayah pedesaan di Indonesia relatif lebih miskin dibanding wilayah perkotaan.
Penduduk pedesaan di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, kemiskinan di pedesaan
menurun sekitar 20 persen di pertengahan 1990-an, tetapi angka kemiskinan naik 26 persen
ketika Krisis Finansial yang melanda Asia terjadi antara tahun 1997 dan 1998. Setelah tahun

15

2009, terjadi penurunan angka kemiskinan di pedesaan yang cukup signifikan seperti apa yang
ditunjukkan tabel dibawah ini: 21

Kemiskinan Pedesaan (%
penduduk yang hidup dibawah
garis kemiskinan)
17.40%

2009

16.60%

15.70%

14.30%

14.40%

13.80%

2010

2011

2012

2013

2014

Data: Diolah dari Badan Pusat Statistik

Angka kemiskinan kota adalah persentase penduduk perkotaan yang tinggal di bawah
garis kemiskinan kota tingkat nasional. Tabel di bawah ini, yang memperlihatkan tingkat
kemiskinan perkotaan di Indonesia, menunjukkan pola yang sama dengan tingkat kemiskinan
desa: semakin berkurang mulai dari tahun 2009.

Kemiskinan Kota (% penduduk


yang hidup dibawah garis
kemiskinan)
10.70%

2009

9.90%
2010

9.20%
2011

8.40%

8.50%

2012

2013

8.20%
2014

Data: Diolah dari Badan Pusat Statistik

Dalam dua tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun 2012 dan 2013 terjadi peningkatan
angka kemiskinan. Ini terjadi terutama karena adanya pemotongan subsidi BBM oleh
pemerintahan presiden SBY diakhir tahun 2012. Harga minyak yang secara internasional naik
membuat pemerintah terpaksa mengurangi subsidi BBM guna meringankan defisit anggaran
pemerintah.

21

Angka Ekonomi Makro. http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomimakro/kemiskinan/item301. Diakses pada 10 Febuari 2016

16

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi tahun 2014


2014
Provinsi

ACEH
SUMATERA
UTARA
SUMATERA
BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA
SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
KEP. BANGKA
BELITUNG
KEP. RIAU
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI
YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BANTEN
BALI
NUSA
TENGGARA
BARAT
NUSA
TENGGARA
TIMUR
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN
TENGAH
KALIMANTAN
SELATAN
KALIMANTAN
TIMUR
KALIMANTAN
UTARA
SULAWESI
UTARA
SULAWESI
TENGAH
SULAWESI
SELATAN

Semester 1 (Maret)
Jumlah Penduduk Miskin Menurut
Provinsi (Ribu Jiwa)
Perkotaan
Perdesaan
Jumlah
161.94
719.31
881.25

Semester 2 (September)
Jumlah Penduduk Miskin Menurut
Provinsi (Ribu Jiwa)
Perkotaan
Perdesaan
Jumlah
158.04
679.38
837.42

632.2

654.47

1286.67

667.47

693.13

1360.6

108.08

271.12

379.2

108.53

246.21

354.74

166.36
100.12

333.52
163.68

499.88
263.8

159.53
109.07

338.75
172.68

498.28
281.75

367.12

733.71

1100.83

370.86

714.94

1085.8

104.54
230.63

216.41
912.28

320.95
1142.91

99.59
224.21

216.91
919.73

316.5
143.94

22.33

49.31

71.64

20.27

46.96

67.23

97.38
393.98
2578.36
1945.29

30.42
1748.71
2891.17

127.8
393.98
4327.07
4836.46

91.27
412.79
2554.06
1771.53

32.9
1684.9
2790.29

124.17
412.79
4238.96
4561.82

333.03

211.84

544.87

324.43

208.15

532.58

1535.81
375.69
99.9

3250.98
247.14
85.3

4786.79
622.83
185.2

1531.89
381.18
109.2

3216.53
268.01
86.76

4748.42
649.19
195.96

370.18

450.64

820.82

385.31

431.31

816.62

100.34

894.33

994.67

105.7

886.18

991.88

82.05

319.46

401.51

78.53

303.38

381.91

40.78

105.55

146.33

39.45

109.37

148.82

62.51

120.37

182.88

61.21

128.28

189.49

97.89

155.71

253.6

98.48

154.2

252.68

59.18

149.05

208.23

60.08

137.48

197.56

67.08

325.57

392.65

71.65

315.41

387.06

162.49

701.81

864.3

154.4

651.95

806.35

17

SULAWESI
TENGGARA
GORONTALO
SULAWESI
BARAT
MALUKU
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
PAPUA
INDONESIA

48.25

294.01

342.26

45.79

268.3

314.09

25.21

168.96

194.17

23.88

171.22

195.1

26.31

127.58

153.89

29.87

124.82

154.69

49.83
12.19
14.78
35.37
10507.2

266.28
70.45
214.65
889.04
286097

316.11
82.64
229.43
924.41
28280.03

47.58
11.17
14.06
35.61
10356.69

259.44
73.62
211.4
828.5
296681

307.02
84.79
225.46
864.11
27727.78

Data: Diolah dari Badan Pusat Statistik

Tabel di atas menunjukkan tingginya tingkat kemiskinan penduduk di semua Provinsi,


tabel memperlihatkan bahwa kesejahteraan yang tidak merata karena sebagian besar penduduk
miskin berada di Indonesia bagian timur. Ini karena disebabkan kurangnya pendidikan,
kesehatan, pemeliharaan penghasilan, pelayanan kerja dan pelayanan sosial.
Pengaruh antara ketimpangan distribusi pendapatan terhadap kemiskinan dipengaruhi
oleh adanya peningkatan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk cenderung berdampak
negatif terhadap penduduk miskin, terutama bagi mereka yang sangat miskin. Sebagian besar
keluarga miskin memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak sehingga kondisi perekonomian
mereka yang berada di garis kemiskinan semakin memburuk seiring dengan memburuknya
ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan.

KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak selalu menjamin kesejahteraan penduduk
karena terjadi ketimpangan kesejahteraan yang disebabkan distribusi pendapatan yang tidak
merata. Ketenagakerjaan dapat menjadi salah satu faktor, pada abad ke 20 ini dibutuhkan tenaga
kerja yang terlatih dan terdidik, sehingga yang tidak terlatih dan terdidik akan tertinggal dan
bahkan menurunkan pendapatan mereka. Distribusi pendapatan merupakan masalah perbedaan
pendapat antara individu yang paling kaya dengan individu yang paling miskin. Semakin besar
jurang

pendapatan

semakin

besar

pula

variasi

dalam

distribusi

pendapatan.

Jika

ketidakseimbangan terus terjadi antara kelompok kaya dan kelompok miskin, maka
perekonomian tersebut benar-benar menggambarkan pertumbuhan yang tidak merata.
Dibutuhkan Peran Pemerintah dalam mengatur ini dengan menyelaraskan pertumbuhan
ekonomi dengan kesejahteraan sosial serta distribusi pendapatan, sehingga ketika pertumbuhan
ekonomi meningkat, maka kesejahteraan masyarakat serta distribusi pendapatan pun juga dapat
18

dirasakan secara merata oleh masyarakat. Sebetulnya pada pemerintahan SBY jumlah
masyarakat miskin telah berkurang dan pertumbuhan ekonomi meningkat setiap tahunnya, walau
tidak bisa dipungkiri bahwa ekonomi global mempengaruhi ekonomi domestik. Programprogram Pemerintah terbukti dapat mengurangi kemiskinan dan memperkecil ketimpangan dari
distribusi pendapatan. Namun yang menjadi masalah adalah terkadang pemerintah gagal
menentukan bagaimana kriteria penduduk miskin sehingga program yang dibuat banyak tidak
tepat sasaran. Serta untuk memgatasi permasalahan ini dibutuhkan peran LSM, masyarakat dan
pelaku usaha untuk menciptakan masyarakat dengan perekonomian yang adil dan merata,
sinergitas antar intitusi Pemerintah harus mampu menciptakan satu framework bersama agar
terciptanya kesinambungan dan tata kelolah kerja yang baik. Serta tidak luput kolaborasi
bersama masyarakat, karena latar belakang masyarakat Indonesia yang komunal dengan
semangat gotong royong membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersar untuk
kesejahtraan bersama dari Sabang hingga Marauke.

19

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Artikel


Alfred w stonier, Douglas c. Hague.1964. A textbook of economic theory. London: John
wiley&sons inc.
Arrow, Kenneth and Michael D Intriligator. 2000. Handbook of Income distribution:volume 1.
English: Norh Holland.
Booth Anne & Peter McCawley. 1981. The Indonesian Economy During Soeharto Era. Kuala
Lumpur: Oxford University Press.
Hendra Esmara. 1978. Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan. Jakarta:Pt.Gramedia
Kadji Yulianto.Kemiskinan dan Konsep Teoritisnya.
Partai Demokrat. 2012. Program penanggulangan kemiskinan. Partai demokrat.
Riddel Tom, Jean Shackelford dan Steve Steamos. 1944. Economics: A tool for understanding
society. Pennylvania:Library of Congress Cataloging
Website
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan distribusi pendapatan Indonesia:
studi kasus 26 Propinsi di Indonesia. http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-108416.pdf.
Diakses pada 10 Febuari 2016
Angka Ekonomi Makro. http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomimakro/kemiskinan/item301. Diakses pada 10 Febuari 2016
Distribusi Pendapatan. https://core.ac.uk/download/files/379/11726781.pdf . Diakses pada 10
Febuari 2016
Ekonomi Indonesia Triwulan III-2015 Tumbuh 4,73 Persen Meningkat Dibanding Triwulan II2015. http://bps.go.id/brs/view/1200 Ekonomi Indonesia Triwulan III-2015 Tumbuh 4,73
Persen Meningkat Dibanding Triwulan II-2015. Diakses pada 10 Febuari 2016
Evaluasi Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
http://www.bappenas.go.id/files/publikasi_utama/Evaluasi%20RPJMN%2020102014.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2010-2014.
http://www.bappenas.go.id/files/1613/7890/3140/Buku-Evaluasi-Paruh-WaktuRPJMN_Bappenas.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016.
20

Fenomena Kemenangan Partai Demokrat.


http://www.tempo.co/read/kolom/2009/04/20/70/Fenomena-Kemenangan-PartaiDemokrat . Diakses pada 10 Febuari 2016
pengertian pertumbuhan ekonomi.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26531/4/Chapter%20II.pdf . Diakses
pada 10 Febuari 2016
Persentase Penduduk Miskin Maret 2015 Mencapai 11,22 Persen
http://www.bps.go.id/brs/view/id/1158. Diakses pada 10 Febuari 2016
krisis keuangan global dan pertumbuhan ekonomi: analisa dari perekonomian asia timur
http://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnalekonomi/Documents/11ec79729230486aa426daa84fbca561ArisyiFRazTamarindPKIndra
DeaKArtikasihSyalindraCit.pdf . Diakses pada 10 Febuari 2016.
Measuring Poverty.
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTPOVERTY/EXTPA/0,,co
ntentMDK:20202198~menuPK:435055~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK:4303
67,00.html , Diakses pada 10 Febuari 2016
mengukur kemiskinan. http://www.sigana.web.id/index.php/kemiskinan-absolut.html . Diakses
pada 10 Febuari 2016 .

21

Anda mungkin juga menyukai