Anda di halaman 1dari 16

Problematika Pembangunan

Ekonomi di Negara Muslim

Nama :
Eni Susilowati (20211700229015)
Adam (202117002290)
Indra (202117002290)
Paradoks Perekonomian Global

Permasalahan Pembangunan seperti, ketimpangan ekonomi antar Masyarakat, antar wilayah maupun
antar negara kerap terjadi, baik di negara maju maupun negara berkembang.

Riset yang dilakukan Oxfam International mempublikasikan bahwa pada tahun 2019 terdapat 2.153
milyuner dunia, namun kekayaannya melebihi kekayaan 4,6 miliar orang di dunia. Populasi dunia
sekitar 7,8 miliar pada tahun 2020, berarti hanya 0,00003% orang super kaya di dunia, yang
kekayaannya setara dengan hampir 60% penduduk seluruh dunia.

Konsekuensi dari tumbuhnya kesenjangan secara ekstrem tersebut sangatlah besar, seperti upaya
pengurangan kemiskinan lambat, keresahan sosial meluas, dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Paradoks Perekonomian Global

Menurut Byayima sebagai Direktur Oxfam Internasional, kesenjangan ekonomi global saat ini adalah
buah yang dibesarkan karena regulasi, kepemilikan perorangan (privatisasi), kerahasiaan keuangan,
dan globalisasi yang tidak terkendali selama 30 tahun.

Pengambil kebijakan di banyak negara, lebih berpihak kepada para pemilik kapital dan usaha besar
untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dibanding berpihak kepada
masyarakat. Ketimpangan perekonomian antar negara juga sangat jelas terlihat, 85% perekonomian
dunia dikuasasi hanya oleh 20 negara yang tergabung dalam G-20. Sementara sekitar 150 negara-
negara lainnya hanya memiliki kontribusi 15% sisanya.
Definisi & Ciri Negara Berkembang
Persamaan diantara negara sedang berkembang tersebut, secara material tidak sulit membedakannya
dengan negara-negara maju. Suatu negara dikatakan maju, sedang berkembang atau terbelakang dapat
dilihat dari beberapa indikator sosial ekonominya. Bank Dunia (World Bank) mengklasifikasikan
negara sedang berkembang dengan menggunakan pendapatan perkapita. Menurut Bank Dunia, ada
210 negara di dunia yang diperingkat berdasarkan pendapatan nasional bruto per-kapita, yaitu:

1. Negara berpendapatan rendah (low income country), yaitu negara dengan pendapatan perkapita
rakyatnya kurang dari US$ 975/tahun,
2. Negara berpendapatan menengah-bawah (lower middle income country), yaitu negara dengan
pendapatan perkapita rakyatnya antara US$ 976- US$ 3.855,
3. Negara berpendapatan menengah-atas (upper middle income country), yaitu negara dengan
pendapatan perkapita rakyatnya antara US$ 3.856-US$ 11.906, dan
4. Negara berpendapatan tinggi (hight income country), yaitu negara dengan pendapatan perkapita
rakyatnya lebih dari US$ 11.907.
Definisi & Ciri Negara Berkembang
Namun tidak semua negara berpendapatan tinggi dapat dikatagorikan sebagai negara maju. Karena itu
terdapat beberapa ciri utama yang membedakan negara maju dengan negara sedang berkembang,
seperti:
1. Kualitas SDM
Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat juga dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hampir
semua negara maju memiki IPM yang tinggi. Sebaliknya di negara sedang berkembang, kualitas
pendidikan, kompetensi, keterampilan, dan produktivitasnya rendah, yang mengakibatkan
pendapatan, kesejahteraan dan kesehatannya rendah. Demikian halnya IPM, pada umumnya negara-
negara berkembang memiliki IPM yang rendah juga.

2. Kemajuan sektor industry


Karena keterbatasan penguasaan ilmu, teknologi, dan finansial, sektor industri di negara berkembang
berperan sebagai substitusi impor, bukan orientasi ekspor, sehingga produk cenderung kurang
berkualitas, tidak efisien dan tidak memiliki daya saing yang memadai dengan produk impor. Tenaga
kerjanya Sebagian besar masih diserap oleh sektor pertanian tradisional dengan tingkat upah yang
rendah.
Definisi & Ciri Negara Berkembang
3. Ketersediaan infrastruktur
Negara berkembang infrastrukturnya cenderung terbatas, sehingga menghambat mobilitas sumber
daya antar wilayah. Akibatnya, terjadi hambatan aksesibilitas dan biaya ekonomi tinggi dalam
menstimulus tumbuhnya investasi, penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan rakyat.

4. Ketersediaan modal kapital


Di negara-negara sedang berkembang dengan pendapatan perkapita masyarakatnya yang rendah,
memiliki tabungan yang rendah, dan kekurangan modal untuk membiayani investasi berbagai
kebutuhan publik untuk menopang pembangunannya. Pada sisi lain pendapatan negara juga rendah
karena kurangnya pendapatan negara, sebagai akibat rendahnya tingkat investasi domestik, rendahnya
penyerapan tenaga kerja, dan rendahnya upah. Akibatnya banyak negara sedang berkembang terjebak
dengan utang luar negerinya.
Masalah Utama Ekonomi Negara Berkembang
Pembangunan dalam perspektif Islam bukan hanya bersifat material semata, tetapi sangat
transendental. Bukan hanya untuk kehidupan jangka pendek di dunia, namun lebih jauh dari itu yaitu
untuk kemuliaan dan kesejahteraan di akhirat kelak. Oleh karena itu, dalam perspektif Islam yang
disebut negara miskin atau belum maju tidak hanya bersifat duniawi, namun juga akhirat (ukhrawi).
Setidaknya ada empat indikator utama suatu negara dikatakan maju dan sejahtera dalam perspektif
Islam (Beik dan Arsyianti, 2015), yaitu:

1. Ajaran Islam sudah menjadi pedoman dalam berkehidupan ekonomi suatu bangsa. Kemajuan
bangsa apabila diraih dengan cara yang tidak adil dan merugikan orang lain bahkan alam, itu
hanya keberhasilan semu. Karena pada dasarnya hal itu menentang aturan Allah SWT, tidak akan
mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebenarnya, dan tidak akan berkah (QS
Thaha:124). Oleh karenanya, ekonomi dalam Islam bersifat multidimensional dan tidak
memisahkan antara ajaran agama dengan ajaran duniawi.
Masalah Utama Ekonomi Negara Berkembang
2. Kebutuhan pokok manusia, primer dan sekunder sudah terpenuhi. Islam tidak mengajarkan
mengajarkan hidup bermewah-mewah dan berlebih-lebihan, namun Islam juga tidak
mengajarkan hidup dalam kemelaratan karena kemiskinan itu mendekatkan kepada kekufuran.
Islam tidak melarang makhluk-Nya memiliki banyak kekayaan, karena Islam menganjurkan juga
kita untuk senantiasa bersedekah dan peduli terhadap sesama.

3. Kegiatan ekonomi sektor riil, bidang industri dan perdagangan sudah berjalan dengan baik. Inti
kegiatan ekonomi dalam perspektif Islam adalah bergeraknya sektor riil, yaitu bidang bidang
industri dan perdagangan. Produksi dan distribusi yang baik, adalah produksi dan distribusi yang
menjamin perputaran roda perekonomian dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat secara
wajar dan adil yang berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Masalah Utama Ekonomi Negara Berkembang
4. Keamanan dan ketertiban sosial terjamin. Kita tidak mungkin dapat melaksanakan ibadah dengan
baik, mampu memenuhi kebutuhan pokok, bidang industri dan perdagangan berjalan dengan
lancar, apabila tidak ada rasa aman dan tertib di masyarakat.

Dudly Seers (1969) menyatakan bahwa suatu negara mengalami proses pembangunan jika
kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan mengalami penurunan. Namun, jika salah satu dari
ketiga persoalan tersebut menjadi lebih buruk, maka sulit untuk mengatakan telah terjadi
pembangunan walaupun pendapatan per kapita mengalami peningkatan.
Masalah Utama Ekonomi Negara Berkembang
Menurut Chapra (1993), semua negara muslim tergolong negara-negara berkembang meskipun
diantaranya relatif kaya sementara lainnya terkategori miskin. Seperti mayoritas negara-negara
berkembang dan miskin lainnya, negara muslim dihadapkan pada persoalan-persoalan sulit. Salah
satu permasalahan yang umum adalah ketidakseimbangan ekonomi makro yang dicerminkan dengan
angka pengangguran dan inflasi yang tinggi, defisit neraca pebayaran yang sangat besar, depresiasi
nilai tukar mata uang yang berkelanjutan, dan beban utang yang berat. Permasalahan lain adalah
kesenjangan pendapatan yang cenderung merusak jaringan solidaritas sosial dan merupakan salah satu
penyebab utama ketidakstabilan sosio-politik.

Masalah dan hambatan di negara-negara berkembang sangat mendasar dan beragam pada sendi-sendi
kehidupan yang paling esensial. Masalah dan hambatan tersebut, yaitu kemiskinan, populasi,
pengangguran, ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan, korupsi, industrialisasi,
masalah dualisme, ketimpangan sektor riil dan moneter, depresiasi mata uang, investasi asing, utang
luar negeri, dan perusahaan trans nasional.
Masalah Kemiskinan & Standar Hidup Rendah
Menurut Arsyad (2010), kemiskinan itu bersifat multidimensional, karena kebutuhan manusia itu
beraneka macam, karenanya kemiskinan juga memiliki banyak aspek. Bank Dunia (1995),
kemiskinan memiliki banyak bentuk, berubah dari satu tempat ke tempat lain dan antar waktu, serta
memiliki solusi yang berbeda.

Kemiskinan akan berdampak pada kualitas dan standar hidup (levels of living) yang rendah. Standar
hidup yang rendah dapat secara nyata terlihat dari tingkat kemiskinan masyarakatnya yang tinggi,
tingkat pendapatannya rendah, tingkat pendidikannya rendah, konsumsi nutrisi rendah, tingkat
kematian bayi yang tinggi, harapan hidup yang rendah, sarana pendidikan dan kesehatan yang masih
terbatas, kondisi perumahan, pemukiman, dan infrastruktur seperti jalan dan jembatan tidak memadai,
penduduknya merasa tidak aman, tidak nyaman dan putus asa.
Ketimpangan Ekonomi
Indikator mengukur ketimpangan pendapatan umumnya adalah Rasio Gini (Gini Ratio). Rasio gini
didefinisikan sebagai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan penduduk suatu wilayah atau
negara tertentu. Koefisien gini berdasarkan kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif
yang membandingkan distribusi dari nilai pengeluaran konsumsi dengan distribusi seragam yang
mewakili persentase kumulatif penduduk. Nilai dari koefisein gini antara 0 dan 1, dengan 0 diartikan
pemerataan sempurna dan 1 adalah ketimpangan sempurna.
Masalah Kependudukan & Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, dapat menimbulkan
berbagai masalah pada bidang lainnya apabila tidak terdidik dengan baik, seperti pada masalah
ketersediaan kebutuhan bahan pokok, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan,
penyediaan lapangan kerja, dan berpotensi menambah jumlah pengangguran.

Menurut Tjaja (2000), jumlah penduduk yang besar, dengan tingkat pertumbuhan yang tidak
terkendali, serta persebaran penduduk yang tidak seimbang sesuai dengan daya dukung alam, akan
menjadi masalah dan beban bagi masyarakat dan negara yang bersangkutan. Bentuk hubungan antara
pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi adalah positif di negara maju, tetapi di negara
yang sedang berkembang hubungan tersebut masih negatif.
Pembiayaan Pembangunan Ekonomi
Kendala lain yang dihadapi negara berkembang yakni rendahnya tabungan dan devisa yang dapat
dipakai untuk membiayai pembangunan, mengimpor barang-barang modal dan untuk menutup defisit
transaksi luar negerinya. Akibat keterbatasan pembiayaan tersebut, banyak negara berkembang
berlomba-lomba mencari investor asing dan menarik utang luar negeri.

Mereka membuat regulasi yang dianggap semakin memudahkan para investor menanamkan
modalnya, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatannya, yang kadang tidak seiring
dengan aspirasi rakyatnya.

Hal tersebut sama dengan teori Harrod-Domar, dimana pembentukan modal merupakan faktor kunci
bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara, dan pembangunan itu akan berlangsung melalui akumulasi
modal dan laju pertumbuhan.
Masalah Industialisasi & Sektor Pertanian
Industrialisasi merupakan proses rekayasa sosial yang memungkinkan suatu masyarakat siap menghadapi
transformasi di berbagai bidang kehidupan yang lebih maju dan berkualitas untuk meningkatkan harkat dan martabat
kehidupannya sebagai makhluk sosial di tengah perubahan dan tantangan-tantangan yang selalu muncul bergantian.

Terjadinya pergeseran mata pencaharian masyarakat dari sektor agraris tradisional menjadi masyarakat industri
modern, profesi masyarakat semakin beragam mengikuti tren turbulensi ekonomi dan bisnis, serta gaya hidup
masyarakat yang semakin tidak dapat dipisahkan dari adanya inovasi teknologi yang semakin canggih merupakan
beberapa dampak yang disebabkan oleh adanya industrialisasi.

Dalam sektor pertanian terdapat tiga permasalahan utama yaitu masalah produksi yang berhubungan dengan
kapasitas, produktivitas petani, insentif kepada petani dan ketidakakuratan data, kemudian permasalahan distribusi
terkait dengan panjangnya rantai tata niaga dan adanya pelaku yang mendominasi pasar, sehingga harga ditentukan
oleh segelintir pelaku pasar tersebut, serta mengakibatkan pada permasalahan lainnya yaitu dalam hal keterjangkauan
harga.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai