Hirschman
Rosensteinen Rodan
Nurkse
Hirschman
Menurut teori unbalanced growth (Albert O. Hirschman, 1958),
Investasi hanya ditanam dalam sektor strategis tertentu yang merupakan leading
sector, dan ini akan menciptakan peluang investasi lebih lanjut. Ini merupakan
jalan terbaik untuk pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, tesis the big
push terlalu gloomy bagi LDCs: mereka tidak memiliki keahlian untuk melakukan
suatu upaya yang masif.Kekurangan utama dalam negara terbelakang (LDC)
tidak terletak pada suplai tabungan, tetapi keputusan untuk berinvestasi oleh
para entrepreneurs dan pembuat keputusan. Kemampuan untuk berinvestasi
tergantung pada jumlah dan keberadaan investasi. Hirschman percaya bahwa
negara-negara miskin memerlukan suatu strategi pembangunan yang mendorong
keputusan investasi.Ia menyatakan bahwa karena risorsis dan kemampuan
terbatas, tesis big push lebih masuk akal jika diterapkan secara strategik dalam
industri tertentu. Pertumbuhan kemudian akan menyebar dari satu sektor ke
sektor lainnya.
Rosensteinen Rodan
Menurut Rosenstein-Rodan,
Kalau negara berkembang mau memutus rantai kemiskinan maka perlu ada
“investasi berskala besar” di sektor industri (big push). Investasi dalam skala
besar ini akan menciptakan interaksi yang sinergis diantara berbagai sektor.
Namun hal ini sulit sekali dilakukan dalam suatu frame pasar alami. Para
wirausahawan akan berpikir matang untuk menerapkan konsep big push ini
berdasarkan kalkulasi untung-ruginya. Karenanya, sektor-sektor produksi yang
potensial tidak dapat “digarap” oleh pasar (privat) karena keraguan pasar untuk
membuat keputusan investasi. Apalagi untuk menjalankan konsep big push ini,
diperlukan dukungan infrastruktur sosial seperti: jalan, jembatan, pelabuhan,
sistem komunikasi, rumah sakit, sekolah, irigasi, dan sebagainya.
Rosenstein-Rodan mengklaim bahwa ia telah membuat beberapa inovasi.
Pertama, terkait dengan pengangguran terselubung (disguised unemployment)
khususnya dalam sektor pertanian akan mengalami peningkatan output total
mengingat dukungan infrastruktur sosial menjadi penting dalam pembangunan.
Kedua, investasi berskala besar berpotensi memberikan dampak bagi
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di luar dari yang diprediksi. Ketiga,
investasi berskala besar dapat menghasilkan tenaga-tenaga terlatih dan
profesional.
Nurkse
Debat pembangunan pada 1940-an hingga 1960-an berkenaan dengan
konsep balanced growth versus unbalanced growth. Oleh para penganjurnya,
esensi dari konsep balanced growth adalah modal (capital) atau investasi harus
ditanamkan dalam “berbagai sektor” yang saling mendukung satu sama lain.
Ragnar Nurkse (1953) memandang strategi ini sebagai satu-satunya jalan untuk
melepaskan diri dari lingkaran setan kemiskinan.
Tesis ini mendukung tesis big push theory (Paul Rosenstein-Rodan), bahwa suatu
strategi “gradualisme” akan mengalami kegagalan. Perlu ada upaya untuk
mengatasi inersia yang inheren dalam ekonomi yang stagnan. Situasinya
dianalogikan dengan sebuah mobil yang macet di tengah salju: mobil itu tidak
akan bergerak dengan sedikit dorongan perlahan-lahan; ia memerlukan suatu
dorongan yang kuat (a big push).
Hal yang sangat berbeda yang kita temukan di antara negara maju
dan negara berkembang terletak pada beberapa hal, dan salah satunya pada
tingkat pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk memang menjadi
salah satu ciri yang menunjukkan suatu negara apakah tergolong dalam
negara berkembag ataukah negara maju. Di negara maju, kita akan
menemukan tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah, bahkan sangat
rendah. Hal ini dipengaruhi dan didukung oleh berbagai macam hal, seperti
gaya hidup yang serba modern hingga sifat hedonis dan individualistis yang
tinggi. namun hal- hal tersebut tidak akan kita temukan di negara
berkembang. negara berkembang memiliki sebagian penduduk yang masih
mengenyam pendidikan rendah. Selain itu masyarakat negara berkembang
masih sangat kental dengan adat istiadat serta kebudayaan. Hal ini tentu saja
akan menimbulkan ikatan yang kuat diantara sesama anggota keluarga.
Dengan demikian mempunyai keturunan yang banyak menjadi suatu
anugerah tersendiri.
Adanya Ketidakmerataan
Kekurangan Modal
Indonesia
Filipina
Thailand
Malaysia
Vietnam
Timor Leste
Armenia
Kazakstan
Kirgistan
Mongolia
Tajikistan
Turkmenistan
Uzbekistan
Afghanistann
iki negara berkembang sebangak 48, yaitu:
beberapa negara berkembang yang ada benua Asia Afrika dan Amerika
Lati
Bangladesh
Bbhutan
Brunei Darussalam
Kamboja
Cina
Fiji
India
Kribati
Korea Utara
Laos
Maldives
Myanmar
Nepal
Pakistan
Palestina
Papua Nugini
Samoa
Solomon
Sri Lanka
Tonga
Tuvalu
Vanuatu
Bahrain
Iran
Irak
Yordania
Kuwait
Lebanon
Oman
Qatar
Arab Saudi
Suriah
Zaman
Uni Emirat Arab
Aljazair
Senegal
Zimbabwe
Djibouti
Mesir
Libya
Mauritania
Maroko
Sudan
Sudan Selatan
Tunisia
Angola
Benin
Botswana
Burkina Faso
Burundi
Kamerun
Cape Verde
Republik Afrika Tengah
Chad
Komoro
Republik Demokratik Kongo
Republik Kongo
Ivory Coast
Guinea Khatulistiwa
Eritrea
Ethiopia
Gabon
Gambia
Ghana
Guinea
Guinea- Bissau
Kenya
Lesotho
Liberia
Madagaskar
Malawi
Mali
Mauritus
Mozambik
Namibia
Niger
Nigeria
Rwanda
Sao Tome and Principe
Swaziland
Tanzania
Togo
Uganda
Polandia
Lituania
Romania
Bullgaria
Latvia
Montenegro
Ukraina
Serbia
Albania
Moldova
Georgia
Azerbaijan
Bosnia dan Herzegovina
Belarus
Kroasia
Kosovo
Makedonia
Turki
Argentia
Bahama
Barbados
Chili
Brazil
Columbia
Bolivia
Bolivia
Belize
Antigua
El Savador
Ekuador
Republic Dominika
Costa rika
Grenada
Guyana
Guatemala
Haiti
Honduras
Meksiko
Jamaika
Panama
Nikaragua
Peru
Paraguay
Lucia
Vincent
Suriname
Uruguay
Venezuela
Tindad and Tobago
Fiji
Kribati
Kepulauan Marshall
Federasi Mikronesia
Nauru
Palau
Samoa
Solomon
Tonga
Tuvalu
Vanuatu
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pertumbuhan-ekonomi/
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/karakteristik-negara-berkembang#:~:text=Beberapa
%20tanda%20atau%20ciri%20atau,ditandai%20dengan%20tingginya%20tingkat
%20pengangguran.
http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68320-Umum-Teori
%20Pembangunan.html#:~:text=Hirschman%20percaya%20bahwa%20negara
%2Dnegara,secara%20strategik%20dalam%20industri%20tertentu.