Anda di halaman 1dari 6

BAB I.

PENDAHULUAN
 

1. LATAR BELAKANG
 

Pada zaman modern sekarang sangat dibutuhkan orang-orang yang mempunyai kualitas
kepemimpinan yang baik, berintegritas tinggi dan lain sebagainya. Banyak sekali tuntutan yang
harus dipenuhi oleh seorang pemimpin maupun sebuah organisasi khususnya gereja.

Gereja merupakan sebuah organime sekaligus sebuah sistem yang menjalankan fungsinya
secara dinamis, karena gereja merupakan suatu kehidupan bersama yang mempengaruhi
lingkungannya dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungannya. Gereja sebagai sebuah sistem
tentu kinerjanya perlu diolah dan dimanajemen sebagaimanan mestinya agar visi, misi, tujuan
dan sasarannya dapat tercapai.

Gereja merupakan lembaga yang tidak mencari kenuntungan materi (on profit) maupun maupun
penghasil barang. Namun,di dalam gereja meliputi sumber daya manusia, program pelayanan,
program kerja dan kondisi keuangan yang terus berubah-ubah. Karena sifatnya yang terus
menerus mengalami perubahaan ( seperti perubahaan dalam data jemaat, dan keuangan dan
pelayanan) maka gereja memerlukan pengelolaan yang baik.

Banyak gereja sekarang ini kurang dalam pengelolaan yang baik, sehingga gereja tidak
bertumuh dengan baik dan juga tidak menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam pertumbuhan imannya. Selain itu, gereja sebagai lembaga yang berorientasi pada moral
dan iman harus menjadi contoh dalam pengelolaan, transparansi dan pelaksanaan tanggung
jawab.

1. TUJUAN DARI MAKALH INI


 Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan menerapkan manajemen
kepemimpinan gereja.
 Melalui makalah ini pemimpin gereja diharapakan mampu menerapkan manajemen
dalam kepemimpinan.
 

 
BAB II.  PENGERTIAN MANAJEMEN
 
1. MANAJEMEN SECARA UMUM
            Kata  “manajemen”  berasal dari kata “manus” (Bahasa Latin) yang berarti  “tanggan”.
Manajemen artinya cara menangani suatu tugas. Istilah manajemen secara utuh berawal dari
cara melatih seekor kuda untuk siap berpacu.kehalian dalam melatih kuda itu membawa orang
kepada pemikiran yang lebih dalam, sehingga kemudian istilah manajemen berkembang
menjadi pengertian umum yang berarti “menangani suatu senjata, bagaimana ,mengontrol dan
mempergunakannya”. Sedangkan pengertian manajemen menurut Wikipedia bahasa Indonesia
adalah memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen sangat berhubungan erat
dengan kecakapan manusia dalam menangani atau mengelola suatu usaha ataupun institusi,
juga kesanggupan menangani dengan langkah yang penuh kewaspadaan dan bijaksana.
Dengan sedikit memahami pengertian tersebut, menuntut setiap orang harus belajar bagaimana
cara membangun, mengembangkan dan memajukan suatu usaha melalui dan bersama orang
lain.
Beberapa pengertian manajemen menurut para ahli antara lain:

1. Ricky W. Griffin, mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, dan pengkoordonasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995, mendefinisikan manajemen adalah proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
3. Dale Carnegie dan Associates 1978:13, mendefinisikan manajemen sebagai
kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan melalui penggunaan yang
efektif dari dari sumber daya yang ada pada organisasi.
4. Sukanto Reksohadiprodjo, 1986:15, manajemen adalah suatu usaha merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinisir serta mengawasi kegiatan dalam suatu
organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.
Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah ilmu dan
seni dari suatu proses usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
dan pengendaliankegiatakan penggunaan sumber daya manusia serta benda dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Dari uraian ini
manajemen dikategorikan sebagai ilmu, yang berarti dapat dipelajari dan diajarkan. Di sisi lain
manajemen adalah seni sehingga ada unsure-unsur bakat atau talenta seseorang. Karena
luasnya cakupan ilmu manajemen, maka kepemimpinan (dan juga fungsi-fungsi lain yang
berperan dalam organisasi, misalnya administrasi) merupakan bagian dari ilmu manajemen.

1. MANAJEMEN GEREJA
            Gereja secara internal, merupakan sebuah komunitas spiritual yang
menawarkan sebuah proses perubahan kehidupan yang terus menerus menuju

kepada kesempurnaan. Ada banyak gesekan yang terjadi di dalammya, mereka

yang bertahan akan semakin disempurnakan menuju kedewasaan rohani. Secara


eksternal, gereja memiliki misi untuk membawa nilai-nilai Kerajaan Allah ke

dalam dunia. ini sehingga karya penyelamatan Yesus Kristus dapat diberitakan

melalui kehidupan gereja itu sendiri.

Hakekat Gereja didasari oleh Kisah Para Rasul 2 : 1 “Turunnya Roh

Kudus”. Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dengan cahaya Kristus,

yang bersinar dalam wajah gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua

makhluk. Dengan pernyataan ini mau dikatakan kepada kita bahwa gereja dalam

Kristus adalah tanda dan sarana, saluran rahmat persatuan mesra manusia dengan

Allah yang menyelamatkan. Pada saat sekarang ini gereja harus menunaikan tugas

perutusan itu yakni supaya semua orang tergabung secara lebih erat melalui

berbagai cara, hubungan sosial dan budaya memperoleh kesatuan sepenuhnya

dalam Kristus.

Manajemen menurut kehendak Allah adalah menuntut seseorang pemimpin harus berpikir
secara strategis dalam hubungan dengan Firman Allah. Firman Tuhan sebagaimana tertulis
dalam Alkitab bagi orang Kristen atau umat kristiani member hikmat,menuntun kepada
keselamatan bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik oprang dalam kebenaran (2 Tim. 3:15-16). Selain itu Firman Tuhan merupakan
pelita dan terang dalam segala usaha dan kegiatan serta perikehidupannya( Mazmur 119:105,
130), yang tentu saja termasuk didalamnya adalah usaha dan kegiatannya dalam bidang
manajemen. Firman yang tertulis di dalam Alkitab bahkan banyak melandasi semua aspek dari
manajemen, yaitu sumber daya manajemen, perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan,
pengkoordinasian, pengendalian, pemasaran, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
menangani konflik, menghindari kegagalan, pemilikan, kewajiban sosial, dan lain-lain.  Oleh
karena itu, pengertian manajemen gereja adalah manajemen yang beralaskan pada firman
Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Alkitab. Walaupun demikian, dalam pengertian tersebut
bukan berarti Alkitab buku pelajaran manajemen.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen gereja adalah salah satu alat
untuk mencapai visi,misi, tujuan dan sasaran gereja yang berdasarkan firman Tuhan. Sebagai
alat manajemen gereja haruslah dibangun sesuai dengan kebutuhan gereja. Bangunan
manajemen yang tidak sesuai dengan kebutuhan gereja akan membuat alat manajemen itu
tidak dapat dipergunakan untuk mencapai tujuannya atau setidaknya menyebabkan kinerja
gereja yang tidak optimal.

Manajemen gereja merupakan seni mengelola gereja yang membutuhkan kreativitas disamping
kepekaan rasadalam menjalankannya. Penting untuk selalu menyadari bahwa
penyelenggaraan manajemen gereja selalu ada ketegangan antara proses dan hasil. Keduanya
harus diperhatikan agar pelayanan ini memberikan manfaat dan sukacita bagi semua.
 
BAB III ISI
MANAJEMEN MENURUT KEPEMIMPINAN NEHEMIA
 
1. Nehemia melakukan perencanaan
Dalam bulan kislew tahun ke-20 (1:1) pemerintahaan Artahsastra (2:1), Hanani, saudara laki-
laki Nehemia, tiba dari Yerusalem bersama dengan serombngan orang Yehuda untuk
memberitahukan kepadanya bahwa penduduk Yehuda berada dalam kesukaran besar dan
tembok Yerusalem tinggal reruntuhan (1:2-3). Nehemia, juru minum raja (ay 11), kemudian
menagis dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Ketika empat bulan kemudian ketika Nehemia
sedang melayani raja Artahsastra seperti biasanya, terbukalah kesempatan untuk
memberitahukan tentang keadaan kota Yerusalem yang menyedihkan itu dan memohon izin
untuk pulang serta membangunnya kembali (2:1:5). Raja memberikan izin serta wewenang
untuk meminta kayu bagi pembangunan itu (2:6-8). Dan Nehemia pulang ke Yerusalem (2:9-
11).

1. Nehemia Melakukan Pendataan


Setelah tiga hari di kota itu, Nehemia secara diam-diam melakukan penelitian atas reruntuhan
tembok kota itu (2:11-16). Lalu ia memberi tahukan  kepada teman-temannya orang Yahudi
tentang penugasannya, dan mendesak mereka untuk membangun kembali tembok itu (2:17-
18).

Sebelum itu, ia mengajukan surat kepada raja untuk meminta kayu kepada bupati di daerah
sungai Efrat. Maka dari itu bahan sudah siap, dan surve pun sudah dilakukan oleh Nehemia.
Langkah berikutnya ia mengelompokan para peserta pembangunan dan membagi tugas tiap-
tiap kelompok untuk membangun tembok Yerusalem (3:1-23).

1. Halangan-halangan dan penyelesaian yang dihadapi Nehemia


Dalam pelaksanaan pembangunan, Nehemia berserta para pekerja mendapat perlawanan dari
pihak lain yaitu Sanbalat, orang Horon, Tobia, pejabat kerajaan di Amon dan Gesyem, orang
Arab. Cara untuk mengatasinya Nehemia membuat sistem berkerja dan menjaga. Artinya
Nehemia membagi peserta ada yang berkerja dan ada yang menjaga sehingga pembangunan
tembok tidak terhalangi.
Kesulitan yang berat dihadapi oleh Nehemia adalah kesuilitan ekonomi para pekerja untuk
membangun tembok. Pasal 5 menjelaskan bagaimana tindakan Nehemia dalam mengatasi
masalah itu. Nehemia mengambil tindakan darurat yaitu ia memberi peraturan kepada para
pinjaman, kepada golongan yang berkekurangan  tidak akan diberikan bunga pinjaman dan
bagi orang-orang kaya serta golongan atas Nehemia meminta menghapus hutang mereka.

Dan Nehemia juga adalah seorang pemimpin yang mempunyai kemurahaan hati, ia tidak
memungut pajak kepala daerah setempat. Bahkan ia sendiri yang membiayai makan bersama
mejanya (5:14-19).

Perlawanan berikutnya dilanjutkan dengan serangan atas Nehemia; mereka membujuk dia
untuk meninggalkan kota supaya mereka dapat menyerangnya, dan mengancam akan
melaporkan  kepada raja bahwa ia berencana untuk memberontak. Akhirnya musuh-musuh itu
menggunakan nubuat-nubuat palsu untuk menakut-nakuti Nehemia supaya ia mengurungkan
diri dalam Rumah Allah demi keselamatannya sendiri. Semua ini dilawannya dan tembok itu
diselesaikan selama lima puluh dua hari.

1. Peranan kepemimpinan Nehemia bagi ISRAEL


Setelah tembok itu selesai, ia kemudian berusaha meningkatkan jumlah penduduk Yerusalem
dan memperbaiki penyelewengannya dalam bidang sosial, ekonomi dan agama. Dari doa-doa
dan kesalehannya nyata bahwa ia mempunyai keyakinan yang kuat dalam agamanya. Dengan
demikian, Nehemia memberi struktur fisik dan sosial serta stabilitas ekonomi, sehingga umat
yang terbentuk oleh semangat dan kearfan Ezra, dapat dapat bertumbuh. Karya mereka berdua
mempersatukan jati diri Israel dengan kehidupan keagamaan sedemikian rupa, sehingga umat
Allah, firman Allah dan janji-janji keselamatanNya, terpelihara sampai pada saat Allah
menggenapi semua kerinduan dan harapan perjanjian yang lama dalam diri dan karya Yesus
Kristus.

 
 
 
 
 
 
 
 
BAB IV. SARAN DAN IMPLIKASI
 
            Gereja perlu ada pengaturan otoritas dan tugas sehingga pekerjaan biasa dilaksanakan
dengan tepat oleh orang yang tepat dengan cara yang bertanggungjawab. Fungsi organisasi di
dalam gereja adalah untuk mendukung antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan visi
dan misi gereja. Contoh sederhananya bahwa kalau hanya pemimpin yang bertanggungjawab
semuanya tentu ini berjalan dengan baik.
Organisasi sangat penting, diibaratkan seperti satu batang lidi menyampu sampah-sampah,
otomatis sampah-sampah itu sangat sulit disingkirkan, tetapi kalau lidi itu banyak otomatis
sampah tadi bisa dibershihkan dan disingkirkan. Demikian juga fungsi organisasi dalam sebuah
gereja.

Gereja harus memperhatikan dalam pembagian tugas, karena mengingat bahwa setiap orang
mempunyai keahlian/ketrampilan yang berbeda dengan orang lain. Gereja harus
memperhatikan jumblah orang yang ada untuk melakukan tugas-tugas yang sudah
direncanakan, oleh sebab itu perlu ada pertanggungjawaban dari setiap orang yang terlibat di
dalamnya.

Gereja harus peka dalam penggunaan keuaangan, sekalipun gereja berbeda dengan organisasi
yang lainnya. Namun, dalam penataan keuangan tetaplah harus dipertanggungjawabkan sama
dengan organisasi yang umum. Karena pengaturan manajemen keuangan yang baik akan
memberikan informasi berkelanjutan yang berguna memberikan gambaran apakah tujuan itu
dapat atau sudah terlealisasikan. Sehingga banyak pihak dari pelaksana, ataupun dari pihak
sasaran yang akan diuntungkan serta berharap untuk memperoleh manfaat yang dijanjikan
gereja dan bisa mendapatkan informasi mengenai sasaran yang berhasil diraih oleh gereja.

Yang menjadi pedoman dari setiap perencanaan, gereja adalah visi, misi dan tuujuan gereja.
Penyusunan program dan kegiatan berdasarkan departemen atau bidang-bidang dalam
organisasi gereja harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan. Itulah yang diterapkan
oleh Nehemia dalam pembangunan tembok Yerusalem, karena visi,misi dan tujuan yang jelas
dan pengorganisasian yang baik sehingga tembok dapat dibangun hanya dalam waktu 52 hari.
Untuk itu, dalam menyusun rencana kerja organisasi gerja perlu memperhaikan tujuan utama
gereja.

 
 
 
 
BAB. V. PENUTUP
 
Kesimpulan
            Manajemen adalah salah satu aspek pelayanan, dalam pengertian bahwa manajemen
bersifat sekunder dibandingkan dengan bidang-bidang pelayanan yang lain. Manajemen gereja
adalah salah satu alat untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran gereja. Manajemen dan
pelayanan gerejawi adalah dua fungsi yang berbeda (terpisah) satu dengan lainnya. Gereja
adalah organisme yang tidak dapat dilayani dengan menggunakan teknik-teknik manajemen
sekuler. Karena itu dibutuhkan sebuah manajemen yang khas/khusus. Manajemen adalah
sarana pelayyanan, sehingga fungsi dan tekhniknya dapat dimanfaatkan demi efisiensi
pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai